“Badan Internasional Energi Atom (IAEA) hanya boleh mengontrol pusat-pusat nuklir, dan tidak berhak mengontrol dokumen-dokumen nasional dan basis-basis militer.”
Begitu hal ini ditegaskan oleh Ayatullah Sa‘idi pada khutbah Jumat kemarin di kota suci Qom, Republik Islam Iran.
Ayatullah Sa‘idi juga menyoroti keputusan Parlemen Iran yang mewajibkan tim perunding nuklir Iran supaya mengindahkan garis-garis merah yang telah ditetapkan oleh Rahbar sehubungan dengan isu nuklir. Keputusan tersebut didukung oleh 92 persen suara dari seluruh anggota parlemen.
“Hal ini membuktikan bahwa para wakil rakyat di Parlemen Iran memiliki satu suara dalam memelihara kepentingan nasional. Untuk itu, seluruh embargo harus dihapus bersamaan dengan penandatanganan kesepakatan nuklir,” ujar Ayatullah Sa‘idi.
Ayatullah Sa‘idi juga mengisyaratkan kehadiran seluruh lapisan masyarakat dalam mengantarkan 270 syahid yang baru saja ditemukan di medan pertempuran ke rumah abadi mereka. Kehadiran ini menyimpan pesan penting untuk tim perunding bahwa mereka adalah para pejuang di medan diplomasi. Muqawamah dalam menghadapi paksaan-paksaan negara-negara lalim adalah simbol kemenangan.
Di bagian lain khutbah Jumat, Ayatullah Sa‘idi menegaskan bahwa bulan suci Ramadhan adalah sebuah hari besar bagi Muslimin. Seluruh nikmat Ilahi tercurahkan atas mereka di bulan yang penuh berkah ini.
“Bulan Ramadhan adalah musim doa. Kita harus menghargai nilai bulan ini,” ungkapnya.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email