Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS KHAZANAH - KAJIAN. Show all posts
Showing posts with label ABNS KHAZANAH - KAJIAN. Show all posts

WANITA PENGHUNI SURGA LEBIH CANTIK DARI BIDADARI SURGA


Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku, “ Maukah aku tunjukkan seorang wanita
penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya. ’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu. ’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap. ’ “Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni
surga di kala nafasnya masih dihembuskan.

Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.
Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni
surga…….????????
Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam????

Tidak.” dia adalah wanita yang berkulit hitam “.

Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia dihadapan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu
yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari
surga.

Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak
kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-
noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri.

Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu…
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya. ”

Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit.

Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya.

Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???

Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga…

Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“ Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli ?”
Beliau shallallahu’‘alaihi wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak. ”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya. ’.” (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah. Betapa indahnya perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang seharusnya membuat kita, wanita dunia, menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi wanita penghuni surga.

(Insepar-Foundation/ABNS)

Kata Mutiara Bung Karno

Foto: dinasuciwahyuni.blogspot.com

Kumpulan Kata-Kata Mutiara Bung Karno Presiden RI  (1945 – 1966)

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)

“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)

“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)

“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)

“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)

“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)

“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)

“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)

(Pena-Soekarno/ABNS)

Cara Fathimah Az Zahra meminta maaf kepada suaminya Imam Ali


Ketaatan Fatimah Az Zahra kepada suaminya Sayyidina Ali menyebabkan Allah subhanahu wa ta`ala mengangkat darajatnya. Fatimah Az Zahra tidak pernah mengeluh dengan kekurangan dan kemiskinan keluarga mereka. Tidak juga dia meminta-minta hingga menyusah-nyusahkan suaminya.

Meski begitu, kemiskinan tidak menghalangi Fatimah Az Zahra untuk selalu bersedekah. Dia tidak sanggup untuk kenyang sendiri apabila ada orang lain yang kelaparan. Dia tidak rela hidup senang dikala orang lain menderita. Bahkan dia tidak pernah membiarkan pengemis melangkah dari pintu rumahnya tanpa memberikan sesuatu meskipun dirinya sendiri sering kelaparan.

Pernah suatu hari, Fatimah Az Zahra telah membuat Ali terusik hati dengan kata-katanya. Menyadari kesalahannya, Fatimah Az Zahra segera meminta maaf berulang-ulang kalh.

Melihat air muka suaminya tidak juga berubah, maka Fatimah Az Zahra berlari-lari seperti anak kecil mengelilingi Ali. Tujuh puluh kali dia ‘tawaf’ sambil merayu-rayu mohon untuk dimaafkan. Melihat tingkah laku Fatimah Az Zahra itu, tersenyumlah Ali dan lantas memaafkan isterinya itu.

“Wahai Fatimah, kalaulah dikala itu engkau mati sedangkan suamimu Ali tidak memaafkanmu, niscaya aku tidak akan menyolatkankan jenazahmu,” Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam memberi nasihat kepada puterinya itu saat perkara ini sampai ke telinga Nabi SAW.

Begitulah yang ditetapkan Allah SWT mengenai kedudukan suami sebagai pemimpin bagi seorang isteri. Betapa seorang isteri itu perlu berhati-hati di saat berhadapan dengan suami. Apa yang dilakukan Fatimah Az Zahra itu bukanlah suatu kesengajaan. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah agung ini.

(Eka-Mauluddin/ABNS)

Makanan dan Minuman Ahli Neraka


Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang dijaga oleh malaikat yang bengis lagi kasar, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya, dan mereka melaksanakan apa yang diperintahkan. [Al-Tahrîm ayat 6].

Manusia, di neraka sekalipun pasti membutuhkan asupan, dan asupan itu adalah makanan dan minuman. Makanan dan minuman di neraka tidak pernah mengenyangkan dari kelaparan dan tidak pernah memuaskan dari kehausan, dan bahkan makanan dan munuman di sana adalah salah satu bentuk sikaan yang mengerikan yang dipaksakan kepada mereka. Na'ûdzu billâhi min dzâlik! Tentang Makanan Ahli Neraka Allah 'azza wa jalla berfirman, Bagi mereka tidak ada makanan selain Dharî' yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. [Terjemah sûrah Al-Ghâsyiyah ayat 6-7].

Firman-Nya yang maha tinggi, Sesungguhnya pohon Zaqqûm itu makanan orang yang berdosa. [Terjemah sûrah Al-Dukhân ayat 44].

Ibnu 'Abbâs berkata, "Tatkala turun ayat ini, Abû Jahal mengatakan, 'Sesungguhnya Muhammad menakut-nakuti kami, bawakan kemari mentega dan kurma, dan makanlah Zaqqûm itu.' Lalu Allah menurunkan (ayat), Sesungguhnya ia adalah pohon yang keluar (tumbuh) dari dasar neraka Jahîm yang buahnya seperti kepala-kepala setan." [Majma' Al-Bahrain, bab huruf Zây] Firman-Nya yang maha tinggi, Maka di sana tidak ada baginya seorang teman, dan tidak ada makanan selain dari ghislîn. [Terjemah Sûrah Al-Hâqqah ayat 36].

Dharî' adalah makanan yang berduri yang sangat busuk dan menjijikkan yang kalau dimakan sangat susah ditelannya. Tentang Dharî' Rasulullah saw bersabda, "Dharî' adalah suatu makanan di dalam neraka mirip duri (syauk) yang lebih pahit dari kesabaran, lebih busuk dari bangkai dan lebih panas dari api, Allah menamainya dharî'." [Mîzân Al-Hikmah 2/166].

Imam Ja'far Al-Shâdiq as berkata, "Kalaulah setetes dari (getah) dharî' itu menetes ke dalam minuman penduduk dunia, niscaya penduduknya mati karena saking baunya." [Mîzân Al-Hikmah 2/166].

Zaqqûm adalah ponon yang sangat pahit, rasa dan baunya sangat busuk, dan makanan itu sangat dibenci oleh ahli neraka. Zaqqûm buahnya mirip kepala setan yang jika dimakan tertancap di kerongkongan; sulit masuk ke dalam perut dan tidak bisa keluar lagi, dan tentunya orang yang memakannya akan sangat tersiksa, namun akhirnya buah itu pun masuk ke dalam rongga perut hingga mendidih ia di dalam perut ahli neraka.

Dari Imam 'Ali as bahwa Nabi saw bersabda, "Demi yang diri Muhammad di tangan-Nya, kalaulah setetes dari (getah) Zaqqûm itu menetes ke gunung-gunung yang ada di muka bumi, niscaya gunung-gunung itu terbenam ke dasar tujuh bumi karena tidak kuasa menerimanya, maka bagaimanakah terhadap orang yang meminumnya? Dan demi Tuhan yang diriku di tangan-Nya seandainya satu cambuk yang disebutkan Allah di dalam kitab-Nya diletakkan di atas gunung-gunung yang ada di muka bumi, niscaya gunung-gunung itu akan terbenam ke dalam tujuh bumi karena tidak kuasa menerimanya, maka bagaimanakah orang yang dicambuk di dalam neraka pada hari kiamat?" [Bihâr Al-Anwâr 8/302].

Hamîm adalah minuman yang mendidih yang sangat panas, yang jika diminum akan terbakar orang yang meminumnya karena saking panasnya. Ghislîn adalah makanan yang keluar dari isi perut ahli neraka dan dari setiap luka dan keluar dari dubur. Tentang Ghislîn Rasulullah saw bersabda, "Kalaulah seember ghislîn ditumpahkan di tempat terbit matahari (di belahan bumi bagian timur), niscaya mendidihlah tengkorak-tengkorak (otak-otak manusia) hingga ke baratnya." [Mîzân Al-Hikmah 2/166].


Tentang Minuman Ahli Neraka 

Allah 'azza wa jalla berfirman, Dan orang-orang yang ingkar bagi mereka minuman dari Hamîm. [Terjemah sûrah Yûnus ayat 4].

