Para pejabat Irak telah menandatangani kontrak pertama untuk merekrut seribu tentara Sunni untuk membantu pasukan-pasukan keamanan Irak guna menghadapi ISIL di Provinsi barat Al-Anbar.
Sementara sebelumnya pemerintah pusat Irak selama bertahun-tahun ragu dan enggan mempersenjatai dan memberikan pelatihan militer kepada milisi-milisi suku.
Suhaib Al-‘Ana, Gubernur Al-Anbar yang baru diangkat, mengatakan bahwa tindakan ini adalah langkah pertama untuk membebaskan Provinsi Al-Anbar yang 65 persennya dalam pengendaliaan kelompok ISIL teroris pada satu setengah tahun yang lalu.
Ia mengatakan dalam pidatonya dihadapan anggota-anggota yang baru direkrut, hari ini tidak seperti hari lain, hari ini adalah awal untuk mengakhiri sepak terjang mereka yang mewujudkan peperangan di negara kita.
Suhaib menambahkan, hari ini tidak seperti hari-hari lainnya, karena semua orang Irak bersama dengan Anda.
Suku-suku Sunni di Al-Anbar memiliki peran kunci dalam kekalahan Al-Qaidah pada tahun 2006, tapi kemudian pemerintah Nuri Al-Maliki memangkas dana untuk milisi-milisi ini.
Ketika kelompok teroris ISIL memasuki Al-Anbar begitu banyak orang-orang yang menjadi target dan terbunuh.
Ini adalah pertama kalinya kontrak ditandatangani atas perintah Haidar Al-‘Ibadi, Perdana Menteri Irak, untuk menggunakan kekuatan-kekuatan Sunni dan memberikan pelatihan militer kepada mereka dalam menghadapi kelompok-kelompok teroris.
Al-‘Ibadi lebih terbuka dalam mempersenjatai dan melatih pasukan suku-suku Sunni dari Nuri Al-Maliki.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email