Pada tanggal 8 Syawal 1344 Hijriyah (1926 M), Wahabi menghancurkan dan
meratakan tanah makam keluarga Nabi Saw dan para sahabat di pemakaman
Baqi, Madinah. Peristiwa itu melukai perasaan ratusan juta Muslim
pecinta Ahlul Bait Nabi Saw di seluruh dunia.
Dewasa ini tidak banyak warisan budaya Islam yang tersisa
di wilayah Hijaz. Padahal begitu banyak peninggalan berharga yang berada
di daerah itu, terutama berkaitan dengan jejak awal kedatangan Islam.
Tapi fanatisme Wahabi menyebabkan berbagai warisan budaya itu nyaris
tanpa bekas. Contoh paling jelas adalah pemakaman Baqi. Padahal ini
adalah buku besar sejarah umat Islam dunia. Betapa tidak, pemakaman Baqi
bukan hanya sebuah kuburan semata. Tapi lebih dari itu merupakan
warisan sejarah Islam yang perlu dilestarikan dari generasi ke generasi
Muslim. Di pemakaman Baqi pula dikebumikan empat Ahlul Bait Rasulullah
Saw. Tidak hanya itu, para istri Nabi Muhammad Saw dan sejumlah sahabat
serta tabiin Rasulullah yang diperkirakan mencapai 10 ribu orang juga
dimakamkan di sekitarnya. Dalam riwayat disebutkan, Rasulullah Saw atas
perintah Allah swt berada di sekitar tanah yang menjadi pemakaman Baqi
dan menyampaikan salam serta mendoakan mereka.
Sejak dinasti Saud menguasai Hijaz, Wahabi melakukan
penghancuran berbagai warisan budaya Islam, termasuk merusak pemakaman
Baqi. Pada tanggal 8 Syawal 1344 Hijriyah (1926 M), Wahabi menghancurkan
dan meratakan tanah makam keluarga Nabi Saw dan para sahabat di
pemakaman Baqi, Madinah. Peristiwa itu melukai perasaan ratusan juta
Muslim pecinta Ahlul Bait Nabi Saw di seluruh dunia.
Wahabi tidak hanya menghancurkan makam keluarga Nabi, tapi
juga seluruh warisan bersejarah di Kota Mekah dan Madinah, yang
merupakan bukti otentik keagungan Islam. Padahal, semua agama dan
peradaban berusaha melindungi peninggalan-peninggalan sejarah mereka
sebagai sebuah identitas meski harus mengeluarkan biaya besar. Akan
tetapi, Wahabi justru menghancurkan warisan-warisan penting sejarah dan
peradaban Islam dengan tindakan-tindakan yang tidak rasional dan
memalukan. Mereka membuat dunia Islam kehilangan mutiara berharga dan
dampak kerugiannya tidak akan pernah bisa ditebus dengan apapun.
Pada abad ke-12 Hijriyah, Muhammad ibn Abdul Wahhab dengan
dukungan Dinasti Saudi mempromosikan pemikiran Ibnu Taimiyyah, dan
menganggap ibadah murni Islam seperti, ziarah kubur, tawassul kepada
para auliya, dan berdoa di kuburan sebagai perbuatan syirik. Muhammad
ibn Saud dengan pendukungnya menyerang berbagai wilayah untuk meneror
masyarakat agar mengikuti paham Wahabi. Pada masa itu, mereka melakukan
aksi perusakan besar-besaran dan pembantaian luas dalam lembaran hitam
sejarah Wahabi.
Muhammad ibn Abdul Wahhab dengan pemikiran sesatnya
mengharamkan ziarah kubur dan membuka jalan bagi penghancuran makam dan
situs-situs suci lainnya. Namun, dosa-dosanya tidak berakhir di situ, ia
juga mencap kafir dan halal untuk dibunuh orang-orang yang menentang
paham Wahabi. Jika membaca fakta sejarah, Rasul Saw sendiri melakukan
ziarah kubur, khususnya makam ibunya Sayidah Aminah dan menangis di
samping pusaranya. (Al Mustadrak, Juz 1, Hal 357. Tarikh al-Madinah, Juz
1, Hal 118).
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah Saw
bersabda, “Ziarahilah kubur, karena ia dapat mengingatkan kamu kepada
akhirat.” Di hadis lain, beliau bersabda, “Ziarahilah kuburan karena di
sana kalian akan memperoleh pelajaran.” Dengan berziarah orang akan
menyadari kelemahan diri serta tidak kekalnya kekuatan dan kekuasaan
materi yang ia miliki. Dengan melihat kubur, seorang Muslim akan cepat
menyadari bahwa ia tidak semestinya menyia-nyiakan kehidupan dunia yang
fana ini dengan kelalaian. Dia mesti membangun kehidupan akhirat dan
mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan di alam baka
nanti.
Perusakan makam keluarga Nabi Saw di Baqi terjadi dua kali
dalam sejarah kelam Wahabi. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1221
Hijriyah setelah runtuhnya pemerintahan pertama Saudi oleh Dinasti
Usmaniyah. Setelah 1,5 tahun pengepungan, mereka berhasil menaklukkan
Kota Madinah dan kemudian menjarah peninggalan-peninggalan berharga di
Makam Nabi Saw dan merusak pemakaman Baqi. Setelah kejadian itu, Muslim
Syiah dan Sunni sepakat untuk merekonstruksi tempat-tempat yang dirusak
oleh Wahabi.
Peristiwa kedua terjadi pada tanggal 8 Syawal 1344 Hijriyah
oleh kelompok Wahabi Arab Saudi. Seorang ulama Wahabi, Ibnu Qayyim
al-Jauzi mengatakan, “Penghancuran bangunan yang didirikan di atas kubur
adalah keharusan yang tidak boleh ditunda meskipun hanya untuk satu
hari.” Fatwa ini kemudian diimplementasikan dalam bentuk aksi-aksi
brutal oleh pengikut Wahabi. Setiap kali menyerang tempat-tempat suci,
kelompok Wahabi selalu melakukan penghancuran situs-situs penting yang
dihormati oleh umat Islam. Salah satu tindakan paling biadab yang mereka
lakukan adalah penghancuran makam keluarga Nabi Saw dan para sahabat di
pemakaman Baqi.
Dalam serangan ke Madinah, Wahabi membongkar dan menjarah
pagar baja yang memagari makam-makam keturunan Nabi Saw yaitu, Imam
Hasan al-Mujtaba as, Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as, Imam Jakfar
Shadiq as, dan Imam Muhammad al-Baqir as. Tidak hanya itu, Wahabi juga
meratakan dengan tanah semua kuburan yang ada di Baqi termasuk, makam
ayah Nabi, Abdullah dan makam putra beliau, Ibrahim. Umat Islam
mengenang peristiwa memilukan ini sebagai “Yaum al-Hadm” atau Hari
Penghancuran.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah, Wahabi Saudi telah
berkali-kali berusaha merusak makam Nabi Saw, yang menuai reaksi keras
Muslim dunia. Kelompok Internasional Warisan Sejarah Hijaz yang
bermarkas di London, mengumumkan bahwa peninggalan Rasul Saw, para
sahabat, dan tabiin di Arab Saudi hanya tersisa lima persen. Dengan kata
lain, kelompok Wahabi hingga sekarang telah memusnahkan 95 persen dari
peninggalan-peninggalan Islam di Kota Makkah dan Madinah. Anehnya,
peninggalan-peninggalan Yahudi dan Nasrani di Arab Saudi malah tidak
disentuh oleh Wahabi.
Situs-situs bersejarah Islam adalah bukti akan kebenaran
risalah kenabian yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Jika warisan-warisan
bersejarah itu dilestarikan, umat Islam bisa dengan bangga mengatakan
kepada dunia, inilah rumah sederhana tempat Nabi Saw dulu tinggal
bersama keluarganya. Sayangnya, kelompok Wahabi tidak lagi menyisakan
situs bersejarah itu dan tidak menghormatinya. Padahal, sebelum
munculnya aliran Wahabi, umat Islam berlomba-lomba menjaga dan
melestarikan apa saja yang berhubungan dengan Nabi Saw dan para auliya
Ilahi. Sekarang dari semua benda yang sangat bernilai itu, hanya sedikit
yang masih tersisa.
Kini sepak terjang Wahabi Saudi diikuti oleh para
pendukungnya di berbagai negara dunia. Kelompok takfiri menghancurkan
berbagai warisan budaya dan peradaban Islam di sejumlah negara Muslim
seperti Suriah, Libya dan Irak. Tidak hanya itu, mereka juga merusak
makam Nabi dan para sahabat Rasulullah Saw. Dengan pemikiran
fanatismenya yang buta, kelompok takfiri saat ini berupaya
membumihanguskan makam Ahlul Bait Rasulullah Saw seperti makam Imam Ali
bin Abu Thalib di Najaf, makam Imam Husein di Karbala dan makam Sayidah
Zainab di Suriah. Tapi kelompok takfiri itu lupa, umat Islam yang
mencintai Ahlul Bait Rasulullah swt tidak akan membiarkan sepak terjang
mereka menghancurkan makam orang-orang suci yang berada dalam hati
setiap Muslim.
(Source)
Post a Comment
mohon gunakan email