Firman-Nya yang maha tinggi, Maka sesudah itu kamu akan meminumnya dari Hamîm, maka mereka meminumnya seperti unta yang kehausan. [Terjemah sûrah Al-Wâqi'ah 54-55]

Rasulullah saw bersabda tentang firman Allah yang maha tinggi, Dan dia diberi minum dari air Shadîd. Beliau bersabda, "Didekatkan (air Shadîd itu) kepadanya dan dia sangat membencinya, jika telah didekatkan kepadanya, maka terbakarlah mukanya dan terkelupaslah kulit-kulit kepalanya dengan rambutnya, dan apabila dia meminumnya, maka hancurlah usus-ususnya hingga usus-usus yang hancur itu keluar dari duburnya. Dan Allah berfirman, Dan beri minumlah mereka air Hamîm! Lalu air tersebut memutuskan usus-usus mereka. Dan Dia berfirman, Apabila mereka meminta minum, mereka diberi minuman dari air seperti cairan tembaga yang membakar wajah-wajah." [Mîzân Al-Hikmah 2/167]

Rasulullah saw bersabda, "Seandainya satu bunga api dari bunga api Jahannam terpelanting ke timur (bumi), niscaya akan dirasakan panasnya oleh orang orang yang ada di sebelah barat." [Mîzân Al-Hikmah 2/167].

Imam 'Ali bin Abî Thâlib as bersabda, "Sesungguhnya ahli neraka (merasakan) tatkala Zaqqûm dan Dharî' yang dimakan itu mendidih di dalam perutnya seperti mendidihnya Hamîm, mereka meminta minum, lalu didatangkan minuman Ghassâq dan Shadîd, lalu mereka menegaknya dan hampir-hampir mereka tidak dapat menelannya, dan datanglah kepada mereka kematian (kepayahan yang amat sangat dahsyat) dari setiap penjuru, namun dia tidaklah mati." [Mîzân Al-Hikmah 2/167].

Shadîd adalah nanah dan darah. Ada yang mengatakan: Ia adalah nanah seakan-akan air dalam kehalusannya, dan darah dalam bentuknya. Ada yang mengatakan: Ia adalah cairan yang mengalir dari kulit-kulit penduduk neraka. [Majma' Al-Bahrain, bab huruf Shâd].

Ghassâq makanan yang sangat dingin merupakan darah dan nanah ahli neraka. Ada yang mengatakan: Hamîm membakar karena saking panasnya, dan Ghassâq membakar karena saking dinginnya. Dan ada yang mengatakan: Ghassâq itu makanan yang amat dingin yang sangat bau. [Majma' Al-Bahrain, bab huruf Ghîn]


Tentang Siksaan Neraka yang Lain 

Dari 'Amr bin Tsâbit dari Abû Ja'far Muhammad bin 'Ali Al-Bâqir as berkata, "Sesungguhnya para penghuni neraka itu di sana mereka melolong seperti lolongan anjing-anjing dan serigala karena mendapatkan siksaan yang sangat pedih, maka apa sangkaanmu wahai 'Amr dengan kaum yang Mereka tidak dibinasakan hingga mati dan tidak diringankan dari mereka siksaannya?
Di sana mereka kehausan dan kelaparan, penglihatan mereka menjadi tumpul; mereka tuli, bisu dan buta, wajah-wajah mereka menjadi hitam, di sana mereka rugi dan menyesal, mereka dimurkai dan tidak dirahmati, dari azab mereka tidak diringankan, di dalam api neraka mereka mengerang, dari air yang mendidih mereka minum, dari ponon Zaqqûm mereka makan, oleh anjing-anjing neraka mereka dicabik-cabik, dengan maqâmi' (alat pemukul) kepala-kepala mereka dipukuli, dan para malaikat yang bengis lagi kasar tidak menyayangi mereka, di dalam neraka muka-muka mereka diseret, bersama setan-setan mereka disatukan, dalam rantai-rantai dan belenggu mereka diikat, jika mereka berdoa tidak dikabulkan, dan bila mereka meminta kebutuhan tidak ditunaikan, itulah keadaan orang yang masuk neraka." [Bihâr Al-Anwâr 8/281]


Doa Qunût Witir Imam 'Ali

 اللَّهُمَّ خَلَقْتَنِي بِتَقْدِيْرٍ وَتَدْبِيْرٍ وَتَبِصِيْرٍ بِغَيْرِ تَقْصِيْرٍ, وَأَخْرَجْتَنِي مِنْ ظُلُمَاتٍ ثَلاَثٍ بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ. أُحَاوِلُ الدُّنْيَا ثُمَّ أُزَاوِلُهَا ثُمَّ أُزَايِلُهَا, وَآتَيْتَنِي الْكَلاَءَ وَالْمَرْعَى, وَبَصَّرْتَنِي الْهُدَى, فَنِعْمَ الرَّبُّ أَنْتَ وَنِعْمَ الْمَوْلَى. فَيَا مَنْ كَرَّمَنِي وَشَرَّفَنِي وَنَعَّمَنِي, أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الزَّقُّوْمِ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْحَمِيْمِ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ مَقِيْلٍ فِي النَّارِ بَيْنَ أَطْبَاقِ النَّارِ فِي ظِلاَلِ النَّارِ يَوْمَ النَّارِ يَا رَبَّ النَّارِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مَقِيْلاً فِي الْجَنَّةِ بَيْنَ أَنْهَارِهَا وَأَشْجَارِهَا وَثِمَارِهَا وَرَيْحَانِهَا وَخَدَمِهَا وَأَزْوَاجِهَا. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْخَيْرِ: رِضْوَانَكَ وَالْجَنَّةَ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الشَّرِّ: سَخَطِكَ وَالنَّارِ. هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ, هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ, هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَوْفَكَ فِي جَسَدِي كُلِّهِ, وَاجْعَلْ قَلْبِي أَشَدَّ مَخَافَةًً لَكَ مِمَّا هُوَ, وَاجْعَلْ لِي فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ حَظًّا وَنَصِيْبًا مِنْ عَمَلٍ بِطَاعَتِكَ وَاتِّبَاعِ مَرْضَاتِكَ. اللَّهُمَّ أَنْتَ مُنْتَهَى غَايَتِي وَرَجَائِي وَمَسْأَلَتِي وَطَلِبَتِي, وَأَسْأَلُكَ يَا إِلَهِي كَمَالَ اْلإِيْمَانِ, وَتَمَامَ الْيَقِيْنِ, وَصِدْقَ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ, وَحُسْنَ الظَّنِّ بِكَ. يَا سَيِّدِي اِجْعَلْ إِحْسَانِي مُضَاعَفًا, وَصَلاَتِي تَضَرُّعًا, وَدُعَائِي مُسْتَجَابًا, وَعَمَلِي مَقْبُوْلاً, وَسَعْيِي مَشْكُوْرًا, وَذَنْبِي مَغْفُوْرًا, وَلَقِّنِي مِنْكَ نَضْرَةً وَسُرُوْرًا, وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ.

Allâhumma khalaqtanî bitaqdîrin wa tadbîrin wa tabshîrin bighairi taqshîr, wa akhrajtanî min zhulumâtin tsalâtsin bihaulika wa quwwatik, uhâwilud dun-yâ tsumma uzâwiluhâ tsumma uzâyiluhâ, wa âtaitanil kalâ`a wal mar‘â, wa bashshartanil hudâ fani‘mar rabbu anta wa ni‘mal maulâ.

Fayâ man karramanî wa syarrafanî wa na‘‘amanî, a‘ûdzu bika minaz zaqqûm, wa a‘ûdzu bika minal hamîm, wa a‘ûdzu bika min maqîlin fin nâri baina athbâqin nâri fî zhilâlin nâri yauman nâri yâ rabban nâr.

Allâhumma innî as`aluka maqîlan fil jannati baina anhârihâ wa asyjârihâ wa tsimârihâ wa raihânihâ wa khadamihâ wa azwâjihâ. Allâhumma innî as`aluka khairal khairi ridhwânaka wal jannah, wa a‘ûdzu bika min syarrisy syari sakhathika wan nâr. Hâdzâ maqâmul ‘â`idzi bika minan nâr, hâdzâ maqâmul ‘â`idzi bika minan nâr, hâdzâ maqâmul ‘â`idzi bika minan nâr.[1]

Allâhummaj‘al khaufaka fî jasadî kullih, waj‘al qalbî asyadda makhâfatan laka mimmâ huw, waj‘al lî fî kulli yaumin wa lailatin hazhzhan wa nashîban min ‘amalin bithâ‘atika wattibâ‘i mardhâtik.

Allâhumma anta muntahâ ghâyatî wa rajâ`î wa mas`alatî wa thalabî. As`aluka yâ ilâhî kamâlal îmân, wa tamâmal yaqîn, wa shidqat tawakkuli ‘alaik, wa husnazh zhaznni bik. Yâ sayyidij‘al ihsânî mudhâ‘afâ, wa shalâtî tadharru‘â, wa du‘â`î mustajâbâ, wa ‘amalî maqbûlâ, wa sa‘yî masykûrâ, wa dzanbî maghfûrâ, wa laqqinî minka nadhratan wa surûrâ, wa shallallâhu ‘alâ muhammadin wa ãlih.

Ya Allah, Engkau telah menciptakanku dengan takdir, pengaturan dan pengawasan tanpa pengurangan, Engkau telah mengeluarkanku dari kegelapan yang tiga dengan daya dan kekuatan-Mu, aku bergelut dengan dunia, lalu mengelolanya kemudian menghilangkannya, Engkau telah mendatangkan kepadaku padanya rerumputan dan tempat menggembala, Engkau perlihatkan kepadaku padanya petunjuk, maka sebaik-baik pengelola dan tuan adalah Engkau.

Wahai Yang telah memuliakanku, menghormatiku dan memberi nikmat kepadaku, aku berlindung kepada-Mu dari Zaqqûm, aku berlindung kepada-Mu dari Hamîm, dan aku berlindung kepada-Mu dari tempat tinggal di dalam neraka di antara penjara-penjara neraka, di dalam naungan api neraka pada hari api neraka wahai Pemilik neraka. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu tempat tinggal di dalam surga di antara sungai-sungainya, pepohonannya, buah-buahannya, wewangiannya, pelayannya dan pasangannya.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan yang paling baik yaitu kerelaan-Mu dan surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang paling buruk yaitu murka-Mu dan neraka. Inilah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka, inilah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka, inilah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka.

Ya Allah, jadikanlah rasa takut kepada-Mu dalam jasadku seluruhnya, dan jadikanlah hatiku kuat rasa takutnya kepada-Mu yang ada padanya, dan jadikanlah bagiku pada setiap hari dan malam bagian dan nasib dari amal karena taat kepada-Mu dan mengikuti keridhaan-Mu.

Ya Allah, Engkau puncak dari tujuanku, dambaanku, permohonanku dan tuntutanku. Aku memohon kepada-Mu wahai Tuhanku kesempurnaan îmân, kesempurnaan keyakinan, kebenaran tawakkal kepada-Mu dan kebaikan sangkaan terhadap-Mu. Wahai Tuanku (Sayyidî), jadikanlah kebaikanku berlipat ganda, shalatku merendahkan diri, doaku dikabulkan, amalku diterima, usahaku disyukuri dan dosaku diampuni, dan pertemukanlah aku dengan kegembiraan dan kebahagiaan dari-Mu, dan Allah ber-shalawât bagi Muhammad dan Keluarganya.

(Abu-Zahra/ABNS)

Berbuat Baik kepada Manusia yang Sudah Wafat


عَنْ عُمَرَ بْنِ يَزِيدَ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع نُصَلِّي عَنِ الْمَيِّتِ فَقَالَ نَعَمْ حَتَّى إِنَّهُ لَيَكُونُ فِي ضِيقٍ فَيُوَسِّعُ اللَّهُ عَلَيْهِ ذَلِكَ الضِّيقَ ثُمَّ يُؤْتَى فَيُقَالُ لَهُ خُفِّفَ عَنْكَ هَذَا الضِّيقُ بِصَلَاةِ فُلَانٍ أَخِيكَ عَنْكَ قَالَ فَقُلْتُ لَهُ فَأُشْرِكُ بَيْنَ رَجُلَيْنِ فِي رَكْعَتَيْنِ قَالَ نَعَمْ 

Dari 'Umar bin Yazîd berkata: Saya bertanya kepada Abû 'Abdillâh as, "Apakah kami bisa shalat atas nama mayyit?" Beliau berkata, "Ya, hingga jika dia berada di dalam tempat yang sempit, maka Allah meluaskannya tempat yang sempit itu, kemudian didatangkan lalu dikatakan kepadanya: Telah diringankan dari kamu tempat yang sempit ini dengan shalat si Fulân saudaramu atas namamu." Saya bertanya, "Apakah saya bisa sertakan di antara dua orang dalam dua raka'at?" Beliau berkata, "Ya." [Al-Wasâ`il 2/444, hadîts 2598].

وَقَالَ ع إِنَّ الْمَيِّتَ لَيَفْرَحُ بِالتَّرَحُّمِ عَلَيْهِ وَ الِاسْتِغْفَارِ لَهُ كَمَا يَفْرَحُ الْحَيُّ بِالْهَدِيَّةِ تُهْدَى إِلَيْهِ 

Dan beliau as berkata, "Sesungguhnya mayyit itu gembira dengan disayangai atasnya dan dimintakan ampunan baginya sebagaimana orang yang hidup gembira dengan hadiah yang diberikan kepadanya." [Al-Wasâ`il 2/444, hadîts 2599].

وَ قَالَ ع يَدْخُلُ عَلَى الْمَيِّتِ فِي قَبْرِهِ الصَّلَاةُ وَ الصَّوْمُ وَ الْحَجُّ وَ الصَّدَقَةُ وَ الْبِرُّ وَ الدُّعَاءُ وَ يُكْتَبُ أَجْرُهُ لِلَّذِي يَفْعَلُهُ وَ لِلْمَيِّتِ 

Dan beliau as berkata, "Masuk kepada mayyit di dalam kuburnya shalat, puasa, haji, sedekah, kebaikan dan doa, dan dituliskan pahalanya bagi orang yang melakukannya dan bagi mayyit." [Al-Wasâ`il 2/444, hadîts 2600].

وَ قَالَ ع مَنْ عَمِلَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ عَنْ مَيِّتٍ عَمَلًا صَالِحاً أَضْعَفَ اللَّهُ لَهُ أَجْرَهُ وَ نَفَعَ اللَّهُ بِهِ الْمَيِّتَ 

Dan beliau as berkata, "Siapa yang mengamalkan amal yang saleh dari muslimîn atas nama mayyit, Allah lipat-gandakan baginya pahalanya, dan dengannya Allah jadikan manfaat bagi mayyit." [Al-Wasâ`il 2/444, hadîts 2601].

قَالَ ع مَا يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ أَنْ يَبَرَّ وَالِدَيْهِ حَيَّيْنِ وَ مَيِّتَيْنِ يُصَلِّي عَنْهُمَا وَ يَتَصَدَّقُ عَنْهُمَا وَ يَصُومُ عَنْهُمَا فَيَكُونَ الَّذِي صَنَعَ لَهُمَا وَ لَهُ مِثْلُ ذَلِكَ فَيَزِيدُهُ اللَّهُ بِبِرِّهِ خَيْراً كَثِيراً 

Beliau as telah berkata, "Apa yang menghalangi seseorang untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya baik masih hidup atau telah mati, dia shalat atas namanya, dia bersedekah atas namanya, dan dia puasa atas namanya, maka dia telah berbuat bagi mereka berdua dan baginya seperti itu, lalu Allah menambahnya dengan kebaikannya itu kebaikan yang banyak." [Al-Wasâ`il 2/444, hadîts 2602].

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَمَّارٍ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع مَا يَلْحَقُ الرَّجُلَ بَعْدَ مَوْتِهِ فَقَالَ سُنَّةٌ سَنَّهَا يُعْمَلُ بِهَا بَعْدَ مَوْتِهِ فَيَكُونُ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ يَعْمَلُ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْ‏ءٌ وَ الصَّدَقَةُ الْجَارِيَةُ تَجْرِي مِنْ بَعْدِهِ وَ الْوَلَدُ الطَّيِّبُ يَدْعُو لِوَالِدَيْهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا وَ يَحُجُّ وَ يَتَصَدَّقُ وَ يُعْتِقُ عَنْهُمَا وَ يُصَلِّي وَ يَصُومُ عَنْهُمَا فَقُلْتُ أُشْرِكُهُمَا فِي حَجَّتِي قَالَ نَعَمْ 

Dari Mu'âwiyah bin 'Ammâr berkata: Saya bertanya kepada Abû 'Abdillâh as, "Apa yang bisa menyusul seseorang setelah matinya?" Beliau berkata, "Sunnah (cara) yang dia sunnahkan yang diamalkan setelah matinya, maka baginya semisal pahala orang yang mengamalkannya tanpa berkurang dari pahala mereka sedikit pun, sedekah jâriyah mengalir setelahnya, anak yang baik yang berdoa bagi kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dia haji, dia sedekah, dan memerdekakan hamba atas namanya, dan dia shalat, dia puasa atas namanya." Saya bertanya, "Apakah saya bisa menyertakan mereka di dalam hajiku?" Beliau berkata, "Ya." [Al-Wasâ`il 2/444, hadîts 2603].

قَالَ ع إِذَا تَصَدَّقَ الرَّجُلُ بِنِيَّةِ الْمَيِّتِ أَمَرَ اللَّهُ جَبْرَئِيلَ أَنْ يَحْمِلَ إِلَى قَبْرِهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ فِي يَدِ كُلِّ مَلَكٍ طَبَقٌ فَيَحْمِلُونَ إِلَى قَبْرِهِ وَ يَقُولُونَ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا وَلِيَّ اللَّهِ هَذِهِ هَدِيَّةُ فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ إِلَيْكَ فَيَتَلَأْلَأُ قَبْرُهُ وَ أَعْطَاهُ اللَّهُ أَلْفَ مَدِينَةٍ فِي الْجَنَّةِ وَ زَوَّجَهُ أَلْفَ حَوْرَاءَ وَ أَلْبَسَهُ أَلْفَ حُلَّةٍ وَ قَضَى لَهُ أَلْفَ حَاجَةٍ 

Beliau as berkata, "Apabila orang bersedekah dengan niat orang yang telah mati, Allah perintahkan Jabrâ`il untuk membawa ke kuburnya tujuh puluh ribu malak yang pada tangan setiap malak ada baki, lalu mereka membawanya ke kuburnya dan mereka berkata, 'Salâm bagimu wahai wali Allah, ini hadiah Fulân bin Fulân kepadamu, maka bersinarlah kuburnya dan Allah memberinya seribu kota di dalan surga, dan Dia menikahkannya dengan seribu bidadari, dan Dia memberinya seriibu potong busana, dan Dia menunaikan baginya seribu kebutuhan." [Al-Wasâ`il 2/444, hadîts 2606].

(Abu-Zahra/ABNS)

Ratapan Sayyidah Fathimah di atas Kubur Ayahnya, Rasulullah saww


Menurut riwayat yang akurat, beliau mengambil tanah dari kuburan suci itu dan meletakkannya di wajahnya sambil berkata :

مَا ذَا عَلَى الْمُشْتَمِّ تُرْبَةَ أَحْمَدَ * أَنْ لاَ يَشَمَّ مَدَى الزَّمَانِ غَوَالِيَا

Selayaknya bagi orang yang pernah mencium turbah Ahmad untuk tidak mencium wangi-wangian sepanjang masa

صُبَّتْ عَلَيَّ مَصَائِبُ لَوْ أَنَّهَا * صُبَّتْ عَلَى الْأَيَّامِ صِرْنَ لَيَالِيَا

Aku tertimpa musibah demi musibah , seandainya musibah itu diturunkan disiang hari niscaya ia akan menjadi gelap gulita


Syaikh Yusuf as-Syâmi dalam buku Darru an-Nazim menulis bahwa Sayyidah Fatimah as melantunkan syair duka cita ini buat ayahnya :

قُلْ لِلْمُغَيَّبِ تَحْتَ أَثْوَابِ (أَطْبَاقِ) الثَّرَى * إِنْ كُنْتَ تَسْمَعُ صَرْخَتِيْ وَ نِدَائِيَا

Katakan kepada orang yang tertimbun dibawah tanah jika engkau mendengar suara dan panggilanku

صُبَّتْ عَلَيَّ مَصَائِبُ لَوْ أَنَّهَا * صُبَّتْ عَلَى الْأَيَّامِ صِرْنَ لَيَالِيَا

Aku tertimpa musibah yang bertubi-tubi, seandainya musibah itu dituangkan disiang hari niscaya ia akan gelap gulita

قَدْ كُنْتُ ذَاتَ حِمًى بِظِلِّ مُحَمَّدٍ * لاَ أَخْشَ مِنْ ضَيْمٍ وَ كَانَ حِمَالِيَا

Tatkala aku berada dibawah lindungan Mohammad, aku tidak pernah merasa ketakutan dari kezaliman

فَالْيَوْمَ أَخْضَعُ لِلذَّلِيْلِ وَ أَتَّقِيْ * ضَيْمِيْ وَ أَدْفَعُ ظَالِمِيْ بِرِدَائِيَا

Namun hari ini aku harus tunduk kepada orang hina dan takut dari kezaliman sementara penolong dan pelindungku hanya bajuku ini

فَإِذَا بَكَتْ قُمْرِيَّةٌ فِيْ لَيْلِهَا * شَجَنًا عَلَى غُصْنٍ بَكَيْتُ صَبَاحِيَا

Lalu menangislah bintang-bintang dilangit di malam hari turut berduka, akupun menangis dipagi harinya

فَلَأَجْعَلَنَّ الْحُزْنَ بَعْدَكَ مُوْنِسِيْ * وَ لَأَجْعَلَنَّ الدَّمْعَ فِيْكَ وِ شَاحِيَا

Aku jadikan kesedihan setelahmu sebagai kesenanganku dan aku jadikan tetesan air mata untukmu sebagai selempang.


Diambil dari Mafatihul Jinan

(Darut-Taqrib/Farazdaq/ABNS)

Kelebihan dan Keistimewaan Imam Ali as


Mengungkapkan kelebihan & keistimewaan Imam Ali as tidak ada habisnya dan sangatlah mempesona di dalam jiwa pecintanya.

Keutamaan Imam Ali yg tidak akan pernah disamai oleh siapapun.
1. Lahir didalam ka'bah
2. Diasuh dan dididik oleh Al-Mustafa.
3. Menikah dengan penghulu wanita terbaik di semesta alam.
4. Pernah berdiri diatas pundak Rasulullah sewaktu menghancurkan berhala di sekitar ka'bah.
5. Ayunan pedangnya pada perang Khandaq, lebih baik drpd ibadah seluruh makhluq.
6. Penakluk khaibar dan mendobrak gerbang khaibar seorang diri.
7. Setiap peperangannya disisi Rasulullah, membunuh pasukan musuh paling sedikit 29 orang.
8. Ayah bagi dua penghulu pemuda surga.
9. Syahid dibulan terbaik
10. Syahid ditempat terbaik dari mesjid (mihrab)
11. Syahid sedang melakukan amalan terbaik (sholat)
12. Syahid dalam posisi paling baik (sujud)


Allahumma inni ataqarrabu ilayKa bi wilayati Amiiril Mu`minin ‘Ali bin Abi Thalib ‘alayhissalam.

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Mutiara Hadist Imam Hasan Al-Askari a.s


“Tidak ada kemuliaan bagi orang yang meninggalkan kebenaran, dan tidak ada kehinaan bagi orang yang mengamalkannya”.

“Dua perkara yang tidak ada sesuatu pun yang lebih unggul di atas keduanya: iman kepada Allah dan kawan yang bermanfaat”.

“Keberanian seorang anak terhadap orang tuanya di masa kecil akan mendorongnya kepada kedurhakaan terhadapnya di saat dewasa”.

“Bukan termasuk kebajikan menampakkan kegembiraan di hadapan seorang yang sedih”.

“Cukup bagimu sebuah pelajaran yang menjauhkanmu dari segala yang tidak kau sukai dari orang lain”.

“Seluruh keburukan telah terkumpul dalam satu rumah, dan kuncinya adalah dusta”.


(Prajurit-Al-Mahdi-ABNS)

Mutiara Hadist Imam Musa Al-Kadzim a.s


“Katakan yang hak, walaupun akan mendatangkan kerugian kepadamu.”

“Jika engkau menjadi seorang pemimpin yang bertakwa, maka seharusnya engkau bersyukur kepada Allah atas anugerah ini.”

“Bersikaplah tegas dan keras terhadap orang-orang zalim sehingga engkau dapat merebut hak orang-orang mazlum (yang teraniaya) darinya.”

