Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Libyia. Show all posts
Showing posts with label Libyia. Show all posts

Lebih dari 180 Anak-anak di Culik ISIS di Mosul

Sekelompok anak-anak yang direkrut oleh militan Takfiri ISIS

Kelompok Takfiri ISIS telah menculik lebih dari 180 anak-anak di Mosul Irak selama beberapa hari terakhir, kata seorang pejabat Kurdi Irak.

Saeed Mamouzini, seorang pejabat senior Partai Demokrat Kurdistan Irak (PPK), mengatakan pada Sabtu (25/7/15) bahwa anak-anak, berusia antara 10 dan 15, telah dipindahkan ke kamp-kamp militer ISIS di Mosul untuk dilatih.

“Selama beberapa hari terakhir, militan ISIS menculik 182 anak-anak dari kota Mosul … Anak-anak dipindahkan ke pusat-pusat pelatihan militer dan operasi bunuh diri,” media mengutip yang dikatakan Mamouzini.

Angka terbaru menunjukkan kelompok militan telah menculik sekitar 1.500 anak-anak sejak mereka merebut kota ini lebih dari setahun yang lalu.

Kelompok Takfiri menggunakan anak-anak di Suriah dan Irak untuk melakukan serangan teroris dan eksekusi.

Beberapa video yang dirilis oleh teroris ISIS menunjukkan anak-anak atau remaja mengeksekusi tentara ditangkap dan warga sipil di Irak.

Laporan media juga menunjukkan bahwa kelompok teroris ISIS mengajar anak-anak untuk melakukan pemenggalan dengan memperlihatkan video pemenggalan di kamp-kamp pelatihan.

Kelompok Takfiri juga merekrut remaja dan anak-anak di daerah yang mereka kendalikan di Suriah dan Irak dengan menawarkan hadiah atau mengancam sertan mencuci otak mereka.

Sebuah adegan yang diambil dari sebuah video ISIS yang konon memperlihatkan seorang anak yang direkrut oleh kelompok teroris Takfiri, memenggal kepala seorang perwira Suriah.

Anak-anak menjalani pelatihan militer, dan diberi indoktrinasi garis keras setelah mereka direkrut.
Kekerasan telah melanda bagian utara dan barat Irak sejak ISIS meluncurkan serangan teror mematikannya pada bulan Juni 2014, dan menguasai beberapa di wilayah Irak.

Kelompok teroris ISIS terkenal akan kebiadaban, dan kekejamannya serta tindakan asusila. Militan dituduh melakukan pelanggaran HAM berat dan kejahatan perang di wilayah yang mereka kuasai di Suriah, Irak, dan Libya. []

(MahdiNews/ABNS)

Takfiri Remaja ISIS Penggal Tentara Suriah dalam Video Baru

Sebuah adegan yang diambil dari dugaan sebuah video ISIS memperlihatkan seorang anak yang direkrut oleh kelompok teroris Takfiri, memenggal kepala seorang tentara Suriah.

Kelompok teroris Takfiri ISIS telah merilis sebuah video baru yang memperlihatkan seorang remaja yang direkrutnya memenggal kepala seorang tentara Suriah.

Rekaman, diterima oleh badan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Jumat (17/7/15), memperlihatkan seorang remaja yang usianya tidak bisa dikonfirmasi, dengan pisau ditanganya menduduki tentara Suriah yang berlutut disampingnya.

Dalam video tersebut, tentara itu mengakui bahwa ia ditawan oleh kelompok ISIS ketika ia berada di Istana al-Heer di dekat kota kuno Palmyra, di provinsi Homs tengah. Kemudian, didampingi teroris dewasa, yang berada didepan remaja itu, membawa kamera dan mengancam penonton.

“Tujuan kami bukan hanya Palmyra atau Homs atau Damaskus tetapi tujuan kami adalah untuk menaklukkan al-Quds (Yerusalem) dan Roma, insya Allah.”

Kemudian, remaja yang mengenakan ikat kepala hitam itu dengan dibantu para teroris dewasa, memaksa tawanan berbaring di bawahnya sehingga remaja itu bisa menarik kepala tentara itu dan menyembelih kepalanya dengan pisau kecil.

Setelah pemenggalan kepala tentara itu, ia memegang kepala korbannya meniru pose yang biasa dilakukan oleh anggota ISIS dalam ritual pemenggalan yang mengerikan.

Teroris dewasa menyebut anak itu dengan sebutan “anak Khilafah”, yang diyakini telah menjalani pelatihan militer, dan diberi indoktrinasi garis keras setelah mereka direkrut.

