Artikel ini kami kutip dari :
http://ejajufri.wordpress.com/page/2/
Dalam sebuah seminar di Sumatera Utara, salah seorang profesor dari
sebuah majelis ulama di negeri ini berkata bahwa para pengikut
Syiah suka
bermain-main dalam salawatnya. Dia mengkritik bahwa Syiah selalu
bersalawat kepada keluarga nabi tapi tidak pernah menyebut-nyebut
sahabat nabi. Pria bergelar profesor itu mengatakan bahwa di dalam kitab
suci umat Islam perintah salawat hanya ditujukan untuk nabi
tok.
Sekilas memang benar. Tapi bukankah kita tidak akan pernah bisa
mengerti bagaimana caranya salat—yang darinya juga muncul kata
salawat—sekalipun misalkan terdapat ratusan ayat yang memerintahkan umat
Islam untuk menegakkan salat? Bukankah sudah disepakati bahwa riwayat
hadis menjadi penjelas bagi ayat-ayat suci
Alquran?
إن النبي صلى الله عليه وسلم خرج علينا،
فقلنا: يا رسول الله، قد علمنا كيف نسلم عليك، فكيف نصلي عليك؟ قال: قولوا:
اللهم صل على محمد، وعلى آل محمد، كما صليت على آل إبراهيم، إنك حميد
مجيد. اللهم بارك على محمد، وعلى آل محمد، كما باركت على آل إبراهيم، إنك
حميد مجيد
Dalam
Shahîh Al-Bukhârî bab salawat kepada nabi saw.
disebutkan bahwa sekelompok sahabat bertanya kepada nabi, “Wahai
Rasulullah, engkau telah mengajari kami cara mengucapkan salam, lalu
bagaimana cara kami bersalawat kepadamu?” Beliau berkata, “Hendaklah
kalian mengucapkan: ‘Ya Allah, sampaikan salawat kepada Muhammad dan
keluarga Muhammad sebagaimana Engkau sampaikan salawat kepada keluarga
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah,
berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.’”
Cara bersalawat yang tidak jauh berbeda juga disebutkan dalam tafsir
Al-Qurthubi dan Fakhurruzi terhadap ayat salawat dan tetap mencantumkan
keharusan menyebut keluarga Muhammad saw. Bahkan dalam
kitabnya,
Ibnu Hajar Al-Haitami menyebutkan riwayat bahwa nabi melarang kita
untuk bersalawat jika tidak disertai dengan keluarga Muhammad.
لا تصلوا علي الصلاة البتراء تقولون اللهم صل على محمد وتمسكون بل قولوا اللهم صل على محمد وعلى آل محمد
Nabi bersabda, “Janganlah kalian bersalawat kepadaku dengan salawat yang
batra.
Kalian mengatakan: ‘Ya Allah sampaikanlah salawat kepada Muhammad’ lalu
kalian diam. Tapi katakanlah: ‘Ya Allah sampaikanlah salawat kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad’.”
Sehingga perlu sekali lagi ditegaskan bahwa salawat kepada keluarga
Nabi Muhammad saw. bukanlah keinginan pribadi Rasulullah saw. apalagi
main-mainan Syiah. Ketika sang profesor mengatakan bahwa salawat kepada
keluarga Nabi Muhammad saw. hanyalah anjuran, maka dia harus menelan
kenyataan bahwa sesungguhnya salawat kepada sahabatlah yang tidak wajib,
meskipun
Allah dan malaikat juga bersalawat (mendoakan) orang-orang beriman.
Jika dikatakan bahwa salawat kepada keluarga nabi hanyalah anjuran,
maka dia harus mengingat sabda nabi yang ditegaskan oleh Imam Syafii
r.a. bahwa barang siapa yang menegakkan salat tapi tidak membaca salawat
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad maka salatnya tidaklah sah.
Beberapa orang yang merasa mamakai busana ahli
tauhid
mengatakan bahwa salawat kepada Muhammad adalah pengagungan yang bisa
menjurus kepada syirik, maka sebagaimana salat menjadi media penghubung
antara manusia dengan Tuhannya, salawat juga menjadi tali penghubung
kita kepada Nabi Muhammad saw. Dengan membaca salawat kita tidak
meninggikan Nabi Muhammad saw. di atas keharusannya, justru memposisikan
beliau pada tempatnya sebagaimana diperintahkan.
Saya tidak pernah bisa melupakan majalah
Sabili yang terbit pada bulan September 2005 yang menulis bahwa Syiah membaca salawat
allâhumma shalli ‘alla Muhammad wa Ali, yakni kepada keluarga Ali. Semoga kejahilan dari tidak bisa membedakan antara
âli (keluarga) dan
‘Alî atau kepicikan jenis lainnya tidak terus berlanjut.