Oleh: Ust. Ma’ruf Khozin
Sebagian orang hingga saat ini masih terasa gatal telinganya ketika mendengar sebutan ‘Sayid’ untuk Nabi, sahabat dan keluarga Nabi, serta ingin tergesa-gesa menvonis bid’ah. Padahal berdasarkan hadis-hadis sahih di bawah ini menunjukkan bahwa sejak masa sahabat sudah ditemukan istilah ‘Sayid’ bagi sebagian sahabat Nabi dan keluarga Nabi.
Syaikh Fuad Abd al-Baqi mendefinisikan ‘Sayid’ sebagai berikut:
قَالَ الْهَرَوِي السَّيِّدُ هُوَ الَّذِي يَفُوْقُ قَوْمَهُ فِي الْخَيْرِ (صحيح مسلم – ج 4 / ص 1782)
“al-Harawi berkata: Sayid adalah seseorang yang memiliki keunggulan
dalam kaumnya dari segi kebaikan” (Catatan dalam Sahih Muslim 4/1782)- Sayidah Fatimah al-Zahra’
قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَاطِمَةُ سَيِّدَةُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ (رواه البخارى)
Rasulullah Saw bersabda: “Fatimah adalah pemuka wanita penduduk surga” (HR al-Bukhari)
- Sayidina Abu Bakar dan Sayidina Umar
Rasulullah Saw bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَبُوْ بَكْرٍ وَعُمَرُ
سَيِّدَا كُهُوْلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ مِنَ الْأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ
(رواه الترمذي)
“Abu Bakar dan Umar adalah pemuka orang tua penduduk surga, dari orang terdahulu dan yang akhir” (HR al-Turmudzi).Terkait hadis ini, ulama Wahabi Syaikh Albani menilainya sahih dan berkata:
روي عن جمع من الصحابة منهم علي بن أبي طالب و أنس بن مالك و أبو جحيفة و
جابر بن عبد الله و أبو سعيد الخدري . (السلسلة الصحيحة – ج 2 / ص 323)
“Hadis ini diriwayatkan dari sekelompok sahabat, diantaranya Ali bin
Abi Thalib, Anas bin Malik, Abu Juhaifah, Jabir bin Abdillah dan Abu
Said al-Khudri” (Silsilah Shahihah 2/323).Bahkan Sayidina Umar pun menyebut ‘Sayid’ kepada Sayidina Abu Bakar:
قَالَ عُمَرُ بَلْ نُبَايِعُكَ أَنْتَ ، فَأَنْتَ سَيِّدُنَا
وَخَيْرُنَا وَأَحَبُّنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
(رواه البخارى)
“Umar berkata: “Tetapi kami membaiatmu (sebagai pemimpin). Engkau
(Abu Bakar) adalah pemuka kami, orang terbaik kami dan yang paling
dicintai diantara kami oleh Rasulullah Saw” (HR al-Bukhari).- Sayidina Hasan dan Sayidina Husain
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ – رضى الله عنه – أَخْرَجَ النَّبِىُّ – صلى الله
عليه وسلم – ذَاتَ يَوْمٍ الْحَسَنَ فَصَعِدَ بِهِ عَلَى الْمِنْبَرِ ،
فَقَالَ « ابْنِى هَذَا سَيِّدٌ ، وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ
بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ » (رواه البخارى)
Diriwayatkan dari Abu Bakrah, suatu ketika Nabi membawa Hasan dan naik ke atas mimbar. Nabi bersabda: “Anakku ini adalah sayid (pemuka). Semoga Allah menjadikan damai dua kelompok besar dari umat Islam dengan Hasan” (HR al-Bukhari).
Di hadis lain Rasulullah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ (رواه الترمذي)
“Hasan dan Husain adalah sayyid / pemuka pemuda penduduk surga” (HR al-Turmudzi).Hadis ini dinilai sahih oleh ulama Wahabi, bahkan sudah mencapai derajat Mutawatir karena diriwayatkan dari 10 sahabat:
ورد من حديث أبي سعيد الخدري و حذيفة ابن اليمان و علي بن أبي طالب و
عمر بن الخطاب و عبد الله بن مسعود و عبد الله بن عمر و البراء بن عازب و
أبي هريرة و جابر بن عبد الله و قرة بن إياس . (السلسلة الصحيحة – ج 2 / ص
295)
“[1] Abu Said al-Khudri, [2] Hudzaifah, [3] Ali bin Abi Thalib, [4]
Umar bin Khattab, [5] Abdullah bin Mas’ud, [6] Abdullah bin Umar, [7]
al-Barra’ bin Azib, [8] Abu Hurairah, [9] Jabir bin Abdullah, dan [10]
Qurrah bin Iyas” (Silsilah Sahihah 2/295).- Sayidina Bilal bin Rabah
قَالَ (جابر) كَانَ عُمَرُ يَقُولُ أَبُو بَكْرٍ سَيِّدُنَا ، وَأَعْتَقَ سَيِّدَنَا . يَعْنِى بِلاَلاً (رواه البخارى)
“Kata Jabir, Umar berkata: “Abu Bakar adalah pemuka kami dan telah memerdekakan pemuka kami [yakni Bilal]” (HR al-Bukhari).Jika sudah terbukti nyata bahwa Nabi Muhammad Saw menyebut beberapa sahabat dan keluarganya sebagai ‘Sayid’ bahkan diantara para sahabat pun sudah mengucapkannya, lalu apakah bagaimana bila menyebut kalimat Sayidina kepada Rasulullah Saw? Masihkan disebut bid’ah? Sementara Rasulullah Saw sendiri mengakui bahwa beliau adalah ‘Sayid’:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ
شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ (رواه مسلم)
“Aku adalah pemuka anak Adam di hari kiamat, kuburku yang pertama
kali terbuka, pertama kali memberi syafaat dan pertama kali yang
diterima syafaatnya” (HR Muslim).