Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label PBB. Show all posts
Showing posts with label PBB. Show all posts

Ini dugaan skenario di balik rusuh Tolikara, Papua

Pembakaran masjid di Tolikara. (Foto: twitter)

Tragedi yang terjadi di Tolikara, Papua, Jumat (17/7) lalu hingga kini masih terus diselidiki oleh polisi. Dua orang dari jemaah Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) pun telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu yakni AK dan YW.

Namun, banyak pihak yang menduga peristiwa itu sengaja diletupkan. Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid misalnya. Dia menduga ada upaya pihak asing yang sengaja memunculkan isu perpecahan dalam insiden Tolikara, Papua.

Menurutnya, pihak asing tersebut berniat ingin memerdekakan Papua dari Indonesia. “Insiden Tolikara dijadikan sarana dari pihak asing untuk mengeluarkan Papua dari Indonesia. NKRI harga mati tak boleh digadaikan dengan dalih apa pun juga,” kata Hidayat di Restauran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7).

Dia menegaskan menjaga NKRI harus dilakukan oleh seluruh elemen bangsa. Dia menduga ada skenario agar kekerasan di Tolikara seolah dilakukan oleh aparat keamanan. Skenario itu yang kemudian dijadikan bahan kuat agar Papua meninjau kembali referendum untuk memilih kemerdekaan.

“Dimunculkan seolah kesalahan aparat, aparat melakukan penembakan. Dikapitalisasi menjadi tuntutan agar Papua merdeka. Menjadikan triger untuk memunculkan tuntutan merdekanya Papua ini harus kita cegah,” bebernya.

Sejauh ini sudah ada petisi agar PBB meninjau kembali referendum untuk menghadirkan Papua mereka. Maka dari itu patut diduga bentrokan itu sudah direncanakan jauh hari.

“Ini indikasi dari pihak lain untuk mengarah pada separatisme merdekanya Papua. Ada semacam pihak yang menyengaja terjadinya bentrokan. Menjadikan sarana kemerdekaan bagi Papua,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Komite Umat untuk Tolikara (KOMAT TOLIKARA) Bachtiar Nasir. Menurut Nasir, masalah Tolikara adalah masalah dalam negeri. Oleh karena itu dia meminta agar semua pihak mewaspadai kepentingan asing atau pihak lain yang tidak bertanggung jawab terhadap kedaulatan NKRI.

“TNI dan Polri harus menindak unsur atau atribut yang mengarah pada keterlibatan pihak asing yang tidak bertanggung jawab,” kata Nasir di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, kemarin.

Adanya skenario untuk membuat chaos di Tolikara diamini oleh Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sutiyoso. Menurutnya, pecahnya kerusuhan di Tolikara karena ulah sekelompok orang yang sengaja memanfaatkan konflik tersebut untuk mencari keuntungan.

“Sangat sensitif, ada pihak ketiga yang memanfaatkan peristiwa ini. Seperti di negara Libya, yang kaya akan sumber daya alam jadi diperebutkan,” kata Sutiyoso saat menggelar silaturahmi dengan beberapa pejabat negara dan tokoh masyarakat di rumah dinasnya Jalan Denpasar No 42 Kuningan Jakarta Selatan, kemarin.

Meski demikian, dia tidak menjelaskan secara gamblang siapa pihak ketiga yang dimaksud. Hanya saja, kata dia, pihak ketiga itu ingin merebut kekayaan di Tanah Air mengingat Indonesia salah satu negara dengan sumber daya alam terbaik, apalagi Papua menjadi tempat berdirinya ke Freeport.

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menduga salah satu motif dasar penyebab peristiwa itu ialah masalah ekonomi. Dia mendesak pemerintah segera mengusut tuntas motif kerusuhan di Tolikara, Papua.

Karena itu, pihaknya mengaku akan segera berkomunikasi dengan Polri. “Kita ingin berdiskusi dengan Kapolri dan pimpinan Polri yang lain agar penanganan ini jadi prioritas. Karena di tengah kondisi ekonomi yang turun, banyak hal bisa terjadi dan bisa jadi pemicu terjadi kerusuhan,” kata Fadli, kemarin

(merdeka/MahdiNews/ABNS)

ISIS Buka Toko Suvenir di Mosul, Jual Perlengkapan Teror

Foto yang dirilis oleh ISIS pada 26 Juli 2015, menunjukkan toko suvenir kelompok Takfiri di kota Irak Mosul

Kelompok teroris ISIS telah membuka usaha “toko souvenir” yang dikelola militan di kota Mosul Irak, menjual berbagai barang souvenir seperti peralatan terornya, termasuk pisau yang digunakan Takfiri untuk mengeksekusi.

Terletak di kota Mosul, Irak utara, toko souvenir mengerikan yang baru saja dibuka dengan menawarkan replika barang-barang merk ISIS termasuk pisau dan senapan serbu, pakaian dan topeng yang digunakan Takfiri, mengingatkan kepada kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh kelompok teroris itu.

Toko tersebut menjual peralatan konvensional, juga barang-barang lainnya seperti topi baseball, bola dan bahkan pakaian olah raga dan training merk Adidas juga tersedia untuk pembeli.


Kelompok teroris berusaha membangun infrastruktur di wilayah yang memiliki potensi wisata layaknya kota-kota besar, meskipun kehadiran mereka ilegal di wilayah ini dan kejahatan mengerikannya terhadap warga sipil. Kelompok bersenjata berat menguasai Mosul pada bulan Juni 2014, sebelum menyapu daerah penting lainnya negara ini, yang sangat dikenal dengan kebiadaban, kekejaman keji, dan tindakan asusilanya.


Pada hari Selasa, Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa “terjadi peningkatan jumlah kematian warga di Irak, termasuk anak-anak dan orang tua, ketika mereka berusaha melarikan diri dengan mempertaruhkan hidupnya berlari ke gunung yang berbahaya untuk keselamatan hidupnya menyusul penyerangan di kawasan yang dikendalikan oleh ISIS.” Menurut laporan, penembak jitu kelompok teroris “menyerang dan membunuh” mereka yang berputu asa yang berusaha menyelamatkan diri dari daerah yang dikuasai Takfiri.


Kekerasan telah melanda bagian utara dan barat Irak sejak ISIS meluncurkan serangan teror mematikannya pada tahun 2014, dan menguasai sebagian wilayah Irak. []

(MahdiNews/ABNS)

PBB Mengecam Pembunuhan Warga Sipil di Diyala, Irak Oleh ISIS


Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB di Irak, Jan Kubis, mengecam serangan teroris di kota Khan Bani Saad, di propinsi Diyala.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari situs Almaalomah, serangan ini terjadi pada Jumat sore (17/7), di kota Khan Bani Saad, propinsi Diyala dan mengakibatkan 120 orang meninggal dunia dan 130 lainnya luka-luka. Sementara 20 orang lainnya belum diketahui.

Jan Kubis, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB di Irak mengatakan, aksi ini tidak akan mengendurkan keyakinan koeksistensi masyarakat Diyala dan Irak.

Tanggung jawab serangan yang dilakukan dengan mobil berisikan bom ini, diemban oleh kelompok takfiri Zionis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pejabat PBB ini sangat menyayangkan masalah ini, yaitu serangan masyarakat ini dilakukan saat masyarakat sedang merayakan hari raya Idul Fitri.

Dewan setempat Diyala hari ini menyelenggarakan pertemuan darurat. Dewan ini mendeskripsikan serangan ini sebagai tragedi kemanusiaan.

Haider al-Abadi, Perdana Menteri Irak mengatakan, serangan ini adalah tindakan teroris terhadap warga sipil Irak dan menjanjikan para pelakunya akan dituntut.

Para pejabat setempat di propinsi Diyala dengan menghapus acara Idul Fitri, mengumumkan tiga hari berkabung umum.

(IQNA/ABNS)

Takfiri Remaja ISIS Penggal Tentara Suriah dalam Video Baru

Sebuah adegan yang diambil dari dugaan sebuah video ISIS memperlihatkan seorang anak yang direkrut oleh kelompok teroris Takfiri, memenggal kepala seorang tentara Suriah.

Kelompok teroris Takfiri ISIS telah merilis sebuah video baru yang memperlihatkan seorang remaja yang direkrutnya memenggal kepala seorang tentara Suriah.

Rekaman, diterima oleh badan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Jumat (17/7/15), memperlihatkan seorang remaja yang usianya tidak bisa dikonfirmasi, dengan pisau ditanganya menduduki tentara Suriah yang berlutut disampingnya.

Dalam video tersebut, tentara itu mengakui bahwa ia ditawan oleh kelompok ISIS ketika ia berada di Istana al-Heer di dekat kota kuno Palmyra, di provinsi Homs tengah. Kemudian, didampingi teroris dewasa, yang berada didepan remaja itu, membawa kamera dan mengancam penonton.

“Tujuan kami bukan hanya Palmyra atau Homs atau Damaskus tetapi tujuan kami adalah untuk menaklukkan al-Quds (Yerusalem) dan Roma, insya Allah.”

Kemudian, remaja yang mengenakan ikat kepala hitam itu dengan dibantu para teroris dewasa, memaksa tawanan berbaring di bawahnya sehingga remaja itu bisa menarik kepala tentara itu dan menyembelih kepalanya dengan pisau kecil.

Setelah pemenggalan kepala tentara itu, ia memegang kepala korbannya meniru pose yang biasa dilakukan oleh anggota ISIS dalam ritual pemenggalan yang mengerikan.

Teroris dewasa menyebut anak itu dengan sebutan “anak Khilafah”, yang diyakini telah menjalani pelatihan militer, dan diberi indoktrinasi garis keras setelah mereka direkrut.

Sebuah adegan yang diambil dari video yang berjudul “Al-Farouq Institut Cubs” diklaim memperlihatkan pelatihan anak di kamp pelatihan anak-anak.

Insiden mengerikan itu menegaskan laporan tahun 2.014 oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB bahwa kelompok teror “telah mendirikan kamp-kamp pelatihan untuk merekrut anak-anak dijadikan teroris bersenjata dengan kedok pendidikan.”

“Di kamp, itu anak-anak di latihan dengan senjata dan menerima pendidikan agama … Adanya kamp tersebut tampaknya menunjukkan bahwa ISIS secara sistematis memberikan pelatihan militer untuk anak-anak,” terbaca dalam laporan itu.

Kelompok teroris ISIS sangat terkenak dengan kebiadaban, kekejaman dan keji-kejian, serta tindakan asusilanya. Para militan dituduh melakukan pelanggaran HAM berat dan melakukan kejahatan perang di wilayah yang mereka kuasai di Suriah, Irak, dan Libya.

Konflik di Suriah yang dimulai pada bulan Maret 2011, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 230.000 jiwa.

Kekerasan juga telah memaksa lebih dari 3,8 juta warga Suriah mengungsi ke negara-negara tetangganya, sementara lebih dari 7,2 juta lainnya telah mengungsi di dalam Suriah, menurut PBB.
(Mahdi News/ABNS)

Internasional Kecam Mesir Soal Hukuman Mati Mursi


Publik internasional mengecam Mesir setelah menjatuhkan hukuman mati pada Presiden Muhammad Mursi, Selasa (16/6). Amerika Serikat mengganggap hukuman terhadap Mursi bermotif politik dan bermasalah.
 
Dilansir dari Al Jazeera, Juru Bicara Partai Kebebasan dan Keadilan Nader Oman mengatakan Ikhwanul Muslimin (IM) merupakan organisasi yang telah berlangsung selama lebih dari 80 tahun.

"Memenjarakan para pemimpin kita tidak akan menghentikan perjuangan kami dalam pertempuran," ujar Oman.

Oman terkejut karena tuduhan yang tidak berdasar. Dia juga menyayangkan tidak adanya kesempatan untuk membela diri.

Sekjen PBB dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keprihatinannya atas putusan ini. Erdogan menganggap putusan terhadap Mursi dan pemimpin IM telah melanggar hak asasi mereka.

Putusan hukuman mati juga dianggap Erdogan sebagai tanda proses hukum yang tak adil. Dia meminta masyrakat internasional untuk memkasa Mesir untuk menarik putusan pengadilan tersebut.

PBB menentang hukuman mati dalam segala situasi. Sekjen PBB Ban Ki moon khawatir putusan tersebut dapat berefek negatif pada stabilitas Mesir dalam waktu jangka panjang.

Sebelumnya, pengadilan memvonis Mursi dan 100 terdakwa lainnya hukuman mati Mei lalu. IM memprotes putusan sidang yang dianggap ilegal.

Sumber: Republika

Indonesia Masuk Komite Urusan Konstitusi dan Hukum FAO


Indonesia masuk dalam Komite Urusan Konstitusi dan Hukum Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Keterpilihan ini membuka peluang diplomasi Indonesia lebih lanjut di FAO.
 
Dubes/Watap RI untuk FAO di Roma, August Parengkuan menyambut baik keberhasilan Indonesia mendudukkan wakilnya dalam salah satu komite bergengsi dalam lembaga PBB itu.

"Ini menunjukkan komitmen sangat kuat untuk memperjuangkan berbagai kepentingan RI melalui jalur diplomasi multilateral," ujar Dubes melalui keterangan pers, Selasa (16/6/2015).

Menurut Dubes, keberhasilan Indonesia tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak terkait, termasuk dukungan dari negara-negara lain. "Sebagai anggota Dewan FAO tugas Indonesia tidak mudah. Tugas berat dalam diplomasi di bidang pangan dan pertanian masih harus terus dilakukan secara berkesinambungan," kata Dubes.

Secara terpisah, Minister Counsellor Multilateral KBRI Roma Taswin Hanif mengatakan bahwa kunci terpilihnya Indonesia pada Konferensi ke-39 FAO ditentukan pada momen penting Pertemuan Dewan FAO pada Senin (15/6) kemarin.

Setelah dikukuhkan kembali sebagai anggota, semua anggota Dewan telah melakukan pembahasan mengenai penetapan komite-komite kerja di dalam FAO, seperti Komite Program, Komite Keuangan dan Komite Urusan Konstitusi dan Hukum.

Indonesia diusung untuk duduk dalam salah satu komite kerja. Komite tersebut bertugas untuk membantu Dewan dalam melakukan perumusan dan monitoring berbagai kebijakan FAO terkait program, keuangan dan masalah-masalah hukum yang ada.

"Karena kepercayaan dan dukungan yang sangat besar tersebut, Indonesia akhirnya maju dalam pencalonan CCLM FAO," terang Tazwin.

Dengan berbagai pertimbangan, khususnya mempertimbangkan latar belakang dan keahlian di bidang hukum, Indonesia mencalonkan Royhan Nevy Wahab untuk duduk dalam CCLM dimaksud.

"Hasilnya, alhamdulillah Royhan Wahab dikukuhkan menjadi satu-satunya wakil dari Asia dan disahkan dalam pertemuan ke-152 Dewan FAO siang tadi,” imbuh Tazwin.

Berdasarkan catatan FAO, diplomat muda Royhan merupakan orang Indonesia kedua yang berhasil masuk dan dikukuhkan sebagai anggota CCLM sejak disepakati pembentukannya pada 1957.

Rangkaian pelaksanaan Konferensi ke-39 FAO di Roma telah ditutup, Sabtu (13/6). Penutupan didahului pidato Presiden Meksiko dan Presiden Kolombia, yang dinilai menjadi penyemangat untuk terus memperjuangkan kepentingan global dalam mengatasi kelaparan, kemiskinan, dan peningkatan nutrisi.

Indonesia sendiri, menurut Minister Counsellor Pensosbud Nindarsari Utomo, pada pertemuan tingkat tinggi tersebut telah menerima penghargaan dari FAO sebagai penegasan kembali atas keberhasilan Indonesia mengatasi dan menurunkan tingkat masyarakat yang mengalami kelaparan dan kemiskinan.

Indonesia juga telah memainkan peran kepemimpinannya dalam dunia diplomasi multilateral dengan berhasil kembali masuk sebagai anggota Dewan FAO untuk periode 2015-2018.

(Sumber: detiknews.com)

Unicef: Puluhan Anak Tewas dalam Kerusuhan di Ukraina


Sedikitnya 68 anak dilaporkan telah tewas dan 180 orang lagi cedera sejak Maret tahun lalu, akibat konflik di Ukraina Timur, kata Dana Anak PBB (UNICEF) pada Jumat (12/6).
 
Meskipun tak ada anak yang dilaporkan tewas dalam peningkatan ketegangan terbaru di dekat Kota Kecil Mariinka, Donetsk Barat, ada laporan mengenai anak-anak yang cedera akibat tembakan senjata berat.

Namun UNICEF menduga jumlah sesungguhnya anak-anak yang tewas jauh lebih banyak dibandingkan yang dilaporkan sebab banyak daerah masih tak bisa didatangi akibat konflik.

"Jumlah ini merupakan kehidupan sesungguhnya anak lelaki dan anak perempuan yang porak-poranda akibat pertempuran di Ukraina Timur," kata Giovanna Barberis, Wakil UNICEF di Ukraina, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Sabtu siang.

"Dengan kerusuhan di Wilayah Donetsk tampaknya meningkat, dunia tak boleh lupa ribuan anak masih tinggal di daerah yang dilanda konflik dan bagaimana setiap peluru, bom mortir dan bom lain yang ditembakkan menjadi ancaman bagi keselamatan dan kelangsungan hidup mereka."

UNICEF dan mitranya berusaha menjaga keselamatan anak-anak di Ukraina Timur, termasuk diluncurkannya kegiatan pendidikan resiko-ranjau baru-baru ini untuk memberi keterangan yang bisa menyelamatkan nyawa kepada 500.000 anak dan keluarga mereka mengenai resiko yang ditimbulkan oleh ranjau darat dan peledak, demikian antara lain isi siaran pers yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, New York.

UNICEF juga menyediakan dukungan psikologi bagi anak-anak korban konflik melalui sekolah dan pusat perlindungan masyarakat, dan menjangkau lebih dari 20.000 anak lelaki dan perempuan sejak awal tahun ini. UNICEF telah menyediakan air minum yang aman buat lebih dari 550.000 orang yang terpengaruh konflik di Wilayah Donetsk dan Luhansk.

Konflik di Ukraina Timur, yang kini berada pada tahun kedua, telah menciptakan krisis kemanusiaan yang mempengaruhi hampir lima juta orang, termasuk 1,7 juta anak. Hampir 1,3 juta orang telah meninggalkan rumah mereka dan tempat tinggal mereka, sementara sistem pendidikan di daerah yang terpengaruh masih menghadapi ketegangan parah. Lebih dari 6.400 anak, termasuk sedikitnya 626 perempuan dan anak perempuan, telah tewas.

"Kami sangat khawatir bahwa meningkatnya pertempuran akan mengarah kepada bertambahnya jumlah korban jiwa pada anak-anak dan memburuknya krisis kemanusiaan di (Ukraina) Timur," kata Barberis. "Setiap upaya mesti dilakukan untuk menjaga keselamatan anak-anak."

UNICEF memohon bantuan sebesar 55,8 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan mendesak untuk anak-anak dan keluarga mereka.

Sumber: Antara

Pasukan Perdamaian PBB Jajan 225 PSK Ditukar Hape


Laporan Badan Pengawas Internal Perserikatan Bangsa-Bangsa (OIOS) yang dilansir awal pekan ini mengejutkan publik. Di dokumen tersebut disebutkan banyak terjadi tindakan tercela yang dilakukan pasukan perdamaian di wilayah konflik.
 
Pasukan Perdamaian yang berasal dari gabungan kontingen banyak negara, termasuk Indonesia itu, dilaporkan sering memakai jasa pelacur lokal di lokasi penugasan.

Mereka jarang membayar para perempuan itu dengan uang, melainkan menggunakan benda-benda berharga. Misalnya adalah telepon genggam, perhiasan, atau logistik pangan.

"Transaksi seks di kalangan pasukan perdamaian PBB cukup umum, tetapi tidak dilaporkan," tulis BBC yang mengutip dokumen tersebut.

Kasus pasukan internasional 'jajan' sembarangan dilaporkan banyak terjadi di Liberia dan Haiti. Itu belum termasuk adanya 480 kasus dugaan eksploitasi dan pelecehan seksual dilaporkan anggota pasukan PBB selama 2008-2013. Sepertiga dari tuduhan pelecehan itu melibatkan anak di bawah umur. Sementara transaksi seks yang tercatat dilakukan pasukan PBB dengan 225 wanita.

PBB hingga 2015 menerjunkan 125 ribu anggota pasukan penjaga perdamaian di sejumlah negara konflik di seluruh dunia. Lembaga internasional ini berjanji akan mengevaluasi perilaku para pasukan di negeri orang. Pengamat independen menyayangkan sedikitnya laporan terbuka terhadap kelakuan pasukan perdamaian.

Masalah sosial akibat aktivitas seksual pasukan perdamaian terbukti muncul di Haiti. Banyak anggota pasukan PBB yang diperas warga lokal.

"Bila mereka tidak dibayar, beberapa perempuan menahan lencana anggota pasukan PBB dan mengancam membeberkan hubungan itu melalui media sosial," tulis dokumen internal tersebut.

[Sumber: Merdeka.com]

PBB: ISIS Jual Gadis-gadis demi Sebungkus Rokok


PBB dalam sebuah laporan menyatakan bahwa ISIS menjual gadis-gadis di pasar budak demi sebungkus rokok. Hal itu disampaikan Duta PBB untuk Masalah Kekerasan Seksual Zainab Bangura.
Zainab mengunjungi Irak dan Suriah pada bulan April 2015. Dia selama ini berkerja untuk sebuah rencana aksi guna mengatasi kekerasan seksual mengerikan yang dilancarkan oleh militan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

”Ini adalah perang yang sedang terjadi di tubuh perempuan,” kata Zainab. Dia telah berbicara kepada perempuan dan anak perempuan yang telah melarikan diri dari penyanderaan di sejumlah wilayah yang dikuasai ISIS. Zainab juga telah bertemu dengan para pemimpin agama dan politik lokal.

