Seorang Santri Harus Selalu Ingat Imam Zaman

Hubungan yang kontinyu dengan Imam Zaman as adalah salah satu tugas penting seorang santri.

“Akrab dengan siapa pun dapat mewujudkan kecintaan, terutama Imam Zaman as yang merupakan tuan dan panutan kita,” ujar Ayatullah Abdul Jawad Alamulhuda seorang faqih dan penanggung jawab madrasah Al-Qa’im, Tehran, Iran, hari ini kepada wartawan Kantor Berita Shabestan.

Dalam sebuah surat kepada Syaikh Mufid, lanjut Ayatullah Alamulhuda, Imam Zaman menekankan tidak akan pernah melupakan kita. Untuk itu, kecintaan yang harus dibangun harus dua arah. Imam Zaman tidak pernah melupakan kita. Maka kita pun tidak boleh melupakan beliau sehingga kecintaan dua arah ini tercipta.

Ayatullah Alamulhuda berpesan, untuk selalu mengingat Imam Zaman, seorang santri, khusunya, bisa melakukan amalan berikut ini:
Setelah salat Shubuh usai, duduklah sambi berlutut. Bacalah salawat sebanyak tiga kali dan kirimkanlah hadiahnya untuk ibunda Imam Zaman, Nargis Khatun. Lalu, bacalah salawat sebanyak tiga kali dan kirimkanlah pahalanya untuk Imam Zaman seraya ucapkan, “Demi ibunda Anda! Mohonkanlah kepada Allah supaya saya berhasil berkhidmat kepada Anda dan selalu tetap kokoh dalam janji ini.”

Sebagai pesan terakhir, Ayatullah Alamulhuda menekankan supaya kita jangan tertipu oleh bisikan-bisikan setan. Nabi Ibrahim pernah dibisiki oleh setan supaya jangan sampai mengorbankan anaknya. Tetapi, ia melempar setan dengan batu sebanyak tiga kali dan tidak pernah menggubrisnya.

(Shabestan/ABNS)