“Bulan Ramadhan sangat berbeda dengan bulan-bulan yang lain bukan lantaran puasa belaka. Perbedaan ini mulai dari nol hingga tak terhingga dan bisa disaksikan dalam segala hal.”
Begitu hal ini ditegaskan oleh Hujjatul Islam Muhsin Adib Behruz seorang ahli di Universitas Ilmu Kedokteran Tehran kemarin kepada wartawan Shabestan.
Untuk memasuki bulan suci Ramadhan, lanjut Behruz, kita perlu mempersiapkan persiapan-persiapan yang diperlukan. Salah satunya adalah izin dari Allah. Puasa di bulan Sya‘ban termasuk salah satu persiapan yang bisa kita lakukan untuk memasuki bulan ini.
Membaca doa-doa khusus, lanjut Behruz, juga termasuk persiapan yang bisa kita lakukan. Kandungan doa-doa ini adalah kita ingin memasuki bulan Ramadhan dengan izin pemiliknya.
“Dengan persiapan-persiapan seperti ini, jelas hasilnya akan berbeda dengan orang yang hanya terpaksa berpuasa lantaran perintah Allah,” ujar Behruz.
“Puasa di akhir bulan Sya‘ban dan bermunajat di malam pertama bulan Ramadhan adalah sebuah mohon untuk memasuki jamuan Ilahi. Dengan izin ini, seseorang tahu sedang memasuki sebuah bulan khusus yang sangat berbeda dengan bulan-bulan lain. Perbedaannya bukan hanya dalam kewajiban puasa,” lanjut Behruz.
Puasa tersebut, ungkap Behruz, hanyalah satu keping dari keping-keping puzzle yang harus kita susun bersandingan. Setelah seluruh puzzle tersebut tersusun rapi, kita baru bisa melihat sebuah susunan yang indah nan rapi serta bermakna.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email