Analis politik Eric Draitser percaya bahwa serangan AS terhadap teroris Takfiri ISIS merupakan bagian dari perang proxy Washington dan Israel yang diluncurkan terhadap Iran.
Dalam wawancara dengan Press TV, Kamis 30 April 2015, Draitser mengatakan, “Ada jaringan kompleks yang saling terkait untuk kepentingan geopolitik di sini.”
Pendiri situs stopimperialism.com ini melanjutkan, “Tentunya untuk kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya Israel…juga merupakan bagian dari perang proxy yang panjang terhadap Iran.”
Dia menilai Amerika Serikat menggunakan ISIS sebagai alasan transformasi dan re-branding apa yang pernah mereka sebut perang global melawan teror.
Perang global melawan teror, katanya, adalah perang panjang terbuka tanpa tujuan definitif dan strategis yang tidak memiliki patokan. Perang pada dasarnya adalah sapi perah bagi kompleks industri militer AS membantu sistem kekaisaran AS dalam petualangan militer di luar negeri, lanjutnya.
“Amerika Serikat dan sekutunya akan menggunakan ISIS sebagai dalih untuk melaksanakan agenda politik dan geo-politik,” katanya.
Draitser melanjutkan ada dua sekutu strategis di wilayah yang ingin mengarahkan mesin kekaisaran AS untuk kepentingan sendiri; Arab Saudi yang ingin memperluas pengaruhnya di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara dan Mesir yang mencoba mengarahkan AS dan sekutunya untuk melakukan pekerjaan kotor Mesir untuk membasmi ISIS.
Kelompok teroris ISIS yang awalnya dilatih CIA di Yordania pada tahun 2012 untuk mengacaukan pemerintah Suriah, kini menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak.
(Press-TV/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email