Seorang perempuan Muslim ketika bepergian dengan salah satu maskapai penerbangan Amerika mengalami kesulitan yang dipandangnya sebagai bentuk diskriminasi nyata terhadap Muslim dan bersumber dari Islamofobia di Amerika.
Ketika pesawat dalam keadaan terbang dan Anda meminta sekaleng minuman
dari pramugari, apa yang terjadi? Jika Anda seorang Muslim, ia tidak
akan memberikan minuman itu kepada Anda, namun seorang pria yang duduk
di sebelah saya yang memesan minuman kaleng bir yang belum terbuka
segera diberikan.
Thahirah Ahmad, seorang perempuan Muslim yang bekerja di salah satu Universitas di Chicago, ketika bepergian dengan pesawat berhadapan dengan masalah ini.
Ia menulis di halaman facebook-nya, “Perilaku pramugari kepada saya adalah benar-benar diskriminatif, ia mengatakan kepada saya bahwa ia tidak dapat memberikan kepada saya kaleng minuman yang tertutup.”
“Namun ketika pramugari memberikan satu kaleng minuman yang tertutup kepada seorang pria yang duduk di sampingku dan saya meminta penjelasan kepadanya tentangnya, ia mengatakan bahwa tidak diizinkan memberikan kaleng minuman kepada sebagain orang, karena mungkin saja digunakannya sebagai senjata,” tambahnya.
“Para penumpang lain tidak membela saya, bahkan memaksa saya untuk diam,” jelasnya.
Kisah Islamofobia di ketinggian 3000 kaki dalam beberapa jam setelahnya terjadi demonstrasi anti-Islam di Phoenix Amerika yang menarik perhatian internasional.
The Associated Press dalam suatu laporan tentang hal ini mengumumkan bahwa sekitar 250 warga kota Phoenix di negara federal Arizona yang beberapa dari mereka bersenjata, hari Jumat dekat masjid di kota ini telah melakukan demonstrasi anti-Islam.
Perlu dicatat bahwa Islamofobia di Amerika dikarenakan propaganda negatif media terhadap Muslim di negara ini, khususnya sejak serangan 11 September, telah menjadi sesuatu yang lumrah.
Begitu banyak Muslim di Amerika karena propaganda negatif tersebut kehilangan hak-haknya bekerja di pemerintah dan di banyak bidang mengalami diskriminasi.
(Shabestan)
Thahirah Ahmad, seorang perempuan Muslim yang bekerja di salah satu Universitas di Chicago, ketika bepergian dengan pesawat berhadapan dengan masalah ini.
Ia menulis di halaman facebook-nya, “Perilaku pramugari kepada saya adalah benar-benar diskriminatif, ia mengatakan kepada saya bahwa ia tidak dapat memberikan kepada saya kaleng minuman yang tertutup.”
“Namun ketika pramugari memberikan satu kaleng minuman yang tertutup kepada seorang pria yang duduk di sampingku dan saya meminta penjelasan kepadanya tentangnya, ia mengatakan bahwa tidak diizinkan memberikan kaleng minuman kepada sebagain orang, karena mungkin saja digunakannya sebagai senjata,” tambahnya.
“Para penumpang lain tidak membela saya, bahkan memaksa saya untuk diam,” jelasnya.
Kisah Islamofobia di ketinggian 3000 kaki dalam beberapa jam setelahnya terjadi demonstrasi anti-Islam di Phoenix Amerika yang menarik perhatian internasional.
The Associated Press dalam suatu laporan tentang hal ini mengumumkan bahwa sekitar 250 warga kota Phoenix di negara federal Arizona yang beberapa dari mereka bersenjata, hari Jumat dekat masjid di kota ini telah melakukan demonstrasi anti-Islam.
Perlu dicatat bahwa Islamofobia di Amerika dikarenakan propaganda negatif media terhadap Muslim di negara ini, khususnya sejak serangan 11 September, telah menjadi sesuatu yang lumrah.
Begitu banyak Muslim di Amerika karena propaganda negatif tersebut kehilangan hak-haknya bekerja di pemerintah dan di banyak bidang mengalami diskriminasi.
(Shabestan)
Post a Comment
mohon gunakan email