Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Kurdi. Show all posts
Showing posts with label Kurdi. Show all posts

2 Tentara Turki Tewas, 24 Cedera dalam Serangan Bom milisi PKK

Tentara Turki membawa peti mati dari dua rekannya yang tewas dalam bentrokan dengan militan PKK dalam upacara pemakaman di Diyarbakir, Turki, pada tanggal 26 Juli 2015. (Foto: AFP)

Setidaknya dua tentara Turki tewas dan 24 lainnya luka-luka ketika militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) menabrakan sebuah kendaraan bermuatan bom ke kantor polisi militer di provinsi Agri di timur Turki.

Anggota PKK menggunakan dua ton bahan peledak untuk menyerang stasiun di jalan raya dekat kota Dogubayazit, yang terletak 1.200 kilometer (750 mil) timur ibukota, Ankara, Minggu (2/8/15), kata kantor gubernur setempat dalam sebuah pernyataan.

Tentara yang terluka diangkut ke rumah sakit terdekat untuk menerima perawatan medis; Namun, tidak ada laporan tentang kondisinya.

PKK telah meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan Turki setelah militer Turki membom posisi mereka di Irak utara.

Sebelumnya, seorang tentara Turki tewas dan empat lainnya luka-luka ketika sebuah ledakan menyerang konvoi mereka di sebuah jalan di distrik Midyat di provinsi Mardin tenggara Turki, kantor berita Anadolu melaporkan. Serangan ini menyalahkan PKK.

Perkembangan itu terjadi sehari setelah ledakan ranjau darat lainnya menewaskan seorang letnan Turki dan melukai dua tentara di jalan raya Erzurum-Kars pada Sabtu. Serangan itu juga diyakini telah dilakukan oleh anggota PKK.

Pada tanggal 31 Juli, dua polisi Turki tewas dalam serangan senjata di markas polisi di wilayah Adana selatan Turki.

Milisi PKK menembaki markas polisi di kota Pozanti, yang terletak 322 kilometer timur Ankara, memicu pertempuran sengit yang menewaskan dua polisi serta dua militan.

Anadolu melaporkan pada hari Sabtu bahwa pemboman udara selama seminggu terhadap posisi PKK di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara telah menewaskan sekitar 260 militan dan melukai antara 380 dan 400 orang lain.

Anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) berjalan saat mereka memeriksa lubang yang disebabkan oleh serangan udara Turki di Gunung Qandil, kubu PKK di Irak utara, pada 29 Juli 2015.

Laporan lebih lanjut mencatat bahwa Nurettin Demirtas, wakil pemimpin pro-Partai Demokratik Rakyat Kurdi (HDP), dan Selahattin Demirtas, adalah di antara anggota PKK yang terluka.

Turki baru-baru ini meluncurkan serangan udara yang diklaim target ISIS di Suriah serta posisi PKK di Irak, setelah serangan bom mematikan yang dikaitkan dengan Takfiri ISIS menewaskan 32 orang di kota Suruc barat daya Turki, di seberang perbatasan kota Kobani Suriah utara.

Gencatan senjata sudah dilangsungkan sejak 2013 namun dinyatakan tidak berlaku oleh PKK menyusul serangan udara Turki terhadap kelompoknya, mempersempit peluang kedua belah pihak mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.

PKK telah berjuang untuk wilayah otonomi Kurdi di Turki sejak tahun 1980-an. Konflik tersebut telah meninggalkan puluhan ribu orang tewas. []

(MahdiNews/ABNS)

30 Jet F-16 Turki Bom Kamp-kamp PKK di Irak utara

Jet tempur F-16 yang dioperasikan Angkatan Udara Turki (Foto: Anadolu)

Setidaknya 30 pesawat militer Turki membombardir posisi milisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh jaringan televisi NTV dan CNN-Turki yang berbasis di Istanbul, setidaknya 30 F-16 jet tempur yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Turki menyerang lima lokasi di wilayah Kurdistan Irak, Kamis (30/7/15), menghancurkan tempat penyimpanan, dan gudang senjata milisi Kurdi.

Sejak pekan lalu, Turki telah melakukan serangan udara terhadap posisi ISIS di Suriah serta posisi PKK di Irak, menyusul serangan bom yang menewaskan 32 orang tewas di kota barat daya Suruc, di seberang perbatasan kota Kobani Utara Suriah yang di klaim Takfiri ISIS.

Polisi Turki juga meluncurkan razia penangkapan menyusul pemboman 20 Juli di Suruc. Namun hanya sekitar sepersepuluh dari mereka yang terlibat ISIS ditahan polisi, sementara sisanya suku Kurdi.

Anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) memeriksa lubang yang disebabkan oleh serangan udara Turki di Pegunungan Qandil, Irak utara, pada 29 Juli 2015. (Foto: AFP)

Pada hari Kamis, Selahattin Demirtas, pemimpin Partai Demokrat Rakyat Turki pro-Kurdi mengecam razia polisi anti-teror Turki dan kampanye militer terhadap militan Takfiri ISIS di Suriah tidak lebih hanya sebuah “show” belaka.

Demirtas menuduh Ankara menggunakan klaim serangan udara anti-ISIS sebagai “penutup” atas pemboman posisi PKK.

Ankara diyakini di antara para pendukung utama teroris Takfiri yang mendatangkan malapetaka di Suriah sejak Maret 2011. Kekerasannya dilaporkan telah menewaskan lebih dari 230.000 jiwa sampai sekarang.

Ada laporan yang menunjukkan bahwa pemerintah Turki secara aktif melatih dan mempersenjatai militan yang beroperasi di Suriah, dan juga memfasilitasi perjalanan yang aman calon teroris asing ke negara Arab yang dilanda krisis itu. []

(MahdiNews/ABNS)

Turki Serang Kurdi, Irak Murka

Baghdad menilai serangan itu sangat berbahaya, dan dapat memancing konflik lanjutan di Timur Tengah. (Foto: Reuters) 

Pemerintah Irak mengutuk serangan udara yang dilakukan pemerintah Turki terhadap basis Kurdi yang berada di utara Irak. Baghdad menilai serangan itu sangat berbahaya, dan dapat memancing konflik lanjutan di Timur Tengah.

"Pemerintah Irak mengutuk serangan Turki pada militan Kurdi di Irak utara, karena dapat menyebabkan eskalasi berbahaya dan itu merupakan serangan terhadap kedaulatan Irak," bunyi pernyataan pemerintah Irak, seperti dilansir The Daily Star pada Rabu (29/7/2015).

Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi dalam sebuah pernyataan tertulis di situs kepresidenan Irak menyerukan Turki untuk menghentikan serangan ke basis Kurdi di Irak, dan mulai mencari solusi damai untuk bisa menyelesaikan konflik dengan kaum Kurdi.

"Kami tidak akan membiarkan pihak luar melakukan serangan terhadap tetangga kami di bagian utara negara kami," sambungnya. Kurdi merupakan wilayah otonom di Irak, yang memiliki pemerintahan dan Presiden sendiri.

Seperti diberitakan sebelumnya, selain ISIS, Turki sendiri memang melakukan serangan terhadap simpatisan dan anggota Partai Buruh Kurdistan (PKK), yang masuk ke dalam daftar hitam kelompok teroris di negara tersebut. Selain menyerang pasukan Kurdi di Irak, Turki juga melakukan serangan ke basis Kurdi di Suriah.

(sindonews/ABNS)

Pemimpin Kurdi: Serangan Anti-ISIS Turki Hanya “Show”

Selahattin Demirtas, wakio ketua Partai Demokrat Rakyat Turki (Foto: AFP)

Pemimpin puncak partai Kurdi Turki mengecam sebagai tidak lebih dari sebuah “show” penggerebegan yang dilakuakn polisi anti-teror Turki dan serangan militer Turki terhadap militan Takfiri ISIS di Suriah.

Dalam wawancara dengan AFP, Kamis (30/7/15), Selahattin Demirtas, wakil ketua Partai Rakyat Demokratik (HDP), menuduh pemerintah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggunakan klaim serangan udara anti-ISIS untuk menutup pemboman terhadap posisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

“Serangkaian serangan udara yang diluncurkan oleh Turki terhadap ” terget ISIS” hanya pertunjukan saja dan itu sudah berakhir,” kata Demirtas, menambahkan bahwa tersangka pemboman telah ditahan dalam operasi “show” dan sebagian besar dari mereka dibebaskan. ”

Turki baru-baru ini meluncurkan serangan udara ke basis PKK di Irak utara serta posisi ISIS di Suriah setelah serangan bom mematikan yang menewaskan 32 orang tewas di barat daya kota Suruç, di seberang perbatasan kota Kobani antara Kurdi Suriah.

Pesawat tempur Angkatan Udara Turki dengan rudalnya lepas landas dari Pangkalan Udara Incirlik, di kota Turki selatan Adana, 28 Juli 2015. (Foto: AFP)

Ankara juga meluncurkan operasi penangkapan menyusul pemboman 20 Juli di Suruç, yang diduga dilakukan gerilyawan Takfiri ISIS. Namun, hanya sekitar sepersepuluh dari mereka yang ditahan dalam penggerebekan polisi ISIS terkait pemboman dan sisanyadi bebaskan.

Ankara diyakini sebagai salah satu pendukung utama kelompok teroris melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak 2011, dengan laporan yang menunjukkan bahwa pemerintah Turki secara aktif melatih dan mempersenjatai militan yang beroperasi di Suriah, dan juga memfasilitasi perjalanan yang aman teroris asing dari dan ke daerah yang dilanda krisis.

Proses perdamaian Ankara-PKK
Di tempat lain dalam sambutannya, wakil ketua HDP menuduh pemerintahan Turki menyebakan proses perdamaian antara Ankara dan PKK “kedalam krisis yang mendalam” yang menyamakan ISIS dengan militer PKK.

“(proses perdamaian) ini akan diselesaikan,” sebelum serangan udara Turki, kata Demirtas, menambahkan bahwa Erdogan berusaha untuk menyamakan PKK dan ISIS.”
Pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Komentar itu muncul setelah gencatan senjata yang berlaku sejak 2013, dinyatakan batal oleh PKK baru-baru ini menyusul serangan udara Turki terhadap kelompok itu, namun serangan ini kemungkinan mencapai genjatan senjata dalam waktu dekat.

Kekalahan Pemilu AKP Erdogan
Demirtas juga mencatat bahwa Erdogan sebagai mendalangi krisis dalam upayanya untuk meningkatkan kekuatannya sendiri setelah ia gagal mendapatkan hasil yang diinginkan dalam pemilihan parlemen di negara itu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 
Partai Keadilan dan Pembangunan Erdogan (AKP) “menyeret negara ke dalam situasi konflik, ia berusaha membalas dendam atas kehilangan mayoritas pendukungnya dalam pemilihan bulan Juni,” katanya.

Bulan lalu, AKP Erdogan juga gagal mendapatkan mayoritas mutlak di parlemen untuk yang pertama kalinya sejak ia berkuasa pada 2002. []

(MahdiNews/ABNS)

Lebih dari 180 Anak-anak di Culik ISIS di Mosul

Sekelompok anak-anak yang direkrut oleh militan Takfiri ISIS

Kelompok Takfiri ISIS telah menculik lebih dari 180 anak-anak di Mosul Irak selama beberapa hari terakhir, kata seorang pejabat Kurdi Irak.

Saeed Mamouzini, seorang pejabat senior Partai Demokrat Kurdistan Irak (PPK), mengatakan pada Sabtu (25/7/15) bahwa anak-anak, berusia antara 10 dan 15, telah dipindahkan ke kamp-kamp militer ISIS di Mosul untuk dilatih.

“Selama beberapa hari terakhir, militan ISIS menculik 182 anak-anak dari kota Mosul … Anak-anak dipindahkan ke pusat-pusat pelatihan militer dan operasi bunuh diri,” media mengutip yang dikatakan Mamouzini.

Angka terbaru menunjukkan kelompok militan telah menculik sekitar 1.500 anak-anak sejak mereka merebut kota ini lebih dari setahun yang lalu.

Kelompok Takfiri menggunakan anak-anak di Suriah dan Irak untuk melakukan serangan teroris dan eksekusi.

Beberapa video yang dirilis oleh teroris ISIS menunjukkan anak-anak atau remaja mengeksekusi tentara ditangkap dan warga sipil di Irak.

Laporan media juga menunjukkan bahwa kelompok teroris ISIS mengajar anak-anak untuk melakukan pemenggalan dengan memperlihatkan video pemenggalan di kamp-kamp pelatihan.

Kelompok Takfiri juga merekrut remaja dan anak-anak di daerah yang mereka kendalikan di Suriah dan Irak dengan menawarkan hadiah atau mengancam sertan mencuci otak mereka.

Sebuah adegan yang diambil dari sebuah video ISIS yang konon memperlihatkan seorang anak yang direkrut oleh kelompok teroris Takfiri, memenggal kepala seorang perwira Suriah.

Anak-anak menjalani pelatihan militer, dan diberi indoktrinasi garis keras setelah mereka direkrut.
Kekerasan telah melanda bagian utara dan barat Irak sejak ISIS meluncurkan serangan teror mematikannya pada bulan Juni 2014, dan menguasai beberapa di wilayah Irak.

Kelompok teroris ISIS terkenal akan kebiadaban, dan kekejamannya serta tindakan asusila. Militan dituduh melakukan pelanggaran HAM berat dan kejahatan perang di wilayah yang mereka kuasai di Suriah, Irak, dan Libya. []

(MahdiNews/ABNS)

Turki Kirim Jet Tempur ke Perbatasan Suriah

Jet Tempur Turki

Jet tempur Turki telah meluncurkan ke perbatasan Suriah setelah seorang tentara tewas dan sejumlah lainnya luka-luka di daerah Kilis akibat tembakan yang datang dari arah perbatasan Suriah, media Turki mengatakan.

Kantor berita Turki Anadolu melaporkan kejadian lintas batas pada Kamis (23/7/15), menambahkan bahwa tembakan berasal dari daerah yang dikontrol oleh kelompok teror Takfiri ISIS di negara tetangga Suriah.
Sedikitnya empat tentara Turki juga terluka dalam tembakan lintas-perbatasan, kantor berita Turki, Dogan melaporkan.

Menyusul insiden mematikan, bentrokan meletus antara pasukan militer Turki dan gerilyawan ISIS, dengan tank Turki menembaki sasaran-ISIS di dataran Suriah, menurut saluran NTV nasional Turki.

Menurut NTV, satu militan ISIS tewas dalam baku tembak, antara angkatan bersenjata Turki dan teroris Takfiri di Suriah sejauh ini.

Sementara itu, media lokal melaporkan bahwa Turki telah mengirimkan jet tempur F-16 dari pangkalan mereka di provinsi Diyarbakir ke perbatasan Suriah setelah baku tembak di sana.

Sebelumnya, seorang polisi Turki ditembak mati dan satu lagi terluka parah oleh orang bersenjata di kota yang didominasi Kurdi di Diyarbakir menyusul kejadian serupa sehari sebelumnya.

Polisi Turki memeriksa tempat kejadian setelah serangan terhadap tentara Turki di pusat Diyarbakir pada 23 Juli 2015. (Foto: AFP)

  Serangan mematikan itu terjadi pada Kamis disaat petugas polisi sedang melakukan pemeriksaan lalu lintas rutin di tenggara kota Diyarbakir, hanya sehari setelah dua petugas polisi lainnya ditemukan ditembak mati di provinsi tenggara Sanliurfa.

Sayap militer Turki Partai Buruh Kurdistan (PKK), Pertahanan Angkatan Rakyat (HPG), mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan dua polisi Turki, mengatakan petugas keamanan bekerja sama dengan kelompok Takfiri ISIS beroperasi di negara tetangga Suriah.

HPG mengatakan pembunuhan menyusul pembalasan terhadap pemboman teroris 20 Juli di kota Suruc di perbatasan dengan Suriah yang menewaskan 32 orang, sebagian besar aktivis muda.

Pelayat menyaksikan polisi Turki membawa peti mati polisi Feyyaz Yumusak dan Okan Acar selama prosesi pemakaman di Sanliurfa, Turki tenggara, 23 Juli 2015. (Foto: AFP)

  Ankara mengumumkan Kamis penangkapan tiga tersangka sehubungan dengan pembunuhan dua petugas polisi pada Rabu.

Sementara itu, laporan lain mengatakan sebelumnya pada hari itu kelompok lain militan, bersekutu dengan PKK, telah menembak mati di Istanbul diduga seorang anggota kelompok teror Takfiri ISIS yang telah berjuang di Suriah.

Pria, yang diidentifikasi sebagai Mursel Gul, dibunuh Selasa, laporan media lokal, Kamis, menambahkan bahwa Gerakan Patriotik Revolusioner Pemuda (YDG-H), sayap pemuda dari PKK, mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan YDG-H menegaskan kembali bahwa dugaan unsur ISIS datang ke Istanbul tujuh bulan lalu untuk perawatan medis setelah terluka saat berperang melawan Kurdi di kota Suriah utara Kobane.
“Kami akan melanjutkan operasi melawan kelompok IS (ISIS ) dan telah mengidentifikasi mereka dan akan melaksanakan serta menghukum mereka,” katanya. “pembunuhan di Suruc akan ditindak.”

Laporan datang di tengah ketegangan di Turki setelah serangan bom 20 Juli di Suruc, yang dilaporkan diklaim oleh ISIS.

Para pejabat Turki telah mengkonfirmasi seorang pria Turki 20 tahun terkait dengan ISIS yang melakukan pemboman di Suruc. Laporan media pembom mahasiswa sebagai Seyh Abdurrahman Alagoz dari Adiyaman di Turki tenggara.

Turki telah meningkatkan keamanan di perbatasan dengan Suriah setelah terjadinya pemboman Suruc dan serangan terakhir terhadap pasukan keamanan.

Pelayat membawa peti mati untuk pemakaman korban serangan bom dua hari sebelumnya di kota Turki selatan Suruc, pada 22 Juli 2015 di distrik Gazi di Istanbul.
 
Ledakan Suruc menargetkan puluhan orang dari kelompok pro-Kurdi yang disebut Sosialis Pemuda Asosiasi Federasi (SGDF), yang sedang berkumpul di Pusat Kebudayaan Suruh di Kota Amara sebelum perjalanan mereka ke kota utara Suriah Kobani, yang dikenal sebagai Ain al-Arab dalam bahasa Arab, untuk membantu merestrukturisasi kota.

Serangan meningkatkan ketegangan antara Turki dengan minoritas Kurdi, yang kecewa dengan kegagalan pemerintah untuk mendukung pasukan Kurdi yang memerangi teroris Takfiri di dalam wilayah Suriah.

