“Diskursus Islam” dan “diskursus jahiliah” adalah dua diskursus yang sangat bertolak belakang dan tidak akan pernah bertemu.”
Begitu ditegaskan oleh Rahbar Revolusi Islam Iran (RII) dalam acara kemahasiswaan militer di Universitas Militer Imam Husain as Tehran, pagi hari ini, Rabu (20/5).
“Diskursus jahiliah hari ini,” lanjut Rahbar, “adalah sebuah diskursus lalim, penuh pemaksaan, sombong, dan selalu mengintai hegemoni yang didukung oleh imperialisme dunia. Sebagai anonim, diskursus Islam mendukung keadilan, kebebasan manusia, dan membasmi penjajahan dan sistem hegemoni.”
Di bagian lain orasi, Rahbar mengutarakan permintaan irasional dan ilegal negara-negara anggota kelompok 5+1 dalam perundingan nuklir untuk menggeledah dan memeriksa pusat-pusat militer Iran dan berdialog dengan para ilmuwan RII. Rahbar menegaskan bahwa permintaan konyol seperti ini tidak akan pernah ditanggapi oleh RII.
“Pihak musuh harus tahu bahwa rakyat dan para petinggi RII tidak akan pernah menerima tekanan dan paksaan dari siapa pun,” ujar Rahbar.
Pada kelanjutan orasi, Rahbar mengisyaratkan isu yang berkembang bahwa perang proxy di kawasan Timur Tengah ini akan diseret ke perbatasan RII. Rahbar menekankan, “Jika kenakalan seperti ini terjadi, maka reaksi RII pasti akan tegas dan tak kenal ampun.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email