Dalam buku-buku referensi agama Zoroaster terdapat pernyataan yang
tak terhingga berkenaan dengan kemunculan Imam Mahdi as. Mari kita
perhatikan pernyataan-pernyataan tersebut di bawah ini:
a. Dalam kitab Zand, salah satu kitab suci agama Zoroaster, dalam
pembahasan bahwa kejahatan akan lenyap dan orang-orang saleh akan
mewarisi bumi setelah orang-orang lalim terbasmi, disebutkan demikian,
“Laskar Ahriman (orang-orang lalim) akan selalu berperang melawan
laskar-laskar Izadan (putra-putra tuhan langit), dan pada umumnya,
laskar Ahriman selalu memenangkan peperangan itu. Akan tetapi,
kemenangan mereka ini tidak sampai dapat membasmikan laskar Izadan. Hal
itu dikarenakan pada saat sulit seperti itu, akan selalu datang
pertolongan dari Ourmazd tuhan langit kepada Izadan, putra-putranya, dan
peperangan mereka ini akan berlanjut selama 9 tahun. Setelah itu,
kemenangan besar akan berpihak kepada Izadan dan mereka akan berhasil
membasmi laskar Ahriman. Seluruh kekuasaan Ahriman berpusat di bumi dan
mereka tidak memiliki jalan ke langit. Setelah kemenangan Izadan dan
terbasminya Ahriman, seluruh alam semesta akan mencapai kebahagiaan
aslinya dan Bani Adam akan duduk di atas singgasana kesejahteraan.”
[1]
b. Di dalam Ghatha, salah satu bagian dari empat bagian kita suci
Avesta (pasal 8 dan 9) terdapat beberapa berita gembira berkenaan dengan
kemunculan Imam Mahdi as dan kekuasaan beliau yang mendunia. Revolusi
agung beliau ini akan terjadi di akhir zaman sesuai dengan janji-janji
para nabi as. Dalam kitab tersebut disebutkan, “Ketika balasan
orang-orang yang berdosa ini telah tiba, negaramu pada waktu itu wahai
Muzda akan dipimpin oleh Bahman. Umat manusia (pada waktu itu) telah
melupakan segala kebohongan. Kami berharap akan termasuk golongan
mereka yang memulai kehidupan baru ini.”.
c. Begitu juga, di dalam Gatha tersebut disebutkan berita gembira
tentang kemunculan satu-satunya juru penyelamat umat manusia dalam
sebuah pasal yang berjudul “Pagi Hari”. Bunyi berita gembira tersebut
adalah “Wahai Muzda, kapankah pagi hari itu akan tiba dan kapankah agama
yang sejati akan mendominasi dunia dengan membawa ajaran-ajaran para
pembebas yang sangat logis? Siapakah orang-orang yang akan mendapatkan
pertolongan Bahman? Untuk memberitahukan hal ini, aku telah memilihmu
wahai Ahura-muzda.”.
Setelah menukil kedua berita gembira yang terdapat dalam Gatha
tersebut, penulis buku “Besharat-e ‘Ahdain” berkomentar: “Dalam catatan
kakinya, penerjemah kitab Gatha menafsirkan Bahman yang telah disebutkan
dalam kedua kabar gembira sebagai delegasi Ahura-muzda yang sangat
kuat, maha benar dan penuntut keadilan. Berdasarkan hal ini, penjelasan
atas kedua cuplikan berita gembira tersebut adalah sebagai berikut:
Di akhir zaman sebelum terjadinya hari kebangkitan universal,
orang-orang yang berdosa akan mendapatkan balasan duniawi atas segala
perbuatan mereka melalui tangan seorang delegasi kekuatan mutlak,
kebenaran, kekudusan dan keadilan Ilahi yang sangat kokoh. Pemerintahan
yang penuh dengan kesejahterann ini hanya akan dimiliki oleh orang-orang
yang telah meninggalkan segala kebohongan dan melupakan segala tindak
kejahatan.
Sungguh masa yang cemerlang itu adalah sebuah pagi hari yang
pemerintahan Ilahiah yang benar mulai tumbuh dan agama yang benar ini,
agama abadi umat akhir zaman akan mendominasi seluruh dunia. Sebuah
agama yang telah memuat seluruh ajaran para nabi, dan satu-satunya
delegasi kekuatan dan keadilan Ilahi tersebut akan menyebarkan dan
merealisasikan seluruh ajaran salih dan terpuji para pemimpin umat
manusia itu.
Jelas bahwa kedua frase tersebut membicarakan tentang kemunculan Imam
Mahdi as, meskipun ia tidak menyebutkan nama beliau. Akan tetapi,
pemerintahan universal dan keadilan yang mencakup seluruh dunia yang
telah diprediksikannya adalah sebaik-baik pertanda atas (pemerintahan)
figur agung Ilahi tersebut.”
[2]
d. Jamasb memiliki sebuah sebuah buku yang terkenal bernama
“Jamasb-nameh”. Buku ini memuat seluruh peristiwa dunia, baik yang telah
terjadi maupun yang akan datang. Kitab ini juga menjelaskan biografi
para raja, nabi, washî dan para wali Allah. Ketika ia menukil sebuah
ucapan Zoroaster tentang para nabi, ia menulis tentang Nabi Islam saw
dan pemerintahan Imam Mahdi as yang abadi, serta Raj’ah sekelompok orang
yang sudah meninggal dunia ke dunia ini demikian: “Nabi bangsa Arab
adalah seorang nabi terakhir yang muncul di antara pegunungan Mekah. Ia
adalah seorang penunggang onta dan kaumnya adalah para penunggang onta.
Ia makan bersama dengan para hambanya dan duduk sebagaimana layaknya
para hamba. Ia tidak memiliki bayangan dan dapat melihat di belakang
kepalanya sebagaimana melihat di depan wajahnya. Agamanya adalah agama
yang paling mulia dan kitabnya akan membatalkan seluruh kitab-kitab yang
lain. Pemerintahannya akan membasmikan seluruh pemerintahan kaum ‘Ajam.
Ia akan membasmi seluruh agama Majusi dan kerajaan dan menghancurkan
seluruh tempat api penyembahan. (Dengan demikian), masa pemerintahan
Pishdadiyan, Kiyaniyan, Sasaniyan dan Ashkaniyan akan berakhir.”.
Setelah itu, ia menulis berkenaan dengan Imam Mahdi as demikian:
“Dari anak cucu putri Nabi itu yang dikenal dengan sebutan matahari
dunia dan jujungan wanita semesta alam akan muncul satu orang yang akan
menjadi seorang raja di dunia ini dengan ketentuan dari Yazdan. Ia
adalah pengganti terakhir Nabi itu di dunia ini (Mekah) dan
pemerintahannya akan bersambung kepada hari kiamat. Setelah kerajaannya
usai, dunia akan berakhir, langit akan tergulung, bumi akan tenggelam ke
dalam air, dan gunung-gunung akan sirna. Ia akan menangkap Ahriman yang
menentang Yazdan dan selalu bermaksiat kepadanya, lalu ia akan
menghukum dan membunuhnya.
Nama agamanya adalah sebuah hujah yang konklusif (qath’i)dan benar.
Ia akan mengajak makhluk kepada Yazdan, dan akan menghidupkan makhluk,
baik yang baik maupun yang jahat. Ia akan memberi pahala kepada
orang-orang yang baik dan memberikan ganjaran kepada orang-orang yang
jahat. (Pada masanya), sangat banyak orang baik dan nabi yang akan hidup
kembali, dan ia akan menghidupkan sebagian orang-orang yang jahat, para
musuh tuhan dan para penentang. Ia akan menghidupkan sebagian raja-raja
yang telah membuat fitnah-fitnah di dalam agama dan membunuh
hamba-hamba Yazdan yang baik. Ia akan membunuh seluruh pengikut Ahriman
dan orang-orang lalim. Nama raja itu adalah Bahram.
Kemunculannya akan terjadi di akhir zaman … Kemunculannya itu akan
terjadi ketika kaum Mongol menang atas kaum Persia dan kota-kota Oman
hancur karena ulah seorang raja dari ‘Ajam. Setelah itu, ia akan keluar,
berperang dan membunuh Dajjal. Ia akan terus menjelajah hingga merebut
Konstantinopel dan mengibarkan bendera iman dan Islam di sana. Tongkat
merah Nabi Musa menyertainya dan cincin dan mahkota Sulaiman berada pada
dirinya. Jin, manusia, hewan, bangsa burung dan hewan-hewan buas akan
berada di bawah perintahnya ….
Ia akan menyatukan seluruh agama dunia sehingga agama Yahudi dan
Zoroaster akan sirna. Seluruh nabi Allah, orang-orang bijak, putra-putri
peri, hewan, bangsa burung, segala jenis binatang, awan, angin dan
orang-orang yang bercahaya wajahnya akan berkhidmat kepadanya ….”
[3]
Jamasb dikenal dengan julukan orang agung dan bijak dalam dunia
sastra Persia dan Arab. Orang-orang Persia dan Arab juga menisbatkan
beberapa prediksi kepadanya. Sepertinya, ia adalah seorang bijak yang
ahli dalam ilmu perbintangan. Menurut pengakuan penulis buku “Habîb
as-Sair”, “Ia adalah murid Lukman dan saudara Goshtasb. Ia memiliki
kemahiran yang sempurna dalam ilmu perbintangan.”
Pengarang buku “Besharat-e ‘Ahdain” setelah menukil berita gembira
dari buku Jamasb tersebut menulis tentang kehidupannya dalam catatan
kakinya, “Para ahli sejarah menulis, ‘Jamasb, saudara Goshtasb bin
Suhrab hidup setelah 4996 tahun Nabi Adam turun ke bumi. Selama beberapa
waktu ia pernah belajar dari Zoroaster dan juga pernah menjadi murid
Chankarmakhajeh, seorang ilmuan berkebangsaan India. Dalam
“Jamasb-nameh”nya ia telah melakukan prediksi (tentang masa depan) sejak
dari masa ia hidup hingga 5000 tahun mendatang. Kuburannya terletak di
Khofrak, Persia.”
[4]
e. Begitu juga dalam buku Jamasb berkenaan dengan pemerintahan makmur
Imam Mahdi as, perdamaian yang mendominasi dunia binatang, terbasminya
kelaliman dan kebejatan, kemanunggalan pemerintahan dunia, kesepakatan
umat manusia untuk memeluk agama Islam, dan bahwa beliau akan mengikuti
jalan Islam, agama kakek beliau disebutkan, “Salah seorang dari anak
cucu Hasyim akan muncul dari negeri orang-orang ‘Ajam. Ia adalah seorang
yang tegap. Ia akan mengikuti agama kakeknya. Ia akan menuju ke Iran
dengan bala tentara yang sangat banyak dan menciptakan kemakmuran, serta
memenuhi bumi ini dengan keadilan. Karena keadilannya srigala mau
meminum dari dari satu air dengan kambing.
Jumlah penduduk dunia akan bertambah banyak dan usia akan bertambah
panjang sehingga seseorang dapat memiliki lima puluh orang putra dan
putri. Gunung dan padang rumput akan dipenuhi oleh manusia dan binatang
layaknya kemeriahan sebuah sebuah pesta pernikahan.
Semua orang akan kembali kepada agama seorang penguji cinta
(Muhammad) dan segala bentuk kejahatan akan sirna dari dunia ini
sehingga setiap orang akan lupa bahwa ia harus memiliki persenjataan.
Jika kuungkapkan segala kebaikan pada masa itu, niscaya kehidupan yang
sedang kita jalani ini akan menjadi pahit.”
[5]
f. Dalam buku “Bahman Yasht” telah disebutkan tentang kemunculan
seorang figur luar biasa yang bernama Sushians (Juru Penyelamat Agung).
Berkenaan dengan tanda-tanda kemunculannya ia berkata, “Tanda-tanda
menakjubkan akan muncul di langit yang mengindikasikan kemunculan sang
juru penyelamat dunia itu. Ia akan memerintahkan beberapa malaikat dari
arah barat dan timur untuk menyampaikan pesannya ke seluruh penjuru
dunia.”
[6]
g. Ketika Goshtasb menanyakan tentang bagaimana Sushians akan muncul
dan memimpin dunia, Jamasb Sang Bijak menjelaskan, “Sushians akan
menyebarkan agama ke seluruh dunia dan membasmi kemiskinan. Ia akan
menyelamatkan Izadan dari tangan Ahriman dan menjadikan seluruh umat
manusia satu pemikiran, satu ucapan dan satu perilaku.”
[7]
Perlu kami tekankan di sini bahwa keyakinan tentang kemunculan
Sushians ini sudah mendarah daging di tengah-tengah masyarakat Persia
kuno sehingga ketika mereka mengalami kekalahan perang dan
pasang-surutnya kehidupan, mereka selalu menyelamatkan dirinya dari rasa
keputusasaan dengan mengingat akan kemuculan seorang juru penyelamat
yang kuat tersebut.
Saksi nyata atas realita ini adalah dalam peperangan Qadisiah,
setelah Rustam Farrukh-zad, komandan pasukan terkenal itu meninggal
dunia, Yazdgerd, raja terakhir dinasti Sasaniyan terpaksa harus
melarikan diri bersama seluruh anggota keluarganya. Ketika ia sedang
keluar dari istana Madain, sambil memandang balkon istananya yang megah
ia berkata kepadanya, “Wahai balkon istanku, salam atasmu! Aku sekarang
akan pergi dari sisimu hingga aku akan kembali lagi kepadamu bersama
salah seorang putraku yang sekarang belum tiba kemunculannya.”
Sulaiman ad-Dailami bercerita, “Suatu hari aku bertamu kepada Imam
ash-Shadiq as. Aku bertanya kepada beliau tentang maksud Yazgerd dari
ucapannya “salah seorang putraku” tersebut. Beliau berkata, ‘Ia adalah
Mahdi yang telah dijanjikan (kemunculannya) dan al-Qâ`im dari keluar
Muhammad yang akan muncul di akhir zaman dengan perintah Allah. Ia
adalah putraku yang keenam dan putra dari putri Yazdgerd. Dengan
demikian, Yazdgerd adalah ayahnya juga.”
[8]
Karena Shahzanan yang lebih dikenal dengan sebutan Syahrbanu—menurut
riwayat yang terkenal—, ibunda Imam Sajjad adalah putri Yazdgerd, dapat
dipahami bahwa ia adalah ayah Imam Mahdi as yang sejati.
[1] Besharat-e ‘Ahdain, hal. 237.
[2] Besharat-e ‘Ahdain, hal. 10-11, setelah mukadimah cetakan ke-2.
[3] Lama’ât an-Nûr, jilid 1, hal. 23-25.
[4] Besharat-e ‘Ahdain, hal. 243.
[5] Besharat-e ‘Ahdain, hal. 258, menukil dari buku Jamasb-nameh.
[6] Uu Khahad Amad, hal. 108.
[7] Ibid. menukil dari Jamasb-nameh, hal. 121-122.
[8] Bihâr al-Anwâr, jilid 51, hal. 164.