Ankara telah banyak dituding sebagai negara-sponsor utama dari teror berdarah ISIS di seluruh tetangga Suriah, membantu senjata dan dukungan logistik untuk para militan ekstremis bekerjasama dengan sekutu Barat dan regional.

(MahdiNews/ABNS)

Anak Erdogan Berpose Bersama Militan ISIS


Baru-baru ini, tersebar sebuah foto anak Erdogan, Perdana Menteri Turki, bersama para militan kelompok teroris ISIS.
 
Menurut koran Jomhuri-e Eslami, foto-foto itu diunggah dan disebarluaskan oleh media-media maya Turki kemarin.

Menurut koran tersebut, bukti-bukti ini menunjukkan kebohongan klaim Erdogan bahwa ia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS.

Dalam pada itu, sumber-sumber media etnis Kurdi Suriah menegaskan kerja sama erat antara Turki dan ISIS untuk melakukan serangan-serangan udara ke beberapa titik di Suriah.

Penyebaran foto anak Erdogan yang bernama Bilal bersama dua orang dari pemimpin ISIS ini telah mendongkrak posisi para penentang politik Erdogan.

(Shabestan/ABNS)

Ratusan Warga Tewas Dibunuh ISIS

Seorang perempuan Yazidi harus meninggalkan kediamannya di kota Sinjar, Irak yang diduduki ISIS menangis saat tiba di sebuah tempat penampungan di wilayah otonomi Kurdi. 

Penganut Yazidi berkumpul di kuil suci Lalish, yang terletak 35 Km dari Mosul untuk merayakan Tahun Baru April lalu.

Ratusan warga minoritas Yazidi yang ditahan tewas dibunuh kelompok yang menyebut diri Negara Islam ISIS di bagian barat Kota Mosul, seperti disampaikan pejabat Irak dan Yazidi.

Pernyataan yang dirilis oleh Partai Kemajuan Yazidi menyebutkan 300 tahanan tewas dibunuh pada Jumat di distrik Tal Afar dekat dengan Kota Mosul.

Wakil Presiden Irak Osama al-Nujaifi menjelaskan laporan mengenai kematian warga minoritas Yazidi itu sebagai tindakan "mengerikan dan barbar".

Partai Kemajuan Yazidi dalam keterangan resmi yang dimuat dalam situs Kurdish Shafaq News, mengecam insiden terakhir sebagai "kejahatan yang kejam" dan meminta pasukan Irak untuk membebaskan tahanan ISIS.

Ribuan anggota agama minoritas ditangkap pada tahun lalu.

Editor urusan Timur Tengah BBC Alan Johnston melaporkan tak diketahui bagaimana mereka dibunuh, atau mengapa kejadian itu baru terjadi sekarang.

Yazidi

Seorang perempuan penganut Yazidi tiba di Desa al-Humeira setelah dibebaskan ISIS pada April lalu.

Laporan menyebutkan banyak warga minoritas yang ditahan di Mosul, yang merupakan wilayah kekuasaan ISIS setelah kelompok militan ini menduduki kawasan utara dan barat Irak, serta bagian timur Suriah pada 2014 lalu.

Yazidis, yang merupakan bagian dari beberapa agama dan kepercayaan, yang dimusuhi ISIS.
Ribuan orang warga minoritas Yazidi mengungsi ke kawasan utara yang dikuasai oleh etnis Kurdi setelah ISIS mengambil alih distrik Sinjar di Provinsi Nineveh yang mayoritas dihuni warga Yazidi.

Pada Januari lalu, ISIS membebaskan 200 orang penganut Yazidi - sebagian besar orang tua- ke tangan pasukan Kurdi di dekat kota Kirkuk.

(BBC Indonesia/tribunnews.com/ABNS) 

Hasil Awal Pemilihan Parlemen di Turki: Kurdi Menggagalkan Harapan Erdogan


Hasil awal pemilihan parlemen di Turki menunjukkan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan akan kehilangan kemayoritasan mereka di parlemen dan ini merupakan pukulan besar atas harapan-harapan Rajab Tayyip Erdogan, Presiden Turki.
 
KBS melaporkan, hitungan 99% suara rakyat dalam pemilihan parlemen ke-25 menunjukkan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan berhasil meraih 41 persen dari suara.
Menurut perkiraan, partai yang berkuasa di Turki dapat memperoleh 258 kursi yang 18 kursi kurang dari jumlah minimum yang diperlukan untuk mempertahankan kemayoritasan partai ini di parlemen.
Erdogan untuk mencapai harapan-harapannya telah meminta kepada para pemilih untuk memberikan suaranya kepada partainya demi meraih 400 kursi di parlemen supaya mempersiapkan kondisi-kondisi mengubah konstitusi guna meningkatkan kewenangan presiden bagi dirinya.
Begitu pula Partai Keadilan dan Pembangunan memerlukan maksimal 330 kursi dari 550 kursi parlemen guna melaksanakan referendum nasional untuk mengubah konstitusi.
Sementara Partai Demokrat Kurdi memenangkan 12 persen suara yang di atas ambang batas 10 persen untuk masuknya partai ini ke parlemen.
Secara umum, setelah Partai Keadilan dan Pembangunan, Partai Republik sebagai partai oposisi yang paling penting di Turki berada di tempat kedua dengan meraih 25 persen suara dan Partai Nasional terletak di urutan ketiga dengan merebut 16,29 persen suara.
Partai Demokrat Kurdi menempatkan dirinya di posisi keempat.
Dengan kondisi seperti ini, jika Partai Keadilan dan Pembangunan gagal meraih lebih dari 275 kursi di parlemen, maka untuk membentuk pemerintahan diperlukan suatu koalisi.

(Shabestan)

40.000 Warga Irak Mengungsi akibat Kebrutalan ISIS di Ramadi

Penduduk kota Ramadi Irak mengantri untuk menyeberang jembatan Bzeibez, di perbatasan barat daya Baghdad, pada 20 Mei 2015. (AFP foto)

Puluhan ribu warga Irak telah melarikan diri dari Ramadi, ibukota provinsi Anbar barat, karena beberapa bagian kota telah direbut oleh kelompok teroris ISIS selama akhir pekan ini. Laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 40.000 orang telah melarikan diri akibat kebrutalan kelompok Takfiri ISIS di Ramadi meningkatkan sejak Minggu.

Para pengungsi internal (IDP) terdampar sebelum diizinkan oleh pemerintah untuk menyeberangi jembatan Bzebiz ke provinsi Baghdad yang membentang di sungai Efrat.

Para pengungsi awalnya dicegah memasuki provinsi Baghdad karena beberapa masalah keamanan. Otoritas pemerintah Senior sebelumnya menyatakan kekhawatiran bahwa gerilyawan ISIS mungkin berbaur dengan orang banyak dan menyelinap ke ibukota Irak.

Sementara itu, tentara Irak yang didukung oleh relawan melancarkan operasi untuk menghentikan kemajuan ISIS lebih jauh di Ramadi.

Presiden Dewan Provinsi Anbar, Sabah Karhoot, baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan keamanan Irak mengendalikan sekitar 30 persen Ramadi.
Pejuang Irak dari Pasukan Mobilisai Rakyat al-Abbas memegang senjata mereka di daerah sekitar desa Nukhayb di provinsi barat ibukota Baghdad diperangi Anbar, pada tanggal 19 Mei 2015. (AFP foto)

Pasukan Mobilisasi Rakyat telah menyebar ke kota untuk melawan para Takfiri. Pasukan relawan Syiah merupakan salah satu kelompok relawan yang bergabung dengan tentara Irak, mereka dikirim ke Anbar setelah Irak Perdana Menteri Haider al-Abadi meminta mereka untuk bergabung mengusir militan Takfiri dari Ramadi.

Bagian utara dan barat Irak telah dalam kekacauan sejak ISIS memulai melakukan terornya pada awal Juni 2014. Sejak saat itu, tentara Irak dengan pasukan Kurdi serta Syiah dan Sunni relawan bergabung dalam operasi untuk mendorong para teroris ISIS dari daerah yang telah mereka rebut.
Sementara itu pada Kamis, Perdana Menteri Irak al-Abadi dalam pertemuannya dengan timpalannya dari Rusia, Dmitry Medvedev, di Moskow menyerukan Rusia untuk lebih membantu negara Arab dalam perang melawan kelompok teroris Takfiri ISIS.

“Kami menyadari bahwa tidak hanya Irak tetapi juga negara-negara tetangga terkena ancaman terorisme,” kata perdana menteri Irak.

(Source)

Jalanan Kota Kobani Dipenuhi Mayat Tanpa Kepala


Kondisi kota Kobani yang menjadi ajang pertempuran antara pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan milisi Kurdi Suriah yang mempertahankan kota itu sungguh Mengerikan.

Jalanan kota itu, terutama di bagian yang sudah dikuasai ISIS, dipenuhi mayat tanpa kepala. Warga setempat sangat khawatir seluruh kota itu akan jatuh ke tangan ISIS dalam waktu tak lama lagi.

Para pengungsi asal kota Kobani, beberapa di antara mereka anak-anak, mengaku menyaksikan ISIS memenggal warga dan anggota milisi Kurdi yang tertangkap. Mereka juga melihat banyak mayat dengan lidah terpotong dan mata telah dicungkil.

"Saya melihat puluhan, bahkan mungkin ratusan mayat tanpa kepala. Saya juga melihat puluhan mayat tanpa kaki atau tangan," kata Amin Fajar, seorang penduduk Kobani yang kini mengungsi.
"Mereka (ISIS) memamerkan kepala-kepala yang sudah dipenggal itu untuk menakut-nakuti kami," tambah Amin.

Pasukan milisi Kurdi masih berjuang mati-matian untuk menahan gerak maju ISIS, sementara AS masih terus berupaya membujuk Turki agar segera turun tangan mencegah jatuhnya Kobani ke tangan ISIS.

Sementara itu, jet-jet tempur AS dan koalisi Arab menyerang sejumlah posisi ISIS dan berhasil menghancurkan sejumlah sasaran, termasuk sebuah pos militer dan posisi senapan mesin.
Di Suriah, serangan udara koalisi pimpinan AS masih difokuskan ke sekitar kota Kobani yang terletak sangat dekat dengan perbatasan Turki.

Sudah hampir satu bulan ISIS mengepung kota perbatasan itu dan dalam beberapa hari terakhir sudah berhasil masuk ke sejumlah titik di dalam kota Kobani. Sejauh ini ISIS sudah menguasai hampir separuh wilayah kota Kobani.

Di seberang perbatasan, Turki menyiagakan pasukan dalam jumlah cukup banyak dengan dukungan kendaraan berat seperti tank. Namun, Pemerintah Turki sejauh ini belum memerintahkan pasukannya untuk bergerak membantu milisi Kurdi di Kobani.

(Source)

Tentara Hungaria akan Memasuki Irak untuk Melawan ISIL


Hungaria berencana akan mengirim 150 tentaranya ke Irak sebagai bagian dari upaya-upaya internasional untuk menghancurkan kelompok teroris ISIL.
Menteri Luar Negeri Hungaria mengatakan dalam suatu konferensi untuk memperingati ulang tahun ketujuh puluh pendirian PBB, kelompok teroris ISIL adalah suatu ancaman bagi masyarakat seluruh dunia.

Ia menambahkan bahwa kita dapat menghilangkan ancaman ini hanya dengan bekerja sama satu sama lainnya dan hal ini akan memberikan hasil jika PBB dapat berperan aktif.

Menteri Luar Negeri Hungaria menegaskan bahwa dunia sedang menghadapi banyak masalah yang harus diselesaikan dan ancaman ISIL merupakan persoalan yang paling penting dan mendesak sekarang ini.

Pemerintah pusat dan pasukan keamanan Kurdi Irak dari sejak pertengahan Juni 2014 hingga saat ini sedang berjuang dan berperang dengan kelompok teroris ISIL.

(Shabestan)

Perempuan-perempuan Kurdi yang Berperang Melawan ISIS

Menurut Kantor Berita ABNA, berikut foto-foto sejumlah perempuan suku Kurdi di Sanjar, bagian utara Irak, yang bahu membahu bersama kaum prianya untuk mencegah masuknya pasukan ISIS di wilayah mereka.





ISIS Ancam Pejuang Wanita Kurdi: Turunkan Senjata atau Kami Nikahi

Semua pejuang wanita Kurdi diminta menyimpan satu peluru cadangan. 


Melalui pesan yang dikirimkan pada pasukan Pesmerga Kurdi, kelompok militan Negara Islam (ISIS) mengancam akan menikahi secara paksa pejuang wanita Kurdi jika mereka tidak mau menurunkan senjata.
Pemimpin unit pasukan wanita Peshmerga, Kolonel Nahida Ahmad Rashid yang dikutip Daily Mail, Selasa 4 November 2014, mengatakan ISIS mengancam akan menikahi semua pejuang wanita Pesmerga yang mereka tangkap.

“Isi pesannya adalah mereka akan menikahi semua, termasuk wanita yang mereka tidak suka sekali pun akan tetap mereka nikahi,” kata Nahida. Tapi dia menegaskan bahwa ancaman ISIS itu tidak membuat mereka takut.

Sebaliknya, mereka akan membalas dengan membunuh sebanyak mungkin militan ISIS. Walau begitu, kata Nahida, setiap pejuang wanita telah diminta untuk selalu menyiapkan satu peluru di kantung mereka.
“Saya tidak menginginkan ada yang tertangkap oleh ISIS. Tapi saya katakan pada semua tentara (wanita) di garis depan untuk menyimpan satu peluru (untuk bunuh diri), andai mereka tertangkap,” ucap Nahida.

Sejauh ini Nashida mengatakan anggota pasukannya belum menggunakan peluru cadangan mereka, walau ada sejumlah pejuang wanita dalam unit pasukan Partai Pekerja Kurdi (PKK) di Kobani, Suriah, yang terpaksa melakukannya.

“Pekan lalu satu pejuang (wanita) PKK terpojok dan terkepung oleh ISIS setelah semua temannya tewas terbunuh. Jadi dia menembak dirinya sendiri daripada membiarkan dirinya tertangkap,” tutur Nashida.
Pasukan Peshmerga terkenal dengan banyaknya pejuang wanita yang semuanya bertempur di garis depan bersama rekan-rekan mereka yang pria. Ancaman ISIS, sebut Nashida, adalah jawaban atas ketakutan mereka pada pejuang wanita Kurdi.

“ISIS adalah hipokrit. Mereka takut tidak dapat masuk surga jika terbunuh oleh wanita, dan mereka berusaha menakuti kami dengan ancaman ini. Tapi kami tidak terpengaruh. Kami akan mencari dan membunuh kalian,” ujar Nashida.

Dia menegaskan bahwa apa yang dilakukan ISIS dengan menyiksa dan membunuh manusia dengan cara yang keji merupakan sebuah tragedi kemanusiaan. Sehingga dia bertekad akan berjuang hingga tetes darah terakhir untuk menghentikan ISIS.

Nashida menyebut tidak akan kekurangan pasukan karena sangat banyak wanita yang ingin menjadi sukarelawan dan berperang melawan ISIS. Tidak ada yang dapat membuat para pejuang wanita Kurdi mundur dari garis depan.

Mereka tidak takut pada kematian, apalagi jika hanya ancaman dinikahi. “Saat musuh datang, ada senjata di tangan Anda harus melawan. Jika lari atau tidak melawan, mereka akan membunuh Anda. Jadi Anda harus berjuang untuk bertahan hidup,” katanya.

Noam Chomsky: Kebijakan Amerika untuk Suriah Tragis dan Absurd

Noam Chomsky
Berikut adalah sebagian wawancara ahli bahasa, filsuf sekaligus pengamat politik Amerika Profesor Noam Chomsky dengan Frank Barat dari Ceasefire Magazine http://ceasefiremagazine.co.uk/noam-chomsky-syria-descends-suicide-israel-enjoying-spectacle/ . Seperti biasa, Profesor Chomsky sangat kritis terhadap pemerintahan di Washington dengan pernyataan-pernyataannya yang faktual sekaligus sarkastis. Islam Indonesia menerjemahkannya secara ringkas untuk Anda.

Tentang apa yang terjadi di Suriah saat ini, dan apa akibatnya bagi kawasan secara lebih luas? 
“Well, Suriah kian merosot ke arah “bunuh diri”. Ini sebuah kisah horor yang makin buruk dan buruk saja dari hari ke hari. Tak ada setitik cahaya pun di sana saat ini. Kalau ini terus terjadi, mungkin Suriah akan terbagi ke dalam tiga kawasan: kawasan Kurdi—yang saat ini sudah mulai terbentuk—yang akan memisahkan diri dan bergabung dengan berbagai cara dengan Kurdi Irak yang semi otonom, atau mungkin mereka bersepakat dengan Turki.

Sisanya akan terbagi menjadi kawasan yang didominasi rezim Assad—rezim yang brutal dan mengerikan—dan bagian lain didominasi oleh berbagai kelompok militan, yang merentang dari kelompok keras militan hingga kelompok sekuler dan demokrat.  Sementara itu, Israel akan dengan senang menikmati pemandangan itu. Di koran New York Times Anda pasti membaca kutipan seorang pejabat Israel yang menyatakan kegembiraannya melihat warga Arab saling bunuh satu sama lain. http://www.nytimes.com/2013/09/06/world/middleeast/israel-backs-limited-strike-against-syria.html?pagewanted=all&_r=1&

Amerika Serikat juga tampak tak menginginkan adanya penyelesaian. Kalau saja Amerika dan Israel ingin membantu pemberontak—pada kenyataannya tidak—mereka bisa melakukannya, bahkan tanpa intervensi militer. Sebagai contoh, Israel bisa saja memobilisasi tentara di Dataran Tinggi Golan (betul, ini Dataran Tinggi Golan milik Suriah, tetapi dunia sekarang cenderung menoleransi pendudukan Israel yang ilegal). Kalau mereka lakukan itu, kubu Assad akan terdesak ke selatan dan mengurangi tekanan pada pihak pemberontak. Tapi tak ada tanda-tanda soal itu. Amerika juga tak melakukan upaya bantuan kemanusiaan kepada pengungsi yang berjumlah demikian besar, tak melakukan bahkan hal sederhana yang dapat mereka lakukan untuk meringankan penderitaan orang-orang malang itu.

Semua ini menunjukkan Amerika dan Israel sama-sama menyukai situasi sekarang ini. Sementara itu Israel dapat merayakan status mereka yang mereka sebut sebagai sebuah “Villa di Tengah Hutan”. Ada artikel menarik oleh editor Haaretz (surat kabar Israel), Aluf Benn, yang menulis tentang bagaimana warga Israel pergi ke pantai dan bersenang-senang, saling  memberi selamat satu sama lain karena mereka menikmati tinggal di “Villa di Tengah Hutan”  sementara hewan-hewan liar di luar sana saling cakar dan bunuh. Tentu saja dalam gambaran ini Israel tak melakukan apa pun kecuali mempertahankan diri. Mereka menyukai gambaran itu, dan Amerika pun tampaknya tak keberatan. Hal-hal lain yang terjadi ya semacam “bertinju dengan bayangan”.

Tentang Serangan Amerika ke atas Suriah:
Pengeboman? Ya, itu menjadi debat menarik di Amerika. Kalangan ultra kanan, para ekstremis sayap kanan yang kehilangan spktrum internasional, menentang rencana serangan itu, meskipun dengan alasan yang tak terlalu saya sukai. Mereka menentang serangan itu karena: “Mengapa kita mau bersusah-susah menyelesaikan masalah orang lain, menggunakan sumber daya kita sendiri?” Itu berarti mereka mempertanyakan, “Siapa yang akan membela kita karena kita membantu orang lain?” Itulah kalangan ultra kanan. Kalangan kanan moderat lebih suka agar Amerika menarik tentaranya dari kawasan (Timur Tengah) dan tak usah ikut campur atau mengambil peran penengah. Menurut kalangan ini, saat tentara Amerika di kawasan tersebut, terjadi mereka dapat menjadi penengah yang memperbaiki keadaan, misalnya, di Irak. Namun saat tentara ditarik, maka upaya sebagai penengah itu tak bisa dilakukan dan kita tak bisa membuat keadaan lebih baik. Itulah pandangan standar para tokoh kanan moderat-intelektual.

Banyak yang harus kita diskusikan menyangkut  “apakah kita harus melatih “Tanggung Jawab Kita Untuk Melindungi” (Responsibility to Protect)?”  Coba lihat bagaimana catatan Amerika dalam hal ‘Responsibility to Protect’ ini. Fakta bahwa istilah itu muncul saja sudah membuktikan sesuatu yang luar biasa tentang kultur intelektual dan moral Amerika—serta Dunia Barat, sebenarnya.

Ini jauh berbeda dengan fakta bahwa hal itu merupakan pelanggaran keras terhadap hukum internasional. Kata-kata termutakhir Obama menyatakan dia tak menetapkan sebuah “garis merah” namun dunialah yang melakukan itu melalui konvensi tentang perang kimia. Well, memang dunia puny aperjanjian soal itu, di mana Israel TIDAK menandatangani dan Amerika mengabaikannya semisal saat mendukung penggunaan senjata kimia oleh Saddam Hussein. Kini fakta itu digunakan untuk mengecam Saddam Hussein, mengabaikan fakta bahwa ketika itu bukan hanya penggunaan senjata kimia Saddam ditoleransi oleh Pemerintahan Reagan, tetapi juga didukung. Dan, tentu saja, seperti biasa, konvensi senjata kimia itu tak memiliki mekanisme implementasi dan kontrol.

“Responsibility to Protect” itu omong kosong, ia hanyalah semacam tipuan yang menyusup ke dalam budaya Barat. Ada sebuah catatan tentang hal ini, atau malah dua catatan, pertama yang dikeluarkan oleh Majelis Umum PBB, yang tidak bicara tentang “Responsibility to Protect” tetapi justru melarang segala bentuk intervensi kecuali yang diperintahkan oleh piagam PBB. Ada versi lain, yang diadopsi oleh Barat, Amerika dan sekutunya, yang bersifat unilateral dan mengatakan bahwa “Responsibility to Protect”  mengizinkan “intervensi militer oleh organisasi regional di kawasan yang menjadi otoritas mereka tanpa perlu izin Dewan Keamanan.”

Well, terjemahan sederhananya, hal itu memungkinkan Amerika dan NATO menggunakan kekerasan sekehendak hati mereka tanpa perlu minta izin Dewan Keamanan. Itulah yang disebut “Responsibility to Protect” dalam wacana Barat.  Kalau tak boleh dibilang tragis, ini sungguh absurd. (pn/ceasefiremagazine)

Sumber: http://www.islamindonesia.co.id/index.php/wawancara/1674-noam-chomsky-kebijakan-amerika-untuk-suriah-tragis-dan-absurd

Jerman akan Kirim Pasukan ke Irak Utara


Sebuah surat kabar Jerman melaporkan keputusan pemerintah negara itu untuk mengirim pasukan ke Irak utara.

Harian Bild dalam edisinya hari ini, Kamis (11/12) menulis, pemerintah Jerman sedang merencanakan untuk meminta Bundestag (parlemen Jerman) supaya menyetujui misi pengiriman 100 tentara ke Irak utara untuk melatih pasukan Peshmerga Kurdistan dalam rangka memerangi kelompok Takfiri ISIS. Demikian dilaporkan RIA Novosti.


Surat kabar tersebut menambahkan, menurut rencana permintaan itu akan disampaikan sebelum pertemuan Bundestag pada Rabu mendatang.


Berdasarkan laporan itu, Kementerian Pertahanan, Luar Negeri, Dalam Negeri dan Kehakiman Jerman telah membicarakan tentang isi permintaan itu di sela-sela pertemuan kabinet di Berlin pada Kamis.
Sebelumnya, Ursula von der Leyen, Menhan Jerman menyatakan kesiapan negaranya untuk bergabung dalam serangan militer ke posisi-posisi ISIS dan melatih pasukan Peshmerga di Kurdistan Irak.
Sementara itu, sejumlah media mengabarkan adanya perselisihan antara Kemenhan dan Kemenlu Jerman terkait kebijakan luar negeri dan keamanan Berlin terkait kelompok teroris ISIS.
(IRIB Indonesia/RA)

Kegagalan mengandung ISIS lebih lanjut dapat memperburuk kondisi di Irak


Azzaman, 4 Agustus 2014
Kondisi militer dan ekonomi di Irak akan memburuk dengan cepat dalam ketiadaan tindakan keras untuk kios kemajuan oleh militan Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS), menurut para ahli Irak.
Para ahli menunjuk keberhasilan terbaru oleh militan ISIS karena mereka diarahkan milisi Kurdi dari kabupaten dan desa di utara dan barat Mosul, kota terbesar kedua Irak yang mereka dibanjiri hampir dua bulan yang lalu.
 
ISIS menyebar kontrol atas distrik Zummar dan Sinjar, menggusur ratusan ribu lebih warga Irak.
Namun para ahli mengatakan mereka lebih peduli tentang strategi militer dan ekonomi sebagai 'ISIS s bergerak terbaru yang dikoordinasikan dan bagian skema untuk memperkuat posisinya secara militer dan ekonomi.
 
Seorang pakar menunjuk menangkap kelompok dari dua ladang minyak di daerah Ain Zalah. Dia mengatakan meskipun produksi mereka diabaikan dibandingkan dengan output besar Irak lebih dari 3 juta barel per hari, menangkap mereka akan meningkatkan ISIS 'ekonomi dan posisi strategis.
 
Pengendalian Ain Zalah membawa sebagian yang baik dari kembar-pipa melalui Turki di bawah kendali ISIS 'serta kilang kecil dengan kapasitas 20.000 barel per hari - total produksi dua ladang minyak itu telah diduduki.
 
Seorang pakar mengamati dengan seksama langkah ISIS "kata kelompok itu mengambil langkah-langkah baru dengan hati-hati dan dengan setiap langkah baru itu memperkuat posisi ekonomi dan militernya.
ISIS sangat terlibat dalam menjual dan mendistribusikan minyak mentah dan produk di Irak dan Suriah melalui sebuah jaringan yang rumit dari penyelundup, pakar lain mengatakan, menambahkan bahwa penjualan minyak sekarang membuat sebagian besar pendapatan kelompok.
 
Dia mengatakan ISIS mungkin tidak melancarkan serangan untuk merebut kendali atas kota kaya minyak Kirkuk yang Kurdi milisi diduduki pada bulan Juni.
 
Its tujuan akhir, katanya, adalah untuk mencegah orang-orang Kurdi dari ekspor minyak mereka melalui Turki dengan mendorong lebih jauh ke utara dari Ain Zalah untuk mengontrol pipa Kurdi yang baru dibangun yang feri minyak mereka untuk terminal Turki di Mediterania.

Suku Sunni mendesak untuk melawan ISIS


Azzaman, 26 Juli 2014
Ratusan ribu orang Kurdi di utara kota Mosul diterbitkan dua pilihan: meninggalkan atau menghadapi kematian.
 
Jihadis dari Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS) dilaporkan telah membagikan selebaran dan mengumumkan melalui pengeras suara selama khotbah Jumat bahwa Kurdi tidak lagi diterima di Mosul.
ISIS telah diusir puluhan ribu orang Kristen serta minoritas Muslim Syiah lain seperti Shebeks dan Turkmen. Anggota komunitas ini kehilangan seluruh harta mereka, sifat serta barang-barang pribadi.
 
Mosul, kota terbesar kedua Irak, adalah tempat yang dicampur dan ada diyakini sekitar setengah juta orang Kurdi di dalamnya, menurut Hameed Baqi, seorang pemimpin Kurdi.
 
Baqi mengatakan Kurdi diancam "dengan kematian" jika mereka menantang order by ISIS untuk meninggalkan Mosul.
 
Sejak menyerang Mosul awal bulan lalu, militan ISIS telah bentrok dengan milisi Kurdi alih desa di utara timur kota. Desa-desa yang dihuni oleh orang-orang Kristen dan minoritas lainnya.
 
"ISIS telah mengancam Kurdi keluarga dengan kematian jika mereka tidak meninggalkan kota secepat mungkin," kata Saeed Mammozini Partai Demokrat Kurdistan PPK).
 
Mammozini adalah kepala cabang PPK di Mosul.
 
Dia mengatakan ISIS, yang militan meledakkan beberapa tempat suci Muslim, telah menyita properti Kristen di kota dan berubah menjadi gereja barak militer.

Militan ISIS mendorong ke daerah Kurdi dikuasai

Azzaman, 2 Agustus 2014.
 
Pejuang dari Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS) memerangi milisi Kurdi di wilayah yang disengketakan co-disebut utara-barat dari kota Mosul, yang mereka menduduki hampir dua bulan yang lalu.
Militan bersenjata dilaporkan telah menyerang dan kemudian menduduki distrik Zummar, 120 kilometer sebelah barat Mosul menyusul pertempuran sengit dengan milisi Kurdi yang dikenal secara lokal sebagai Peshmerga.
 
Jatuhnya Zummar, jika dikonfirmasi, akan menjadi pukulan terbesar bagi Kurdi karena akan memposisikan ISIS hanya beberapa kilometer jauhnya dari Ain Zalah, kecil tapi ladang minyak strategis. Ain Zalah juga memiliki kilang kecil dengan kapasitas 20.000 barel per hari.
 
Warga dan laporan pers lokal mengatakan bahwa Kurdi telah ditarik dari Zummar dan ISIS bendera terbang dari bangunan dan pistol dan truk pickup mortir-mount yang berkeliaran di jalanan.
 
Ini akan menjadi kekalahan ke Kurdi dan klaim mereka tentang wilayah yang disengketakan disebut. Ini sebenarnya menempatkan bahkan wilayah otonomi asli mereka, termasuk Provinsi Kurdi Dahouk di bawah ancaman.
 
Sungai Tigris dan buatan manusia Mosul Dam akan menjadi satu-satunya kendala alami mencegah ISIS menyerang Dahouk.
 
Warga Zummar dan selusin desa di dekatnya dilaporkan telah melarikan diri, menuju Dahouk.
Target utama militan ISIS 'tampaknya Ain Zalah yang minyak mentah dan produk olahan mereka ingin menggunakan untuk mengumpulkan dana bagi operasi mereka.
 
ISIS mengendalikan setidaknya empat ladang minyak di Irak utara dan kilang kecil. Its militan telah mengepung kilang di Baiji, yang merupakan Irak terbesar dengan kapasitas 320.000 barel per hari tetapi militan telah gagal untuk mengontrol meskipun serangan berulang-ulang.
 
Jatuhnya Zummar dan penarikan tak terduga Kurdi Peshmerga datang pada saat yang buruk bagi Pemerintah Daerah Kurdi di Arbil dan pemimpinnya Massoud Barzani yang lebih dari optimis melihat pasukan Irak diarahkan oleh ISIS.
 
Kekalahan pasukan Irak di Irak utara digalakkan Barzani untuk mengirim milisi ke dalam wilayah sengketa yang disebut, termasuk kota kaya minyak Kirkuk, memperluas kantong semi-independen-nya hampir 40%.
 

Terkait Berita: