Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Haider al-Abadi. Show all posts
Showing posts with label Haider al-Abadi. Show all posts

PBB Mengecam Pembunuhan Warga Sipil di Diyala, Irak Oleh ISIS


Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB di Irak, Jan Kubis, mengecam serangan teroris di kota Khan Bani Saad, di propinsi Diyala.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari situs Almaalomah, serangan ini terjadi pada Jumat sore (17/7), di kota Khan Bani Saad, propinsi Diyala dan mengakibatkan 120 orang meninggal dunia dan 130 lainnya luka-luka. Sementara 20 orang lainnya belum diketahui.

Jan Kubis, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB di Irak mengatakan, aksi ini tidak akan mengendurkan keyakinan koeksistensi masyarakat Diyala dan Irak.

Tanggung jawab serangan yang dilakukan dengan mobil berisikan bom ini, diemban oleh kelompok takfiri Zionis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pejabat PBB ini sangat menyayangkan masalah ini, yaitu serangan masyarakat ini dilakukan saat masyarakat sedang merayakan hari raya Idul Fitri.

Dewan setempat Diyala hari ini menyelenggarakan pertemuan darurat. Dewan ini mendeskripsikan serangan ini sebagai tragedi kemanusiaan.

Haider al-Abadi, Perdana Menteri Irak mengatakan, serangan ini adalah tindakan teroris terhadap warga sipil Irak dan menjanjikan para pelakunya akan dituntut.

Para pejabat setempat di propinsi Diyala dengan menghapus acara Idul Fitri, mengumumkan tiga hari berkabung umum.

(IQNA/ABNS)

40.000 Warga Irak Mengungsi akibat Kebrutalan ISIS di Ramadi

Penduduk kota Ramadi Irak mengantri untuk menyeberang jembatan Bzeibez, di perbatasan barat daya Baghdad, pada 20 Mei 2015. (AFP foto)

Puluhan ribu warga Irak telah melarikan diri dari Ramadi, ibukota provinsi Anbar barat, karena beberapa bagian kota telah direbut oleh kelompok teroris ISIS selama akhir pekan ini. Laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 40.000 orang telah melarikan diri akibat kebrutalan kelompok Takfiri ISIS di Ramadi meningkatkan sejak Minggu.

Para pengungsi internal (IDP) terdampar sebelum diizinkan oleh pemerintah untuk menyeberangi jembatan Bzebiz ke provinsi Baghdad yang membentang di sungai Efrat.

Para pengungsi awalnya dicegah memasuki provinsi Baghdad karena beberapa masalah keamanan. Otoritas pemerintah Senior sebelumnya menyatakan kekhawatiran bahwa gerilyawan ISIS mungkin berbaur dengan orang banyak dan menyelinap ke ibukota Irak.

Sementara itu, tentara Irak yang didukung oleh relawan melancarkan operasi untuk menghentikan kemajuan ISIS lebih jauh di Ramadi.

Presiden Dewan Provinsi Anbar, Sabah Karhoot, baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan keamanan Irak mengendalikan sekitar 30 persen Ramadi.
Pejuang Irak dari Pasukan Mobilisai Rakyat al-Abbas memegang senjata mereka di daerah sekitar desa Nukhayb di provinsi barat ibukota Baghdad diperangi Anbar, pada tanggal 19 Mei 2015. (AFP foto)

Pasukan Mobilisasi Rakyat telah menyebar ke kota untuk melawan para Takfiri. Pasukan relawan Syiah merupakan salah satu kelompok relawan yang bergabung dengan tentara Irak, mereka dikirim ke Anbar setelah Irak Perdana Menteri Haider al-Abadi meminta mereka untuk bergabung mengusir militan Takfiri dari Ramadi.

Bagian utara dan barat Irak telah dalam kekacauan sejak ISIS memulai melakukan terornya pada awal Juni 2014. Sejak saat itu, tentara Irak dengan pasukan Kurdi serta Syiah dan Sunni relawan bergabung dalam operasi untuk mendorong para teroris ISIS dari daerah yang telah mereka rebut.
Sementara itu pada Kamis, Perdana Menteri Irak al-Abadi dalam pertemuannya dengan timpalannya dari Rusia, Dmitry Medvedev, di Moskow menyerukan Rusia untuk lebih membantu negara Arab dalam perang melawan kelompok teroris Takfiri ISIS.

“Kami menyadari bahwa tidak hanya Irak tetapi juga negara-negara tetangga terkena ancaman terorisme,” kata perdana menteri Irak.

(Source)

Terkait Berita: