Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Perang Dunia II. Show all posts
Showing posts with label Perang Dunia II. Show all posts

Norwegia akan Tampung 8.000 Pengungsi Suriah Hingga 2017


Norwegia sepakat untuk menerima 8.000 pengungsi Suriah sampai dengan akhir 2017, berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh seluruh partai politik di negara Skandinavia itu, Rabu.
 
Negeri itu berencana menampung 2.000 pengungsi Suriah untuk tahun ini, naik 500 dibandingkan rencana semula dan disusul oleh masing-masing 3.000 pengungsi pada 2016 dan 2017.

Jumlah tersebut dicocokkan dengan kuota yang ditetapkan oleh badan urusan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR).

Kesepakatan dicapai melalui diskusi alot antara kelompok sayap-kanan yang minoritas yang menentang rencana penerimaan pengungsi lagi, dengan partai tengah dan sayap kiri yang mengehendaki Norwegia menerima 10.000 pengungsi dalam dua tahun.

Berdasarkan kesepakatan, bantuan keuangan akan dibagikan negara-negara setempat untuk mendorong mereka memberi penampungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari Suriah yang sudah empat tahun dicabik perang.

Sekitar 5.000 pengungsi lainnya yang telah mendapat izin tinggal di Norwegia saat ini masih bermukim di hunian sementara dan mereka perlu mendapatkan rumah tinggal.

"Ini merupakan langkah peting dan mengarah dengan tepat," Dewan Pengungsi Norwegia,(NRC) suatu badan bantuan menanggapi pengumuman tersebut.

"NRC kini mendesak negara-negara Eropa untuk mengikuti langkah tersebut. Dengan pengecualian, seperti Jerman, negara-negara Eropa masih kecil memberikan sumbangsih pada krisis kemanusiaan terbesar pada masa kini," demikian ditambahkan.

UNHCR menyeru masyakarat internasional untuk memukimkan warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara, yang memicu masalah kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia II.

Hampir empat juta warga Suriah terdaftar di PBB sebagai pelarian ke negara-negara perbatasan sejak konflik pecah pada 2011.

Sumber: Antara

Jam Tangan Khalifah ISIS

Jam Tangan Khalifah ISIS Jadi Sorotan, Omega atau Rolex?
 - See more at:
http://news.liputan6.com/read/2074058/jam-tangan-khalifah-isis-jadi-sorotan-omega-atau rolex#sthash.vkeLhMxe.dpuf Liputan6.com, Mosul - Namanya aslinya Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai. Namun, ia lebih dikenal dengan nama gerilyanya, Abu Bakr al-Baghdadi, Kelompoknya,  Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengangkatnya sebagai khalifah, yang diklaim sebagai pemimpin semua umat Islam di seluruh dunia.  Pada Jumat 4 Juli 2014, untuk kali pertamanya kalinya menampakkan diri, bicara secara terbuka di Masjid Agung Mosul. Ia berseru kepada seluruh umat Islam di dunia untuk mematuhinya sebagai 'pemimpin'. Tak hanya isi seruannya, sepanjang 20 menit, yang disampaikan di tengah konflik berdarah, yang jadi fokus perhatian. Ada yang menonjol dari penampilan 'Khalifah Ibrahim' yang serba hitam -- baik serban maupun jubah. Ia memakai jam tangan bersepuh krom (chrome) yang bentuknya mirip-mirip arloji mewah. - 
Aksesoris pilihannya itu menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang meyakini, itu jam tangan Rolex yang harganya selangit, ada yang mengira Omega seamaster yang dibanderol paling tidak mencapai 3.500 poundsterling atau Rp 71 juta, atau Sekonda yang lebih 'murah'  Simbol kemewahan itu dianggap tak sesuai dengan apa yang ia sampaikan. Menurutnya, di bawah arahan Negara Islam (nama pengganti ISIS), dunia muslim akan kembali pada 'martabat, kekuatan, hak, dan kepemimpinannya'.  "Aku adalah wali yang akan memimpin Anda, meski aku bukan yang terbaik di antara kalian. Jika Anda melihatku benar, dukunglah aku," kata Abu Bakr al-Baghdadi, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Senin (7/7/2014). "Jika Anda merasa saya salah, nasihati saya, dan kembalikan aku ke jalan yang benar."  Baghdadi  juga memuji 'kemenangan' kelompoknya di Irak, yang diklaim berhasil mengembalikan kekhalifahan setelah berabad-abad..... Lanjut  DISINI
===================================


Jam Tangan Khalifah ISIS
Diposkan oleh Hersen De Dios Romero di 12.11 .
Label: Jam Tangan Khalifah ISIS


http://news.liputan6.com/read/2074058/jam-tangan-khalifah-isis-jadi-sorotan-omega-atau rolex#sthash.vkeLhMxe.dpuf Liputan6.com, Mosul - Namanya aslinya Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai. Namun, ia lebih dikenal dengan nama gerilyanya, Abu Bakr al-Baghdadi, Kelompoknya, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengangkatnya sebagai khalifah, yang diklaim sebagai pemimpin semua umat Islam di seluruh dunia. Pada Jumat 4 Juli 2014, untuk kali pertamanya kalinya menampakkan diri, bicara secara terbuka di Masjid Agung Mosul. Ia berseru kepada seluruh umat Islam di dunia untuk mematuhinya sebagai 'pemimpin'. Tak hanya isi seruannya, sepanjang 20 menit, yang disampaikan di tengah konflik berdarah, yang jadi fokus perhatian. Ada yang menonjol dari penampilan 'Khalifah Ibrahim' yang serba hitam -- baik serban maupun jubah. Ia memakai jam tangan bersepuh krom (chrome) yang bentuknya mirip-mirip arloji mewah. - See more at:


Aksesoris pilihannya itu menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang meyakini, itu jam tangan Rolex yang harganya selangit, ada yang mengira Omega seamaster yang dibanderol paling tidak mencapai 3.500 poundsterling atau Rp 71 juta, atau Sekonda yang lebih 'murah' Simbol kemewahan itu dianggap tak sesuai dengan apa yang ia sampaikan. Menurutnya, di bawah arahan Negara Islam (nama pengganti ISIS), dunia muslim akan kembali pada 'martabat, kekuatan, hak, dan kepemimpinannya'. "Aku adalah wali yang akan memimpin Anda, meski aku bukan yang terbaik di antara kalian. Jika Anda melihatku benar, dukunglah aku," kata Abu Bakr al-Baghdadi, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Senin (7/7/2014). "Jika Anda merasa saya salah, nasihati saya, dan kembalikan aku ke jalan yang benar." Baghdadi juga memuji 'kemenangan' kelompoknya di Irak, yang diklaim berhasil mengembalikan kekhalifahan setelah berabad-abad.


Dalam pidato itu, ia juga meminta para dokter, hakim, insinyur dan ahli dalam hukum Islam untuk membantu mengembangkan kekhalifahan. Organisasinya, ISIS kini telah berkembang menjadi organisasi teroris yang paling ditakuti di dunia. Video rekaman penampilan Baghdadi telah diposting di YouTube dan memicu komentar di media sosial.

PICTURE ISIS 

 "Kalifah kita, semoga ia diberkati, mungkin menggunakan jam tangan Swiss. Merek apa dan dari mana uang untuk membelinya berasal?," tanya pengguna Twitter, Malasqalani M-See more at: Liputan6 "Ada yang tahu jam tangan apa yang dipakai Kalifah Negara Islam?," pengguna Twitter, AatifMir2 juga mempertanyakannya.

Sementara itu, pemerintah Irak membantah bahwa pria dalam video adalah Baghdadi. Mereka kukuh dengan klaim bahwa sosok yang asli terluka dalam operasi militer. "Kami telah menganalisis video tersebut...dan menemukan bahwa itu tak lebih dari sekesar lelucon," kata Brigadir Jendera Saad Maan, juru bicara Kementerian Dalam Negeri kepada Reuters. (Riz) (Elin Yunita Kristanti) - See more at: JIHAD AROGANSI

Siapa yang tak kenal , Romawi merupakan tempat kuno di Eropa yang menjadi sumber kebudayaan Barat. Terletak di Semenanjung Apenina (sekarang Italia). Batas-batasnya adalah : Sebelah Utara semenanjung Apenina bersambung dengan daratan Eropa yang terdapat pegunungan Alpen sebagi batas alam yang memanjang. Sebelah Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis, Sebelah Utara memisahkan Italia dengan Swiss dan Austria. Sebelah Timur Laut dengan Yugoslavia.

Republik Italia (Repubblica italiana), adalah sebuah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan corak parlementer di Eropa Selatan. Italia berbatasan dengan Perancis, Swiss, Austria, dan Slovenia di sepanjang Pegunungan Alpen di utara. Selain Semenanjung Italia, negara ini juga meliputi Sisilia dan Sardinia (dua pulau terbesar di Laut Tengah), beserta banyak pulau lain yang lebih kecil di selatan. Kawasan pesisir negara ini berhadapan dengan Laut Liguria, Laut Tirenia, Laut Ionia, dan Laut Adriatik yang kesemuanya berhubungan langsung dengan Laut Tengah. Negara merdeka San Marino dan Vatikan adalah enklave di Italia, sedangkan Campione d'Italia adalah eksklave Italia di Swiss. Wilayah Italia meliputi kira-kira 301.338 km persegi dan dipengaruhi oleh iklim sedang.

Dengan populasi sejumlah 60,8 juta jiwa, Italia merupakan negara berpenduduk terbanyak kelima di Eropa, dan terbanyak ke-23 di dunia. Roma, ibu kota Italia, selama berabad-abad lamanya telah menjadi pusat politik dan keagamaan Barat, yakni sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi dan situs Tahta Suci. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, Italia terus-menerus diserang oleh bangsa-bangsa asing, dari orang-orang Jermanik seperti Langobardi dan Ostrogoth, sampai Bizantium dan Norman, di samping yang lainnya.

Berabad-abad kemudian, Italia menjadi tempat kelahiran republik-republik maritim dan Renaisans , yakni gerakan intelektual yang penting dalam membentuk pemikiran bangsa Eropa. Pada abad ke-15, seiring meluasnya Renaisans, lagi-lagi Italia menjadi pusat budaya Dunia Barat, tetapi setelah beberapa kali terjadi Perang Italia pada abad ke-16, Italia menjadi di bawah dominasi kuasa asing, yaitu Perancis, Spanyol, dan Austria. Pada sebagian besar sejarah pasca-Romawi, Italia terpecah-pecah menjadi beberapa kota dan negara regional (seperti Republik Venesia, Kerajaan Sardinia, Kadipaten Milan dan negara-negara kepausan).

Setelah Risorgimento, yakni serangkaian kerusuhan atau disebut pula perang kemerdekaan untuk mencapai unifikasi pada tahun 1861, diproklamasikanlah Kerajaan Italia yang hanya bertahan sampai tahun 1946, kemudian diikuti oleh 20 tahun fasisme yang berakhir seiring kekalahan pada Perang Dunia II, Italia kemudian berubah menjadi republik setelah referendum konstitusi.

Pada akhir abad ke-19, selama Perang Dunia I sampai Perang Dunia II, Italia memiliki sebuah kekaisaran kolonial. Italia modern adalah sebuah republik demokratis. Italia menduduki peringkat 24 negara termaju di dunia dan termasuk dalam 10 besar negara dengan Indeks Kualitas Hidup terbaik di dunia pada tahun 2005.

Pada tahun 2010, sebagai ekonomi terbesar ke-8 di dunia, Italia adalah negara dengan standar kehidupan yang sangat tinggi, Indeks Pembangunan Manusia-nya mencapai 0,854; dengan angka harapan hidup sebesar 81,4 tahun, dan memiliki PDB per kapita yang tinggi Italia adalah anggota pendiri Uni Eropa dan berada dalam Zona Euro. Italia adalah juga anggota G7, G8, G20, dan NATO.

Italia memiliki cadangan emas ketiga terbesar di dunia, PDB (nominal) terbesar ke-8, PDB (KKB) terbesar ke-10, dan anggaran pemerintah ke-6 terbesar di dunia. Italia juga merupakan anggota pendiri Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Majelis Eropa, dan Uni Eropa Barat; selain itu Italia turut serta dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Perjanjian Schengen. Italia memiliki anggaran pertahanan terbesar ke-9 di dunia dan berbagi persenjataan nuklir bersama-sama NATO. Italia memiliki banyak Situs Warisan Dunia menurut UNESCO dan merupakan negara kelima paling sering dikunjungi di seluruh dunia. Italia memainkan peran penting dalam militer, kebudayaan, dan bidang diplomasi Eropa dan dunia.

Pengaruh politik, sosial, dan ekonomi negara ini di Eropa menjadikannya sebagai salah satu kekuatan utama di kawasan Negara ini memiliki taraf pendidikan umum yang tinggi dan merupakan negara yang sangat global. Negara ini adalah Negara besar sampai dimana Arogansi kekuatan ISIS.Dan betulkah ISIS sudah menguasai SurIa-Irak ?....
padahal ISIS ini kan perlawanan ibarat Cuma Tabrak Lari.

======================================================================== Target ISIS Setelah Irak dan Suriah: Roma, Italia Sebagaimana uangkapan Liputan6.Com atas ketak puasan ISIS di Suria dan Irak kemudian membagun cita-cita ingin melanjudkan mimpinya ke Eropa lalu seluruh dunia , sesuatu yang sangat begitu badut.. Lanjudnya (liputan6) Abu Bakr al-Baghdadi, telah memproklamirkan diri sebagai khalifah Daulah Islamiyah yang membentang di Irak dan Suriah, sebuah bahasa arogansi mengancungkan janji, mempimpin pendudukan Roma , mengajak kaum muslimin untuk migrasi ke “negara”nya dan untuk berjuang di seluruh dunia di bawah naungannya...
Lanjud pada link ini .

 klik DISNI

(Source)

Monokultural Versus Multikultural


Indonesia yang sampai sekarang tetap bersatu bagi banyak orang di berbagai negara Eropa, Amerika Latin, Afrika, dan Asia tetap merupakan realitas yang sulit mereka pahami. Dari waktu ke waktu saya mendengar pernyataan kalangan terpelajar dari wilayah-wilayah tersebut tentang bagaimana mungkin sebuah negara yang terdiri dari begitu beragam suku bangsa, budaya, adat istiadat, bahasa, dan agama bisa bersatu dalam sebuah negara-bangsa.
Karena itu, Indonesia yang wilayahnya terpisah-pisah di antara lautan, laut dan selat-menjadi benua atau negara maritim, sejak waktu yang lama sampai sekarang masih dianggap sebagai keajaiban (miracle), misalnya oleh Edward Ellis Smith, Indonesia: The Inevitable Miracle (1973). Atau sebagai “tidak mungkin” seperti terlihat dalam judul karya Elizabeth Pisani,Indonesia Etc: Exploring Improbable Nation (2014) -negara-bangsa yang tidak mungkin dibayangkan (bisa bersatu).

Indonesia yang beragam, bineka atau multikultural, dalam perspektif historis dan sosiologis Eropa sulit dibayangkan bisa bertahan dalam waktu panjang. Pengalaman historis Eropa yang monokultural tapi penuh perang intra-etnis kaukasian (kulit putih), konflik intrabudaya dan intraagama yang berdarah-darah abad demi abad.

Berhadapan dengan realitas historis semacam ini, tidak heran kalau Eropa terpecah belah menjadi sangat banyak negara (kini 53 ditambah enam wilayah protektorat). Perpecahan itu kini kelihatan belum berhenti. Ancaman separatisme untuk pembentukan negara baru terlihat di Flanders, berbahasa Flemish/Belanda dan Walloon yang berbahasa Prancis (keduanya di wilayah Belgia), Catalunya dan Basque (di kawasan Spanyol), Venesia dan Tyrol Selatan (di wilayah Italia), Pulau Korsika (termasuk Prancis)-untuk menyebut beberapa nama saja. Cukup banyak di antara negara Eropa yang telah lama eksis atau yang tengah berjuang memerdekakan diri berpenduduk hanya ratusan ribu orang.

Sebaliknya, bagi penulis “Resonansi” ini yang sering mengadakan perjalanan ke berbagai negara di Eropa, juga merasa heran kenapa kawasan yang tidak begitu beragam, monokultural, cenderung mudah dan cepat terpecah belah. Padahal, masyarakat di wilayah tersebut secara historis dan sosiologis cenderung “seragam” secara etnis atau ras, budaya, dan agama.

Tetapi, pengalaman historis, sosiologis, dan keagamaan itu sering digunakan kalangan akademis dan pengamat Eropa untuk melihat Indonesia. Di antara mereka, misalnya, penulis Belanda, JS Furnivall, dalam bukunya, Netherlands East Indies: A Study of Plural Economy(1939). Melihat Indonesia dari perspektif Eropa, Furnivall meramalkan skenario kehancuran (doomed scenario) bagi Kepulauan Indonesia. Menurut prediksi dia, bekas wilayah Belanda (Nederland East Indies) ini menjadi berbagai kepingan “negara” begitu Perang Dunia II seusai karena tidak ada satu faktor pun yang bisa menyatukan seluruh suku bangsa dengan berbagai keragaman budaya dan agamanya.

Tapi Indonesia tetap bersatu, meski proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 disertai perang revolusi mempertahankan kemerdekaan dari usaha Belanda kembali menguasai Indonesia. Negara-bangsa ini juga tetap bertahan ketika kalangan pengamat asing meramalkan Indonesia bakal mengalami “Balkanisasi” berikut krisis moneter, ekonomi dan politik 1997-1999. Mundurnya orang kuat Indonesia selama lebih tiga dasawarsa, Presiden Soeharto pada Mei 1998, memunculkan turbulensi politik sangat mencemaskan.

Indonesia tetap dalam kesatuan melewati masa sulit penuh turbulensi politik dan ekonomi itu sejak masa awal kemerdekaan, krisis ekonomi dan politik 1960-an dan terakhir 1997-1999. Mengapa bisa demikian? Penulis “Resonansi” ini berargumen, ada sejumlah faktor historis, budaya, sosial, dan keagamaan yang membuat Indonesia tetap bersatu dan utuh.

Dalam kaitan itu, penting mencatat pandangan Elizabeth Pisani bahwa deklarasi kemerdekaan Indonesia terlihat “kasual” tapi menyenangkan, yang dengan ejaan lama terbaca: “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya”. Djakarta, 17 Agustus 1945, atas nama bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta.

Kata “d.l.l.” (dan lain-lain) itu menurut Misha Glenny dalam harian the Guardian (24 Juli 2014) yang oleh Pisani dipakai sebagai anak judul bukunya, “Indonesia Etc”, sekali lagi merupakan cara kasual untuk menyatakan kemerdekaan sebuah negara bangsa. Kata “d.l.l.” itu tidak jelas maksudnya; tidak tersirat sama sekali tentang negara-bangsa Indonesia yang dibayangkan. Juga tidak ada tentang identitas negara Indonesia, tapi banyak hal bisa tercakup di dalamnya.

Mengapa Indonesia tetap bisa bersatu? Mengulas buku Pisani, Joshua Kurlantzick dalam the New York Times (1 Agustus 2014) mencatat, “[Indonesia] has welded so much difference together through collectivism in villages and clans-collectivism that makes people more secure in their daily lives. Its citizens have generally fostered a level of cultural tolerance rare in such large nations.” Kolektivisme dan toleransi budaya (dan juga agama), itulah di antara faktor terpenting yang membuat Indonesia tetap bersatu.

Akankah Jepang Berbalik dari Pasifisme dan Memasuki Perang?


Apakah terpenggalnya kepala Kanji Goto, wartawan Jepang yang terjadi pekan ini dan eksekusi terhadap sandera Jepang lainnya bernama Haruna Yukawa yang dilakukan seminggu sebelumnya, akan mendorong Jepang untuk terlibat semakin mendalam di Timur Tengah dan secara umum akan semakin memancing negara ini untuk membuat kebijakan asing yang berasas pada gerakan-gerakan militer?

Penyebaran video eksekusi James Foli, reporter Amerika telah menjadi peristiwa pertama yang membuka peluang bagi Amerika untuk memberikan dukungan umum pada serangan udara anti ISIL. Keikutsertaan Perancis dalam koalisi ini juga mengalami peningkatan tajam sejak terjadinya serangan teroris di Paris bulan lalu.

Kini muncul pertanyaan, apakah terpenggalnya kepala Ganji Goto, wartawan surat kabar Jepang yang terjadi pekan ini, dan eksekusi terhadap Haruna Yokawa, seminggu sebelumnya, akan mendorong Jepang untuk terlibat secara lebih mendalam di Timur Tengah dan secara umum akan lebih menggerakkannya untuk menciptakan kebijakan asing yang bersandar pada dinamika-dinamika militer?

Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang melalui janjinya untuk melakukan sesuatu sehingga para teroris membayar kerugian yang dialami oleh Jepang, tampaknya ia ingin menyatakan perang terhadap ISIL. Akan tetapi benarkah Abe ingin membawa negaranya untuk mengesampingkan ‘Pasifisme’ yang menjadi kebijakan asing negara ini?

Menurut pasal 9 Konstitusi Dasar Jepang yang ditulis oleh Amerika pasca PD II, ditegaskan bahwa Jepang akan menutup mata dari perang sebagai sebuah hak kedaulatan nasional ketika terancam atau tidak akan menggunakan pasukan untuk terlibat dalam konflik-konflik internasional. Akan tetapi untuk beberapa waktu lamanya, Jepang talah menyingkirkan sikap ini.

Pada tahun 1992, Parlemen Jepang memutuskan sebuah hukum yang melanggar apa yang dipertentangkan oleh umum mengenai kebolehan pasukan Jepang untuk ikut berpartisipasi dalam operasi-operasi perdamaian, dan mereka melakukan hal ini dalam beberapa kasus termasuk perang Irak.

Langkah ini diambil oleh Shinzo Abe untuk mempercepat lajunya kemiliteran Jepang dalam pemerintahannya. Hingga batasan tertentu Abe juga mengurangi pelarangan ekspor persenjataan, ia juga mengemukakan analisa ulang mengenai rasionalitas sejarah Perang Dunia II dimana berdasarkan hal tersebut, negara ini hingga kini mengaku sangat malu dengan tindakan-tindakan yang dilakukannya pada masa perang.

Kabinetnya mengemukakan definisi baru mengenai pasal 9 Konstitusi ِDasar, bahwa pasukan negara ini bisa membela mitranya ketika mitranya tersebut--terutama Amerika--diserang oleh musuh gabungan.

Tentunya Parlemen Jepang harus memutuskan hukum ini terlebih dahulu sebelum pasukan bisa melakukan langkah-langkah tersebut.

Motivasi utama terjadinya proses perubahan ini adalah kekhawatiran Jepang terhadap kekuasaan dan kemajuan China, serta ancaman nuklir dari kelompok utara, akan tetapi Abe juga telah terlibat dalam konflik-konflik di luar Jepang.

Bulan lalu, sebelum muncul krisis penyanderaan, Abe sepakat untuk membayar 200 juta dolar ke negara-negara yang terlibat perang dengan ISIL.

Ia juga melakukan lawatan ke Kairo, dan mengatakan, “Jika kita membiarkan teroris dan senjata pemusnah massal menyebar bebas di kawasan ini, maka kerugian yang akan dialami oleh masyarakat internasional tidak bisa lagi dihitung.”

Tampaknya kematian Goto bisa mempertegas keputusan Abe untuk memperluas aktivitas-aktivitas militernya. Akan tetapi ini bertentangan dengan keinginan masyarakat umum di Jepang.

Jajak pendapat yang dilakukan pada musim semi lalu menunjukkan bahwa 64 persen dari warga Jepang menentang langkah yang diambil oleh Perdana Menterinya untuk menulis ulang konstitusi.

Yang lebih penting dari itu semua opini umum Jepang tidak terpengaruh oleh penyanderaan warga negara ini di luar perbatasan Jepang.

Menurut laporan BBC, saat sekelompok aktivis perdamaian Jepang yang disandera di Irak pada tahun 2004, kembali ke negaranya, mereka justru menerima pelecehan di bandar udara dan terpaksa harus menyembunyikan diri dari khalayak untuk beberapa bulan.

Ibu Goto dan ayah Yukawa pun pada pernyataan terpisah yang disampaikannya, masing-masing malah meminta maaf kepada pemerintah karena anak-anak mereka telah menimbulkan kekhawatiran bagi Jepang.

Sebagian kalangan di Jepang menuduh kebijakan asing yang aktiv dari Abe lah yang menjadi penyebab kematian Goto dan Yukawa.

ISIL pada awalnya meminta imbalan 200 juta dari Jepang untuk membebaskan para sandera Jepang, angka yang persis dengan jumlah yang dijanjikan oleh Abe pada bulan April lalu kepada negara-negara yang yang tengah terlibat perang dengan ISIL.

ISIL meminta kepada pemerintah Jepang untuk menghentikan dukungan bodohnya pada upaya-upaya militer Amerika.

Mengenai insiden yang menimpa dua sandera Jepang ini, para penentang perubahan konstitusi berkeyakinan bahwa kemiliteran Abe telah menyebabkan warga Jepang menjadi target ISIL.

Sementara Abe dan para mitranya menganggap peristiwa yang menurut salah satu diplomat Jepang seperti Peristiwa 11 September bagi Jepang, merupakan sebuah indikasi bahwa Jepang tak mampu lagi menghadapi berbagai ancaman dan terisolir, dan sebagian besar opini umum Jepang menganggapnya sebagai sebuah alasan bagi Jepang untuk tidak ikut terlibat dalam masalah-masalah trans-perbatasan.

Terkait Berita: