Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Bulan Sya'ban. Show all posts
Showing posts with label Bulan Sya'ban. Show all posts

Bulan Ramadhan Berbeda dengan Bulan-bulan Lain


“Bulan Ramadhan sangat berbeda dengan bulan-bulan yang lain bukan lantaran puasa belaka. Perbedaan ini mulai dari nol hingga tak terhingga dan bisa disaksikan dalam segala hal.”
 
Begitu hal ini ditegaskan oleh Hujjatul Islam Muhsin Adib Behruz seorang ahli di Universitas Ilmu Kedokteran Tehran kemarin kepada wartawan Shabestan.

Untuk memasuki bulan suci Ramadhan, lanjut Behruz, kita perlu mempersiapkan persiapan-persiapan yang diperlukan. Salah satunya adalah izin dari Allah. Puasa di bulan Sya‘ban termasuk salah satu persiapan yang bisa kita lakukan untuk memasuki bulan ini.

Membaca doa-doa khusus, lanjut Behruz, juga termasuk persiapan yang bisa kita lakukan. Kandungan doa-doa ini adalah kita ingin memasuki bulan Ramadhan dengan izin pemiliknya.

“Dengan persiapan-persiapan seperti ini, jelas hasilnya akan berbeda dengan orang yang hanya terpaksa berpuasa lantaran perintah Allah,” ujar Behruz.

“Puasa di akhir bulan Sya‘ban dan bermunajat di malam pertama bulan Ramadhan adalah sebuah mohon untuk memasuki jamuan Ilahi. Dengan izin ini, seseorang tahu sedang memasuki sebuah bulan khusus yang sangat berbeda dengan bulan-bulan lain. Perbedaannya bukan hanya dalam kewajiban puasa,” lanjut Behruz.

Puasa tersebut, ungkap Behruz, hanyalah satu keping dari keping-keping puzzle yang harus kita susun bersandingan. Setelah seluruh puzzle tersebut tersusun rapi, kita baru bisa melihat sebuah susunan yang indah nan rapi serta bermakna.

(Shabestan/ABNS)

Nisfu Sya’ban, Prolog Hubungan Batin dengan Imam Mahdi


Terdapat hari-hari besar Islam yang memiliki peran signifikan dan menentukan dalam kehidupan manusia.
Salah satu hari besar Islam tersebut adalah hari kelahiran Imam Mahdi as sebagai sang juru penyelamat umat manusia dari setiap bentuk kezaliman dan kegulitaan. Sang juru penyelamat yang diyakini Syiah ini sudah dilahirkan ke dunia dan memiliki keistimewaan dan kriteria-kriteria khusus.

Malam Nisfu Sya’ban menyimpan makrifat dan kecintaan khusus yang sangat mendalam kepada Imam Zaman as. Tentu, pesta hari ulang tahun kelahiran beliau ini jangan sampai hanya terbatas pada pesta fora semata. Semua itu akan menjadi bernilai apabila dibarengi dengan komitmen tanggung jawab atas segala tugas yang kita emban. Tentu, pesta semacam ini bisa menjadi sebuah prolog untuk membangun sebuah hubungan batin dengan beliau.

Salah satu tugas penting kita sekarang ini adalah mempersiapkan lahan yang tersedia supaya masyarakat kita lebih mengenal jati diri dan kriteria Imam Mahdi as. Pesta Nisfu Sya’ban akan bernilai bagus apabila disertai dengan pengenalan yang benar terhadap beliau. Mengagungkan syiar-syiar agama membuktikan bahwa kita merasa bahagia dengan kelahiran beliau dan kita juga berharap beliau akan muncul kembali guna menebarkan seluruh keadilan di seantero semesta. Dengan kelahiran beliau, seluruh makhluk yang sedang menunggu kebebasan akan merasa berbahagia.

(Shabestan)

Mengapa Rasulullah Pewaris Para Nabi?


Ruang dan waktu tertentu memiliki keutamaan khusus yang tidak dimiliki oleh ruang dan waktu yang lain. Salah satu waktu yang memiliki keutamaan istimewa adalah bulan Sya’ban.
Untuk menggapai keutamaan yang dimiliki oleh bulan Sya’ban, kita harus melakukan amalan dan menempatkan diri di jalur anugerah Ilahi berdatangan. Salah satu amalan yang sangat utama di bulan Sya’ban adalah salawat Sya’baniah.

Salawat Sya’baniah adalah sebuah teks salawat yang selalu dibaca oleh Imam Zainal Abidin ketika waktu azan tiba. Salawat ini bisa dikelompokkan dalam dua bagian besar: pertama tentang pengenalan imam dan kedua permohonan kepada Allah supaya kita bisa memanfaatkan keistimewaan bulan Sya’ban.

Salah satu frasa salawat Sya’baniah adalah mawdhi’ir risālah; tempat menerima risalah.

Terdapat perbedaan antara posisi kenabian dan kerasulan. Kerasulan lebih tinggi daripada kenabian. Setiap rasul pastilah seorang nabi. Tetapi tidak harus seorang nabi pasti menjadi seorang rasul. Seorang nabi bertugas menunjukkan jalan kehidupan dunia dan akhirat kepada masyarakat. Tetapi, seorang rasul, di samping memiliki tugas seorang nabi, juga memiliki tugas-tugas lain sebagai hujjah Ilahi untuk seluruh umat manusia.

Frasa tersebut di atas menegaskan bahwa seluruh tugas yang pernah dimiliki oleh para nabi terdahulu terkumpul menjadi satu dalam diri Nabi Muhammad saw. Untuk itu, sudah layak beliau disebut pewaris para nabi.

(Shabestan)

Tujuan Imam Mahdi Terwujud Melalui Karbala


Simetri dan keselarasan antara Imam Mahdi as dan Imam Husain as menjadi tema utama yang dikupas oleh Hujjatul Islam Mujtaba Kalbasi manajer Pusat Kajian Mahdiisme kemarin dalam program televisi yang berjudul “Qarar-e Jom’eh”.
“Terdapat simetri historis antara 27 Rajab hari bi’tsah Rasulullah saw, 3 Sya’ban hari kelahiran Imam Husain as, dan 15 Sya’ban hari kelahiran Imam Mahdi,” ujar Kalbasi.

Dalam sabda Rasulullah saw, lanjut Kalbasi, Imam Mahdi dan Imam Husain adalah imam umat manusia. Rasulullah pernah menekankan bahwa Hasan dan Husain adalah imam, baik mereka berdiri atau duduk. Berkenaan dengan Imam Mahdi, beliau juga pernah bersabda bahwa ia termasuk anak cucu beliau dan imam terakhir.

Dari sisi nama, terdapat simetri yang indah antara Imam Mahdi dan Rasulullah sendiri. Nama mereka adalah Muhammad. Lanjut Kalbasi menekankan.

Kalbasi melanjutkan, tujuan utama gerakan dan kebangkitan Imam Husain as adalah memperbaiki umat manusia. Dalam sebuah hadis, beliau pernah menekankan tidak bangkit untuk kesombongan dan mencari kekuasaan. Beliau hanya ingin untuk memperbaiki umat kakek beliau. Kebangkitan Imam Mahdi as juga demikian. Beliau bangkit untuk memperbaiki kondisi politik, sosial, dan lain sebagainya.

Salah satu contoh gamblang dari tujuan tersebut, ujar Kalbasi, adalah memusnahkan para penguasa lalim. Dalam sebuah ucapan, Imam Husain pernah menekankan, “Apakah kalian tidak menyaksikan kebenaran sudah tidak diamalkan lagi dan orang-orang bejat memegang tampuk kekuasaa?” Dalam doa Nudbah kita membaca, Imam Mahdi adalah simpanan Ilahi untuk mematahkan tulang punggung orang-orang yang zalim.

(Shabestan)

Semilir Angin Sejuk Sya’ban, Pendahuluan Memasuki Bulan Ramadhan


Semilir angin sejuk Sya’ban telah berhembus, dan ini merupakan bulan akhir untuk langkah persiapan spriritual dalam memasuki bulan suci Ramadhan.
Kantor Shabestan di Shauma’ahsara melaporkan, Semilir angin Sya’ban telah mendayu dan memberikan semangat untuk lebih menikmati hangatnya bulan suci Ramadhan. Sya’ban adalah bulan terakhir yang mengantarkan langkah untuk memasuki bulan perjamuan besar, bulan suci Ramadhan.

Bulan kelahiran empat bintang nabawi, Imam Husain As, Abu Fadhl Abbas,Imam Sajjad, dan Imam Mahdi As.

Bulan Sya’ban adalah bulan yang sangat mulia, bulan yang dinisbatkan kepada Rasulullah saw, dimana beliau bersabda, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku. Di tempat lain beliau bersabda, Allah akan mengampuni  mereka yang memasuki bulanku dengan menegakkan kebenaran.

Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang penuh fadhilah dan keutamaan, bulan doa dan munajat kepada-Nya. Bulan pembersihan diri untuk mempersiapkan langkah memasuki bulan terindah. Banyak terdapat amalan dan doa di bulan ini, dimana terbaiknya adalah istighfar. Barang siapa beristighfar sebanyak 70 kali setiap hari di bulan ini, seakan ia beristighfar sebanyak 70 ribu kali di bulan-bulan lain.

Bulan Sya’ban, Kesempatan untuk Sucikan Ruh dan Jiwa dari Dosa dan Lalai

Hujjatul Islam Ismail Shadiqi, Imam Jamaah di Shumi’ahsara dalam perbincangannya dengan Shabestan mengatakan, bulan Sya’ban merupakan mukadimah untuk memasuki bulan suci Ramadhan dan hamba-hamba Allah harus bisa memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya supaya memiliki persiapan yang sempurna untuk memasuki Ramadhan.

Ia menambahkan, tiga bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan merupakan bulan-bulan penghambaan, dan hamba Mukmin harus bisa memperoleh manfaat dari bulan-bulan ini untuk bertaqarrub kepada Allah.

Sembari menyinggung bahwa berpuasa satu hari di bulan ini sama dengan beribadah selama 70 tahun, mengatakan, para Syiah harus memanfaatkan setiap saat dari bulan ini dan memperbanyak doa untuk kemunculan Imam Mahdi As.

(Shabestan)

Terkait Berita: