Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Swiss. Show all posts
Showing posts with label Swiss. Show all posts

Ansharullah Tegaskan Kontinyuitas Perlawanan Terhadap Saudi


Gerakan Ansharullah menegaskan pihaknya terus melakukan perlawanan terhadap agresi militer Arab Saudi terhadap Yaman.
“Kami akan terus melakukan perlawanan selama Saudi masih melanjutkan agresinya terhadap Yaman. Kami juga akan terus berjuang apabila gencatan sementara diumumkan namun Saudi tetap melancarkan serangan,” ungkap Hasan al-Rasyid, salah satu petinggi Ansharullah, Minggu (31/5) sebagaimana dilansir Yemeni Press.

Al-Rasyid juga mengatakan bahwa perundingan akan dilakukan untuk menghentikan sepenuhnya agresi Saudi ke Yaman, namun Saudi berusaha mempersulit proses perundingan, dan Ansharullahpun menolak keterlibatan Saudi dalam perundingan.

“Agresor Saudi harus tahu bahwa kelompok-kelompok pasukan perlawanan rakyat Yaman saling melengkapi berkat bantuan komite-komite rakyat, tentara dan suku-suku, dan mereka sudah masuk ke wilayah Saudi dan siap menyerang agresor,” tandasnya

Sebelumnya, utusan khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed menyatakan gencatan senjata di Yaman akan diterapkan sejak tibanya bulan suci Ramadhan. Dalam pertemuan para pemimpin Partai Kongkres Nasional Yaman dia juga mengatakan bahwa perundingan akan diselenggarakan sesegera mungkin antarkelompok Yaman di Jenewa, Swiss.

Ismail yang tiba di Sanaa, ibu kota Yaman, Jumat malam lalu juga menjelaskan bahwa semua pihak di Yaman sudah menyatakan kesiapannya untuk dialog Yaman-Yaman. Dalam kunjungan kedua kalinya ke Yaman itu dia mengupayakan pemberlakuan gencatan senjata menjelang Ramadhan dan penyelenggaraan perundingan antarkelompok Yaman.

Perundingan untuk mengatasi gejolak di Yaman yang dijadwalkan di Jenewa pada Kamis lalu tertunda. Oman, satu-satunya negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang tak terlibat dalam agresi ke Yaman juga telah menjadi tuan rumah perwakilan kelompok perlawanan rakyat Yaman.

Sementara itu, puluhan tokoh aktivis internasional melayangkan surat kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon berisikan pernyataan prihatin atas berlanjutnya agresi saudi ke Yaman. Mereka mendesak supaya serangan itu dihentikan dan bantuan kepada para korban perang Yaman dipermudah.

Menurut laporan kantor berita Yaman, Saba, para tokoh itu berasal dari 53 organisasi internasional dan aktivis peduli HAM. Dalam surat kolektifnya mereka juga menyatakan bahwa keberada Saudi di Dewan Keamanan PBB bertolak belakang dengan pelanggaran Riyadh terhadap HAM dan hukum internasional di Yaman.

Seperti diketahui, sejak sekitar dua bulan lalu Saudi dan negara-negara sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman dengan dalih membela pemerintahan yang sah di Yaman yang tersingkir akibat gerakan revolusi rakyat yang digerakkan oleh Ansharullah. Serangan ini mengakibatkan sekitar 2000 orang terbunuh, termasuk anak kecil dan kaum perempuan, ribuan lainnya luka-luka, dan puluhan ribu warga terlantar sebagai pengungsi.

[Sumber: liputanislam.com]

Jam Tangan Khalifah ISIS

Jam Tangan Khalifah ISIS Jadi Sorotan, Omega atau Rolex?
 - See more at:
http://news.liputan6.com/read/2074058/jam-tangan-khalifah-isis-jadi-sorotan-omega-atau rolex#sthash.vkeLhMxe.dpuf Liputan6.com, Mosul - Namanya aslinya Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai. Namun, ia lebih dikenal dengan nama gerilyanya, Abu Bakr al-Baghdadi, Kelompoknya,  Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengangkatnya sebagai khalifah, yang diklaim sebagai pemimpin semua umat Islam di seluruh dunia.  Pada Jumat 4 Juli 2014, untuk kali pertamanya kalinya menampakkan diri, bicara secara terbuka di Masjid Agung Mosul. Ia berseru kepada seluruh umat Islam di dunia untuk mematuhinya sebagai 'pemimpin'. Tak hanya isi seruannya, sepanjang 20 menit, yang disampaikan di tengah konflik berdarah, yang jadi fokus perhatian. Ada yang menonjol dari penampilan 'Khalifah Ibrahim' yang serba hitam -- baik serban maupun jubah. Ia memakai jam tangan bersepuh krom (chrome) yang bentuknya mirip-mirip arloji mewah. - 
Aksesoris pilihannya itu menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang meyakini, itu jam tangan Rolex yang harganya selangit, ada yang mengira Omega seamaster yang dibanderol paling tidak mencapai 3.500 poundsterling atau Rp 71 juta, atau Sekonda yang lebih 'murah'  Simbol kemewahan itu dianggap tak sesuai dengan apa yang ia sampaikan. Menurutnya, di bawah arahan Negara Islam (nama pengganti ISIS), dunia muslim akan kembali pada 'martabat, kekuatan, hak, dan kepemimpinannya'.  "Aku adalah wali yang akan memimpin Anda, meski aku bukan yang terbaik di antara kalian. Jika Anda melihatku benar, dukunglah aku," kata Abu Bakr al-Baghdadi, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Senin (7/7/2014). "Jika Anda merasa saya salah, nasihati saya, dan kembalikan aku ke jalan yang benar."  Baghdadi  juga memuji 'kemenangan' kelompoknya di Irak, yang diklaim berhasil mengembalikan kekhalifahan setelah berabad-abad..... Lanjut  DISINI
===================================


Jam Tangan Khalifah ISIS
Diposkan oleh Hersen De Dios Romero di 12.11 .
Label: Jam Tangan Khalifah ISIS


http://news.liputan6.com/read/2074058/jam-tangan-khalifah-isis-jadi-sorotan-omega-atau rolex#sthash.vkeLhMxe.dpuf Liputan6.com, Mosul - Namanya aslinya Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai. Namun, ia lebih dikenal dengan nama gerilyanya, Abu Bakr al-Baghdadi, Kelompoknya, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengangkatnya sebagai khalifah, yang diklaim sebagai pemimpin semua umat Islam di seluruh dunia. Pada Jumat 4 Juli 2014, untuk kali pertamanya kalinya menampakkan diri, bicara secara terbuka di Masjid Agung Mosul. Ia berseru kepada seluruh umat Islam di dunia untuk mematuhinya sebagai 'pemimpin'. Tak hanya isi seruannya, sepanjang 20 menit, yang disampaikan di tengah konflik berdarah, yang jadi fokus perhatian. Ada yang menonjol dari penampilan 'Khalifah Ibrahim' yang serba hitam -- baik serban maupun jubah. Ia memakai jam tangan bersepuh krom (chrome) yang bentuknya mirip-mirip arloji mewah. - See more at:


Aksesoris pilihannya itu menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang meyakini, itu jam tangan Rolex yang harganya selangit, ada yang mengira Omega seamaster yang dibanderol paling tidak mencapai 3.500 poundsterling atau Rp 71 juta, atau Sekonda yang lebih 'murah' Simbol kemewahan itu dianggap tak sesuai dengan apa yang ia sampaikan. Menurutnya, di bawah arahan Negara Islam (nama pengganti ISIS), dunia muslim akan kembali pada 'martabat, kekuatan, hak, dan kepemimpinannya'. "Aku adalah wali yang akan memimpin Anda, meski aku bukan yang terbaik di antara kalian. Jika Anda melihatku benar, dukunglah aku," kata Abu Bakr al-Baghdadi, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Senin (7/7/2014). "Jika Anda merasa saya salah, nasihati saya, dan kembalikan aku ke jalan yang benar." Baghdadi juga memuji 'kemenangan' kelompoknya di Irak, yang diklaim berhasil mengembalikan kekhalifahan setelah berabad-abad.


Dalam pidato itu, ia juga meminta para dokter, hakim, insinyur dan ahli dalam hukum Islam untuk membantu mengembangkan kekhalifahan. Organisasinya, ISIS kini telah berkembang menjadi organisasi teroris yang paling ditakuti di dunia. Video rekaman penampilan Baghdadi telah diposting di YouTube dan memicu komentar di media sosial.

PICTURE ISIS 

 "Kalifah kita, semoga ia diberkati, mungkin menggunakan jam tangan Swiss. Merek apa dan dari mana uang untuk membelinya berasal?," tanya pengguna Twitter, Malasqalani M-See more at: Liputan6 "Ada yang tahu jam tangan apa yang dipakai Kalifah Negara Islam?," pengguna Twitter, AatifMir2 juga mempertanyakannya.

Sementara itu, pemerintah Irak membantah bahwa pria dalam video adalah Baghdadi. Mereka kukuh dengan klaim bahwa sosok yang asli terluka dalam operasi militer. "Kami telah menganalisis video tersebut...dan menemukan bahwa itu tak lebih dari sekesar lelucon," kata Brigadir Jendera Saad Maan, juru bicara Kementerian Dalam Negeri kepada Reuters. (Riz) (Elin Yunita Kristanti) - See more at: JIHAD AROGANSI

Siapa yang tak kenal , Romawi merupakan tempat kuno di Eropa yang menjadi sumber kebudayaan Barat. Terletak di Semenanjung Apenina (sekarang Italia). Batas-batasnya adalah : Sebelah Utara semenanjung Apenina bersambung dengan daratan Eropa yang terdapat pegunungan Alpen sebagi batas alam yang memanjang. Sebelah Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis, Sebelah Utara memisahkan Italia dengan Swiss dan Austria. Sebelah Timur Laut dengan Yugoslavia.

Republik Italia (Repubblica italiana), adalah sebuah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan corak parlementer di Eropa Selatan. Italia berbatasan dengan Perancis, Swiss, Austria, dan Slovenia di sepanjang Pegunungan Alpen di utara. Selain Semenanjung Italia, negara ini juga meliputi Sisilia dan Sardinia (dua pulau terbesar di Laut Tengah), beserta banyak pulau lain yang lebih kecil di selatan. Kawasan pesisir negara ini berhadapan dengan Laut Liguria, Laut Tirenia, Laut Ionia, dan Laut Adriatik yang kesemuanya berhubungan langsung dengan Laut Tengah. Negara merdeka San Marino dan Vatikan adalah enklave di Italia, sedangkan Campione d'Italia adalah eksklave Italia di Swiss. Wilayah Italia meliputi kira-kira 301.338 km persegi dan dipengaruhi oleh iklim sedang.

Dengan populasi sejumlah 60,8 juta jiwa, Italia merupakan negara berpenduduk terbanyak kelima di Eropa, dan terbanyak ke-23 di dunia. Roma, ibu kota Italia, selama berabad-abad lamanya telah menjadi pusat politik dan keagamaan Barat, yakni sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi dan situs Tahta Suci. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, Italia terus-menerus diserang oleh bangsa-bangsa asing, dari orang-orang Jermanik seperti Langobardi dan Ostrogoth, sampai Bizantium dan Norman, di samping yang lainnya.

Berabad-abad kemudian, Italia menjadi tempat kelahiran republik-republik maritim dan Renaisans , yakni gerakan intelektual yang penting dalam membentuk pemikiran bangsa Eropa. Pada abad ke-15, seiring meluasnya Renaisans, lagi-lagi Italia menjadi pusat budaya Dunia Barat, tetapi setelah beberapa kali terjadi Perang Italia pada abad ke-16, Italia menjadi di bawah dominasi kuasa asing, yaitu Perancis, Spanyol, dan Austria. Pada sebagian besar sejarah pasca-Romawi, Italia terpecah-pecah menjadi beberapa kota dan negara regional (seperti Republik Venesia, Kerajaan Sardinia, Kadipaten Milan dan negara-negara kepausan).

Setelah Risorgimento, yakni serangkaian kerusuhan atau disebut pula perang kemerdekaan untuk mencapai unifikasi pada tahun 1861, diproklamasikanlah Kerajaan Italia yang hanya bertahan sampai tahun 1946, kemudian diikuti oleh 20 tahun fasisme yang berakhir seiring kekalahan pada Perang Dunia II, Italia kemudian berubah menjadi republik setelah referendum konstitusi.

Pada akhir abad ke-19, selama Perang Dunia I sampai Perang Dunia II, Italia memiliki sebuah kekaisaran kolonial. Italia modern adalah sebuah republik demokratis. Italia menduduki peringkat 24 negara termaju di dunia dan termasuk dalam 10 besar negara dengan Indeks Kualitas Hidup terbaik di dunia pada tahun 2005.

Pada tahun 2010, sebagai ekonomi terbesar ke-8 di dunia, Italia adalah negara dengan standar kehidupan yang sangat tinggi, Indeks Pembangunan Manusia-nya mencapai 0,854; dengan angka harapan hidup sebesar 81,4 tahun, dan memiliki PDB per kapita yang tinggi Italia adalah anggota pendiri Uni Eropa dan berada dalam Zona Euro. Italia adalah juga anggota G7, G8, G20, dan NATO.

Italia memiliki cadangan emas ketiga terbesar di dunia, PDB (nominal) terbesar ke-8, PDB (KKB) terbesar ke-10, dan anggaran pemerintah ke-6 terbesar di dunia. Italia juga merupakan anggota pendiri Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Majelis Eropa, dan Uni Eropa Barat; selain itu Italia turut serta dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Perjanjian Schengen. Italia memiliki anggaran pertahanan terbesar ke-9 di dunia dan berbagi persenjataan nuklir bersama-sama NATO. Italia memiliki banyak Situs Warisan Dunia menurut UNESCO dan merupakan negara kelima paling sering dikunjungi di seluruh dunia. Italia memainkan peran penting dalam militer, kebudayaan, dan bidang diplomasi Eropa dan dunia.

Pengaruh politik, sosial, dan ekonomi negara ini di Eropa menjadikannya sebagai salah satu kekuatan utama di kawasan Negara ini memiliki taraf pendidikan umum yang tinggi dan merupakan negara yang sangat global. Negara ini adalah Negara besar sampai dimana Arogansi kekuatan ISIS.Dan betulkah ISIS sudah menguasai SurIa-Irak ?....
padahal ISIS ini kan perlawanan ibarat Cuma Tabrak Lari.

======================================================================== Target ISIS Setelah Irak dan Suriah: Roma, Italia Sebagaimana uangkapan Liputan6.Com atas ketak puasan ISIS di Suria dan Irak kemudian membagun cita-cita ingin melanjudkan mimpinya ke Eropa lalu seluruh dunia , sesuatu yang sangat begitu badut.. Lanjudnya (liputan6) Abu Bakr al-Baghdadi, telah memproklamirkan diri sebagai khalifah Daulah Islamiyah yang membentang di Irak dan Suriah, sebuah bahasa arogansi mengancungkan janji, mempimpin pendudukan Roma , mengajak kaum muslimin untuk migrasi ke “negara”nya dan untuk berjuang di seluruh dunia di bawah naungannya...
Lanjud pada link ini .

 klik DISNI

(Source)

Beda Lambang Satu Tujuan


Apapun lambangnya, tujuan dari lembaga kemanusiaan adalah kemanusiaan itu sendiri.
OLEH: HENDRI F. ISNAENI

PANITIA kerja RUU Palang Merah Indonesia (PMI) DPR RI yang baru balik dari studi banding ke Denmark dan Turki berencana mengubah lambang PMI menjadi Bulan Sabit Merah. Entah atas dasar apa para anggota parlemen itu ingin mengganti lambang PMI yang akan berusia 67 tahun.

Palang Merah telah ada sejak masa Hindia Belanda. Pada 21 Oktober 1873 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang dibubarkan pada masa pendudukan Jepang. Sekira tahun 1932, Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan mengusahakan untuk mendirikan palang merah nasional. Mereka berusaha membawa rancangan itu ke konferensi Nerkai pada 1940, tapi ditolak mentah-mentah. Saat pendudukan Jepang, mereka mencoba lagi, namun kembali gagal.

Baru pada 3 September 1945 Presiden Sukarno memerintahkan untuk membentuk badan palang merah nasional. Dua hari kemudian, Menteri Kesehatan Kabinet I, Boentaran Martoatmodjo membentuk Panitia Lima, terdiri dari: dr R. Mochtar (ketua), dr. Bahder Djohan (penulis); dan dr Djuhana, dr Marzuki, dr. Sitanala (anggota). Akhirnya, Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945.

Menurut sejarawan Asvi Warman Adam dalam makalahnya, “Paramita Abdurachman, Tunangan Tan Malaka?” yang disampaikan pada launching buku Bunga Angin Portugis di Nusantara karya Paramita “Jo” Abdurachman, 5 Maret 2008, kegiatan awal PMI adalah membantu korban perang dan proses pengembalian tawanan Sekutu dan Jepang. Pada dekade 1945-1954, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang pertolongan pertama, pengungsian, dapur umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC (International Committee of the Red Cross) dan Palang Merah Belanda untuk Romusha, Heiho, Tionghoa; anak-anak Indo-Belanda dan 35 ribu tawanan sipil Belanda dan para Hoakiau yang kembali ke Republik Rakyat China.

Dalam peristiwa RMS (Republik Maluku Selatan), PMI bekerjasama dengan ICRC melaksanakan pelayanan kesehatan yang dipimpin Bahder Djohan dan mengadakan rumah sakit terapung di Ambon. Pada dekade 1955-1964, akibat Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat dan Permesta di Sulawesi Utara, markas besar PMI mengirimkan kapal-kapal PMI ke daerah tersebut untuk menjemput orang-orang asing di sana dan mengirimkan empat tim medis ke Sumatera dan enam tim ke Sulawesi Utara. Waktu Sukarno mencetuskan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk membebaskan Irian Barat pada 19 Desember 1961, PMI menyiapkan sukarelawan sebanyak 259 orang dan 770 orang sebagai cadangan.  

Pada 1 Maret 1950, Jo Abdurachman bersama Siti Dasimah membentuk dan memimpin Palang Merah Remaja (PMR). PMR kemudian menjadi organisasi siswa di sekolah dasar sampai menengah. Jo Abdurachman ikut mendirikan PMI, menjadi ketua bidang luar negeri, dan menjabat Sekretaris Jenderal selama satu dasawarsa (1954-1964). Menurut Asvi, ketika menghadiri pertemuan palang merah internasional, muncul penolakan terhadap kata dan lambang ‘Palang’ (cross) pada organisasi ini. Negara-negara yang mayoritas beragama Islam memilih nama Bulan Sabit Merah.

“Tetapi Jo Abdurachman berpendapat berbeda,” tulis Asvi, “menurutnya, kata dan logo ‘Palang’ dalam organisasi ini bukanlah representasi atau melambangkan salib yang merupakan ikon agama Kristiani. Oleh sebab itu, dia tetap menggunakan nama Palang Merah Indonesia.” Pada 1950, PMI diakui dan menjadi anggota Palang Merang Internasional   .

Sementara itu, Bulan Sabit Merah Indonesia dideklarasikan pada 8 Juni 2002 di Masjid Al-Azhar Jakarta. “Tidak jelas mengapa tanggal lahir mantan Presiden Soeharto yang dijadikan tanggal awal keberadaanya,” tulis Asvi.
Lambang Bulan Sabit Merah kali pertama digunakan oleh Turki pada 1868. Turki enggan menggunakan lambang Palang Merah yang diresmikan di Jenewa, Swiss pada 1863, karena dianggap lambang agama Kristen.

Untuk menampik tudingan Turki, pada 1906 ICRC secara resmi menyatakan bahwa bendera Palang Merah dibentuk dengan membalik warna bendera Swiss: palang putih dengan latarbelakang merah. Alasannya, sebagai penghormatan kepada Swiss, tempat pertama diselenggarakannya Konvensi Jenewa. Meski demikian, tidak ada catatan sejarah yang menghubungkan antara bendera Palang Merah dengan bendera Swiss. Turki kadung mengaitkan lambang Palang Merah dengan agama. Hingga saat ini, 33 negara yang mayoritas beragama Islam mengikuti jejaknya memakai lambang Bulan Sabit Merah.

Seperti halnya Turki, Israel pun ingin lambang sendiri. Pada 1930, seorang perawat Karen Tenenbaum mendirikan Magen David Adom (MDA), lembaga kemanusiaan yang memberikan bantuan medis, bencana alam, ambulan, dan bank darah. Sejak 1935, MDA menggunakan lambang Bintang David Merah (Red Star of David). Setelah membuka cabang di Yerusalem dan Haifa, MDA memberikan bantuan medis kepada masyarakat, tidak hanya orang Yahudi, tetapi orang-orang Arab (Islam, Druze, dan Kristen). Pada 12 Juli 1950, status MDA menjadi lembaga resmi pemerintah Israel.  

Karena lambang Kristen dan Islam diakui, Israel menuntut agar Bintang Merah David juga diakui sebagai lambang Yahudi. Selama bertahun-tahun, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menolak permintaan Israel itu. Alasannya, lambang Palang Merah tidak dimaksudkan mewakili Kristen tetapi pembalikan warna bendera Swiss. Selain itu, jika Yahudi atau kelompok lain diberi lambang lain, maka kelompok agama atau lainnya bisa meminta lambangnya sendiri, sehingga tidak akan ada akhir. Tapi, pada 2005, untuk mengakomodasi permintaan Israel, lambang baru Kristal Merah (Red Crystal) ditetapkan dalam amandemen Konvensi Jenewa atau dikenal dengan Protokol III. Ketika MDA menjalankan misi kemanusiaan di luar Israel, ia harus memakai lambang Kristal Merah untuk mendapatkan perlindungan.

Tak bisa dipungkiri, sentimen keagamaan telah membuat badan kemanusiaan yang digagas oleh Jean Henry Dunant (1828-1910) ini memiliki tiga lambang: Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah. Meski demikian, tujuannya sama: kemanusiaan.

Holocaust, Trik Yahudi Memeras Perbankan Swiss


Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah lama dan perbankan Swiss yang terkenal ketat dalam menangani berbagai transaksi keuangannya ternyata bisa juga dibobol serta diporoti. Pada era 2000-an pembantaian kaum Yahudi oleh rezim Nazi-Hitler (holocaust) dijadikan kartu truf untuk mengeruk dana dalam jumlah yang fantastis oleh World Jewish Congress (WJC).
 
Norman G Finkelstein (2000) dalam best seller-nya The Holocaust Industry mengungkap bagaimana sebuah tragedi kemanusiaan(?) dalam sejarah disulap sedemikian rupa menjadi komoditas penghasil uang oleh sekelompok orang Yahudi yang memiliki kekuatan lobi politik serta bisnis bak gurita dalam lembaga pemerintahan Amerika Serikat (AS).

Tekanan bertubi-tubi WJC yang menuntut penyelesaian segera klaim yang jatuh tempo dari para korban Holocaust yang selamat serta ahli waris mereka, membuat perbankan Swiss akhirnya secara formal pada tahun 1996 mengijinkan dilakukannya sebuah audit eksternal yang komperehensif (konon ini merupakan audit terluas dalam sejarah – pen.). WJC langsung merespon hal ini dengan mendesakkan permintaan penyelesaian finansial bahkan sebelum komite audit yang diketuai Paul Volcker sempat mengadakan pertemuan pertama. Intinya mereka mati-matian menghalangi pembentukan Komite Volcker dengan alasan ‘tidak bisa dipercaya' dan ‘para korban Holocaust miskin tidak bisa menunggu hingga Komite Volcker selesai mengaudit'.

WJC tidak main-main dalam upayanya mencegah pembentukan Komite Volcker, pada 1997 sebuah ‘Memorandum Hukum' melalui tangan Burt Neuborne mereka sodorkan yang isinya tuntutan pada perbankan Swiss untuk membiayai proses audit Holocaust senilai $500 juta (belakangan terbukti audit tersebut fiktif- pen.) dan menolak Komite Volcker yang menurut mereka hanya akal-akalan perbankan Swiss untuk mementahkan tuntutan ‘kritis' para korban Holocaust. Pada pertengahan tahun 1998, mereka sukses memaksa perbankan Swiss untuk menggelontorkan $1,25 miliar untuk pencairan dana yang tidak bisa ditunda pembayarannya untuk rekening orang Yahudi non aktif (dormant) di era Holocaust dan pengganti keuntungan (transaksi perbankan) yang bukan haknya karena berasal dari aset-aset jarahan maupun eksploitasi tenaga budak Yahudi oleh Nazi.

Pada akhirnya Komite Volcker berhasil mengatasi semua tekanan dan menjalankan semua tugas yang dibebankan sampai tuntas dalam menjawab empat dakwaan utama yang dialamatkan pada perbankan Swiss. Pertama, WJC menuduh bahwa perbankan Swiss mementahkan secara sistematis tuntutan para korban Holocaust dan pewaris mereka untuk mengakses rekening bank mereka paska Perang Dunia II. Penyelidikan Komite Volcker menyimpulkan bahwa terlepas dari beberapa pengecualian tertentu, tuduhan ini tak perlu ditanggapi secara serius.

Kedua, perbankan Swiss juga dituduh telah menghancurkan arsip pencatatan aset era Holocaust untuk menutupi jejak pengumpulan ‘keuntungan tidak sah' yang berasal dari rekening para korban Holocaust dan Komite Volcker sampai pada kesimpulan bahwa tuduhan itu sama sekali tidak berdasar. Lalu ketiga, Swiss juga didakwa telah menggunakan uang milik korban Holocaust asal Polandia dan Hungaria sebagai kompensasi atas harta milik perbankan yang dinasionalisasikan oleh pemerintah Swiss. Komite Volcker tak terang-terangan menyanggah ini namun berargumen bahwa pemerintah Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama saat mendesakkan klaim kerusakan perang atas Jerman dibayar dengan aset-aset Jerman yang kemungkinan besar di dalamnya terdapat aset para korban Holocaust. Intinya, apa yang dilakukan oleh perbankan Swiss dinilai masih berada pada batas kewajaran dalam sudut pandang hubungan multilateral.

Keempat, WJC menuduh Swiss membeli emas hasil jarahan Nazi dari kantor-kantor perbendaharaan Eropa dan Komite Volcker kembali mementahkan ini dengan menyatakan ‘kemungkinan (adanya aset korban Holocaust -pen) yang sama bisa terjadi pula pada koin-koin dan batangan emas yang dibeli oleh Departemen Keuangan AS melalui Bank Sentral AS di New York selama dan paska Perang Dunia II'.

Perseteruan legal WJC versus perbankan Swiss memang berlangsung panjang, seru, dan mengasyikkan untuk diikuti namun yang lebih menarik adalah menyusuri ketulusan WJC memperjuangkan hak para korban Holocaust dihubungkan dengan gelontoran dana senilai $1,25 milyar yang telah disinggung sebelumnya. Tanggal 11 September 2000 WJC mengeluarkan ‘Usulan Rencana Induk Khusus untuk Alokasi dan Distribusi Uang Penyelesaian Bank Swiss' yang selanjutnya lebih populer dengan sebutan Gribetz Plan (GP). Di sana tercantum bahwa $800 juta akan dialokasikan untuk menutup klaim atas rekening masyarakat Yahudi non aktif di masa Holocaust. 

Teks, lampiran, dan bagan pendukung untuk memperkuat argumen dipilihnya alokasi ini menghabiskan beratus-ratus halaman plus tambahan lebih dari seribu catatan kaki dalam GP; namun tak satupun yang dapat menjustifikasi secara dapat dipertanggungjawabkan alasan alokasi tersebut (Finkelstein,2000). Alokasi itu ditambah segala argumen penyokongnya hanya akal-akalan semata agar industri Holocaust bisa meraup bagian terbesar dari dana kompensasi untuk menggembungkan rekening pribadi para pengurus WJC dan kroni-kroni mereka. Fakta lain, masih menurut Finkelstein, nilai $800 juta untuk menutup rekening warga Yahudi era Holocaust juga merupakan hasil penggelembungan yang sangat fantastis dari kisaran angka sebenarnya yang tentu saja sangat jauh di bawah itu.

Kemudian sisa $400 juta lebih dari dana kompensasi dialokasikan khusus untuk kategori ‘aset yang dijarah', ‘tenaga kerja budak', dan ‘pengungsi' dengan catatan tak sepeser pun dana akan dicairkan kecuali bila semua permohonan dalam proses litigasi ini sudah diselesaikan. GP menyebutkan secara eksplisit bahwa pembayaran masih harus menunggu sementara waktu dan proses pengajuan akan memakan waktu tiga setengah tahun. Para korban Holocaust yang selamat menyadari betul bahwa hanya segelintir saja di antara mereka yang masih hidup saat permohonan dana itu dikabulkan. Tebak kemana akhirnya dana itu akan berlabuh? 

Sumber: IRIB Indonesia/Kompasiana

Terkait Berita: