Oleh: Ja’far Subhani
Rencana Imam Mahdi af jauh berbeda dengan rencana para nabi as, rencana beliau bukan perundang-undangan, melainkan rencana yang sepenuhnya operasional untuk seluruh dunia. Dengan kata lain, misi beliau adalah menerapkan seluruh pokok ajaran Islam di dunia dan menyebarkan keadilan serta hakikat kebenaran di tengah umat manusia. Terang saja pelaksanaan rencana revolusi global yang menyebarkan prinsip-prinsip keadilan dan hakikat kebenaran untuk seluruh umat manusia ini menuntut sarana, prasarana dan kondisi tertentu, dimana semua itu tidak mungkin terpenuhi kecuali setelah waktu yang cukup lama dan tercapainya kesempurnaan-kesempurnaan tertentu pada seluruh aspek kehidupan sosial manusia. Antara lain yang harus terpenuhi adalah:
1. Kesiapan Ruh
Pada tahap awal, masyarakat dunia harus betul-betul haus dan siap untuk menerapkan prinsip-prinsip itu, selama belum ada permintaan global maka penawaran dan pemaparan program material dan spiritual apa pun tidaklah efektif. Asas permintaan dan penawaran tidak hanya berlaku dalam sistem kehidupan ekonomi, tapi berlaku juga pada penawaran rencana¬rencana spiritual, prinsip-prinsip moral, ideologi politik dan revolusioner, maka selama di dalam kalbu masyarakat yang paling dalam belum ada permintaan untuk itu maka penawaran dan pemaparannya secara luas akan berujung pada kekalahan dan tidak efektif.
Imam Muhammad Baqir as berkata, ‘Pada hari Al Qaim dari keluarga suci Nabi Muhammad Saw bangkit, Allah Swt meletakkan tangan-Nya di atas kepala hamba-hamba-Nya, dengan demikian akal-akal mereka terpadu dan perasaan mereka menjadi sempuma.’[1]
Terang saja laju zaman, kekalahan undang-undang materialis, kebuntuan-kebuntuan global, dan keterdesakan umat manusia sampai pada bibir jurang peperangan membuat masyarakat dunia terhimpit dan sadar akan kenyataan bahwa prinsip-prinsip dan undang-undang materialis serta organisasi-organisasi internasional bukan saja tidak mampu menyelesaikan berbagai kendala kehidupan mereka dan menegakkan keadilan. Lebih dari itu, keterhimpitan dan keputusasaan ini mempersiapkan masyarakat dunia untuk menerima sebuah revolusi yang fundamental. Tentu kita sadar bahwa hal ini butuh waktu panjang, sehingga pengalaman-pengalaman pahit kehidupan akan membuktikan kegagalan seluruh sistem materialis dan organisasi-organisasi manusia dalam menerapkan prinsip-prinsip keadilan, menegakkan kebenaran, dan menjamin keamanan serta kesejahteraan. Pada akhirnya, akibat keputusasaan yang mendalam muncullah permintaan dari masyarakat dunia untuk merealisasikan nilai-nilai Ilahi dan dengan demikian, terpenuhilah seluruh hal yang diperlukan untuk sebuah revolusi global dengan kepempimpinan manusia yang Ilahi.[2]
2. Kesempumaan Ilmu dan Budaya Manusia
Di sisi lain, untuk mendirikan pemerintahan global atas dasar keadilan sangat diperlukan berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan budaya sosial manusia. Dan tentu saja ini juga tidak akan tercapai dalam waktu singkat dan tanpa kemajuan intelektual.
Pemerintahan global, yang menegakkan keadilan dan undang-undang di seluruh dunia sehingga setiap orang mendapatkan hak-hak individual dan sosialnya, tidak mungkin didirikan tanpa adanya budaya yang maju dan sempurna di setiap aspek kehidupan manusia. Dan ini juga butuh waktu untuk tercapai.
3. Kemajuan Media Komunikasi Massa
Pemerintahan yang seperti itu juga tidak bisa ditegakkan tanpa media komunikasi massa yang maju, karena hanya dengan media yang maju undang-undang dan prinsip-prinsip insani dapat diumumkan dalam waktu singkat ke seluruh masyarakat dunia, dan ini tidak mungkin dilakukan tanpa kemajuan industri dalam kurun waktu yang relatif lama.
4. Pembinaan Sumber Daya Manusia
Di samping itu semua, tujuan besar dan revolusi global tersebut membutuhkan sumber daya manusia yang aktif dan produktif, merekalah yang sebenamya akan menjadi pasukan revolusi global. Pembinaan bala tentara dan sumber daya manusia yang bersih serta rela mengorbankan segala sesuatu demi tujuan besar itu tentu saja butuh waktu yang lama.
Bila di dalam hadis-hadis kita membaca bahwa filosofi kepanjangan masa gaib Imam Mahdi af adalah cobaan terhadap umat manusia, mungkin maksudnya adalah sumber daya manusia ini. Sebab, cobaan menurut logika Islam bukan berarti cobaan-cobaan yang biasa atau penyingkapan hal-hal yang tersembunyi, melainkan maksudnya adalah pembinaan ruh atau mental-mental suci serta pelatihan yang maksimal.
Empat hal ini membutuhkan waktu yang relatif panjang sehingga dari berbagai sisi dunia sudah mengalami kemajuan dan masyarakat sudah mempunyai kesiapan mental, ruh dan intelektual untuk menerima pemerintahan global berdasarkan hak dan keadilan. Ketika itulah rencana besar di atas akan dilaksanakan oleh Imam Mahdi af dengan sarana dan prasarananya yang khas. Inilah sekelumit dari filosofi gaibnya beliau.
Referensi:
[1] Al-Kafi, jld. 1, hal. 25, kitab Al-‘Aql, hadis no. 21.
[2] Salah satu tanda kebangkitan Imam Mahdi af yang disepakati oleh hadis-hadis Islam adalah kezaliman telah memenuhi seluruh kehidupan umat manusia sehingga keputusasaan mendominasi mereka semua. Dan pada hakikatnya, begitu kuatnya tekanan kezaliman itu sehingga secara mental umat manusia mengharapkan terjadinya revolusi baru yang dalam dan mendasar serta dipimpin oleh manusia Ilahi.
Post a Comment
mohon gunakan email