“Kebaikan yang utama adalah menolong orang-orang yang tertindas.”

“Dunia ini berkulit halus dan cantik, ibarat seekor ular. Namun, ia menyimpan racun pembunuh di dalamnya.”

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Mutiara Hadist Imam Muhammad Al-Baqir a.s


•“Kesombongan tidak akan masuk ke dalam hati seseorang kecuali akalnya kurang.”

• “Seorang alim yang mengamalkan ilmunya adalah lebih utama dari seribu orang ‘abid (yang tekun ibadah). Demi Allah, kematian seorang alim lebih disukai oleh iblis daripada kematian tujuh puluh orang ‘abid.”

• Kepada salah seorang anaknya, beliau mengatakan, “Wahai anakku, jauhilah kemalasan dan kebosanan, karena keduanya adalah kunci segala keburukan. Sesungguhnya bila kamu malas, niscaya engkau tidak akan pernah menunaikan tanggung jawabmu, dan bila kamu bosan niscaya engkau tidak akan bersabar dalam melaksanakan tugasmu.”

• “Cukuplah besarnya aib seseorang tatkala ia memandang aib orang lain sementara aibnya sendiri tidak pernah ia lihat. Dan cukuplah besarnya aib seseorang tatkala ia memerintahkan orang lain akan suatu yang ia sendiri tidak mampu mengembannya.”

• Dalam nasihat untuk salah seorang sahabatnya, Imam as mengatakan, “Aku wasiatkan kepadamu lima perkara: bila engkau dianiaya, maka janganlah kau membalasnya, bila engkau dikhianati, maka janganlah kau balas dengan khianat pula, bila kau didustai, maka janganlah kau balas dengan dusta pula, bila engkau dipuji, maka janganlah kau merasa puas, dan bila kau dicela, maka janganlah kau bersedih.”

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS) 

Mutiara Hikmah dari Kalam Sayyidina Imam Ali Karramallahu Wajhah


1. Permulaan kebaikan dipandang ringan, tetapi akhirnya dipandang berat. Hampir-hampir saja pada permulaannya dianggap sekadar menuruti khayalan, bukan pikiran; tetapi pada akhirnya dianggap sebagai buah pikiran, bukan khayalan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa memelihara pekerjaan lebih berat dari pada memulainya

2. Memulai pekerjaan adalah sunnah, sedangkan memeliharanya adalah wajib

3. Jika engkau ingin mengetahui watak seseorang, maka ajaklah dia bertukar pikiran dengan mu. Sebab, dengan bertukar pikiran itu, engkau akan mengetahui kadar keadilan dan ketidakadilannya, kebaikan dan keburukannya

4. Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, akal bertemu dengan akal
Sebaik-baik kehidupan adalah yang tidak menguasaimu dan tidak pula mengalihkan perhatiaanmu (dari mengingat Allah SWT)

5. Tanyailah hati tentang segala perkara karena sesungguhnya ia adalah saksi yang tidak akan menerima suap
Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah keimanan.

6. Berbicaralah, niscaya kalian akan dikenal karena sesungguhnya seseorang tersembunyi dibawah lidahnya
Sesungguhnya hati memiliki keinginan, kepedulian, dan keengganan. Maka, datangilah ia dari arah kesenangan dan kepeduliaannya. Sebab, jika hati itu dipaksakan, ia akan buta

7. Tidak ada kenikmatan di dunia ini yang lebih besar dari pada panjang umur dan badan yang sehat
Sesungguhnya wanita (sanggup) menyembunyikan cinta selama empat puluh tahun, namun tidak (sangup) menyembunyikan kebenciaan walau hanya sesaat.

8. Tiga hal yang menyelamatkan, yaitu; takut kepada Allah, baik secara diam-diam maupun terang-terangan; hidup sederhana, baik di waktu miskin maupun kaya; dan berlaku adil, baik diwaktu marah maupun ridha
Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi; (pertama) tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang. (kedua) tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah. (ketiga) tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh. Barang siapa yang dalam urusannya berada pada posisi tidak memikirkan akibatnya, maka dia telah menghadapkan dirinya pada musibah yang besar

9. Diantara taufik adalah berhenti ketika ragu

10. Diantara amal kebajikan yang paling utama adalah; berderma di saat susah, bertindak benar ketika sedang marah, dan memberi maaf ketika mampu untuk menghukum

11. Kebajikan adalah apa yang dirimu merasa tenang padanya dan hatimu merasa tentram karenanya. Sedangkan dosa adalah yang jiwamu merasa resah karenanya dan hatimu menjadi bimbang
Jika perkataan keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati, dan jika ia keluar dari lidah, maka ia tidak akan mencapai telinga

12. Janganlah engkau merendahkan seseorang karena kejelekan rupanya dan pakaiannya yang usang, karena sesungguhnya Allah ta’ala hanya memandang apa yang ada dalam hati dan membalas segala perbuatan

13. Janganlah engkau teregsa-gesa mencela seseorang karena dosanya. Sebab barangkali dosanya telah diampuni. Dan janganlah engkau merasa aman akan dirimu karena suatu dosa kecil. Sebab, barangkali engkau akan diazab karena dosa kecilmu itu

14. Jauhilah olehmu posisi mengemukakan alasan. Sebab, ada kalanya alasan justru menetapkan kesalahan terhadap orang yang berdalih itu, meskipun dia bersih dari dosa itu

15. Barangsiapa yang telah kehilangan keutamaan kejujuran dalam pembicaraannya, maka dia telah kehilangan akhlaknya yang termulia

16. Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah, dan merusak kecintaan saudara

17. Janganlah engkau merasa senang dengan banyaknya teman, selama mereka bukan orang yang baik-baik. Sebab, kedudukan teman seperti api, sedikitnya adalah kenikmatan, sedangkan banyaknya adalah kebinasaan

18. Sebaik-baik teman, jika engkau tidak membutuhkannya, dia akan bertambah dalam kecintaannya kepadamu, dan jika engkau membutuhkannya, dia tidak akan berkurang sedikitpun kecintaannya kepadamu
Ada kalanya perang terjadi karena satu kalimat, dan ada kalanya pula cinta tertanam karena pandangan sekilas

19. Perbuatan buruk yang menjadikanmu bersedih karenanya lebih baik di sisi Allah dari pada perbutan baik yang membuatmu bangga Siapa yang memandang dirinya buruk maka dia adalah orang yang baik. Dan siapa yang memandang dirinya baik, dia adalah orang yang buruk.

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Mutiara Hadist Imam Ali ar-ridha a.s


“Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada orang tuanya, maka dia tidak bersyukur kepada Allah SWT.”

• “Barang siapa yang selalu mengawasi dirinya, niscaya akan beruntung, dan barang siapa melalaikannya, pasti akan merugi.”

• “Sebaik-baik akal adalah kesadaran seseorang akan dirinya sendiri.”

• “Bila seorang mukmin marah, maka kemarahannya tidak akan mengeluarkan dirinya dari bersikap benar. Dan jika ia senang, maka kesenangannya tidak akan menghanyutkannya ke dalam kebatilan. Dan jika ia punya kekuatan, ia tidak akan merebut lebih dari haknya.”

• “Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang menceritakan kejelekan orang dan orang yang mendengarkannya serta orang yang banyak bertanya.”

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Mutiara Hadis Imam Ali Zainal Abidin a.s


“Wahai anakku! Waspadalah terhadap lima macam manusia, dan janganlah kau bersahabat dan seperjalanan dengan mereka:
1. “Jauhilah bersahabat dengan pendusta, karena dia seperti fatamorgana; mendekatkan sesuatu yang jauh darimu dan menjauhkan sesuatu yang dekat denganmu.
2. “Jauhilah bersahabat dengan orang fasik, karena dia akan menjualmu dengan sesuap nasi atau selainnya.
3. “Jauhilah bersahabat dengan orang kikir, karena dia akan membiarkanmu ketika engkau membutuhkannya.
4. “Jauhilah bersahabat dengan orang dungu (tolol), karena dia akan mencelakakanmu padahal semestinya ia ingin menolongmu.
5. “Dan jauhilah bersahabat dengan orang yang suka memutuskan silaturahmi, karena aku mendapatinya terlaknat di dalam kitab Allah.”

• Dalam pesannya kepada sang putra, Imam Muhammad Al-Baqir as, Imam Ali Zainal Abidin as mengatakan, “Berbuat baiklah kepada setiap orang yang menuntut kebaikan. Jika ia adalah orang yang berhak menerima kebaikanmu, maka engkau telah melakukan hal yang semestinya. Tapi jika ia tidak berhak menerima kebaikanmu itu, maka engkau sungguh telah berhak mendapatkan kebaikan. Jika seseorang mencacimu dari sebelah kanan dan beralih ke sebelah kiri, lalu meminta maafmu, maka terimalah permintaannya.

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Mutiara Hadist Imam Al-Hadi a.s


1. Tempat-tempat terkabulnya doa
"Sesungguhnya Allah memiliki tempat-tempat yang Ia sangat suka jika hamba-hamba-Nya berdoa di situ, kemudian Ia akan mengabulkannya. Di antaranya kuburan Imam Husein a.s.".


2. Takut kepada Allah
"Orang yang takut kepada Allah akan disegani (oleh orang lain), orang yang menaati Allah, ia akan ditaati, orang yang menaati Sang Pencipta, ia tidak akan peduli dengan murka makhluk dan orang yang memurkakan Sang Pencipta, ia akan dimurkai oleh makhluk".


3. Taatilah orang yang memikirkan kebaikanmu!
"Taatilah orang yang (rela) memfokuskan kecintaan dan pendapatnya (untuk kepentinganmu)".


4. Yang memiliki peran absolut adalah Allah, bukan masa
"Jangan melampaui batas dan jangan menganggap masa memiliki peran dalam hukum Allah".


5. Akibat tidak memperdulikan makar Allah
"Barang siapa yang merasa aman dari makar Allah dan kepedihan siksaan-Nya, ia akan sombong sehingga maut datang menjemputnya, dan barang siapa yang tegar dalam menyembah Allah, maka seluruh musibah dunia akan ringan dalam pandangannya meskipun ia dipotong-potong dan digergaji".


6. Taqiyah
"Jika engkau berpendapat bahwa orang yang meninggalkan taqiyah seperti orang yang meninggalkan shalat, maka pendapatmu adalah benar".


7. Akibat bersyukur
"Orang yang bersyukur lebih berbahagia disebabkan oleh rasa syukurnya dari pada nikmat yang menyebabkannya bersyukur, karena nikmat itu adalah harta dunia dan rasa bersyukur adalah nikmat dunia dan akhirat".


8. Dunia adalah tempat ujian
"Sesungguhnya Allah menjadikan dunia sebagai tempat ujian dan akhirat tempat kembali. Ia menjadikan ujian dunia sebagai sebab untuk mendapatkan pahala di akhirat dan pahala akhirat sebagai harga bagi ujian di dunia".


9. Orang lalim yang penyabar
"Sesungguhnya orang lalim yang penyabar sangat mungkin untuk dimaafkan karena kesabarannya, dan orang yang benar, akan tetapi tolol, sangat mungkin cahaya kebenarannya terpadamkan karena ketololannya".


10. Orang yang tidak memiliki harga diri
"Orang yang menganggap dirinya hina, janganlah engkau merasa aman dari kejahatannya".


11. Dunia adalah tempat keberuntungan dan kerugian
"Dunia adalah pasar, sebagian orang mendapatkan untung dan sebagian yang lain mengalami kerugian".


12. Dengki dan egoisme
"Rasa dengki adalah pembasmi kebajikan, bohong adalah penimbul permusuhan, kesombongan adalah pencegah (seseorang) untuk mencari ilmu, penyebab kehinaan dan kebodohan, kikir adalah akhlak yang paling tercela dan rakus adalah karakter yang buruk".


13. Menjauhi sifat penjilat
Imam Hadi a.s. berkata kepada seseorang yang telah memujinya dengan berlebihan: "Hentikanlah pekerjaan ini, karena sifat penjilat akan mendatangkan buruk sangka. Jika engkau sudah tidak percaya lagi kepada orang lain, janganlah terlalu memujinya dan tunjukkanlah niat baikmu".


14. Tempat berbaik dan berburuk sangka
"Jika keadilan pada suatu masa lebih dominan dari pada kezaliman, maka diharamkan untuk berburuk sangka terhadap seseorang kecuali jika kita tahu tentang kezalimannya. Dan jika kezaliman pada suatu masa lebih dominan dari pada keadilan, maka tidak berhak bagi kita untuk berbaik sangka terhadap seseorang selama kita tidak mengetahui kebaikan darinya".


15. Lebih baik dari kebajikan dan lebih indah dari keindahan
"Lebih baik dari kebajikan, orang yang mengerjakannya, lebih indah dari keindahan, orang yang mengucapkannya, lebih utama dari ilmu, orang yang memilikinya, lebih buruk dari keburukan, orang yang melakukannya dan lebih menakutkan dari hal-hal yang menakutkan, orang mewujudkannya".


16. Mengharap tidak pada tempatnya
"Jangan mengharapkan keakraban dari orang yang engkau marah terhadapnya, kesetiaan dari orang yang kau khianati, dan nasihat dari orang yang engkau berburuk sangka kepadanya. Sesungguhnya (harapan) hati orang lain (terhadapmu) seperti (harapan) hatimu (terhadapnya)".


17. Mempergunakan nikmat sebaik-baiknya
"Tampakkanlah nikmat (kepada orang lain) dengan mempergunakannya sebaik-baiknya dan mintalah tambahan nikmat dengan cara mensyukurinya. Ketahuilah bahwa jiwa manusia akan lunak di hadapan anugerah yang kau berikan kepadanya dan penasaran jika engkau mencegahnya dari sesuatu yang ingin diketahuinya".


18. Murka terhadap bawahan
"Kemurkaan terhadap bawahan adalah sebuah kehinaan".


19. Pendurhaka terhadap orang tua
"Durhaka terhadap orang tua adalah musibah bagi orang yang belum pernah melihat musibah".


20. Pengaruh silaturahmi
"Kadang-kadang umur seseorang sudah tinggal tiga puluh tahun lagi kemudian ia melakukan silaturahmi. Maka Allah akan menambahnya sehingga menjadi tiga puluh tiga tahun. Dan kadang-kadang umurnya tinggal tiga puluh tiga tahun kemudian ia memutus tali silaturahminya. Maka Ia akan menguranginya menjadi tiga tahun".


21. Akibat durhaka terhadap orang tua
"Durhaka terhadap orang tua akan mempersedikit rezeki dan menjerumuskan seseorang ke dalam jurang kehinaan".


22. Tidak sanggup menanggung musibah
"Musibah bagi orang yang sabar adalah satu dan bagi orang tidak sabar adalah dua".

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Mutiara Hadis Imam Al-Jawad a.s


• “Kehormatan seorang mukmin ialah ketakbergantungannya pada orang lain.”
• “Seorang mukmin senantiasa membutuhkan tiga perkara: taufik dari Allah, penasehat dari dalam dirinya, dan menyambut setiap orang yang menasehatinya.”
• “Hari Keadilan itu lebih mengerikan bagi orang zalim daripada hari perlakuan zalim terhadap orang teraniaya.”
• “Neraca kesempurnaan harga diri seseorang ialah meninggalkan apa saja yang tidak membuat dirinya indah.”
• “Kematian manusia karena dosa-dosanya itu lebih banyak ketimbang kematiannya karena ajalnya, dan seseorang hidup karena kebajikannya itu lebih banyak daripada ia hidup dengan (takdir) umurnya.”

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

10 wasiat Rasulullah kepada Putrinya


Ada 10 wasiat Rasulullah SAW kepada putrinya Fatimah binti Rasulullah. 10 wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah.
Wasiat tersebut adalah:

1). Ya, Fatimah kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.

2). Ya, Fatimah kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya,niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka 7 tabir pemisah.

3). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaianya, melainkan Allah menetapkan pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahanya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5). Ya, Fatimah, yang lebih utama dari keutamaan diatas adalah keridhoan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,maka akt tidak akan mendo’akanmu. Ketahuilah, Wahai Fatimah. Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6). Ya, Fatimah. Apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasakan sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Setelah seorang wanita melahirkan kandunganya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia di lahirkan dari kandungan ibunya. Apabila seorang wanita meninggal dunia ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun dan akan di anggap sebagai mati syahid. Di dalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman syurga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala 1000 orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu Malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas,melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala 100 kali beribadah haji dan umrah.

8). Ya Fatimah, Tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih sayang(rahmat).

9). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para Malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang membantu meminyaki kepala suaminya dan menyisir rambutnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman dari air syurga yang di kemas indah yang di datangkan dari sungai-sungai Syurga. Dan Allah mempermudah sakaratul maut baginya, bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqin dengan selamat.

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS) 

Pujian Rasulullah s.a.w terhadap Syiah dengan kejayaan di Akhirat


Perkataan Syi‘ah telah disebut di dalam hadis nabi s.a.w. Imam al-Suyuti di dalam al-Durr al-Manthur, ketika menjelaskan tentang surah Bayyinah (98:7) “Sesungguhnya orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk”, maka dia mengutip (i) sabda Nabi s.a.w yang bermaksud: “Wahai Ali, Anda dan Syi‘ah anda di hari Kiamat nanti di dalam redha dan meredhai” Dan (ii) sabdanya lagi: “Ini Ali dan Syi‘ahnya (bagi) mereka itulah yang mendapat kemenangan di hari Kiamat kelak” (al-Durr al-Manthur, vi hlm. 379).

(iii) Nabi s.a.w bersabda: Syafaatku kepada umatku bagi mereka yang mencintai Ahlu l-Baitku, dan merekalah Syiahku” (Tarikh Baghdad, ii,146). (iv). Rasulullah s.a.w bersabda: Wahai Ali, sesungguhnya anda dan Syiah anda akan datang kepada Allah dalam keadaan redha dan meredhai sementara musuh anda di dalam keadaan marah dan terbelenggu” (al-Sawa‘iq al-Muhriqah, ii, 449)

(v) Rasulullah s.a.w bersabda: Anda dan Syiah anda adalah janjiku dan janji kamu adalah di Haudhku” (al-Durr al-Manthur, vi, 379). (vi) Rasulullah s.a.w bersabda: Jadilah Ahlu Baiti (keluargaku) daripada kamu tempat kepala daripada jasad dan tempat dua mata daripada kepala, kepala tidak akan mendapat petunjuk melainkan dengan dua mata” (Is‘af al-Raghibin bi-Hamisy Nur al-Absar, 110, al-Fusul al-Muhimmah oleh Ibn al-Sibagh al-Maliki, 8).

(vii) Nabi s.a.w telah mengakui kewujudan Syiah pada masa hidupnya. (viii) Nabi s.a.w mempercayai Syiah Ali a.s dan memberi jaminan kejayaan di Akhirat kelak (ix) Ali a.s dan Syiahnya akan mendapat kejayaan di Akhirat. (x) Justeru tuduhan Wahabi bahawa Syiah berasal daripada Abdullah bin Saba’ itu tertolak. (xi) Syiah mempunyai musuh yang ramai selepas kewafatan nabi s.a.w sehingga ke masa kini. Khalifah Ali a.s juga tidak disukai oleh kebanyakan umat Islam, kerana kecintaan mereka kepada Abu Bakar dan Umar adalah melintasi batas al-Qur’an dan Sunnah Nabi s.a.w. Lantaran itu Syiah menghadapi penderitaan sepanjang abad dengan pengusiran, pembunuhan, deskriminasi, penjara dan lain-lain. Oleh itu jikalaulah Ali a.s tidak pernah menjadi Khalifah umat Islam, nescaya Syiah kurang tersohor dan dikenali.

(a) Rasulullah s.a.w bersabda tentang sifat Ali a.s: Wahai manusia, ujilah anak-anak kamu dengan mencintai Ali, kerana Ali tidak menyeru kepada kesesatan dan tidak menjauhi manusia dari petunjuk. Siapa yang mencintainya, maka dia adalah daripada kamu dan siapa yang membencinya, maka dia bukanlah daripada kamu” (Tarikh Dimasyq, ii, 225/730).

(b) Imam Ali a.s berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: “Wahai Abu Dhar, siapa yang mencintai kami Ahlu l-Bait, maka hendaklah dia mencintai Allah di atas nikmat yang pertama”. Dia bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah nikmat yang pertama itu? Baginda menjawab: “Kelahiran yang baik, sesungguhnya kami tidak dicintai melainkan oleh mereka yang mempunyai kelahiran yang baik-bukan anak zina” (Amali al-Tusi, 455/1018, al-Mahasin, i, 232).

(c) Rasulullah s.a.w bersabda: “Wahai Ali! Siapa yang mencintaiku, maka dia mencintai anda dan mencintai para imam daripada anak-anak anda, maka hendaklah dia memuji Allah di atas kelahirannya yang baik kerana kami tidak dicintai melainkan oleh mereka yang baik kelahirannya (tabat wiladatu-hu) dan tidak akan membenci kami melainkan oleh mereka yang buruk kelahirannya-anak zina” (Amali al-Saduq, 384, Ma‘ani al-Akhbar, 161).

(d) Rasulullah s.a.w bersabda kepada Ali a.s: “Anda tidak akan dibenci di kalangan Arab melainkan oleh anak zina” (al-Manaqib oleh al-Khawarizmi, 323, Fara’id al-Samthin, i, 135).

(e)Imam Ali a.s berkata: “Aku tidak dicintai oleh orang kafir dan anak zina” (al-Manaqib oleh Ibn Syahri Asyub, ii, 267).

(f) Mahbub bin A Abi al-Zinad: Orang Ansar berkata: Sekiranya kami mahu mengetahui seseorang lelaki tanpa bapa (anak zina) adalah dengan kebenciannya kepada Ali bin Abi Talib” (Tarikh Dimasyq, ll, 224).

(g) Rasulullah s.a.w bersabda: Siapa yang membenci Ali, maka dia membenciku. Siapa yang membenciku, maka dia membenci Allah. Tidak akan mencintai anda (Ali) melainkan oleh mukmin dan tidak akan membenci anda melainkan oleh kafir atau munafik” (Tarikh Dimasyq, ll, 188)

(h) Imam Ali a.s berkata: Rasulullah s.a.w telah berjanji kepadaku: Aku tidak dicintai melainkan oleh mukmin dan aku tidak dibenci melainkan oleh munafik” (Sunnan al-Nasa’i, viii, 177, Musnad Ibn Hanbal, i, 204).

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Sabda Imam Ali As tentang Akal


Sabda-Sabda Imam Ali Tentang Akal Sebagai berikut:
1. Kekayaan yang paling besar adalah akal.
2. Akal ( kecerdasan ) tampak melalui pergaulan, sedangkan kejahatan seseorang diketahui ketika dia berkuasa.
3. Akal adalah raja, sedangkan tabiat adalah rakyatnya. Jika akal lemah untuk mengatur tabiat itu, maka akan timbul kecacatan padanya.
4. Akal lebih diutamakan daripada hawa nafsu karena akal menjadikanmu sebagai pemilik zaman, sedangkan hawa nafsu memperbudakmu untuk zaman.
5. Makanan pokok tubuh adalah makanan, sedangkan makanan pokok akal adalah hikmah. Maka, kapan saja hilang salah satu dari keduanya makanan pokoknya, binasalah ia dan lenyap.
6. Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, akal bertemu dengan akal.
7. Tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal.
8. Pertalian yang paling berharga adalah akal yang berpasangan dengan kemujuran
9. Adab adalah gambaran dari akal
10. Jika akal dibiarkan menjadi kendali, tidak tertawan oleh hawa nafsu, atau melampaui batas agama, atau fanatik terhadap nenek moyang, niscaya hal itu akan mengantarkan pelakunya pada keselamatan.
11. Jika engkau hendak menutup sebuah kitab, maka hendaklah engkau teliti kembali kitab itu. Karena sesungguhnya yang kau tutup adalah akalmu.
12. Jika Allah hendak menghilangkan nikmat dari seorang hambaNya, maka yang pertama kali diubah dari hambaNya itu adalah akalnya.
13. Akal adalah naluri, sedangkan yang mengasuhnya adalah berbagai pengalaman.
14. Akal adalah buah pikiran dan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui.
15. Ruh adalah kehidupan badan, sedangkan akal adalah kehidupan ruh.
16. Akal adalah rekaman terhadap berbagai pengalaman.
17. Rasulmu adalah juru terjemah akalmu.
18. Pahamilah kabar jika kalian mendengarnya dengan akal yang penuh dengan pemahaman, bukan akal yang sekedar meriwayatkan. Sesungguhnya periwayat ilmu banyak jumlahnya, sedangkan yang memahaminya sedikit.
19. Orang yang berakal bersaing dengan orang-orang saleh agar dapat menyusul mereka, dan dia ingin sekali dapat berserikat dengan mereka karena kecintaannya terhadap mereka, meskipun amalnya tidak mampu menyamai mereka.
20. Orang berakal, jika berbicara dengan suatu kalimat, maka ikut bersamanya hikmah dan nasehat.
21. Orang yang paling bijak akalnya dan yang paling sempurna keutamaannya adalah yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian, bergaul dengan saudara-saudaranya dengan rekonsiliasi, dan menerima kekurangan zaman.
22. Tidaklah patut bagi orang yang berakal kecuali berada dalam salah satu dari dua kondisi ini, yaitu berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk mencari dunia, atau berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk meninggalkannya.
23. Tidaklah layak bagi seorang yang berakal untuk menuntut ketaatan orang lain (terhadapnya), sedangkan ketaatannya terhadap dirinya sendiri ditolak.
24. Orang yang berakal adalah orang yang mencurigai pendapatnya sendiri dan tidak mempercayai apa yang dipandang baik oleh dirinya.
25. Orang yang berakal adalah yang menjadikan pengalaman-pengalaman (hidup) sebagai nasehat baginya.
26. Sesungguhnya perkataan-perkataan orang berakal, jika benar, maka ia adalah obat; namun jika salah, maka ia adalah penyakit.
27. Permusuhan orang-orang pintar adalah permusuhan yang paling berat dan paling berbahaya karena ia hanya terjadi setelah didahului dengan hujah dan peringatan, dan setelah tidak mungkin lagi ada perdamaian di antara keduanya.
28. Sesungguhnya sesuatu yang tidak disukai (kesialan) memiliki batas yang pasti akan berakhir. Oleh karena itu, seseorang yang berakal hendaknya bersikap tenang sampai kesialan itu hilang (berlalu dengan sendirinya). Sebab, menghindar darinya sebelum habis waktunya hanya akan menambah kesialannya.
29. Orang yang paling disukai oleh orang berakal adalah musuhnya juga berakal. Sebab, jika musuhnya itu berakal, maka dia akan merasa aman dari kejahatannya.
30. Celaan orang-orang yang berakal lebih berat daripada hukuman seorang penguasa.
31. Permulaan pendapat orang berakal adalah akhir pendapat orang bodoh.
32. Bagi orang yang berakal, hidup dalam kesusahan bersama orang-orang berakal lebih disenangi daripada hidup dalam kelapangan bersama orang-orang bodoh.

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

16 Wasiat ruhullah al musawi Imam Khomeini


16 Wasiat Tersebut sebagai berikut:
1. Sedapat-dapatnya berpuasa setiap hari senin & kamis
2. Shalatlah tepat pada waktunya, dan berusahalah shalat tahajjud
3. Kurangi waktu tidur dan perbanyaklah membaca Al-Quran
4. Perhatikan dan tepatilah sungguh-sungguh janji anda
5. Berinfaklah pada fakir miskin
6. Hindarilah tempat-tempat maksiat
7. Hindarilah tempat-tempat pesta-pora dan janganlah anda mengadakannya
8. Berpakaianlah secara sederhana
9. Jangan banyak bicara dan seringlah berdoa, khususnya doa hari selasa
10. Berolahragalah (senam, marathon, dan lain-lain)
11. Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, filsafat, sejarah, sastra dan lain-lain)
12. Pelajari ilmu-ilmu teknik yang dibutuhkan Negara
13. Pelajari dan perdalamlah ilmu tajwid dan bahasa Arab
14. Pandanglah fakir miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual
15. Lupakan pekerjaan-pekerjaan baik anda, dan ingatlah dosa-dosa anda
yang lalu
16. Ikutilah perkembangan umat Islam.

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

4 pesan Nabi kepada Sayyidah fatimah az-zahra a.s


Rasulullah SAAW berpesan kepada Sayyidah Fatimah az-Zahra (as), putri tercintanya: “Hai Fatimah, jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu:
1. Sebelum mengkhatamkan Al-Qur’an
2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di Hari Akhir
3. Sebelum para Muslim meridhaimu
4. Sebelum kau laksanakan Haji dan Umrah”

Sang putri yang Sayyidatun Nisa I’ll ‘Alamin itu bertanya kepada ayahnya: “Ya Rasulullah.. Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?”

Rasul yang mulia tersenyum dan bersabda: “Sebelum engkau tidur (lakukan ini):

1. Bacalah Surat Al-Ikhlas tiga kali, dengan begitu seakan-akan kau mengkhatamkan seluruh Al-Qur’an.” [Bismillaahir rahmaanir rahiim, Qulhuallaahu ahad' Allaahushshamad' lam yalid walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)].

2. Bacalah solawat untukku dan para Nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa’at di hari kiamat“. [Bismillaahir rahmaanir rahiim, Allaahumma shallii 'alaa Muhammad wa aali Muhammad (3x)].

3. Beristighfarlah (memohonkan ampunan) untuk para Muslimin, maka mereka semua akan meridhaimu“.[(Astaghfirullaahal 'adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, dzul jalaali wal ikram wa atuubu ilaih (3x)]

4. Perbanyaklah bertasbih (menyucikan Alla), bertahmid (mensyukuri Allah), bertahlil (mentauhidkan Allah) dan bertakbir (mengagungkan Allah), maka seakan-akan kau telah melaksanakan ibadah Haji dan Umrah“. [Bismillaahir rahmaanir rahiim, SubhanAllaahi alhamdulillaahi walaa ilaaha illa Allahu wAllaahu akbar (3x)]


Al-ikhlas – salah satu surat terpenting dalam Al-Quran

Selanjutnya, Nabi SAAW juga mengajarkan kepada the Lady of Light ini satu hal yang jauh lebih penting dari permintaan sederhananya melalui suaminya, Imam Ali bin Abithalib (as).


Ceritanya begini:

Suatu hari Imam Ali melihat Sayyidah Fatimah kepayahan menumbuk gandum, mengerjakan pekerjaan rumahnya sambil memomong Imam Hasan dan Imam Husain yang masih kecil. Imam Ali melihat tangannya luka-luka karena pekerjaan yang begitu berat. Beliau selanjutnya mengusulkan untuk memohon bantuan Rasulullah dengan meminjamkan tawanan/sahaya untuk membantu Fatimah.

Fatimah malu untuk melakukan itu dan akhirnya Imam Ali menyampaikannya sendiri. Namun Rasulullah yang terharu dengan penderitaan putri tercintanya tak dapat mengabulkan permohonan Sayyidah Fatimah. Imam Ali pulang dengan tangan hampa.

Malam hari menjelang tidur Baginda Rasul SAAW menyambangi rumah Ahlul Bayt ini dan bersabda kepada Fatimah. “Hai Fatimah, inginkah engkau kuberi sesuatu yang jauh lebih baik daripada apa yang engkau minta hari ini?”

Tentu saja Sayyidatun Nisa I’ll ‘Alamin ini mengiyakan. Rasul selanjutnya bersabda, “yaitu engkau membaca ‘Allahu Akbar‘ 34x, ‘Alhamdulillah‘ 33x dan ‘Subhanallah‘ 33x, sebelum tidur dan sesudah salat.”

Wirid di atas selanjutnya disebut ‘Tasbih Az-Zahra‘.


Pada waktu Rasulullah wafat, Siti Fatimah (as) merasakan kehilangan yang luar biasa. Setiap hari beliau mengunjungi makam ayahnya, sang ‘Kekasih Allah’ itu, biasanya sambil memeluk dan menggenggam kubur Baginda Rasul.

Suatu saat beliau mengambil tanah dari kubur tersebut dan membuat butiran-butiran tanah yang selanjutnya digunakan sebagai alat untuk menghitung Tasbih Az-Zahra di atas. Inilah asal muasalnya tasbih yang kita kenal sekarang. Tasbih mengunakan butiran-butiran itu sunnah Keluarga (Ahlul Bait) Rasulullah SAAW.

(Prajurit-Al-Mahdi/ABNS)

Terkait Berita: