Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Rusia. Show all posts
Showing posts with label Rusia. Show all posts

Bangsa Turki dalam Periode Kemunculan Imam Mahdi


Maksud dari bangsa Turki dalam hadis-hadis kemunculan Imam Mahdi as adalah bangsa Rusia dan bangsa-bangsa lain di sekitar mereka yang berdomisili di Eropa Timur.
 
Banyak hadis yang mengisahkan peran bangsa Turki dalam periode kemunculan Imam Mahdi di akhir zaman. Hadis-hadis yang berhubungan dengan perang Sufyani melawan bangsa Turki adalah salah satu contoh hadis tersebut. Sufyani berkoalisi dengan Romawi dan Yahudi. Ia bergerak di Suriah dan Jordania ketika bangsa Turki berhasil menguasai Suriah. Dalam banyak hadis disebutkan, Sufyani akan melawan bangsa Turki di Qirqisiya yang terletak di perbatasan Suriah, Iraq, dan Turki. Perang ini adalah sebuah perang besar yang meletus lantaran merebutkan sebuah harta benda yang ditemukan di perairan Furat atau di dekat sungai ini.

Hadis lain berhubungan dengan perang Imam Mahdi as melawan bangsa Turki. Dalam sebuah hadis, Imam Jaʻfar Shadiq as berkata, “Imam Mahdi akan mengirimkan pasukan pertama untuk melawan bangsa Turki. Setelah berhasil mengalahkan bangsa ini, beliau akan bergerak menuju Syam dan lantas menaklukannya.”

Mungkin maksud dari bangsa Turki dalam hadis ini adalah bangsa Turki yang hidup di negara Turki. Tetapi, kemungkinan yang lebih kuat adalah bangsa Rusia yang diperangi oleh Sufyani di Qirqisiya dan tak ada satu pun pihak yang menang. Mereka kalah di tangan Imam Mahdi as dan tanah air mereka akan musnah lantaran petir dan halilintar.

(Shabestan/ABNS)

Wakil Duma Rusia: Istilah Teroris Islam harus Dihapus dari Media


Salah satu wakil parlemen dari Duma Rusia menekankan bahwa terorisme tidak ada hubungannya dengan Islam dan atau mazhab apapun. Dan harus dicegah penggunaan ‘terorisme Islam’ dan ‘militan Islam’ di media massa.
 
Dia mengingatkan bahwa kelompok teroris telah mengorbankan pengikut Islam di seluruh dunia.

Syamsil Sarilyuf mengatakan kepada Rusia bahwa istilah-istilah seperti terorisme Islam telah mengarahkan opini publik bahwa Islam dan terorisme adalah satu kesatuan.

Dia menegaskan bahwa akhir-akhir ini media-media sosial secara bebas dan banyak menggunakan istilah-istilah seperti ‘pemerintahan Islam teroris’ dan ‘teroris-teroris Islam’ sehingga masyarakat memandang Islam itu negatif.

Dia mengingatkan pula bahwa media-media ini akan memberikan pengaruh yang keliru dan salah serta membahayakan para penganut-penganut Islam.

Dia berkata bahwa teroris-teroris Daesy memandang diri mereka sebagai pemerintahan Islam sementara tidak ada hubungannya dengan Islam sama sekali, namun media-media Barat berusaha untuk merasukkan dan menanamkan pemahaman ini ke dalam pikiran masyarakat.

Wakil Duma ini menegaskan bahwa Islam sejati dan hakiki menebarkan pesan kasih sayang, cinta, dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat, dan media-media harus memperhatikan poin penting ini.

(Shabestan/ABNS)

Rusia Serukan Percepatan Dialog Yaman

Vitaly Churkin (Middle East Monitor).
 
Utusan Rusia di PBB mendesak PBB untuk mempercepat pembicaraan damai terkait krisis Yaman.
 
Dilansir Middle East Monitor, Vitaly Churkin kemarin mengatakan, "Kami menyeru utusan khusus Sekjen [PBB] untuk mencoba mengadakan pertemuan secepatnya. Salah satu masalah adalah Ramadhan segera tiba..."

Dia juga mendesak untutsan BBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed untuk segera menggelar perundingan damai.

Saudi menyerang Yaman sejak 26 Maret silam, menewaskan sekitar 2.000 warga dan melukai ribuan lainnya.

(Source)

George Soros Peringatkan Perang Dunia III akan Terjadi


Siapa yang tidak kenal George Soros? Ia adalah seorang milyarder Amerika dan dikenal sebagai “raja media”.
Ketika menanggapi persaingan yang sekarang sedang menghangat antara China dan Amerika, Soros memperingatkan bahwa persaingan ini bisa menyulut Perang Dunia III.

Hal ini akan terjadi, menurut Soros, apabila China mengubah alur ekonomi ke arah kebutuhan dalam negeri sebagai ganti politik ekspor. Dalam kondisi seperti ini, para petinggi China akan membutuhkan sebuah pertikaian luar negeri supaya bisa tetap mempertahankan kekuasaan.

Jika pertikaian ini, lanjut Soros, terjadi antara China dan salah satu sekutu militer Amerika seperti Jepang, maka dunia akan menyaksikan Perang Dunia III.

Menurut keyakinan Soros, guna menghindari pertikaian tersebut, Amerika terpaksa harus memberikan “hak istimewa” yang sangat besar kepada China dan memasukkan yuan (mata uang China) ke kas IMF. Dengan ini, yuan akan bersaing dengan dolar Amerika.

China, lanjut Soros, juga harus siap menerima reformasi ekonomi. Sekalipun menerima solusi ini tidak mudah, tetapi opsi lain pasti akan berakibat pahit.

Soros menarik kesimpulan, apabila China dan Amerika tidak berhasil memperoleh kesepakatan, maka Peking akan menengok Moskow untuk membentuk sebuah koalisi politik dan militer. Dan ini bisa mendekatkan ancaman perang dunia lain kepada realita.

(Shabestan)

Presiden Rusia Puji Hubungan Baik Antara Baghdad dan Moskow


Dia lebih lanjut mencatat bahwa hubungan antara kedua negara terhitung berhasil" dengan adanya komplikasi ekonomi global dan kesulitan di kawasan Timur Tengah.
 

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji hubungan kuat antara Moskow-Baghdad, menggarisbawahi pertumbuhan perdagangan dengan Irak.

"Irak adalah mitra terpercaya di wilayah ini," kata Putin dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi di Kremlin di Moskow, Kamis (21/5/15).

Dia lebih lanjut mencatat bahwa hubungan antara kedua negara terhitung berhasil" dengan adanya komplikasi ekonomi global dan kesulitan di kawasan Timur Tengah.

Omset perdagangan keseluruhan antara Rusia dan Irak mungkin tidak sangat besar, tetapi telah tumbuh sepuluh kali lipat dalam dua tahun terakhir," kata presiden Rusia.

Dia menekankan bahwa volume investasi Rusia di negara Arab itu bernilai miliaran dolar, menambahkan bahwa Moskow dan Baghdad telah bekerja sama di bidang sipil dan teknologi militer
Sementara itu, Perdana Menteri Irak, mengatakan bahwa negaranya berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia dalam pertahanan serta sektor minyak dan gas.

Ia Lebih lanjut menyatakan harapannya terkait kunjungannya ke Rusia akan membantu memerangi teroris militan Takfiri ISIS yang beroperasi di Irak.

(Source)

40.000 Warga Irak Mengungsi akibat Kebrutalan ISIS di Ramadi

Penduduk kota Ramadi Irak mengantri untuk menyeberang jembatan Bzeibez, di perbatasan barat daya Baghdad, pada 20 Mei 2015. (AFP foto)

Puluhan ribu warga Irak telah melarikan diri dari Ramadi, ibukota provinsi Anbar barat, karena beberapa bagian kota telah direbut oleh kelompok teroris ISIS selama akhir pekan ini. Laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 40.000 orang telah melarikan diri akibat kebrutalan kelompok Takfiri ISIS di Ramadi meningkatkan sejak Minggu.

Para pengungsi internal (IDP) terdampar sebelum diizinkan oleh pemerintah untuk menyeberangi jembatan Bzebiz ke provinsi Baghdad yang membentang di sungai Efrat.

Para pengungsi awalnya dicegah memasuki provinsi Baghdad karena beberapa masalah keamanan. Otoritas pemerintah Senior sebelumnya menyatakan kekhawatiran bahwa gerilyawan ISIS mungkin berbaur dengan orang banyak dan menyelinap ke ibukota Irak.

Sementara itu, tentara Irak yang didukung oleh relawan melancarkan operasi untuk menghentikan kemajuan ISIS lebih jauh di Ramadi.

Presiden Dewan Provinsi Anbar, Sabah Karhoot, baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan keamanan Irak mengendalikan sekitar 30 persen Ramadi.
Pejuang Irak dari Pasukan Mobilisai Rakyat al-Abbas memegang senjata mereka di daerah sekitar desa Nukhayb di provinsi barat ibukota Baghdad diperangi Anbar, pada tanggal 19 Mei 2015. (AFP foto)

Pasukan Mobilisasi Rakyat telah menyebar ke kota untuk melawan para Takfiri. Pasukan relawan Syiah merupakan salah satu kelompok relawan yang bergabung dengan tentara Irak, mereka dikirim ke Anbar setelah Irak Perdana Menteri Haider al-Abadi meminta mereka untuk bergabung mengusir militan Takfiri dari Ramadi.

Bagian utara dan barat Irak telah dalam kekacauan sejak ISIS memulai melakukan terornya pada awal Juni 2014. Sejak saat itu, tentara Irak dengan pasukan Kurdi serta Syiah dan Sunni relawan bergabung dalam operasi untuk mendorong para teroris ISIS dari daerah yang telah mereka rebut.
Sementara itu pada Kamis, Perdana Menteri Irak al-Abadi dalam pertemuannya dengan timpalannya dari Rusia, Dmitry Medvedev, di Moskow menyerukan Rusia untuk lebih membantu negara Arab dalam perang melawan kelompok teroris Takfiri ISIS.

“Kami menyadari bahwa tidak hanya Irak tetapi juga negara-negara tetangga terkena ancaman terorisme,” kata perdana menteri Irak.

(Source)

Legislator Rusia: Dana AS Hancurkan Kedaulatan dan Keamanan Bangsa


Dana kucuran pemerintah Amerika pada lembaga-lembaga swadaya di Rusia menghancurkan kedaulatan dan keamanan bangsa, kata seorang anggota Parlemen Rusia.
 
Dilansir Russia Today, Irina Yarovaya menyebut dana itu sebagai intervensi agresif kemanusiaan.

"Uang ini menghancurkan kesadaran sipil. Mereka [pemberi uang] mengatur provokasi dan mengajarkan tekhnologi yang dapat menghancurkan kedaulatan dan keamanan bangsa,"
katanya.

Pernyataan Yarovaya muncul lepas media-media setempat melaporkan bahwa US National Endowment for Democracy menghabiskan dana 9 juta dolar pada tahun 2014 saja untuk mendukung kelompok-kelompok swasta di Rusia.

Menyindir krisis Ukraina yang tak jua mereda, Yarovaya mengatakan, "Ukraina adalah contoh paling jelas 'demokrasi sukses' mereka, dengan banyaknya warga yang terbunuh, kudeta anti konstitusi dan rehabilitasi Nazi."

Sebuah jajak pendapat minggu lalu di Rusia menunjukkan, 59 persen warga menganggap Amerika sebagai ancaman umum dengan  48 persen dari mereka mengatakan Amerika sengaja menghambat pembangunan Rusia.

Sedang 31 persen lainnya mencemaskan invasi militer Amerika dan sisanya, mengira Amerika memasukkan nilai-nilai asing di negara mereka lewat cara-cara non militer.

(Source)

Warga Rusia Mengerjakan Salat Sesuai Waktu Makkah


Warga muslim yang hidup di kota Vorkuta, Rusia, terpaksa harus mengerjakan salat sesuai dengan waktu Makkah Mukarramah. Hal ini lantaran matahari tidak pernah terbenam pada musim panas tahun ini.
Ketika diklarifikasi mengapa harus menunjuk waktu salat sesuai Makkah, Mahmud Muhammadov kepala dan imam kaum minoritas Vorkuta menegaskan, negara lain yang memiliki problem seperti ini menjadikan Makkah sebagai tolok ukur. Untuk itu, kami juga melakukan demikian.

Sebagai informasi, warga muslim Vorkuta hingga kini masih belum memiliki masjid. Mereka terpaksa harus mengerjakan salat berjamaah di lantai dasar sebuah bangunan. Bangunan ini pun hanya bisa menerima jamaah dalam jumlah kecil.

Kaum minoritas muslim Vorkuta telah membeli sebidang tanah pada tahun 2009 lalu untuk membangun sebuah masjid. Tetapi, lantaran kekurangan dana, pembangunan masjid ini belum dimulai.

Tahun ini, mereka telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 20 juta rubel, dan pembangunan masjid akan segera dimulai. Mereka berharap, pembangunan masjid ini bisa rampung hingga akhir musim panas tahun ini. Sekalipun demikian, Mahmud Muhammadov masih berharap bantuan lebih banyak lantaran krisis ekonomi yang melanda dunia.

Sebanyak 2 juta jiwa warga muslim berdomisili di kota Moskow, dan mereka hanya memiliki empat buah masjid.

Arab Saudi menarik diri monitor yang dari Suriah; Liga Arab menyerukan untuk transfer daya

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal mengatakan pemerintah Suriah tidak melaksanakan salah satu elemen dari rencana resolusi Arab. (REUTERS)

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal mengatakan pada hari Minggu Riyadh telah menarik monitor yang dari misi Liga Arab dikecam pengamat di Suriah, yang telah diperpanjang untuk satu bulan lagi, karena Damaskus tidak terus janjinya.

"Negara saya akan menarik monitor yang karena pemerintah Suriah tidak melaksanakan salah satu elemen dari rencana resolusi Arab," kata Pangeran Saud al-Faisal Arab pertemuan menteri luar negeri di Kairo. Pernyataan tersebut diperoleh Reuters setelah ia berbicara.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya, dan itu termasuk saudara-saudara kita di negara-negara Islam dan teman-teman kita di Rusia, Cina, Eropa dan Amerika Serikat," kata Pangeran Saud, menyerukan "semua kemungkinan tekanan" untuk mendorong Suriah untuk mematuhi rencana perdamaian Arab.

Benang sari Pangeran Saud menyusul keputusan untuk memperpanjang Liga Arab misi pengamat Suriah selama satu bulan lain selama pertemuan para menteri luar negeri Arab di ibukota Mesir, di mana mereka memutuskan untuk menambah lebih banyak anggota untuk misi dan menyediakan mereka dengan lebih banyak sumber daya.
Seorang pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan PBB akan melatih para pengamat.

Langkah ini telah banyak diharapkan setelah misi bermasalah secara teknis berakhir pada hari Kamis. Banyak gerakan oposisi Suriah telah mengeluh bahwa pengamat telah gagal untuk mengekang pertumpahan darah di negara itu sebagai celah-celah rezim di atas pemberontakan 10-bulan-tua menentangnya.

Liga juga mendesak Presiden Suriah Assad untuk mentransfer kekuasaan kepada wakil presiden dan menyerukan pembentukan pemerintah persatuan nasional dalam waktu dua bulan.

Assad harus "kekuasaan delegasi kepada wakil presiden untuk bekerja sama dengan pemerintah persatuan nasional," yang akan dibentuk dalam dua bulan, menurut sebuah pernyataan yang dibacakan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani pada konferensi pers setelah pertemuan di Kairo.

Sebuah panel Liga diadakan tertutup pintu pembicaraan untuk mendengar laporan tentang misi yang menyalahkan kedua belah pihak, pemerintah dan oposisi, untuk pertumpahan darah, menurut sumber diplomatik Arab. Ini merekomendasikan perpanjangan sementara memperingatkan bahwa para pengamat yang tidak akan digunakan tanpa batas waktu.

Bentrokan sengit meletus Sabtu malam di Douma, hanya timur laut dari Damaskus, setelah pasukan keamanan menembak mati empat warga sipil di pemakaman di kota itu, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Kelompok desertir menguasai seluruh kabupaten di kota Douma ... setelah pertempuran sengit" dengan pasukan keamanan Suriah, kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.

"Kelompok pembangkang menarik diri dari kota dan kembali ke pangkalan mereka," kemudian mengatakan kelompok berbasis di Inggris dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan jumlah korban untuk operasi.

Bentrokan juga terjadi pada hari Minggu di luar Douma antara pasukan keamanan dan para pembelot dalam apa yang tampaknya menjadi upaya oleh pasukan pemerintah untuk merebut kembali kota, menurut Observatorium.

Dikatakan dua warga sipil ditembak mati Minggu di provinsi Damaskus, termasuk seorang pria 30-tahun tewas di sebuah pos pemeriksaan ke Douma. Dikatakan dua perwira dan seorang prajurit tewas, bersama dengan desertir di daerah Talfita provinsi.

Pada pertemuan para menteri luar negeri di Kairo, Liga Arab tampaknya akan memperpanjang dan memperluas misi pengamat yang, meskipun kritik kuat bahwa ia telah gagal membendung 10 bulan kekerasan mematikan.

Ketua Liga Arab Nabil al-Arabi adalah pada pembicaraan Kairo dan karena kursi pertemuan yang lebih luas dari menteri luar negeri dari blok 22-anggota untuk memutuskan masa depan misi diluncurkan sebulan yang lalu.

Laporan Minggu sedang disampaikan oleh kepala misi, Jenderal Mohammed Ahmed Mustafa al-Dabi dari Sudan, yang ingin mandatnya diperkuat, tidak dibatalkan, kata seorang pejabat Liga.

Dalam pernyataan Sabtu, Dabi mengatakan mandat misi adalah "untuk memverifikasi bahwa pemerintah Suriah telah menerapkan ketentuan rencana Liga Arab untuk menyelesaikan krisis, bukan untuk menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan."

Tetapi oposisi Dewan Nasional Suriah telah melobi untuk intervensi PBB dan mengatakan akan mengungkapkan "laporan-counter" kemudian pada hari Minggu untuk mencoba mendiskreditkan akun Dabi itu.

SNC mengatakan pihaknya juga berencana untuk mengirim delegasi untuk PBB untuk menekan Dewan Keamanan untuk intervensi.

Tetangga Turki, yang telah menyerukan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur, mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya siap untuk bekerja dengan PBB jika krisis kemanusiaan yang dikembangkan di Suriah.

"Kami berharap sebelum situasi mencapai tahap itu, pemerintah Suriah akan menghentikan perang yang tidak adil itu telah dilancarkan terhadap rakyatnya sendiri dan menemukan cara untuk berdamai dengan orang-orangnya," kata Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu.

"Tapi kalau tragedi kemanusiaan terbentang di depan mata kita, dan jika PBB langkah, kami siap untuk bekerja dengan PBB," tambahnya.

Tekanan internasional telah terus tumbuh di rezim Assad, dengan lebih dari 5.400 orang tewas sejak protes anti-pemerintah pecah Maret lalu, menurut angka PBB.

Liga Arab mengerahkan pengamat di Suriah pada tanggal 26 Desember, dan ada saat ini sekitar 165 pemantau di lapangan.

Komite Koordinasi Lokal, yang menyelenggarakan protes anti-rezim, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa 976 orang sejak tewas dalam tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat.

SNC telah mengajukan banding ke Liga Arab untuk mengubah krisis Suriah ke PBB. Namun seorang pejabat misi, tanpa menyebut nama, mengatakan operasi akan diperpanjang dan jumlah pengamat hampir dua kali lipat menjadi 300.

Qatar telah mengusulkan bahwa pasukan Arab ditempatkan di Suriah, namun Damaskus aturan keluar ide.

Dalam kekerasan pada hari Sabtu, sebuah bom pinggir jalan menewaskan 17 tahanan yang diangkut dalam sebuah truk penjara di provinsi Idlib di barat laut negara itu, kata Observatorium.

Kantor berita resmi SANA mengatakan "kelompok teroris bersenjata" menyerang kendaraan di daerah al-Mastouma, "membunuh 14 tahanan dan melukai 26 lainnya."

Sembilan tentara pemerintah dan desertir tewas dalam bentrokan dengan tentara pembangkang dekat hambatan militer di pusat kota Maaret Numan, Observatorium melaporkan.

Pihak berwenang Suriah semalam kembali tubuh anak Lebanon terbunuh dan membebaskan dua pamannya, yang mengatakan mereka mendapat serangan dari pasukan Suriah di sebuah kapal nelayan di sepanjang perbatasan maritim, Sabtu.

Fakta Kerajaan Saudi


Saudi Arabia mengalir dengan riak tenang yang mempunyai gelombang besar di dalamnya, dan ditutup dengan arus kecil, seolah-olah semuanya baik-baik saja. Dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya, dari segi apapun, Saudi aman terkendali. Pemasukannya per tahun terus meningkat, atau paling tidak cenderung stabil, dan untuk beberapa puluh tahun ke depan, mereka tak akan terpengaruh dalam perangkap krisis ekonomi global. Jamaah haji yang sudah dipastikan membanjir bagai air bah setiap tahun merupakan salah satu jaminan besar, selain juga kekayaan minyak bumi yang berlimpah. Hingga tak heran, anak muda Saudi mayoritas berpikiran tak perlu harus bekerja keras atau belajar dengan susah payah.

Toh semua itu tak menyembunyikan gejolak yang semakin panas di negara itu. Di satu sisi, para pemuda Saudi telah sedikit berani membuat riak-riak kecil. Mereka telah sadar bahwa selama ini, sejak bertahun-tahun lamanya, raja mereka-siapapun yang sedang berkuasa-telah mengebiri gerakan dan perkembangan Islam yang justru mereka lihat di negara-negara lain.

Ada ketertarikan yang besar pada sebagian pemuda Saudi untuk belajar mengenal gerakan Islam. Di negara itu, bayangkan, kerumunan lebih dari 10 orang akan selalu menjadi masalah. Apalagi di dalam masjid. Pada awalnya, para pemuda ini masih mau mengunjungi ulama-ulama yang mereka percayai seperti Shaykh ‘Ali al-Khudhayr, Shaykh Nasir al-Fahd dan Shaykh Ahmad al-Khalidi. Namun seiring perkembangan yang cenderung makin membesar, maka semua ulama itu dibekuk pemerintah, dan dijebloskan ke dalam penjara dengan waktu yang tidak ditentukan. Dalih penangkapan itu adalah ketiga ulama ini merupakan pentolan kelompok Al-Muwahhidden, yang mempunyai banyak persenjataan dan bom. Para Syeh ini sampai detik terakhir mereka diringkus, membantah tuduhan tersebut.

Para pemuda Saudi berada dalam ketakutan dan kebingungan pada waktu yang bersamaan. Mereka sama sekali tidak mempunyai pengalaman menghadapi opresi penguasa. Otomatis mereka tidak lagi mempunyai tempat yang layak untuk bertanya. Mereka ketakutan karena peristiwa penangkapan itu bisa terjadi pada mereka. Bingung karena tak ada pula pengalaman terhadap konspirasi besar.

Mengapa Saudi sangat membatasi gerakan-gerakan Islam bahkan boleh dibilang memberangusnya? Ada beberapa fakta yang menarik untuk disingkap:

1. Rejim Saudi, seperti juga sebagian besar negara-negara Arab lainnya, adalah pemerintahan yang menyatukan antara yang benar (haqq) dan salah (batil). Aspek Haqq Saudi hanya bisa kita lihat dari simbol-simbol yang mereka pakai; bendera Saudi, klaim negara Islam, dan penerapan Syariah. Namun, di balik itu sebenarnya Saudi juga tak berbeda dengan negara sekuler lainnya.

2. Beberapa tahun sebelumnya, Saudi menggandeng Inggris untuk sama-sama memberantas gerakan Ikhwan di negaranya itu. Seorang anggota kerajaan pernah mengungkapkan hal ini. Sekarang, bukan rahasia lagi kalau Saudi akrab dengan AS. AS sudah dijadikan sebagai pelindung Saudi.

3. Komite Tetap Saudi (al-Lajnah ad-Da’imah) mengeluarkan fatwa: “Siapapun yang tidak membedakan antara Yahudi dan Kristen dan orang kafir lainnya dengan bangsa Muslim kecuali karena kebangsaannya, dan menganggap semua penguasa sama, maka dia adalah kafir.” Sebuah fatwa yang sesungguhnya membuat banyak orang berkerut dahi, namun efektif dalam meredam masyarakat Saudi. Karena, bukankah pemerintah Saudi sendiri persis seperti itu?

4. Perempuan Saudi tidak boleh menikah dengan laki-laki yang bukan dari Saudi. Dan seorang laki-laki Saudi tidak boleh menikah di luar Saudi kecuali sudah memenuhi persyaratan umur. Sebuah peraturan yang dibuat-buat karena Islam sendiri tidak cupat seperti ini.

5. Ribuan orang terbantai di negara-negara Muslim di wilayah Arab, tapi apa yang dilakukan oleh pemerintah dan rejim Saudi? Tidak ada. Rejim Saudi hanya menyuruh para Syeikh-nya untuk berdoa untuk umat Islam, dan masyarakatnya dianjurkan untuk mengumpulkan dana bantuan yang disebarkan ke seluruh dunia, utamanya untuk pembangunan masjid. Maka jangan heran, jika di sebuah pelosok terpencil di Indonesia misalnya, bisa ada sebuah masjid besar yang megah dengan tulisan di peresmiannya: “Sumbangan dari (kerajaan) Saudi…”

6. Saudi membangun hubungan diplomatik dan non-diplomatik dengan negara-negara yang jelas telah membantai umat Islam dalam jumlah yang luar biasa banyak. Dalam hal ini yang mempunyai hubungan harmonis dengan Saudi adalah India, Russia, Filipina, Amerika (tentu saja!), Cina, dan Israel.

7. Amerika mempunyai basis militer di Saudi, dan pemerintah Saudi melarang rakyatnya yang mendoakan keburukan untuk Amerika di masjid-masjid di negara itu.

8. Rejim Saudi juga membantu dan mendirikan saluran-saluran TV yang banyak sekali saat ini. Selain TV, mereka juga membantu pendanaan media-media internasional.

9. Keluarga kerajaan Saudi tidak boleh dihina oleh siapapun. Jika ada yang melakukannya, maka akan dikenakan hukuman yang berat, bahkan dihukum mati. Tapi pemerintah Saudi tidak peduli kepada para pelaku yang menghina Allah dan agamaNya. Misalnya saja, seorang Saudi zindiq, Turki al-Hamd menulis sebuah buku berjudul “al-Karadeeb” dan di dalamnya terdapat kalimat “Jadi, Allah dan setan adalah dua wajah dengan satu penemuan”, tidak dikenakan hukuman apapun, dan bukunya yang penuh dengan cerita kekafiran beredar bebas di negara itu.

Analis : AS Ingin Tundukkan Rusia dan Cina


Seorang analis politik mengatakan Amerika Serikat berusaha "menundukkan" Rusia dan China.
"Jika Anda adalah Amerika Serikat, Anda tidak akan punya pemerintahan satu dunia atau satu perusahaan dunia sampai Anda dapat menundukkan Rusia dan Cina," kata penulis Daniel Estulin pada Press TV, Kamis (11/12/14).

Menurut Estulin, AS ingin Rusia menjadi salah satu "negara bawahan," Amerika. Karena itu, lanjutnya, AS memerangi Rusia karena Presiden Vladimir Putin berusaha menjaga Rusia sebagai negara merdeka.
Dia mengatakan Putin akan menjadi teman "selama Rusia bermain sesuai aturan Amerika dan Barat."

Putin tiba-tiba berubah menjadi diktator dan musuh nomor satu Amerika Serikat, paparnya, setelah pemerintah Rusia menolak menjadi pengikut pemerintah Barat dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Estulin mengatakan Amerika Serikat tidak akan menyerah pada Rusia dan Cina karena Rusia adalah "pembangkit tenaga listrik militer" dan Cina adalah "kekuatan ekonomi".

Tapi analis ini menilai, Rusia keluar sebagai pemenang dalam kompetisi dengan Washington.

Mengapa Rusia Tak Bisa Ditundukkan?


Oleh : Kirill Kovalenko ( Master Hubungan Internasional lulusan dari University of Melbourne. Tulisan ini diterjemahkan dari thediplomat.com dengan judul Why No One Gets Russia ).

Presiden Rusia Vladimir Putin, secara eksplisit telah menguraikan pandangan deterministik terhadap negaranya, seperti yang dicatat oleh Ingmar Oldberg di Russia’s Great Power Ambitions and Policy under Putin, “ Rusia adalah suatu kekuatan besar, dan akan tetap menjadi kekuatan besar, yang terbentuk dan tidak dilepaskan dari karakter geopolitik, keberadaan ekonomi dan budaya.”

Memang, bahkan seorang pemikir seperti Robert Kagan telah menyatakan bahwa status kontemporer Rusia adalah salah satu tempat kembalinya sejarah yang paling dramatis, jika mengacu pada kerusakan tatanan dunia yang disponsori oleh demokrasi-liberal ala Amerika Serikat.

Menariknya, Kagan juga membuat pengamatan atas kekalahan Rusia dalam Perang Dingin, yang memiliki kemiripan dengan sentimen pasca Versailles Jerman. Analogi ini mungkin harus dipertanyakan, tapi masalah Revanchisme* merupakan salah suatu hal yang sangat penting. Namun, kita juga harus mempertimbangkan sisi budaya dan kesadaran publik yang sering diabaikan dalam perumusan kebijakan dan persepsi nasional – tetapi menjadi faktor yang signifikan dalam mendukung kebijakan luar negeri Rusia. Bahkan jika Rusia menganggap dirinya sebagai kekuatan besar sebelum akhir Perang Dingin, pemikiran realis akan mendikte bahwa hal ini tidak sepenuhnya benar, atau bahkan tidak ada relevansinya pada masalah yang dihadapinya dalam dunia kontemporer.

Meskipun demikian, untuk menganalisis Rusia diperlukan fokus secara khusus pada kesadaran sejarah, yang terlihat jelas dalam imperatif politik luar negerinya. Inilah sebuah keadaan, dimana historisitas unjuk gigi di berbagai negara, seperti yang diungkapkan Henrik Larsen,”Saat dihadapkan dengan ketidakpastian atau kurangnya informasi, atau ketika kepemimpinan tidak memiliki preferensi yang jelas dalam mengatasi krisis, faktor sejarah kemungkinan akan memainkan peran besar dalam perumusan kebijakan luar negeri.”
Hal ini muncul dari konstruktivis pemahaman nasionalisme, bahwa nasionalisme itu bukanlah sebuah ‘bawaan’ dalam suatu bangsa, melainkan interaksi dari tanda-tanda dan simbol budaya, yang beroperasi dalam wacana nasional, dan tunduk pada redefinisi politik yang terjadi secara terus menerus.

Dalam jurnal “Russia as a Great Power”, dinyatakan bahwa dalam Perang Dingin, Rusia merupakan kekuatan adidaya – dan bahkan dalam sepanjang sejarah Tsar-nya, terlihat adanya sebuah perbedaan pandangan terhadap definisi ‘power’ antara Rusia dengan Barat. Hal ini tidak berarti bahwa kekuatan militer Rusia lebih rendah, karena pada titik tertentu, Rusia dan Barat memiliki pemahaman yang sama dalam memahami sebuah ‘power’, yang ditandai dengan perang Rusia-Georgia pada tahun 2008.

Pandangan yang lebih luas bisa dilihat dalam gagasan ‘messianisme nasional**’ atau ‘Roma Ketiga’, yaitu sebuah mentalitas yang mendefinisikan pemikiran Rusia. Hal ini didefinisikan dengan fokus pada fakta bahwa Rusia memiliki sejarah unik. Rusia tidak bisa disebut sebagai Eropa ataupun Asia sepenuhnya. Selain itu, Rusia juga memiliki perkembangan sejarah yang cukup unik, sebagaimana yang diungkapkan oleh Janko Lavrin dalam “Populists and Slavophiles.”

Nampaknya, ada sebuah korelasi antara komunitas para petani yang dihormati oleh penulis pada abad ke-19 dan sosialisme pasca 1918 dengan karakter bangsa Rusia, seperti yang disebutkan oleh Vatro Murvar dalam “Messianism in Russia: religious and revolutionary.” Murvar mengutip Konstantin Leontiev, yang menorehkan visinya dalam sejarah Rusia, sebagai berikut, “Sebelumnya saya percaya, dan hingga kini masih percaya bahwa Rusia yang adalah pemimpin wilayah Timur yang baru, yang akan membentuk dunia dengan budaya baru, sehingga peradaban Slavia-Oriental dapat menggantikan peradaban Latin-Eropa.”

Pandangan ini bertolak belakang dengan merek eksepsionalisme sejarah yang berakar dalam Konstitusi AS atau Revolusi Perancis. Memang, jika dilihat dari pemahaman spiritual, nasib Rusia telah digambarkan oleh Guru Bangsa Rusia, Dostoyevsky, seperti dikutip Nancy Ries dalam Russian Talk:
“Tampaknya orang-orang (Rusia) telah terinfeksi rasa sakit dan haus sejak awal waktu, dan penderitaan ini menghiasi sejarah demi sejarah Rusia, bukan hanya karena kemiskinan dan faktor eksternal lainnya, tetapi juga berasal dari setiap jantung rakyatnya.”

Hal ini penting untuk diingat ketika mencoba untuk mengontekstualisasikan Rusia dalam norma-norma internasional kontemporer. Mungkin, hal ini tampak tidak relevan untuk menutupi sejarah intelektual eksepsionalisme Rusia, tetapi ini tidak bisa dipungkiri, semua ini merupakan aspek penting untuk memahami bagaimana bangsa menganggap dirinya sebagai penentu dalam takdir dunia, memiliki keistimewaan, dan hal-hal unik lainnya, tidak selalu berujung pada kemerdekaan dan kemakmuran, sebaliknya, mereka justru akan berorientasi pada penderitaan dan kekuasaan.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa perlawanan atas tekanan berbasis ekonomi yang dikenakan terhadap Rusia, sangat bertumpu pada kekuatan sejarah, dan faktor ini menjadi kekuatan terpenting bagi Rusia untuk terus memukul balik atas berbagai tekanan dari luar.



*Revanchisme berasal dari bahasa Perancis (revanche) yang artinya balas dendam, mulai populer pada tahun 1870-an. Istilah ini mengacu pada kebijakan politik yang bertujuan untuk mendapatkan kembali sebuah wilayah yang hilang dalam sebuah peperangan.

** Messianisme adalah suatu gerakan sosial yang dikendalikan, dan sebagai suatu kepercayaan, dapat ditemukan dalam agama Zoroaster Persia, Yahudi, Kristen dan Islam ; doktrin ini meyakini tentang kedatangan seorang penebus yang disambut sebagai pahlawan dan pembangun dengan karakter yang khas. Messianisme tidak hanya memengaruhi pemikiran agama di Barat tetapi juga memberikan inspirasi dalam gerakan sekular modern.

Putin : Sanksi , akan Membuka Peluang Baik untuk Rusia


Presiden Rusia, Vladimir Putin menilai sanksi Barat terhadap negaranya sebagai sebuah kesempatan baik untuk mengembangkan perindustrian Rusia.

Kantor berita IRNA melaporkan, Senin (8/12), dalam sidang dewan ilmu dan pendidikan yang berlangsung di St.Petersburg, Putin mengatakan, “Sanksi-sanksi Barat merupakan kesempatan baik bagi pengembangan perindustrian Rusia yang harus dimanfaatkan.”

Ditambahkannya, sanksi-sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia dan menghadang penyerahan sejumlah perlengkapan serta peralatan kepada negara ini, juga memiliki dampak positif.
“Sanksi memungkinkan produksi mesin-mesin dan peralatan mutakhir di Rusia,” katanya.

Putin juga menekankan pentingnya penggeseran produk-produk dan peralatan industri impor dengan produk dan perlengkapan buatan dalam negeri, serta identifikasi titik-titik vital dalam mengganti produk impor dengan tujuan perhatian lebih besar pada produk dalam negeri.

Hubungan Rusia dan Barat meregang akibat friksi keduanya dalam masalah Ukraina. Presiden Rusia dalam beberapa bulan terakhir berulangkali mengkritik sikap negara-negara Barat terhadap negaranya.
Menurut Putin, tekanan negara-negara Barat terhadap Rusia tidak efektif dan mereka tidak akan memperoleh apapun dalam hal ini. (IRIB Indonesia/MZ)

AS Memperingatkan India Soal Kedekatan dengan Rusia


Amerika Serikat memperingatkan India bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk melakukan bisnis dengan Rusia, menjelang kunjungan Presiden Vladimir Putin ke negara itu.

Menurut laporan AFP, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Marie Harf pada hari Jumat (5/12/2014), "Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, sekarang bukan waktu untuk melakukan bisnis seperti biasa dengan Rusia."

"Kami sudah menyampaikan hal itu, tentu untuk sekutu kami dan mitra kami di seluruh dunia," tambahnya.

Harf menandaskan, "Ada banyak rumor yang beredar tentang penawaran dagang atau penawaran bisnis, tetapi mari kita tunggu apa yang sebenarnya dipraktekkan di sana."

Berdasarkan laporan itu, volumen perdagangan Rusia dan India sekarang mencapai 10 miliar dolar.

Putin dijadwalkan akan mengunjungi India pekan depan. (IRIB Indonesia/RM)

Bashar Assad Tegaskan Rakyat Suriah Serius Hadapi Terorisme


“Semua permasalahan ini dapat terselesaikan dengan kesungguhan dan upaya yang intens dengan memanfaatkan kekuatan militer dan budget yang besar, bukan sekedar melalui aksi teatrikal dan kecaman-kecaman di media.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Bashar Asad, Presiden Suriah ahad [23/11/2014] dalam pertemuannya dengan delegasi Parlemen Suriah yang dipimpin oleh Ilyas Umakhanuf, wakil majelis federasi Rusia pada ahad [23/11] di ruang kerjanya di Damaskus menegaskan cara paling ampuh memberantas terorisme adalah dengan mencerabut akar pemikirannya, yaitu pemahaman takfiri, terutama yang telah menggejala disejumlah Negara, termasuk memotong arus pendanaannya.

“Semua permasalahan ini dapat terselesaikan dengan kesungguhan dan upaya yang intens dengan memanfaatkan kekuatan militer dan budget yang besar, bukan sekedar melalui aksi teatrikal dan kecaman-kecaman di media.” Ungkapnya.

Bashar Asad menegaskan akan kesungguhan rakyat Suriah untuk bekerjasama dengan Rusia dalam berbagai bidang, termasuk dalam menciptakan keamanan di daerah kawasan. “Damaskus dan Moskow adalah poros penting dalam upaya penciptaan perdamaian di kawasan, kerjasama kedua Negara ini sangat dibutuhkan di berbagai bidang terutama dalam hal menghentikan arus gerakan terorisme.” Tambahnya.

Delegasi Parlemen Rusia dalam pertemuan tersebut mengamini ajakan pemerintah Suriah dan menyatakan dukungan atas rakyat Suriah yang gigih melakukan perlawanan terhadap gerakan terorisme.
Pada hari sebelumnya, Presiden Suriah itu meminta dunia internasional menunjukkan sikap jujur dan nyata dalam upaya mencabut akar terorisme khususnya kelompok teroris Takfiri ISIS.

Kantor berita resmi Suriah, Sana mengabarkan, Bashar Assad dalam pertemuannya dengan pejabat daerah Provinsi Tartus, Barat Suriah mengatakan, "Kawasan berada dalam situasi yang sensitif, dan perjuangan rakyat Suriah, dukungan negara-negara sahabat atas bangsa ini, kepercayaan dunia internasional atas bahaya terorisme bagi kawasan serta dunia, juga kerja sama internasional yang jujur serta nyata, dapat mengakhiri fenomena buruk terorisme ini."

Presiden Suriah menjelaskan, "Masyarakat internasional diam dalam menghadapi transformasi sensitif saat ini. Mereka tidak menunjukkan reaksi apapun atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan kelompok teroris di Suriah khususnya ISIS."

"ISIS tidak terbentuk secara spontan, tapi musuh-musuh Suriahlah yang membentuk kelompok ini dan kelompok-kelompok teroris Takfiri lainnya guna menghancurkan Suriah dan merusak persatuan nasional serta keamanannya," tandas Assad.

TANDINGI AMERIKA, CINA RENCANAKAN BANGUN KAPAL INDUK SUPER


PEMBOM STRATEGIS SIAP HANCURKAN SASARAN.

Seiring ketegangan yang terus terjadi di kawasan Laut Cina antara Cina dengan Amerika dan sekutu-sekutunya, Cina merencanakan untuk membuat kapal-kapal induk super bertonase 100 ribuan-ton untuk menandingi Amerika.

Sebuah situs berita Cina qianzhan.com dengan mengutip keterangan seorang pejabat militer Cina menyebutkan baru-baru ini bahwa kapal induk super pertama Cina harus sudah diluncurkan pada tahun 2020.

"Pada tahun itu Cina akan mampu menghadapi pesawat-pesawat tempur paling canggih Amerika yang diluncurkan dari kapal induk di lautan lepas," tulis laporan media Cina tersebut.

Laporan tersebut muncul di tengah ketegangan di kawasan Laut Cina setelah Amerika memutuskan untuk meningkatkan kekuatan militernya di sekitar Laut Cina. Pada bulan September lalu kapal perang pertama Amerika yang dikirimkan untuk memperkuat kekuatan militernya di Asia Timur, USS Freedom, merapat di pelabuhan Singapura. Cina membalasnya dengan mengumumkan perluasan wilayah pertahanan udaranya hingga mencakup wilayah-wilayah sengketa dengan negara-negara tetangga sekutu Amerika seperti Jepang dan Korea. Langkah Cina pun mendapat balasan dari Korea Selatan yang juga mengumumkan perluasan wilayah pertahanan udaranya.

Sementara itu Japan juga menambah ketegangan setelah mengumumkan untuk meningkatkan anggaran pertahanannya dalam 5 tahun ke depan. Dalam rencana pertahanan tersebut Jepang direncanakan akan membeli berbagai peralatan perang modern termasuk drone-drone pengamatan, pesawat tempur F-35 dan sistem pertahanan Aegis buatan Amerika.

Sampai saat ini Cina baru memiliki satu kapal induk, "Liaoning", yang merupakan kapal bekas Uni Sovyet yang sebelumnya dimiliki Ukraina dan telah nyaris dibesi-tuakan. Oleh Cina kapal ini dipermak sedemikian rupa sehingga mampu beroperasi sebagai kapal tempur modern, bertenaga nuklir, berat 80.000 ton dan mampu mengangkut 60 pesawat tempur.

Pada tgl 5 Desember lalu terjadi insiden cukup serius ketika kapal tempur jelajah Amerika USS Cowpens, nyaris bertabrakan dengan kapal induk "Liaoning". Meski kedua pihak saling berusaha meredam dampak politik dari insiden tersebut, namun para analis menganggap hal tersebut sebagai keseriusan kedua pihak untuk saling berhadapan dalam konflik yang sebenarnya.

"Cina berusaha menyampaikan pesan bahwa jika Amerika ingin berada di wilayah perairan Cina, maka harus siap untuk berada dalam situasi penuh ketegangan," kata Dean Cheng, peneliti senior di Heritage Foundation.


PEMBOM STRATEGIS CINA.

Sementara itu Cina juga memperkuat daya serangnya dengan menggelar pesawat-pesawat pembom strategis barunya, H-6K. Dengan senjata ini Cina bisa menghancurkan sasaran-sasaran di seluruh kawasan Pasifik Barat termasuk Jepang. Demikian laporan China Times baru-baru ini.

Dengan rudal jelajah CJ-10 yang memiliki daya jangkau hingga 2.000 km pesawat pembom H-6K tidak perlu meninggalkan wilayah udara Cina untuk menghancurkan sebagian besar pangkalan militer Amerika di Pasifik Barat. Sebuah H-6K yang lepas landas dari pangkalan udara Anqing, provinsi Anhui, dapat menghantam seluruh pangkalan militer Amerika di Korea.

Pada bulan November lalu , sebuah media Cina mengeluarkan peta kota-kota Amerika yang bisa menjadi sasaran rudal nuklir Cina yang dilepaskan dari kapal selam. Sebagai tambahan, kota-kota utama di India, Rusia, Vietnam dan Malaysia serta Filipina juga berada dalam jangkauan serangan nuklir Cina yang diluncurkan dari pesawat pembomnya.

Pada bulan November lalu sebuah komisi Amerika, US-China Economic and Security Review Commission, mengeluarkan laporan yang memberikan peringatan serius bagi pengambil kebijakan Amerika, bahwa Cina telah "meningkatkan dengan cepat kemampuan serangnya terhadap pangkalan-pangkalan militer, kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat tempur Amerika yang berada di Pasifik. Bahkan pangkalan yang jauh dari daratan Cina seperti Guam, kini telah berada dalam jangkauan serangan Cina.



REF:
"China planning 110,000-ton ‘super aircraft carrier’ to rival US naval power"; Russia Today; 22 Desember 2013
"China’s nuclear bomber can hit US military bases: Report"; Press TV; 27 Desember 2013

RUSIA SERANG SAUDI JIKA AMERIKA SERANG SYRIA


(SEMANGAT SEKUTU-SEKUTU AMERIKA MEREDUP)

Bagi umat Islam yang hafal Al Qur'an tentu mengetahui apa yang difirmankan Allah tentang orang-orang Arab badui. Dalam satu ayat Allah menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang tidak memahami agama alias tidak berpengetahuan, sementara di ayat lain Allah menyebut mereka sebagai orang-orang munafik yang keterlaluan.

Tentu ada kekhususan bagi orang-orang Arab badui tertentu yang tidak masuk dalam kategori tersebut di atas, namun secara umum demikianlah adanya. Maka kalau seorang Bandar bin Sultan, pangeran Arab Saudi yang beribukan mantan budak yang oleh raja diangkat sebagai kepala inteligen Saudi, berbuat bodoh, hal itu tentu tidak mengherankan.

Kebodohan yang dilakukan Bandar (pers Amerika sering menyebutnya sebagai Bandar Bush karena kedekatannya dengan keluarga penjahat perang George "Dubya" Bush) adalah tindakannya mengancam seorang pemimpin negara besar seperti Vladimir Putin. Sebagai buntut peristiwa itu Vladimir Putin dikabarkan telah mengeluarkan perintah kepada militer Rusia untuk menyerang Saudi secara besar-besaran jika sekutunya, Syria, diserang Amerika.

Kabar yang sangat serius tersebut muncul di berbagai media massa barat maupun Arab, di antaranya The Telegraph News Inggris dan As Safir Lebanon, dan dengan cepat menyebar di media-media online independen.

Menurut berbagai sumber terpercaya Putin sangat marah setelah pertemuannya dengan Bandar bin Sultan di Moskow awal Agustus lalu. Sebagaimana telah disebutkan di blog ini, dalam pertemuan tersebut Bandar membujuk Rusia untuk menghentikan dukungannya atas regim Syria dengan imbalan menarik seperti pembelian perlengkapan militer besar-besaran serta jaminan kepentingan ekonomi Rusia di kawasan Timur Tengah. Namun Putin menolak tawaran tersebut.

Yang tidak diberitakan blog ini dan juga media-media massa lainnya adalah bahwa Putin tersinggung berat oleh tindakan Bandar yang berani mengancam Rusia untuk menggerakkan para teroris binaan Saudi dan mengancam keamanan Rusia, termasuk keamanan even Olimpiade Musim Dingin di kota Sochi yang akan digelar Februari 2014. Pemerintah Rusia dan Saudi sendiri sampai saat ini tidak pernah memberikan keterangan resmi tentang pertemuan tersebut.

"Saya memberi jaminan pada Anda untuk melindungi Olimpiade Musim Dingin mendatang. Kelompok-kelompok Chencnya yang mengancam keamanan even tersebut berada di bawah kontrol kami," kata Bandar kepada Putin.

Lebin jauh Bandar menginformasikan pada Putin bahwa teroris-teroris Chencnya yang kini berada di Syria adalah sekedar "alat" yang digunakan Saudi untuk memberikan tekanan pada pemerintah Syria. "Mereka tidak menakuti kami. Kami menggunakan mereka untuk melawan pemerintah Syria, namun mereka tidak bukan penentu prospek politik Syria," tambah Bandar.

Rusia adalah bangsa besar. Mereka sudah terkenal sebagai bangsa pejuang yang berulangkali menjadi korban agresi bangsa-bangsa lain, dan berhasil mengalahkannya. Mereka pernah mengalahkan tentara Mongol, Tartar, hingga tentara Napoleon, Jepang dan Jerman dalam Perang Dunia II. Namun ujian terbesar bangsa Rusia adalah kala menghadapi penindasan regim komunis zionis Uni Sovyet. Puluhan juta rakyat Rusia diyakini telah tewas selama berkuasanya regim komunis tersebut. Terlebih lagi dengan kepemimpinan Putin yang tegas, Rusia jelas tidak akan bisa membiarkan tingkah kurang ajar seorang Arab badui, bangsa yang sebagian rakyatnya masih buta huruf dan selama ratusan tahun setelah khalifah Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan ke Irak, tidak memiliki identitas kebangsaan yang jelas.

Vladimir Putin tentu sudah mengetahui Bandar dan Saudi sebagai aktor penting gerakan separatisme Chechnya yang telah menewaskan ribuan tentara dan rakyat sipil Rusia dan Chechnya, dan Bandar pun seharusnya mengetahui bahwa Putin mengetahui hal itu. Maka apa yang dikatakan Bandar kepada Putin dengan mengakui secara terbuka peran Saudi di balik gerakan separatis Chechnya tidak bisa ditafsirkan lain selain sebagai "olok-olok" Bandar terhadap Putin. Putin masih bisa bersabar dengan olok-olok itu, namun tentu saja ia tidak bisa memaafkannya. Dalam konteks ini sangat wajar jika Putin mengeluarkan perintah untuk menyerang Saudi.


MEREDUPNYA SEMANGAT SEKUTU-SEKUTU AMERIKA


Dalam beberapa hari terakhir sejak munculnya isu senjata kimia oleh regim Syria dan retorika perang yang dikeluarkan para pejabat Amerika dan Inggris dan didengung-dengungkan oleh media massa, suara-suara "serang Syria" terdengar justru semakin meredup.

Dimulai oleh pemerintah Italia yang dengan tegas menolak rencana serangan militer terhadap Syria, disusul kemudian oleh pemerintah Jerman, Kanada, Mesir dan negara-negara sekutu Amerika lainnya. Terakhir dan yang paling telak adalah penolakan parlemen Inggris atas rencana tersebut yang memaksa PM David Cameron akhirnya menurunkan nada suaranya tentang Syria, dari sebelumnya sesumbar akan menyerang Syria meski tanpa restu DK PBB menjadi "menunggu keputusan DK PBB". Kini praktis tinggal Amerika saja yang masih cukup lantang menyerukan suara "serang Syria" yang diikuti oleh seruan-seruan lebih kecil oleh PM Turki Tayyip Erdogan.

Hal ini tentu saja sangat berkebalikan dengan semangat yang ditunjukkan oleh para pendukung Syria seperti Iran, Rusia, Hizbollah hingga Venezuela. Seorang pejabat tinggi Iran mengancam akan menyerang Israel jika Syria diserang sementara Hizbollah menyatakan "tidak akan tinggal diam" jika Syria diserang. Sementara jubir kemenlu Rusia Alexander Lukashevich mengingatkan bahwa serangan ilegal terhadap Syria akan membawa bencara bagi negara-negara  lainnya di seluruh kawasan Timur Tengah hingga Afrika Utara.

Keseriusan Rusia untuk membela Syria juga ditandai dengan perintah yang dikeluarkan Vladimur Putin tgl 17 Mei lalu untuk meningkatkan kesiapan perang Rusia dari status "perang lokal" menjadi "perang regional" dan dalam hal Amerika dan Eropa melibatkan diri dalam konflik Syria, Rusia meningkatkannya menjadi kesiapan "perang skala besar". Rusia, sebagaimana Hizbollah dan Iran terlalu bodoh untuk tidak mengetahui bahwa Syria hanyalah target antara sebelum mereka menjadi korban agresi Amerika berikutnya. Terutama bagi Rusia yang gegabah mengijinkan PBB menetapkan zona larangan terbang atas Libya yang ternyata digunakan untuk menjatuhkan sekutunya Moammar Khadafi. Kala itu Putin tidak berdaya mencegah karena kursi kepresidenan masih dipegang oleh Medvedev, orang yang memerintahkan dubes Rusia di PBB untuk menyetujui. Kini hal yang sama tidak akan dibiarkan oleh Rusia untuk terjadi di Syria, bagaimana pun mahalnya konsekuensi yang harus dibayar.

Saya (blogger) percaya bahwa Presiden Amerika Barack Obama tidak sebodoh Pangeran Bandar dengan mengikuti kemauan Israel dan antek-anteknya untuk menyerang Syria. Namun jikapun hal itu harus terjadi, saya sangat yakin dengan hasilnya sebagaimana keyakinan Presiden Syria Bashar al Assad, yaitu bahwa Syria-lah yang bakal memenangkan peperangan. Source

Terkait Berita: