Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang dijaga oleh malaikat yang bengis lagi kasar, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya, dan mereka melaksanakan apa yang diperintahkan. [Al-Tahrîm ayat 6].
Manusia, di neraka sekalipun pasti membutuhkan asupan, dan asupan itu adalah makanan dan minuman. Makanan dan minuman di neraka tidak pernah mengenyangkan dari kelaparan dan tidak pernah memuaskan dari kehausan, dan bahkan makanan dan munuman di sana adalah salah satu bentuk sikaan yang mengerikan yang dipaksakan kepada mereka. Na'ûdzu billâhi min dzâlik! Tentang Makanan Ahli Neraka Allah 'azza wa jalla berfirman, Bagi mereka tidak ada makanan selain Dharî' yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. [Terjemah sûrah Al-Ghâsyiyah ayat 6-7].
Firman-Nya yang maha tinggi, Sesungguhnya pohon Zaqqûm itu makanan orang yang berdosa. [Terjemah sûrah Al-Dukhân ayat 44].
Ibnu 'Abbâs berkata, "Tatkala turun ayat ini, Abû Jahal mengatakan, 'Sesungguhnya Muhammad menakut-nakuti kami, bawakan kemari mentega dan kurma, dan makanlah Zaqqûm itu.' Lalu Allah menurunkan (ayat), Sesungguhnya ia adalah pohon yang keluar (tumbuh) dari dasar neraka Jahîm yang buahnya seperti kepala-kepala setan." [Majma' Al-Bahrain, bab huruf Zây] Firman-Nya yang maha tinggi, Maka di sana tidak ada baginya seorang teman, dan tidak ada makanan selain dari ghislîn. [Terjemah Sûrah Al-Hâqqah ayat 36].
Dharî' adalah makanan yang berduri yang sangat busuk dan menjijikkan yang kalau dimakan sangat susah ditelannya. Tentang Dharî' Rasulullah saw bersabda, "Dharî' adalah suatu makanan di dalam neraka mirip duri (syauk) yang lebih pahit dari kesabaran, lebih busuk dari bangkai dan lebih panas dari api, Allah menamainya dharî'." [Mîzân Al-Hikmah 2/166].
Imam Ja'far Al-Shâdiq as berkata, "Kalaulah setetes dari (getah) dharî' itu menetes ke dalam minuman penduduk dunia, niscaya penduduknya mati karena saking baunya." [Mîzân Al-Hikmah 2/166].
Zaqqûm adalah ponon yang sangat pahit, rasa dan baunya sangat busuk, dan makanan itu sangat dibenci oleh ahli neraka. Zaqqûm buahnya mirip kepala setan yang jika dimakan tertancap di kerongkongan; sulit masuk ke dalam perut dan tidak bisa keluar lagi, dan tentunya orang yang memakannya akan sangat tersiksa, namun akhirnya buah itu pun masuk ke dalam rongga perut hingga mendidih ia di dalam perut ahli neraka.
Dari Imam 'Ali as bahwa Nabi saw bersabda, "Demi yang diri Muhammad di tangan-Nya, kalaulah setetes dari (getah) Zaqqûm itu menetes ke gunung-gunung yang ada di muka bumi, niscaya gunung-gunung itu terbenam ke dasar tujuh bumi karena tidak kuasa menerimanya, maka bagaimanakah terhadap orang yang meminumnya? Dan demi Tuhan yang diriku di tangan-Nya seandainya satu cambuk yang disebutkan Allah di dalam kitab-Nya diletakkan di atas gunung-gunung yang ada di muka bumi, niscaya gunung-gunung itu akan terbenam ke dalam tujuh bumi karena tidak kuasa menerimanya, maka bagaimanakah orang yang dicambuk di dalam neraka pada hari kiamat?" [Bihâr Al-Anwâr 8/302].
Hamîm adalah minuman yang mendidih yang sangat panas, yang jika diminum akan terbakar orang yang meminumnya karena saking panasnya. Ghislîn adalah makanan yang keluar dari isi perut ahli neraka dan dari setiap luka dan keluar dari dubur. Tentang Ghislîn Rasulullah saw bersabda, "Kalaulah seember ghislîn ditumpahkan di tempat terbit matahari (di belahan bumi bagian timur), niscaya mendidihlah tengkorak-tengkorak (otak-otak manusia) hingga ke baratnya." [Mîzân Al-Hikmah 2/166].
Tentang Minuman Ahli Neraka
Allah 'azza wa jalla berfirman, Dan orang-orang yang ingkar bagi mereka minuman dari Hamîm. [Terjemah sûrah Yûnus ayat 4].
Firman-Nya yang maha tinggi, Maka sesudah itu kamu akan meminumnya dari Hamîm, maka mereka meminumnya seperti unta yang kehausan. [Terjemah sûrah Al-Wâqi'ah 54-55]
Rasulullah saw bersabda tentang firman Allah yang maha tinggi, Dan dia diberi minum dari air Shadîd. Beliau bersabda, "Didekatkan (air Shadîd itu) kepadanya dan dia sangat membencinya, jika telah didekatkan kepadanya, maka terbakarlah mukanya dan terkelupaslah kulit-kulit kepalanya dengan rambutnya, dan apabila dia meminumnya, maka hancurlah usus-ususnya hingga usus-usus yang hancur itu keluar dari duburnya. Dan Allah berfirman, Dan beri minumlah mereka air Hamîm! Lalu air tersebut memutuskan usus-usus mereka. Dan Dia berfirman, Apabila mereka meminta minum, mereka diberi minuman dari air seperti cairan tembaga yang membakar wajah-wajah." [Mîzân Al-Hikmah 2/167]
Rasulullah saw bersabda, "Seandainya satu bunga api dari bunga api Jahannam terpelanting ke timur (bumi), niscaya akan dirasakan panasnya oleh orang orang yang ada di sebelah barat." [Mîzân Al-Hikmah 2/167].
Imam 'Ali bin Abî Thâlib as bersabda, "Sesungguhnya ahli neraka (merasakan) tatkala Zaqqûm dan Dharî' yang dimakan itu mendidih di dalam perutnya seperti mendidihnya Hamîm, mereka meminta minum, lalu didatangkan minuman Ghassâq dan Shadîd, lalu mereka menegaknya dan hampir-hampir mereka tidak dapat menelannya, dan datanglah kepada mereka kematian (kepayahan yang amat sangat dahsyat) dari setiap penjuru, namun dia tidaklah mati." [Mîzân Al-Hikmah 2/167].
Shadîd adalah nanah dan darah. Ada yang mengatakan: Ia adalah nanah seakan-akan air dalam kehalusannya, dan darah dalam bentuknya. Ada yang mengatakan: Ia adalah cairan yang mengalir dari kulit-kulit penduduk neraka. [Majma' Al-Bahrain, bab huruf Shâd].
Ghassâq makanan yang sangat dingin merupakan darah dan nanah ahli neraka. Ada yang mengatakan: Hamîm membakar karena saking panasnya, dan Ghassâq membakar karena saking dinginnya. Dan ada yang mengatakan: Ghassâq itu makanan yang amat dingin yang sangat bau. [Majma' Al-Bahrain, bab huruf Ghîn]
Tentang Siksaan Neraka yang Lain
Dari 'Amr bin Tsâbit dari Abû Ja'far Muhammad bin 'Ali Al-Bâqir as berkata, "Sesungguhnya para penghuni neraka itu di sana mereka melolong seperti lolongan anjing-anjing dan serigala karena mendapatkan siksaan yang sangat pedih, maka apa sangkaanmu wahai 'Amr dengan kaum yang Mereka tidak dibinasakan hingga mati dan tidak diringankan dari mereka siksaannya?
Di sana mereka kehausan dan kelaparan, penglihatan mereka menjadi tumpul; mereka tuli, bisu dan buta, wajah-wajah mereka menjadi hitam, di sana mereka rugi dan menyesal, mereka dimurkai dan tidak dirahmati, dari azab mereka tidak diringankan, di dalam api neraka mereka mengerang, dari air yang mendidih mereka minum, dari ponon Zaqqûm mereka makan, oleh anjing-anjing neraka mereka dicabik-cabik, dengan maqâmi' (alat pemukul) kepala-kepala mereka dipukuli, dan para malaikat yang bengis lagi kasar tidak menyayangi mereka, di dalam neraka muka-muka mereka diseret, bersama setan-setan mereka disatukan, dalam rantai-rantai dan belenggu mereka diikat, jika mereka berdoa tidak dikabulkan, dan bila mereka meminta kebutuhan tidak ditunaikan, itulah keadaan orang yang masuk neraka." [Bihâr Al-Anwâr 8/281]
Doa Qunût Witir Imam 'Ali
اللَّهُمَّ خَلَقْتَنِي بِتَقْدِيْرٍ وَتَدْبِيْرٍ وَتَبِصِيْرٍ بِغَيْرِ تَقْصِيْرٍ, وَأَخْرَجْتَنِي مِنْ ظُلُمَاتٍ ثَلاَثٍ بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ. أُحَاوِلُ الدُّنْيَا ثُمَّ أُزَاوِلُهَا ثُمَّ أُزَايِلُهَا, وَآتَيْتَنِي الْكَلاَءَ وَالْمَرْعَى, وَبَصَّرْتَنِي الْهُدَى, فَنِعْمَ الرَّبُّ أَنْتَ وَنِعْمَ الْمَوْلَى. فَيَا مَنْ كَرَّمَنِي وَشَرَّفَنِي وَنَعَّمَنِي, أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الزَّقُّوْمِ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْحَمِيْمِ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ مَقِيْلٍ فِي النَّارِ بَيْنَ أَطْبَاقِ النَّارِ فِي ظِلاَلِ النَّارِ يَوْمَ النَّارِ يَا رَبَّ النَّارِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مَقِيْلاً فِي الْجَنَّةِ بَيْنَ أَنْهَارِهَا وَأَشْجَارِهَا وَثِمَارِهَا وَرَيْحَانِهَا وَخَدَمِهَا وَأَزْوَاجِهَا. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْخَيْرِ: رِضْوَانَكَ وَالْجَنَّةَ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الشَّرِّ: سَخَطِكَ وَالنَّارِ. هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ, هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ, هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَوْفَكَ فِي جَسَدِي كُلِّهِ, وَاجْعَلْ قَلْبِي أَشَدَّ مَخَافَةًً لَكَ مِمَّا هُوَ, وَاجْعَلْ لِي فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ حَظًّا وَنَصِيْبًا مِنْ عَمَلٍ بِطَاعَتِكَ وَاتِّبَاعِ مَرْضَاتِكَ. اللَّهُمَّ أَنْتَ مُنْتَهَى غَايَتِي وَرَجَائِي وَمَسْأَلَتِي وَطَلِبَتِي, وَأَسْأَلُكَ يَا إِلَهِي كَمَالَ اْلإِيْمَانِ, وَتَمَامَ الْيَقِيْنِ, وَصِدْقَ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ, وَحُسْنَ الظَّنِّ بِكَ. يَا سَيِّدِي اِجْعَلْ إِحْسَانِي مُضَاعَفًا, وَصَلاَتِي تَضَرُّعًا, وَدُعَائِي مُسْتَجَابًا, وَعَمَلِي مَقْبُوْلاً, وَسَعْيِي مَشْكُوْرًا, وَذَنْبِي مَغْفُوْرًا, وَلَقِّنِي مِنْكَ نَضْرَةً وَسُرُوْرًا, وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ.
Allâhumma khalaqtanî bitaqdîrin wa tadbîrin wa tabshîrin bighairi taqshîr, wa akhrajtanî min zhulumâtin tsalâtsin bihaulika wa quwwatik, uhâwilud dun-yâ tsumma uzâwiluhâ tsumma uzâyiluhâ, wa âtaitanil kalâ`a wal mar‘â, wa bashshartanil hudâ fani‘mar rabbu anta wa ni‘mal maulâ.
Fayâ man karramanî wa syarrafanî wa na‘‘amanî, a‘ûdzu bika minaz zaqqûm, wa a‘ûdzu bika minal hamîm, wa a‘ûdzu bika min maqîlin fin nâri baina athbâqin nâri fî zhilâlin nâri yauman nâri yâ rabban nâr.
Allâhumma innî as`aluka maqîlan fil jannati baina anhârihâ wa asyjârihâ wa tsimârihâ wa raihânihâ wa khadamihâ wa azwâjihâ. Allâhumma innî as`aluka khairal khairi ridhwânaka wal jannah, wa a‘ûdzu bika min syarrisy syari sakhathika wan nâr. Hâdzâ maqâmul ‘â`idzi bika minan nâr, hâdzâ maqâmul ‘â`idzi bika minan nâr, hâdzâ maqâmul ‘â`idzi bika minan nâr.[1]
Allâhummaj‘al khaufaka fî jasadî kullih, waj‘al qalbî asyadda makhâfatan laka mimmâ huw, waj‘al lî fî kulli yaumin wa lailatin hazhzhan wa nashîban min ‘amalin bithâ‘atika wattibâ‘i mardhâtik.
Allâhumma anta muntahâ ghâyatî wa rajâ`î wa mas`alatî wa thalabî. As`aluka yâ ilâhî kamâlal îmân, wa tamâmal yaqîn, wa shidqat tawakkuli ‘alaik, wa husnazh zhaznni bik. Yâ sayyidij‘al ihsânî mudhâ‘afâ, wa shalâtî tadharru‘â, wa du‘â`î mustajâbâ, wa ‘amalî maqbûlâ, wa sa‘yî masykûrâ, wa dzanbî maghfûrâ, wa laqqinî minka nadhratan wa surûrâ, wa shallallâhu ‘alâ muhammadin wa ãlih.
Ya Allah, Engkau telah menciptakanku dengan takdir, pengaturan dan pengawasan tanpa pengurangan, Engkau telah mengeluarkanku dari kegelapan yang tiga dengan daya dan kekuatan-Mu, aku bergelut dengan dunia, lalu mengelolanya kemudian menghilangkannya, Engkau telah mendatangkan kepadaku padanya rerumputan dan tempat menggembala, Engkau perlihatkan kepadaku padanya petunjuk, maka sebaik-baik pengelola dan tuan adalah Engkau.
Wahai Yang telah memuliakanku, menghormatiku dan memberi nikmat kepadaku, aku berlindung kepada-Mu dari Zaqqûm, aku berlindung kepada-Mu dari Hamîm, dan aku berlindung kepada-Mu dari tempat tinggal di dalam neraka di antara penjara-penjara neraka, di dalam naungan api neraka pada hari api neraka wahai Pemilik neraka. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu tempat tinggal di dalam surga di antara sungai-sungainya, pepohonannya, buah-buahannya, wewangiannya, pelayannya dan pasangannya.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan yang paling baik yaitu kerelaan-Mu dan surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang paling buruk yaitu murka-Mu dan neraka. Inilah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka, inilah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka, inilah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka.
Ya Allah, jadikanlah rasa takut kepada-Mu dalam jasadku seluruhnya, dan jadikanlah hatiku kuat rasa takutnya kepada-Mu yang ada padanya, dan jadikanlah bagiku pada setiap hari dan malam bagian dan nasib dari amal karena taat kepada-Mu dan mengikuti keridhaan-Mu.
Ya Allah, Engkau puncak dari tujuanku, dambaanku, permohonanku dan tuntutanku. Aku memohon kepada-Mu wahai Tuhanku kesempurnaan îmân, kesempurnaan keyakinan, kebenaran tawakkal kepada-Mu dan kebaikan sangkaan terhadap-Mu. Wahai Tuanku (Sayyidî), jadikanlah kebaikanku berlipat ganda, shalatku merendahkan diri, doaku dikabulkan, amalku diterima, usahaku disyukuri dan dosaku diampuni, dan pertemukanlah aku dengan kegembiraan dan kebahagiaan dari-Mu, dan Allah ber-shalawât bagi Muhammad dan Keluarganya.
(Abu-Zahra/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email