Kita dapat membagi sejarah kehidupan Imam Ali as dalam dua bagian. Pertama, kehidupan Imam Ali as dalam masa kekhalifahan tiga orang khalifah sebelumnya. Kedua, masa kekhalifahan Imam Ali as selama empat tahun sembilan bulan.
Dalam bagian pertama ini, mengontrol jalannya pemerintahan. Selama pemerintahan tiga orang khalifah selama kurang lebih seperempat abad, Imam Ali as melakukan pengawasan atas jalannya pemerintahan dan pelurusan atas sebagian penyimpangan yang mendasar yang terjadi pada mereka.
Sebab, masa sepeninggal Nabi saw adalah kelanjutan pembinaan Islam dalam kehidupan kemanusiaan. Oleh karena itu, kita melihat posisi Imam Ali as dalam penerapan hukum-hukum Islam dan mengarahkan hukunhukum itu dalam rote yang benar.
Imam Ali as dan sekelompok sahabat yang berkumpul di sekitarnya menjadi pengawas atas jalannya sistem politik pemerintahan, penaklukan-penaklukan, dan bahaya yang mengancam Madinah sebagai benteng Islam yang utama.
Filsafat Imam Ali as pada saat itu adalah diam selama urusan kaum Muslim terjaga dan tidak ada kezaliman yang menimpa mereka kecuali kepada dirinya sendiri.
Berkenaan dengan ini, kita sebutkan sebuah riwayat yang menyebutkan posisi Imam Ali as terhadap pelanggaran moral yang dilakukan oleh Al-Walid Ketika itu, Al- Walid menjabat gubernur di Kufah. Dia mabuk saat mengerjakan shalat di Masjid Jami Kufah, padahal dia sedang mengimami orang banyak. Akan tetapi, Khalifah Utsman menolak untuk menerapkan hukuman cambuk atasnya. Maka, Imam Ali as melaksanakan hukuman hudud (cambuk) itu kepada Al-Walid dengan tangannya sendiri di hadapan khalayak ramai seraya mengumumkan bahwa dia tidak akan toleransi dalam penerapan hukum Allah, dan dia tidak akan berdiam diri di hadapan penyimpangan.
Bagian kedua, pelurusan kebudayaan. Masa pemerintahan dan kekhalifahan Imam Ali as tergolong singkat. Pada masa pemeritahannya itu, Imam Ali as dihadapkan pada perseteruan politik yang sengit dan pemberontakan serta peperangan yang berkepanjangan. Meskipun demikian, Imam Ali as senantiasa berjalan pada garis yang lurus (istiqamah).
Di antara masalah yang terberat yang dihadapi Imam Ali as dalam masa kekhalifahannya adalah fenomena yang berbahaya yang dapat memadamkan spirit Islam dan menenggelamkan masyarakat Islam dalam kehidupan duniawi.
Penaklukan-penaklukan yang dilakukan pada masa khalifahkhalifah sebelumnya telah menjadikan harta benda berlimpah berdatangan di ibukota Islam, Madinah, dan hal ini berpengaruh pada kehidupan duniawi kaum Muslim. Maka, Imam Ali as berperan aktif dalam mengarahkan dan membimbing mereka untuk menjalani kehidupan yang zuhud dan takwa serta berpaling dari dunia. Di samping itu, Imam Ali as sangat ketat dan disiplin dalam menerapkan keadilan sosial di tengah-tengah masyarakat.
Semua ini telah menjadikan Imam Ali as hams membayar dengan harga yang mahal, yaitu jiwa beliau yang mulia. Imam Ali terbunuh sebagai syahid di mihrab masjid.
Imam Ali as tidak pemah mengabaikan sisi pendidikan kepada murid-muridnya sehingga mereka menjadi pengemban ilmu dan makrifat serta para juru dakwah Islam yang murni.
[Imamah – Mujtaba Musawi Lari]
(Hauzah-Maya/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email