Siaran Televisi Islam Aliran Wahabi Rodja, Wesal dan Insan TV.. SIARAN TV wahabinisasi di basis basis NU !
Sayangnya, tidak sedikit dari kalangan awam NU yang terkadang tidak sadar bahwa siaran siaran TV wahabi adalah upaya wahabinisasi di basis basis NU. Semoga dengan informasi ini, para pencari informasi keagamaan akan semakin tercerahkan.
Wahabi Mengaku Sebagai Salafi untuk Melawan NU.
Wahabi menyebut orang lain dengan al-musyrikun, sedangkan mereka mengklaim dirinya sebagai al-muwahhidun.
Nasehat kepada saudaraku dari NU :
TV TV wahabi tidak mau taklid (mengikuti pendapat) ulama salaf (klasik) dan khalaf (kontemporer), tapi dengan senang hati taklid kepada pendapat dan fatwa ulama-ulama Wahabi Salafiatau fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta’ (اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء والدعوة والإرشاد) dan lembaga serta ulama-ulama yang menjadi anggota Hai’ah Kibaril Ulama (هيئة كبار العلماء) yang nama lengkapnya adalah Ar-Riasah al-Ammah lil Buhuts wal Ifta’ (الرئاسة العامة للبحوث العلمية والإفتاء).
rodja tv, wesal tv, dan insan tv langsung berijtihad sendiri dengan mengutip ayat dan hadits yang mendukung. Atau, kalau mengutip fatwa ulama, mereka akan cenderung mengutip fatwa dari Ibnu Taimiyah atau Ibnul Qayyim. Selanjutnya, mereka akan membuat fatwa sendiri yang kemudian akan menjadi dalil para pengikut Wahabi. Dengan kata lain, pengikut Wahabi hanya mau bertaklid buta pada ulama Wahabi.
Gerakan-gerakan atau organisasi Islam yang di luar Wahabi Salafi atau yang tidak segaris dengan manhaj (aturan standar ideologi) Wahabi akan mendapat label syirik, kufur atau bid’ah.misal : NU dan Syi’ah dilaknat oleh wahabi.
rodja tv, wesal tv, dan insan tv tidak suka atau sangat jarang mengutip pendapat ulama salaf seperti ulama madzhab yang empat dan yang lain kecuali madzhab Hanbali yang merupakan tempat rujukan asal mereka dalam bidang fiqih walaupun tidak mereka akui secara jelas. Hanya pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim yang sering dikutip untuk pendapat ulama di atasnya Muhammad ibnu Abdil Wahhab terutama dalam bidang yang menyangkut aqidah.
Banyak cara dilakukan aliran Wahabi saat memperkenalkan diri. Agar ajakannya bisa mengena kepada warga, tidak jarang mereka mengubah format dan nama agar tidak mudah dikenali.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Idrus Romli ketika menjadi pembicara pada acara Daurah Kader Aswaja di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto, Jawa Timur Ahad (10/2). Kegiatan ini atas prakarsa Aswaja Center PCNU Kabupaten Mojokerto dan berlangsung sejak Sabtu hingga Ahad (9-10/2).
Ustadz Idrus menandaskan bahwa untuk efektifitas dakwah yang dilakukan Wahabi yakni dengan mengubah format bahkan namanya sendiri. Dengan perubahan ini diharapkan akan banyak pihak yang akhirnya tertarik dan melupakan sama sekali kata “wahabi” yang di tanah air kebanyakan dimusuhi.
“Yang mudah dideteksi adalah mereka gemar melakukan dikotomi terhadap kalangan yang tidak sepaham,” katanya. Di antaranya mengatakan diri mereka sebagai al-muslimun, sedangkan kalangan yang tidak setuju dengan pendapat dan gerakan mereka disebut al-kafirun. “Demikian juga menyebut orang lain dengan al-musyrikun, sedangkan mereka mengklaim dirinya sebagai al-muwahhidun,” lanjutnya.
Aktifis PW Aswaja Center NU Jawa Timur ini juga mengingatkan bahwa sekarang kelompok Wahabi menamakan dirinya dengan Salafi untuk melawan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. “Mereka hanya mengubah nama, sedangkan isi, gerakan yang dibawa dan diajarkan sama saja dengan Wahabi jaman dulu,” sergahnya.
Metamorfosis ini hendaknya dipahami secara baik oleh seluruh warga NU, khususnya mereka yang terlibat aktif di kepengurusan di berbagai tingkatan
assalamu’alaikum ustad..
Sekarang ada bermunculan siaran televisi yg islami, seperti rodja tv, wesal tv, dan insan tv. Yang manakah diantara siaran televisi tersebut yg termasuk seaqidah dgn ahlussunnah waljama’ah?? Terimakasih sebelumnya atas jawaban ustad. JUANTO di Bangkinang – RIAU.
JAWABAN
Ketiga siaran TV yang anda sebut adalah saluran televisi Islam yang beraliran garis keras Wahabi dengan ciri khasnya yang suka mem-bid’ah-kan dan men-syirik-kan golongan lain dalam Islam. Pengisi acara biasanya para lulusan Arab Saudi atau LIPIA Jakarta yang 100% didanai Arab Saudi. Hati-hatilah dengan siran mereka.
hati2 virus wahabi mulai melanda dunia..
selamatkan islam dari wahabi..
TV TV wahabi merusak akidah umat islam..Yang katanya ingin meluruskan akidah umat islam tetapi sbenarnya menodai akidah yang benar.
GERAKAN WAHABI DI INDONESIA
Gerakan Wahabi di Indoensia terbagi menjadi 2 (dua) kelompok. Kelompok pertama, orang-orang yang menerima dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab, namun melakukan usaha modifikasi, baik sedikit, separuhnya, atau sebagian besarnya. Ciri utama mereka adalah modifikasi pesan dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab.
Kelompok Pertama ini disebut Neo-Wahabi. Organisasi masyarakat di Indonesia yang masuk dalam kategori kelompok neo-Wahabi pertama adalah Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis). Muncul gelombang baru neo-Wahabi yaitu Rodja, Wesal dan Insan TV. JUga Salafi jihadi yang berada dalam lingkaran Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir serta murid-murid mereka berdua.
Khusus tentang Salafi Jihadi (the Jihadist) dikenallah istilah alumni Afghanistan yakni mereka yang pernah ikut berperang di Afghanistan melawan Uni Soviet. Di bawah pengaruh Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar sebagian alumni Afghanistan ini muncul gerakan neo-Khawarij yang mengafirkan orang-orang di luar mereka—termasuk pemerintah Indonesia—dan menyebarkan kebencian terhadap pihak penguasa di Indonesia. Dari kelompok ini sebagian teroris pengeboman berasal.
KELOMPOK KEDUA: WAHABI MURNI.
Yaitu orang-orang yang merespon positif dakwah tersebut dan menerima secara bulat tanpa usaha memodifikasinya. Mereka menerima dakwah dan berusaha menyebarkannya di lingkungan-lingkungan mereka.
Yayasan Al-Muntada didirikan oleh Muhammad bin Surur bin Nayef Zainal Abidin. di London dan Jam’iyyah Ihya At-Turats Al-Islamiyah didirikan oleh Abdurrahman Abdul Khaliq di Kuwait adalah kelompok baru neo-Wahabi. Di Indonesia Yayasan As-Shafwah yang dipimpin oleh Abu Bakar M. Altway dan Yayasan Al-Haramain adalah cabang dari kedua yayasan yang berpusat di London dan Kuwait tersebut.
Tokoh dai terkenal dari yayasan Al-Haramain adalah Abdul Hakim Abdat di Jakarta, Yazid bin Abdil Qadir Jawwas di Bogor, Ainul Harits di Jawa Timur dan Abu Haidar di Bandung.
Sedang Jam’iyyah Ihya At-Turats Al-Islamiyah juga memiliki cabang di Indonesia. Mereka mendirikan pesantren-pesantren yang tersebar di Jawa, seperti Ma’had Jamilurrahman dan Islamic Centre Bin Baaz di Yogyakarta, Ma’had Al-Furqan di Gresik dan Ma’had Imam Bukhari di Solo.
Mereka yang berasal dari kedua yayasan tersebut disebut Sururi.
Ayatullah Sayyid Ahmad Khatami:
Syiah Mampu Menjadikan Hari Wahabi menjadi Gelap Gulita
Kepada seluruh kelompok takfiri diseluruh dunia. Saya katakan
kepada kalian, “Dengarkan perkataan ini! Marjaiat Syiah memiliki
kekuatan fatwa, yang ketaatan kepada fatwa mereka adalah kewajiban
syar’i. Jika kalian melanjutkan tindakan-tindakan kesyetanan kalian,
maka Maraji Syiah akan ikut masuk dalam medan yang akan merubah hari
kalian menjadi gelap gulita. Pikirkan, apakah kalian punya kekuatan?”
|
Serangan terhadap warga Syiah Mesir yang sedang mengadakan
majelis suka cita merayakan peringatan kelahiran Imam Mahdi as pada
malam Nishfu Sya’ban yang merenggut nyawa Syaikh Hasan Shatah ulama
besar Islam Syiah di negara tersebut oleh sejumlah massa Salafi Takfiri
telah meninggalkan luka mendalam bagi para pengikut Syiah dan mereka
yang mencintai kedamaian dan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan.
Untuk mencari akar penyebab keberadaan kelompok takfiri
dalam dunia Islam yang berpotensi memecah belah ummat, sejumlah ulama
besar Islam yang tergabung dalam Majma Jahani Ahlul Bait as, Markaz
Mudiriyat Hauzah Ilmiah Qom, Universitas Internasional al Mustafa dan
Lembaga Pendekatan Mazhab-mazhab Islam menyelenggarakan dialog bersama.
Acara tersebut berlangsung malam Jum’at (27/6) dengan
dihadiri beberapa ulama marja taklid diantaranya, Ayatullah Makarim
Shirazi, Ayatullah Nuri Hamadani, Ayatullah Ja’far Subhani, Ayatullah
Ibrahim Amini, Syaikh Hasan Shafi dan perwakilan dari Ayatullah Shafi
Ghulpaghani, Ayatullah Wahid Khurasani. Pada kesempatan tersebut,
Ayatullah Sayyid Ahmad Khatami menyampaikan orasinya.
Berikut beberapa poin penting dari penyampaian salah seorang angota Dewan Syura Majma Jahani Ahlul Bait tersebut:
- Setiap hari kita mendengar berita yang menyesakkan
dada yang terjadi disetiap sudut dunia Islam, mengenai pembunuhan dan
pembantaian yang dialami kaum muslimin khususnya para pengikut Ahlul
Bait. Dari Irak, Suriah, Pakistan sampai yang terbaru di Mesir.
Khususnya kejadian yang memilukan di Mesir, jika umat Islam
mendiamkannya, maka sama halnya sedang melakukan penantian untuk melihat
tindakan yang lebih keji lagi akan terjadi.
- Disebutkan, sedang berlangsung peringatan Nishfu
Sya’ban disebuah rumah yang dihadiri sekitar 30 orang. Namun tiba-tiba,
tanpa diundang, sekitar 2 ribu orang datang dan melakukan penyerangan
terhadap rumah tersebut. Dinding rumah dirusak. Dan ulama Syiah yang
memiliki program khusus keagamaan di stasiun televisi dan radio-radio
sehingga dikenal luas oleh masyarakat Mesir, diseret keluar dari rumah
tersebut. Kemudian dibunuh dengan cara yang sangat keji. Bersama dengan
Syaikh Hasan Shahatah turut menjadi korban salah seorang saudaranya, dan
3 warga Syiah lainnya. Dan 15 atau 16 orang yang tergabung dalam
majelis tersebut mengalami luka-luka.
- Pembunuhan yang terjadi dalam peristiwa tersebut,
bukan yang pertama dan juga bukan yang terakhir. Pembunuhan yang pertama
adalah yang dialami Qabil. Yang kemudian sepanjang sejarah terjadi
pembunuhan-pembunuhan lainnya. Dan Al-Qur’an telah mengabadikan sebagian
diantaranya. Jadi pembunuhan dimasa sekarang juga terjadi, begitu juga
dimasa yang akan datang. Al-Qur’an mengisahkan tentang terbunuhnya 40
Nabi dalam satu waktu yang kemudian para pembunuhnya bekerja pada pagi
harinya seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun dikekinian yang umat
Islam hadapi adalah kelompok yang membunuh atas nama Islam. Mereka
menyembelih orang atas nama Islam. Mereka adalah kelompok Wahabi Takfiri
yang sedang berhadapan dengan Islam Muhammadi.
- Kami menilai Wahabi dan Ahlus Sunnah adalah dua
kelompok yang berbeda dan terpisah. Sebab yang pertama kali menyatakan
penentangan terhadap batilnya aqidah Wahabi adalah dari kalangan ulama
Ahlus Sunnah. Yang pertama menentang pemikiran Muhammad Bin Abdul Wahab
adalah gurunya sendiri. Bahkan sampai hari ini, kitab-kitab yang ditulis
ulama Ahlus Sunnah dalam menentang pemikiran dan keyakinan Wahabi lebih
banyak jumlahnya dari yang ditulis oleh ulama-ulama Syiah.
- Firqah Wahabi dibangun atas dasar kekerasan.
Menyebar melalui pemaksaan kehendak dan penumpahan darah-darah umat
manusia yang tidak berdosa. Sepanjang sejarah mereka telah mencoreng
wajah umat Islam dengan tindakan dan aksi anarkis mereka. Saya akan
menyebutkan salah satu diantaranya: Pada peringatan Hari Ghaidir tahun
1216 HQ. Para pecinta Ahlul Bait larut dalam peringatan ditetapkannya
Imam Ali as sebagai imam atas kaum muslimin di kota Karbala. Namun
sekitar 12 ribu orang dari Wahabi menyerang Karbala dan membunuhi mereka
yang tidak bersenjata dan tanpa pembelaan. Banyak dari mereka yang
meninggal dari kalangan anak-anak dan orang-orang yang lemah. Mereka
dibunuh hanya karena menampakkan kecintaannya kepada Ahlul Bait as
secara terbuka.
- Contoh dari kekejian mereka tersebut kembali
berulang pada hari ini. Mereka dengan mudahnya meneriakkan takbir sambil
mengunyah jantung orang yang baru saja mereka bunuh dan mereka bangga
menampakkan dan menyiarkannya kepada seluruh dunia. Mereka menyerang
rumah-rumah dan membunuhi semua anggota keluarga yang mereka temui hatta
anak-anak yang masih bayi sekalipun. Apakah semua aksi-aksi keji dan
biadab tersebut terjadi begitu saja tanpa ada pemicunya?
- Ada tiga kelompok pelaku semua tindakan keji tersebut.
Pertama, adalah kelompok awam. Mereka terkena
provokasi dari kelompok yang mereka anggap alim dan ulama. Otak mereka
dicuci dan diisi dengan doktrin-doktrin permusuhan terhadap Syiah.
Kepada mereka dikatakan, barang siapa yang membunuh Syiah, maka kelak
ketika wafat ia akan langsung masuk surga dan akan menjadi tamu
istimewanya Nabi Muhammad Saw.
Kedua, kelompok ulama dan mufti Wahabi. Mufti yang
sedemikian mudahnya mengeluarkan fatwa-fatwa menghalalkan tumpahnya
darah seseorang. Sementara Allah SWT berfirman dalam surah an Nisa’ ayat
94,
“” وَلاَ تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ
مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا”
yang artinya, “…dan
janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam”
kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan
maksud mencari harta benda kehidupan di dunia…”.
Mereka tidak hanya
menentang ayat tersebut namun juga melenceng dari sunnah dan petunjuk
Nabi Saw. Diriwayatkan dari kitab Ahlus Sunnah sendiri, dalam kitab
Kanzul ‘Amal jilid 3 hal. 365 disebutkan Nabi Saw bersabda, “Barang
siapa menyatakan kafir kepada seseorang yang ahli La ila haillallah,
maka sesungguhnya dialah yang lebih mendekati kekafiran.” Dari kitab
yang sama, diriwayatkan juga Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang
mengkafirkan muslim lainnya, jika tidak benar, maka kekafiran akan
kembali kepada dirinya.”
Ketiga, tidak diragukan lagi, pelaku utamanya adalah
AS dan Zionis. Untuk mencegah terjadinya kebangkitan Islam mereka
menjadi dalang dibalik terpecah-pecahnya kaum musliminin. Dari yang
paling ekstrim sampai yang paling liberal.
- Mengapa orang-orang Syiah dibunuh?. Jawaban atas
pertanyaan ini telah tercantum dalam Al-Qur’an surah al Buruuj ayat
8.
“وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيد”
yang artinya, “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin
itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Terpuji..”.
Balasan bagi mereka yang beriman,
bagi para pengikut Ahlul Bait as adalah ini, sekarang dan yang akan
datang. Mereka akan selalu mendapat permusuhan dan kebencian dari mereka
yang memisahkan Al-Qur’an dari Ahlul Bait as dan mencoba untuk mereka
pahami dan tafsirkan sendiri. Dan Syiah dua pusaka itulah yang menjadi
kebanggaannya, Al-Qur’an dan Itrah Nabi Saw. Memahami Al-Qur’an
sebagaimana Ahlul Bait memahaminya.
- Syaikh Hasan Shahatah beserta saudaranya, senantiasa
secara terbuka membanggakan mazhab pilihannya. Diantara wawancaranya
yang terakhir, Syaikh Shahatah mengatakan, “Saya bersyukur kepada Allah
SWT yang membuat hidupku sedemikian manis dan indah, karena kecintaan
kepada Ahlul Bait as. Ayah saya telah membesarkan saya dengan kecintaan
kepada Imam Ali as, kecintaan kepada Fatimah az Zahrah as dan Ahlul Bait
as.” Meskipun Syaikh Shahatah meninggal dengan cara yang mengenaskan,
namun ia tetap hidup sebagai seorang syahid. Insya Allah.
- Pemerintah Mesir, Presiden dan Perdana Menterinya
mengecam dan mengutuk kejadian tersebut. Namun itu tidak cukup. Telah
ada lima korban jiwa yang terenggut. Dan itu harus diselesaikan secara
hukum. Pembunuhnya harus diproses hukum dan mendapat balasan setimpal.
Kepada pemerintah Mesir saya mengatakan, kecintaan rakyat Mesir kepada
Ahlul Bait telah berlangsung 1.400 tahun lamanya. Karenanya jangan
melakukan tindakan semena-mena kepada para pecinta dan pengikut Ahlul
Bait.
Pesan Penting kepada Kelompok Takfiri
Kepada seluruh kelompok takfiri diseluruh dunia. Saya
katakan kepada kalian, “Dengarkan perkataan ini! Marjaiat Syiah memiliki
kekuatan fatwa, yang ketaatan kepada fatwa mereka adalah kewajiban
syar’i. Jika kalian melanjutkan tindakan-tindakan kesyetanan kalian,
maka Maraji Syiah akan ikut masuk dalam medan yang akan merubah hari
kalian menjadi gelap gulita. Pikirkan, apakah kalian punya kekuatan?”
Namun ulama marja taklid kami adalah orang yang cerdas dan
berwawasan luas, yang tidak akan mudah tertipu dan terpedaya oleh
permainan dan tipuan musuh. Mereka melihat ini adalah medan konspirasi
Amerika yang menghendaki Sunni membunuhi Syiah, dan Syiah membunuhi
Sunni yang kemudian secara luas terjadi perang dan pertumpahan darah
antara Sunni dan Syiah. Musuh Sunni dan Syiah adalah kelompok takfiri.
Kekejian dan kebiadaban takfiri juga dikecam oleh kelompok Ahlus Sunnah.
Seruan kepada Ulama Ahlus Sunnah
Dengan penuh rasa penghormatan saya menyampaikan seruan
kepada ulama Ahlus Sunnah baik yang di Iran maupun diseluruh dunia
Islam.
Kami mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam, atas
kecaman kalian atas kejadian pembongkaran dan pelecehan makam sahabat
Nabi Saw Hujr bin ‘Adii. Yang menunjukkan kepedulian dan perhatian
kalian. Dan kamipun menjadi saksi bahwa ulama-ulama besar Ahlus Sunnah
mengecam dan mengutuk perbuatab biadab dan kurang ajar tersebut.
Kami bertanya kepada ulama Ahlus Sunnah –baik yang di Iran
maupun yang diluar Iran-, Apa tindakan tersebut sebab atau akibat?.
Sudah dipastikan jawabannya adalah, kekejian tersebut adalah akibat dari
buah pemikiran Wahabi, buah dari pemikiran takfiri. Tunjukkanlah
keberanian kalian dan mulailah perlawanan terhadap akar penyebabnya.
Sebagaimana keberanian yang pernah ditunjukkan ulama-ulama Syiah
terhadap sekte buatan Ingrris yang bernama ‘Bahai” yang hendak
mencemarkan dan menodai Syiah. Semua ulama Syiah memfatwakan, mereka
pengikut Bahai adalah kafir, najis dan tidak memiliki hubungan sama
sekali dengan Syiah dalam bentuk apapun. Dengan adanya fatwa tersebut,
Bahai jadi tidak memiliki pengaruh sama sekali.
Keberanian yang seperti ini yang kami nantikan dari Ulama
Ahlu Sunnah bahwa mereka seia sekata menyerukan bahwa paham Wahabi dan
takfiri sama sekali tidak memiliki sangkut paut dengan Islam. Merekalah
yang merusak Islam. Mereka juga hendak merusak Ahlus Sunnah. Mari
bersama memenuhi panggilan Islam, panggilan agama dengan penuh kecintaan
dan bersama memerangi akar penyebabnya, bukan disibukkan mengurusi
akibat-akibat yang tampak dipermukaan.
(Syiahali/ABNA/ABNS)
(Syiahali/ABNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email