Tak hanya di Irak dan Suriah, dia juga telah mengunjungi para pengungsi di Turki, Libanon dan Yordania. Menurutnya, para militan ISIS terus menjalankan pasar budak untuk anak perempuan yang mereka culik selama serangan terbaru.

”Mereka menculik dan menculik wanita ketika mereka merebut wilayah. Saya tak ingin menyebut (korban) sebagai pasokan baru, tapi mereka memiliki anak-anak perempuan baru,” kata Zainab, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (9/6/2015).

“Gadis yang dijual untuk sebungkus rokok, atau untuk beberapa ratus atau ribu dolar,” lanjut Zainab. Menurutnya, banyak dari korban adalah warga minoritas Yazidi yang memang jadi target militan ISIS.

”Beberapa diculik, dikurung di kamar. Lebih dari 100 orang dari mereka ada di sebuah rumah kecil dan ditelanjangi. Mereka kemudian dibawa untuk berdiri di depan sekelompok orang yang memutuskan ‘apa Anda layak (atau tidak untuk dibeli)’.”

[Sumber: Sindo News]

Norwegia akan Tampung 8.000 Pengungsi Suriah Hingga 2017


Norwegia sepakat untuk menerima 8.000 pengungsi Suriah sampai dengan akhir 2017, berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh seluruh partai politik di negara Skandinavia itu, Rabu.
 
Negeri itu berencana menampung 2.000 pengungsi Suriah untuk tahun ini, naik 500 dibandingkan rencana semula dan disusul oleh masing-masing 3.000 pengungsi pada 2016 dan 2017.

Jumlah tersebut dicocokkan dengan kuota yang ditetapkan oleh badan urusan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR).

Kesepakatan dicapai melalui diskusi alot antara kelompok sayap-kanan yang minoritas yang menentang rencana penerimaan pengungsi lagi, dengan partai tengah dan sayap kiri yang mengehendaki Norwegia menerima 10.000 pengungsi dalam dua tahun.

Berdasarkan kesepakatan, bantuan keuangan akan dibagikan negara-negara setempat untuk mendorong mereka memberi penampungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari Suriah yang sudah empat tahun dicabik perang.

Sekitar 5.000 pengungsi lainnya yang telah mendapat izin tinggal di Norwegia saat ini masih bermukim di hunian sementara dan mereka perlu mendapatkan rumah tinggal.

"Ini merupakan langkah peting dan mengarah dengan tepat," Dewan Pengungsi Norwegia,(NRC) suatu badan bantuan menanggapi pengumuman tersebut.

"NRC kini mendesak negara-negara Eropa untuk mengikuti langkah tersebut. Dengan pengecualian, seperti Jerman, negara-negara Eropa masih kecil memberikan sumbangsih pada krisis kemanusiaan terbesar pada masa kini," demikian ditambahkan.

UNHCR menyeru masyakarat internasional untuk memukimkan warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara, yang memicu masalah kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia II.

Hampir empat juta warga Suriah terdaftar di PBB sebagai pelarian ke negara-negara perbatasan sejak konflik pecah pada 2011.

Sumber: Antara

Komandan ISIS di Qalamoun Asal Saudi Temui Ajal di Tangan Hizbullah


Komandan gerombolan teroris ISIS untuk wilayah Qalamoun, Suriah,  Walib Abdul Muhsin al-Amri yang merupakan warga negara Arab Saudi tewas di tangan para pejuang Hizbullah.
 
Sebagaimana dilaporkan TV al-Manar, para pejuang Hizbullah Selasa (9/6) telah menggempur sebuah markas gerombolan teroris takfiri ISIS di bagian timur Jroud Arsal dengan berbagai jenis senjata berat hingga menewaskan banyak anggota ISIS, termasuk al-Amri.

Para pejuang Hizbullah juga memburu kawanan teroris yang kabur di kawasan al-Qaa dan Ras Baalbek di dataran tinggi timur Lebanon.

Dilaporkan pula bahwa Selasa dini hari Hizbullah menahan serangan ISIS kemudian memulai operasi militer secara masif terhadap mereka hingga menewaskan dan melukai puluhan teroris serta menghancurkan lima mobil, beberapa motor, buldozer dan mesin-mesin perang berat milik mereka.

Laporan lain dari Lebanon menyebutkan bahwa penduduk di bagian selatan negara ini telah membongkar pagar kawat berduri yang belum lama ini dipasang oleh tentara Israel di perbatasan antara Israel dan Lebanon. Setelah membongkar pagar itu mereka lantas memasang bendera Lebanon.

Menurut laporan IRNA, tentara Zionis Israel beberapa waktu membuat jalan baru untuk kepentingan militer di kawasan Lebanon di wilayah perbukitan al-Sadanah dekat area pertanian Shebaa. Jalan baru itu berada di dekat garis berbatasan yang diadakan oleh pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, dan yang kemudian dikenal sebagai garis keluarnya pasukan Israel dari Lebanon Selatan dalam perang Mei 2000.

Jalan itulah yang dipagari Israel dengan kawat berduri yang kemudian mengundang kemarahan penduduk setempat. Mereka lantas menggalang konsentrasi dan melakukan pembongkaran pagar itu.

[Sumber: liputanislam.com]

ISIS Jual Budak Wanita Yazidi dalam Kondisi Telanjang


“Militan teroris Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS/ISIL) menjual kaum wanita Yazidi sebagai budak dalam kondisi telanjang.”
 
Begitu diungkapkan oleh Zainab Bengura pada hari Sabtu minggu ini kepada CNN seperti dirilis oleh stasiun berita Al-Alam.

Hal ini diakui oleh Zainab Bengura setelah ia menyaksikan kamp-kamp pengungsian Iraq dan Suriah dengan mata kepala sendiri.

Dalam wawancara dengan CNN ini, Bengura menceritakan bagaimana para militan teroris ISIS memasuki desa-desa kaum Yazidi. Lalu, berdasarkan orientasi seksual yang dimiliki dan setelah keperawanan kaum wanita Yazidi terbuktikan, mereka menentukan siapakah di antara kaum wanita itu yang bisa pergi ke Raqqah, Suriah. Remaja-remaja wanita berusia muda dan berparas cantik menawan lebih banyak memperoleh perhatian.

Banyak remaja wanita itu, lanjut Bengura, dipamerkan dalam kondisi telanjang di depan umum. Selama pameran ini dan sebelum terjual, mereka memperoleh penghinaan dari para calon pembeli.

Di penghujung wawancara, Bengura yang menjadi wakil PBB dalam urusan kekerasan seksual menegaskan, bahkan ada juga seorang wanita Yazidi yang telah diperbudak selama ini dan lantas dijual dengan sebungkus rokok. Kasus ini tidak hanya terjadi dalam satu kasus dan hingga kini masih berlanjut.

Kelompok ISIS dengan interpretasi kolot terhadap ajaran Islam sebenarnya tidak ingin menghidupkan ajaran-ajaran Islam sejati. Mereka berperang atas nama jihad hanya untuk memenuhi target dan kepentingan-kepentingan yang telah dicanangkan oleh para tuan mereka.

(Shabestan)

Rusia Serukan Percepatan Dialog Yaman

Vitaly Churkin (Middle East Monitor).
 
Utusan Rusia di PBB mendesak PBB untuk mempercepat pembicaraan damai terkait krisis Yaman.
 
Dilansir Middle East Monitor, Vitaly Churkin kemarin mengatakan, "Kami menyeru utusan khusus Sekjen [PBB] untuk mencoba mengadakan pertemuan secepatnya. Salah satu masalah adalah Ramadhan segera tiba..."

Dia juga mendesak untutsan BBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed untuk segera menggelar perundingan damai.

Saudi menyerang Yaman sejak 26 Maret silam, menewaskan sekitar 2.000 warga dan melukai ribuan lainnya.

(Source)

Ansharullah Tegaskan Kontinyuitas Perlawanan Terhadap Saudi


Gerakan Ansharullah menegaskan pihaknya terus melakukan perlawanan terhadap agresi militer Arab Saudi terhadap Yaman.
“Kami akan terus melakukan perlawanan selama Saudi masih melanjutkan agresinya terhadap Yaman. Kami juga akan terus berjuang apabila gencatan sementara diumumkan namun Saudi tetap melancarkan serangan,” ungkap Hasan al-Rasyid, salah satu petinggi Ansharullah, Minggu (31/5) sebagaimana dilansir Yemeni Press.

Al-Rasyid juga mengatakan bahwa perundingan akan dilakukan untuk menghentikan sepenuhnya agresi Saudi ke Yaman, namun Saudi berusaha mempersulit proses perundingan, dan Ansharullahpun menolak keterlibatan Saudi dalam perundingan.

“Agresor Saudi harus tahu bahwa kelompok-kelompok pasukan perlawanan rakyat Yaman saling melengkapi berkat bantuan komite-komite rakyat, tentara dan suku-suku, dan mereka sudah masuk ke wilayah Saudi dan siap menyerang agresor,” tandasnya

Sebelumnya, utusan khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed menyatakan gencatan senjata di Yaman akan diterapkan sejak tibanya bulan suci Ramadhan. Dalam pertemuan para pemimpin Partai Kongkres Nasional Yaman dia juga mengatakan bahwa perundingan akan diselenggarakan sesegera mungkin antarkelompok Yaman di Jenewa, Swiss.

Ismail yang tiba di Sanaa, ibu kota Yaman, Jumat malam lalu juga menjelaskan bahwa semua pihak di Yaman sudah menyatakan kesiapannya untuk dialog Yaman-Yaman. Dalam kunjungan kedua kalinya ke Yaman itu dia mengupayakan pemberlakuan gencatan senjata menjelang Ramadhan dan penyelenggaraan perundingan antarkelompok Yaman.

Perundingan untuk mengatasi gejolak di Yaman yang dijadwalkan di Jenewa pada Kamis lalu tertunda. Oman, satu-satunya negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang tak terlibat dalam agresi ke Yaman juga telah menjadi tuan rumah perwakilan kelompok perlawanan rakyat Yaman.

Sementara itu, puluhan tokoh aktivis internasional melayangkan surat kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon berisikan pernyataan prihatin atas berlanjutnya agresi saudi ke Yaman. Mereka mendesak supaya serangan itu dihentikan dan bantuan kepada para korban perang Yaman dipermudah.

Menurut laporan kantor berita Yaman, Saba, para tokoh itu berasal dari 53 organisasi internasional dan aktivis peduli HAM. Dalam surat kolektifnya mereka juga menyatakan bahwa keberada Saudi di Dewan Keamanan PBB bertolak belakang dengan pelanggaran Riyadh terhadap HAM dan hukum internasional di Yaman.

Seperti diketahui, sejak sekitar dua bulan lalu Saudi dan negara-negara sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman dengan dalih membela pemerintahan yang sah di Yaman yang tersingkir akibat gerakan revolusi rakyat yang digerakkan oleh Ansharullah. Serangan ini mengakibatkan sekitar 2000 orang terbunuh, termasuk anak kecil dan kaum perempuan, ribuan lainnya luka-luka, dan puluhan ribu warga terlantar sebagai pengungsi.

[Sumber: liputanislam.com]

ISIS Culik Gadis Tercantik untuk Dijadikan Pemuas Nafsu


Kelompok militan ISIS mengambil gadis paling cantik di antara perempuan-perempuan yang mereka culik. Para pejuang ISIS lantas mengirim sang gadis ke markas pusat ISIS di Suriah. Gadis tersebut nantinya dijadikan pemuas nafsu anggota-anggota ISIS.
Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ISIS bahkan menyiksa seorang gadis. Pasalnya, korban menolak melakukan adegan seksual ekstrem.

"Pemimpin-pemimpin ISIS mendapat kesempatan memilih gadis yang diinginkan terlebih dahulu. Setelah itu, para pejuang diizinkan memilih," kata utusan khusus PBB untuk masalah kekerasan seksual di wilayah konflik, Zainab Bangura, seperti dikutip dari Mirror, Sabtu (23/5/2015).

Anggota ISIS biasanya memilih tiga sampai empat gadis. Setelah bosan menikmati gadis-gadis itu, ISIS menjual mereka ke pelelangan budak.

[Sumber: Okezone.com]

Serangan Mortir Hantam Sekolah di ibukota Suriah

Gadis kecil Suriah, membawa tas sekolah yang disediakan oleh UNICEF, berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur dalam perjalanan pulang dari sekolah pada tanggal 7 Maret 2015 di kawasan kota Suriah utara Aleppo al-Shaar. (AFP)

Serangan mortir yang ditembakkan oleh militan yang didukung asing telah menghantam sebuah sekolah dasar di ibukota Suriah Damaskus, menewaskan seorang guru wanita tewas dan 23 siswa terluka.

TV Suriah melaporkan bahwa mortir menghantam sekolah Tsaqafi di distrik Malki dari Damaskus pada hari Rabu (20/5/15).

Sementara itu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia membenarkan insiden itu, dan menambahkan bahwa seorang guru tewas dalam serangan mortir. Observatorium yang berbasis di Inggris menambahkan bahwa beberapa cedera berada dalam kondisi kritis.

Menurut kantor berita SANA, serangan itu terjadi pada hari pertama ujian akhir sekolah dasar dan menengah di negara Arab itu.


Foto yang diambil pada tanggal 2 Maret 2015, menunjukkan siswa melewati dinding yang rusak pada hari pertama sekolah di Kobani, Suriah utara. (AFP).

Suriah telah bergulat dengan krisis mematikan sejak Maret 2011. Kekerasan dipicu oleh kelompok Takfiri sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 222.000 orang, menurut laporan.

Lebih dari 3,8 juta warga Suriah meninggalkan negaranya sejak awal krisis. Lebih dari 7,2 juta warga Suriah juga hidup dipengungsian, menurut PBB.

(Source)

Konflik di Yaman, PBB: Lebih Dari 1.800 Orang Tewas

Sebuah seranagan udara Arab Saudi ke depot senjata di Sanaa pada 20 April lalu diperkirakan menewaskan setidaknya 25 orang. Serangan tersebut menghancurkan KBRI di Yaman dan melukai dua staf KBRI. (Reuters)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (19/5), menyebutkan lebih dari 1.800 orang tewas dan lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang terjadi di Yaman sejak Maret lalu.
Disebutkan, pada 15 Mei 2015 sebanyak 1.849 orang tewas dan 7.394 terluka, papar Badan Kemanusiaan PBB mengutip keterangan dari Kementerian Kesehatan Yaman.

PBB kembali menegaskan bahwa banyak korban tewas dan terluka yang tak ditangani oleh institusi kesehatan di Yaman. Artinya, bahwa jumlah korban bisa lebih besar dari data yang dirilis oleh institusi kesehatan Yaman.

Penyampaian jumlah korban tersebut dirilis saat para saksi mata menyebutkan bahwa pesawat militer pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Yaman dan sekutunya di Sanaa, pada serangan pertama di ibu kota yang dikuasai para pemberontak sejak berakhirnya gencatan senjata kemanusiaan selama lima hari pada Minggu (17/5).

(Source)

Tiga negara bakal gelar pertemuan, nasib muslim Rohingya belum jelas

Imigran Rohingya di perairan Thailand. ©AFP PHOTO/Christophe Archambault

Malaysia kemarin mengatakan menteri luar negerinya akan bertemu dengan menteri luar negeri Thailand dan Indonesia di Kuala Lumpur Rabu besok. Pertemuan itu guna membahas cara mengatasi perdagangan manusia setelah ribuan pengungsi muslim Rohingya terdampar di Malaysia dalam sepekan terakhir.

Situs Channel News Asia melaporkan, Senin (18/5), tiga negara, termasuk Indonesia saat ini tengah menghadapi gelombang para pengungsi Rohingya yang mencoba menyelamatkan diri dari konflik sektarian di tanah asal mereka, Myanmar.

Sekitar 2.500 pengungsi ROhingya mendarat di Malaysia dan Indonesia dalam sepekan terakhir, sedangkan sekitar 5.000 lagi masih terkatung-katung di laut dengan bahan makanan air yang tidak mencukupi.

"Malaysia akan terus mencari solusi untuk masalah ini. Kami akan bekerja sama dengan negara-negara tetangga," kata pernyataan kementerian luar negeri Malaysia.

Sebagai ketua Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Malaysia diharapkan mampu memimpin upaya diplomatik buat menyelesaikan kasus regional ini.

"Jika perlu kita adakan pertemuan darurat ASEAN," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Amin saat bertemu Menteri Luar Negeri Bangladesh Ahad lalu.

"Sebagai ketua ASEAN, Malaysia akan membahas isu ini secara lebih mendalam, dan kami harap Myanmar bisa ikut bergabung mencari solusi sebelum kasus ini dibawa ke level internasional," ujar Anifah.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pengungsi, UNCHCR menyatakan sekitar 25 ribu warga Bangladesh dan Rohingya memadati kapal-kapal selundupan dalam tiga bulan pertama tahun ini. Angka itu dua kali lebih banyak dari periode yang sama pada tahun lalu.

PBB menilai Indonesia dan Malaysia tak boleh mengabaikan kedatangan imigran gelap Rohingya. Upaya kedua negara, bersama Thailand, mengirim kapal-kapal pengungsi asal Myanmar itu ke perairan internasional dikecam.

Komisioner HAM PBB Zeid Raad Al Hussein mengaku terkejut saat mendengar pemerintah Thailand, Malaysia, dan Indonesia tidak akan menampung para pengungsi dalam waktu lama. Dia menyatakan kebijakan tersebut bertentangan dengan kemanusiaan.

(Source)

PBB dan AS desak negara Asia Tenggara tak tolak pengungsi Rohingya

Imigran Rohingya di perairan Thailand. ©AFP PHOTO/Christophe Archambault

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai Indonesia dan Malaysia tak boleh mengabaikan kedatangan imigran gelap Rohingya. Upaya kedua negara, bersama Thailand, mengirim kapal-kapal pengungsi asal Myanmar itu ke perairan internasional dikecam.

Komisioner HAM PBB Zeid Raad Al Hussein mengaku terkejut saat mendengar pemerintah Thailand, Malaysia, dan Indonesia tidak akan menampung para pengungsi dalam waktu lama. Dia menyatakan kebijakan tersebut bertentangan dengan kemanusiaan.

"Fokus setiap negara seharusnya dicurahkan buat menyelamatkan jiwa para pengungsi, bukan lebih lanjut membahayakan keselamatan mereka," ujarnya seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (17/5).

PBB pun mengecam pemerintah Myanmar yang jadi pemicu persoalan ini. Sepekan terakhir, diperkirakan lebih dari 8 ribu warga Rohingya berusaha menuju Malaysia. Sekitar 600 orang terdampar di Aceh Utara, sementara 1.080 mendarat di kawasan Langkawi, Malaysia. Sebagian besar, masih ada di lautan bersama imigran gelap Bangladesh, dijanjikan pekerjaan oleh calo. Nyatanya setelah dua bulan di lautan, mereka ditinggal begitu saja.

PBB mengecam kebijakan Myanmar tak mengakui Rohingya sebagai warga negara, sebagai penyebab krisis kemanusiaan lanjutan usai pecah kerusuhan etnis di Provinsi Arakan tiga tahun lalu.
Di pesisir utara Myanmar itu, tinggal 800 ribu warga muslim Rohingya. Mereka kini terdesak melarikan diri ke Bangladesh dan pulau-pulau di Teluk Bengal, dari serangan etnis mayoritas Rakhine.

Amerika Serikat turut mendesak negara-negara besar di Asia Tenggara untuk bersatu mengatasi arus imigran Rohingya. Bila dibiarkan terombang-ambing, para pengungsi akan tewas pelan-pelan di lautan,
"Kami mendesak pemerintah-pemerintah di Asia Tenggara tidak lagi mendorong kapal-kapal migran ke laut lepas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Jeff Rathke.

Hari ini, Menlu Malaysia Anifah Aman bertemu Menlu Bangladesh Mahmood Ali untuk membahas solusi atas arus imigran tersebut. Arus manusia perahu pernah membeludak di kawasan pada 1975 dari Vietnam akibat perang.

Thailand, salah satu negara yang kebanjiran pengungsi Rohingya, menggelar forum mengundang 15 negara lainnya, pada 29 Mei mendatang. Topik yang dibahas adalah mencari solusi atas pelarian ribuan etnis Rohingya dan Bangladesh ke Asia Tenggara. Presiden Myanmar, Thein Sein, turut diundang.

(Source)

PBB Minta Indonesia, Malaysia dan Thailand Tak Usir Kapal Imigran Rohingya

Rombongan pengungsi Myanmar dan Bangladesh mendarat di Langsa, Aceh, Jumat (15/05) WIB.


PBB menyerukan kepada Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk tidak mengusir kapal-kapal pembawa para imigran dan seharusnya melakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka.

Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein mengatakan perhatian harus diberikan untuk menyelamatkan nyawa sekitar 6.000 orang imigran yang diperkirakan masih berada di laut. PBB mengatakan mereka berasal dari etnis Rohingya di Myanmar dan Bangladesh.

"Saya terkejut dengan adanya laporan-laporan bahwa Thailand, Indonesia dan Malaysia mengembalikan kapal-kapal penuh dengan imigran ke laut, yang pada akhirnya akan menyebabkan banyak dari mereka meninggal dunia," kata Zeid Ra’ad Al Hussein, Jumat (15/5/2015).

"Fokus seharusnya diberikan untuk menyelamatkan jiwa, bukan lebih lanjut membahayakan keselamatan mereka," tambah Al Hussein.

Pada satu sisi Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein memuji Indonesia yang telah menerima ratusan orang imigran dan Malaysia yang telah menampung 1.080 orang selama beberapa hari terakhir.
Menurut PBB, kebijakan Myanmar terhadap etnik Rohingya menjadi pangkal persoalan. Setelah status kewarganegaraan etnis Rohingya tak diakui, mereka dipaksa tinggal di kamp-kamp yang padat.

Ribuan warga etnis Rohingya ini oleh PBB disebut sebagai korban diskriminasi yang melembaga dan sampai persoalan itu ditangani maka arus imigran Rohingya akan terus terjadi.


Editor : Ervan Hardoko
Sumber: BBC Indonesia

Terkait Berita: