Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Kamis (18/9) merilis video baru seorang sandera yang disebut-sebut bernama John Cantlie dan berprofesi sebagai fotografer berkebangsaan Inggris. Video ini menjadi video keempat setelah sebelumnya ISIS merilis tiga video pembunuhan tiga sandera Barat, yaitu dua wartawan Amerika Serikat (AS) dan satu lainnya warga negara Inggris anggota lembaga bantuan kemanusiaan.
Dalam video terbaru yang berdurasi 3 menit 22 detik dengan judul “Lend Me Your Ears” (Pinjamkan Kepadaku Pendengaranmu), pria yang diklaim sebagai John Cantlie terlihat duduk di depan meja mengenakan kaus warna oranye seperti para sandera dalam video-video sebelumnya.
Berbeda dengan tiga video sebelumnya, dalam video kali ini tidak terlihat aksi eksekusi atau pemenggalan kepala, melainkan baru sebatas propaganda ISIS melalui suara korban yang duduk tenang tanpa didampingi algojo bertopeng seperti biasanya. Selain itu, video yang juga diunggah di situs berbagi video You Tube itu tidak lagi dengan latar belakang tempat terbuka di tengah gurun, melainkan dengan latar belakang hitam dan gelap.
Di depan kamera dengan tenang pria dalam kondisi rambut yang cepak itu mengaku bekerja untuk beberapa surat kabar dan majalah Inggris termasuk Sunday Times, Sun dan Sunday Telefgraph serta datang ke Suriah pada tahun 2012 sebelum akhirnya disandera oleh ISIS.
“Saya mengetahui apa yang sedang Anda pikirkan sekarang. Anda mengira bahwa dia (John Cantlie) berbuat ini hanya karena dia seorang tawanan. Senjata telah ditodongkan ke kepalanya, dan dia pun terpaksa berbuat hal ini. Benarkah?”
Dia melanjutkan, “Ya, itu benar. Saya memang seorang tawanan, saya tak dapat memungkiri hal ini. Tapi setelah sekarang saya melihat saya dibiarkan oleh pemerintah saya dan nasib saya ada di tangan Negara Islam (IS/ISIS) maka saya tidak merasa kehilangan apa-apa lagi. Bisa jadi saya tetap hidup, dan bisa jadi saya akan terbunuh.”
Lebih jauh dia mengaku heran mengapa setelah perang di Afghanistan dan Irak yang disebutnya gagal dan terkutuk negara-negara Barat masih antusias untuk terlibat lagi dalam perang yang juga akan gagal.
Di bagian akhir dia mengajak pemirsa untuk menyaksikan video dirinya yang akan dirilis selanjutnya oleh ISIS dalam waktu dekat yang, menurutnya, bisa jadi akan mengejutkan.
Sejak ISIS menyebarkan video-video pembunuhan para sanderanya dari AS dan Inggris, pemerintah AS menginstruksikan peningkatan serangan terhadap ISIS di Irak. Pekan lalu Presiden AS Barack Obama menyatakan video-video itu memancing dukungan khalayak dunia kepada tindakan militer AS terhadap ISIS.
(Sunday-Times/The-Sun/Sunday-Telefgraph/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email