Sebuah adegan yang diambil dari video yang berjudul “Al-Farouq Institut Cubs” diklaim memperlihatkan pelatihan anak di kamp pelatihan anak-anak.

Insiden mengerikan itu menegaskan laporan tahun 2.014 oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB bahwa kelompok teror “telah mendirikan kamp-kamp pelatihan untuk merekrut anak-anak dijadikan teroris bersenjata dengan kedok pendidikan.”

“Di kamp, itu anak-anak di latihan dengan senjata dan menerima pendidikan agama … Adanya kamp tersebut tampaknya menunjukkan bahwa ISIS secara sistematis memberikan pelatihan militer untuk anak-anak,” terbaca dalam laporan itu.

Kelompok teroris ISIS sangat terkenak dengan kebiadaban, kekejaman dan keji-kejian, serta tindakan asusilanya. Para militan dituduh melakukan pelanggaran HAM berat dan melakukan kejahatan perang di wilayah yang mereka kuasai di Suriah, Irak, dan Libya.

Konflik di Suriah yang dimulai pada bulan Maret 2011, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 230.000 jiwa.

Kekerasan juga telah memaksa lebih dari 3,8 juta warga Suriah mengungsi ke negara-negara tetangganya, sementara lebih dari 7,2 juta lainnya telah mengungsi di dalam Suriah, menurut PBB.
(Mahdi News/ABNS)

Penulis Hungaria Krasznahorkai menang 2015 Man Booker Prize

Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai, pemenang 2015 Man Booker Prize International

Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai telah memenangkan 2015 Man Booker International Prize untuk "prestasi dalam fiksi di panggung dunia."
Krasznahorkai mengalahkan 9 penulis lain terpilih untuk penghargaan tahun ini, termasuk Amitav Ghosh dari India, Ibrahim al-Koni dari Libya, Mia Couto dari Mozambik dan Fanny Howe dari Amerika Serikat.
Kepala panel juri Marina Warner dijelaskan Krasznahorkai sebagai "seorang penulis visioner intensitas yang luar biasa dan jangkauan vokal, yang menangkap tekstur keberadaan masa kini dalam adegan yang menakutkan, aneh, menggemparkan komik, dan sering shatteringly indah."
 
Penulis 61-tahun telah memutuskan untuk membagi hadiah £ 15.000 penerjemah diberikan secara terpisah antara dua penerjemah karyanya, penyair Inggris kelahiran Hungaria George Szirtes dan Hungaria kritikus sastra Ottilie Mulzet.
 
Krasznahorkai mulai terkenal setelah publikasi novel pertamanya, "Satantango," pada tahun 1985. Cerita komik muram kemudian diadaptasi untuk bioskop bekerjasama dengan pembuat film Hungaria diakui Bela Tarr.
"The Melancholy of Resistance" kemudian memenangkan Krasznahorkai Jerman Bestenliste Prize untuk yang terbaik karya sastra tahun pada tahun 1993.
 
Krasznahorkai juga telah memenangkan Kossuth Prize, penghargaan yang disponsori negara tahunan, yang diberikan oleh Majelis Nasional Hongaria mengakui prestasi pribadi dan kelompok yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya dan seni.
 
The Man Booker International Prize adalah senilai £ 60.000 dan diberikan setiap dua tahun untuk seorang penulis yang hidup kebangsaan manapun untuk tubuh bekerja diterbitkan dalam bahasa Inggris atau tersedia dalam terjemahan bahasa Inggris.(TE / HJL)

Pemimpin Mossad Al-Qardhawi: ucapkan terima kasih kepada Amerika


Yusuf al-Qardhawi ucap terima kasih kepada Amerika kerana membekalkan senjata kepada pemberontak Syria. Ketua Kesatuan Ulama ini turut berkeyakinan bahawa kemenangan pemberontak tidak akan menjadi ancaman kepada Israel.

Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA) - Beberapa laman sosial "Facebook" dan "Twitter" didapati menyebarkan video lama ketua Kesatuan Ulama Islam, Yusuf al-Qardhawi yang mengucapkan terima kasih kepada Amerika Syarikat atas pendirian mereka terhadap regim Syria. Laman-laman tersebut turut memfokuskan keyakinan Yusuf al-Qardhawi bahawa kemenangan Amerika dan pengganas di Syria tidak akan menjadi ancaman kepada Israel.

Yusuf al-Qardhawi dalam khutbah Jumaat beberapa bulan lalu di masjid Jami' Umar bin al-Khattab, ibukota Qatar, Doha berkata, "Kami berterima kasih kepada Amerika Syarikat kerana menyediakan senjata kepada pejuang-pejuang dan kami minta lebih banyak lagi."

Al-Qardhawi menimbulkan tanda tanya, "Amerika takut dengan Israel, dan khuatir sekiranya pemberontak menang di Syria mereka akan pergi ke Israel?... dari mana datangnya kata-kata ini?"
"Mengapa Amerika tidak bertindak seperti yang dilakukannya terhadap Libya? Amerika hendaklah membela rakyat Syria, sekiranya dia berhenti maka kejantanannya pun turut berhenti.

Kami mengucapkan terima kasih untuk semua hal, dan kami menunggu tambahan beberapa senjata "bukan perang" untuk rakyat Syria, Amerika takut kemenangan rakyat di Syria dan mereka akan pergi ke Israel, dari mana kamu bawa kata-kata ini?
Kamu tidak lakukan seperti yang dilakukan terhadap Libya, kami mahu Amerika berhenti setelah kejantanannya turut berhenti, berhentilah kerana Allah."

Memahami dan Menangkal Laju ISIS


Oleh: Novriantoni Kahar

Dari apa yang saya baca soal perkembangan sepak terjang ISIS (Islamic State of Iraq and Syam), rasa merasa fenomena gerakan ini akan bertahan lama, dan mungkin akan lebih dahsyat dari pendahulunya, al-Qaidah. Jelas pula bahwa saat ini ISIS sudah lebih besar dari al-Qaidah dengan beberapa pencapaian fantastis seperti penguasaan wilayah, kontrol terhadap sumber daya dan dana yang lebih besar dan pasti, serta jumlah relawan dan simpatisan yang kian bertambah. Jadi, sangat wajar bila banyak negara yang kini ekstra waspada dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan dan kejutan-kejutan ISIS, para pengikut, dan simpatisannya. 

Dari bacaan saya pula saya menyimpulkan beberapa hal penting menyangkut ISIS. Yang kentara, kuatnya ISIS tidak terlepas dari banyak faktor. Kegagalan transisi demokrasi di Irak, Mesir, Libya, Yaman, dan Suriah telah menyebabkan kondisi yang tidak stabil, menimbulkan konflik sektarian, bahkan kecamuk perang saudara di kawasan Timur Tengah. Jelas sekali, kini daerah-daerah perbatasan di kawasan banyak yang menjadi tanah air para jihadis. Kecuali Mesir, Iran, dan Turki, hampir semua daerah perbatasan Timur Tengah rentan sekali berganti tuan. 

Inilah yang menjelaskan kenapa Mesir sangat ketat menjaga dan mengawasi dinamika di perbatasan seperti di Rafah, hal yang sangat ironis bagi rakyat Gaza yang digempur Israel. Kegagalan Musim Semi Arab di Suriah juga telah menyebabkan negeri Syam itu menjadi lahan terbuka bagi persengketaan regional kekuatan dominan kawasan seperti Saudi, Iran, dan Turki. Lemahnya pemerintahan Irak sejak jatuhnya Saddam Husein ikut menggenapkan perbatasan Irak-Suriah sebagai ibukota terorisme sebagaimana perbatasan Afganistan-Pakistan di tahun 1980-1990an. 

Di daerah inilah kaum salafi-jihadi semacam ISIS dan lainnya menemukan pangkalan yang aman (qaidah aminah) untuk bertunas dan berkecambah. Bukan kebetulan pula mereka berkumpul di sana karena mereka sesungguhnya difasilitasi secara masif, sistematis, dan terstruktur, oleh negara-negara yang ingin melepaskan diri dari ekstremisme kaum salafi. Negara-negara ini mengekspor kaum salafi-jihadi untuk berjihad di luar negeri dengan mengibarkan panji-panji perseteruan sektarian Sunni-Syiah guna menumbangkan rezim Bashar Assad yang dibekeng Iran dan Hizbullah. Di pihak lain, rezim Assad pun senang hati masuk ke kancah perang melawan terorisme, bahkan melepaskan banyak kaum salafi-jihadi di saat-saat kencangnya tuntutan perubahan rezim karena itu untuk sementara waktu menyelamatkan eksistensi rezimnya. 

Namun ISIS tak akan sekuat sekarang jika tidak terjalinnya koalisi tidak biasa (unorthodox coalition) dengan banyak pihak seperti centeng-centeng dan suku-suku lokal yang terpinggirkan, kaum pragmatis dan oportunis dari berbagai negara, bahkan bekas elit rezim Saddam Hussein yang menaruh dendam terhadap pemerintahan Irak saat ini. Koalisi tidak biasa inilah yang memudahkan ISIS untuk menguasai kota terbesar kedua Irak, Mosul, setelah bermarkas lama di Raqqa, Suriah, ibukota kekhilafahan ISIS yang sesungguhnya. Jangan pula heran dengan kekuatan ISIS karena mereka pun telah menguasai beberapa ladang minyak Suriah dan Irak dan sempat pula berdagang minyak dengan rezim Assad yang sedang dalam prahara. 

Sumber pendapatan lain mereka antara lain dari aksi-aksi penculikan warga asing dan tuntutan tebusan. Selama empat tahun terakhir, setidaknya ISIS dan kelompok-kelompok sejenisnya paling kurang telah mendapatkan 70 juta dolar Amerika dari uang tebusan dari hasil penyanderaan. Lalu apa yang membedakan ISIS dari pendahulunya, al-Qaidah, yang sampai kini masih menganggap ISIS sebagai anak bawang mereka walau sesungguhnya ISIS telah jauh lebih kuat? 

Pertama, karena kemunculan ISIS sangat dipicu oleh nuansa persengketaan sektarian Sunni-Syiah di Suriah dan kawasan, maka permusuhan internal mereka terhadap sesama umat Islam jauh lebih radikal dibandingkan al-Qaidah sekalipun. Lihatlah betapa bangganya mereka membantai warga Syiah yang mereka tahan di Mosul dan tempat-tempat lainnya. Karena itu, berbeda dari al-Qaidah yang lebih banyak melampiaskan retorika dan amarah mereka kepada Amerika dan Barat, ISIS kini justru menganggap aksi jihad mereka bertujuan untuk membebaskan diri dari penjajahan Persia dan Dinasti Safawi terhadap tanah Irak pasca runtuhnya rezim Saddam di tahun 2003. 

Jadi, walau sesama varian kaum salafi-jihadi, al-Qaidah lebih banyak menyasar kepentingan dan fasilitas musuh jauh (far enemy) seperti Amerika dan sekutunya, sedangkan ISIS lebih mencanangkan perang melawan musuh terdekat lebih dulu (near enemy first), baik itu Syiah, muslim tradisional dan kaum sufi (yang mereka anggap tidak cukup murni keislamannya), serta umat Kristen dan agama lokal. Kedua, dengan kemunculan ISIS, pemuka salafi-jihadi tradisional semacam bos al-Qaidah, Ayman al-Zawahiri, pun tampak kurang ekstrem. Berkali-kali al-Zawahiri mengingatkan ISIS untuk bertindak moderat, menghindari konfrontasi terhadap sesama muslim seperti Syiah, menghormati warga sipil, hak-hak tawanan dan etika perang, serta hanya menculik warga asing demi menuntut pembebasan rekan jihadis yang mendekam di tahanan. 

Namun ISIS, dari berbagai publikasi mereka justru dengan bangga mempertontonkan aksi-aksi brutal mereka terhadap musuh-musuh dekat mereka. Mereka meledakkan rumah ibadah yang dianggap kurang sesuai standar salafi, membunuh warga Syiah, mengultimatum, mengintimidasi dan menghabisi ribuah umat Kristen Irak dan dan pengikut agama lokal seperti kaum Yazidis. Ketiga, dibandingkan al-Qaidah, magnet ISIS untuk mendapat pendukung akan jauh lebih kuat. Ini tak lepas dari impian—kalau bukan ilusi lama umat Islam—akan perlunya menegakkan kembali kekhilafahan Islam universal yang sudah runtuh 80 tahun lalu. 

Dengan mendeklarasikan tegaknya Khilafah, ISIS memang dianggap gegabah oleh sebagian, tapi justru dianggap selangkah lebih maju oleh sebagian lain dibandingkan gerakan Islam radikal lainnya. Dan itu menambah daya pikat mereka di kalangan jihadis seluruh dunia. Inilah yang menjelaskan mengapa banyak kelompok salafi-jihadi yang berbaiat kepada mereka, baik di Indonesia, Thailand Selatan, maupun Filipina Selatan. Kita belum lagi tahu sejauh apa peluang Khilafah ala ISIS akan bertahan. Yang jelas, slogan—dan mungkin juga doa mereka—tiada lain adalah agar kekhilafah yang sudah tegak ini dapat kekal dan bertahan (baqiyah). 

Prediksi saya, besar kemungkinan ekspansinya akan tertahan di seputar Irak, Suriah, dan mungkin saja Libanon, dan ke depan mungkin hanya akan menjadi negara ultra-puritan yang dapat melampaui kekolotan Kerajaan Wahabi Saudi. Namun begitu, apa yang harus kita perbuat demi membendung ekspansi ideologis dan menahan jumlah follower ISIS di kalangan muslim Indonesia? Satu, pemerintah jangan pernah lagi mengaggap enteng letupan-leputan sektarian yang bernuansa agama yang pernah marak semasa rezim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ISIS adalah makhluk semacam belut yang akan hidup dan bertumbuh di air keruh ketegangan dan ketidakstabilan. 

Semakin kuat letupan sosial dan konflik sektarian yang disertai oleh lemahnya kontrol kekuasaan terhadap keadaan, akan kian aman mereka berkembang. Dalam banyak laporan, menguatnya retorika-retorika anti-Syiah maupun anti-Kristen seperti di Indonesia dan Malaysia tidak lepas dari pengaruh ISIS secara khusus dan imbas konflik Timur Tengah secara umum. Dua, musuh terbesar perkembangan ISIS adalah kaum muslim kultural yang ingin mengamalkan agama secara bersahaja seperti warga NU, kaum sufi, maupun muslim kebanyakan. Umat Islam tradisional yang mayoritas ini harus bangga mengamalkan corak Islam yang rahmatan lil alamin itu dan jangan sekali-kali tergiur dan tergoda oleh propaganda sektarian kaum salafi yang merasa keislaman mereka lebih murni. 

Saya membayangkan, asalkan muslim tradisional dan muslim yang mengamalkan Islam yang ramah ini masih kuat, akan sulit bagi ideologi ISIS untuk tumbuh dan mengakar di Indonesia. Tiga, selain mengharapkan muslim Indonesia tetap ramah dan menjadi rahmat bagi sesama, pemerintah dan kita semua juga perlu pro-aktif dalam mempromosikan dan menanamkan ajaran dan amalam keagamaan yang toleran sejak dini. Kita misalnya perlu mengajarkan Islam cinta di sekolah-sekolah, entah lewat kurikulum formal atau pun pelajaran ekstra kurikuler. Tidak sulit melakukannya kalau pemerintah mau. Misalkan dengan mengenalkan dan meresapi sajak-sajak pendek dan manis dari Jalaluddin Rumi. 

Saya membayangkan, ideologi dan persebaran Islam kebencian dan amarah semacam ISIS akan membentur anti-virus yang kokok jika kita semua pro-aktif dalam mempromosikan Islam cinta dan merahmati sesama. Empat, sebagaimana umumnya dunia Islam, Indonesia memerlukan undang-undang khusus yang dengan tegas melakuan pembatasan terhadap syiar-syiar kebencian yang selama ini marak dan secara vulgar dilancarkan oleh kaum salafi dan kaum ekstremis lainnya. 

Di negara-negara maju dan beradab, syiar-syiar kebencian seperti penistaan, ancaman fisik dan pelenyapan nyawa, otomatis akan langsung ditindak oleh aparat penegak hukum. Namun di negeri ini, pelaku syiar-syiar semacam itu, baik di dunia maya maupun dunia nyata, dengan ringannya melenggang dan memenuhi ruang publik kita. Di negeri yang demokratis ini, kita memang wajib menjamin hak dan kebebasan berpendapat dan berserikat, tapi kita juga perlu membatasi hak dan kebebasan itu hanya untuk mereka-mereka yang cinta damai dan bersedia menghargai dan mensyukuri keragaman hayati ini. Tulisan dimuat di satuharapan.com tanggal 11 Agustus 2014. 

Khadafi Bukan Pemimpin Yang Patut Diteladani


Khadafi Bukan Pemimpin Yang Patut Diteladani.




Sejak 1972, rezim Khadafi melarang partai politik. Media massa nasional pun dibelenggu agar tidak “menyesatkan” rakyat dengan pemberitaan kritis kepada pemerintah. Seperti Mao Zedong di China pada 1960an, Khadafi pada 1975 menerbitkan buku panduan ideologi bagi pejabat dan rakyat Libya. Dia menyebutkan sebagai “Kitab Hijau” (Green Book).

Muammar Khadafi adalah seorang kolonel tanpa urat takut.  Pada 1969, di usia muda, dengan nyali yang menyala, dia menjungkalkan tahta raja Libya, satu kudeta yang berhasil, dan membalikkan gerak sejarah negeri itu.

Khadafi akrab dengan kekerasan. Begitu meraih kekuasaan, dia bertahan selama 40 tahun lebih, dengan cara brutal. Tak heran, bila dia kini memakai segala cara, mulai dari menyewa milisi bayaran, hingga memberikan sogokan akan menaikkan gaji pegawai negeri sebesar 150 persen, dan memberi santunan tunai bagi keluarga yang loyal.

Tripoli Dikuasai Pemberontak, Iran Ucapkan Selamat Kepada Rakyat Libya.

Rabu, 24/08/2011 08:08 WIB
Pemberontak Kuasai Markas Khadafi.


Tripoli – Pemberontak Libya telah menyerbu kompleks markas milik Presiden Moammar Khadafi di Bab Al Azizya, Tripoli. Penyerbuan dilakukan setelah melalui perlawanan sengit dengan pasukan setia Khadafi.
“Para pemberontak menerobos gerbang Bab al-Aiziya dan sejumlah pasukan oposisi berhasil memasuki benteng pemerintah di ibukota Libya,” kata koresponden, Al Jazeera, Zeina Khodr seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (24/8/2011).

Aksi saling tembak dan suara desing peluru masih terus terdengar. Bahkan informasi menyebut ada gudang senjata yang sedang dijarah. Nampak seorang anggota pasukan kubu oposisi terlihat menendang dan merusak patung Khadafi di sekitar areal kompleks.

Dalam sebuah wawancara dengan radio, Khadafi mengatakan bahwa penarikan dirinya dari markas besarnya adalah ‘langkah taktis’ setelah markas tersebut diluluhlantakan oleh serangan udara NATO 64.
Dalam pidatonya, Khadafi berjanji mati syahid dan memperoleh kemenangan dalam perang melawan NATO.
Disebutkan ada 400 orang tewas dan 2.000 terluka dalam tiga hari pertempuran antara pemberontak dan pasukan setia kepada Khadafi di ibukota Libya, Tripoli.

Mustafa Abdel Jalil, ketua Dewan Transisi Nasional, mengatakan kepada televisi Prancis-24 bahwa 600 pasukan pro-Khadafi telah ditangkap. Jalil mengatakan bahwa Khadaffi telah melarikan diri.
“Saya berharap bahwa ia bisa ditangkap hidup-hidup sehingga dunia dapat mengetahui tentang kejahatannya,” kata Jalil.

Iran Ucapkan Selamat Kepada Rakyat Libya.


Pemerintah Iran menyampaikan ucapan selamat kepada rakyat Iran atas keberhasilan para pemberontak menembus jantung kota Tripoli, ibukota Libya.

“Republik Islam Iran mengucapkan selamat pada rakyat muslim Libya yang sikap tegasnya dalam beberapa bulan terakhir menggambarkan simbol lain gerakan populer di wilayah tersebut,” demikian statemen Kementerian Luar Negeri Iran seperti diberitakan kantor berita resmi Iran, IRNA.

“Pergerakan populer di Libya sekali lagi menunjukkan bahwa mengikuti tuntutan sah rakyat dan menghormati opini mereka merupakan keharusan yang tak terbantahkan,” demikian statemen kementerian seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/8/2011).

“Seperti biasa, Republik Islam Iran siap berbagi pengalamannya tentang jalan untuk mewujudkan kebebasan, keadilan dan pembangunan dengan saudara bangsa Libya,” tandas kementerian.
Sejak pergolakan di Libya terjadi pada pertengahan Februari lalu, pemerintah Iran mengadopsi dua pendekatan sekaligus. Yakni, mengkritik rezim Muammar Khadafi atas serangan-serangannya terhadap para pemberontak namun di saat yang sama, Iran juga mengecam intervensi militer NATO di Libya.


Pasca sebagian besar wilayah ibukota Libya, Tripoli dikuasai pasukan pemberontak, rezim Muammar Khadafi diklaim telah berakhir. Ribuan rakyat Libya melakukan perayaan kemenangan atas runtuhnya rezim yang bertahan selama 42 tahun tersebut.

Namun, di balik keriuhan perayaan rakyat tersebut, sebenarnya keberadaan Khadafi hingga saat ini masih menjadi misteri. Ada banyak versi menyebut keberadaan Khadafi, antara bertahan di dalam markas terakhirnya yang terletak di Bab al-Aziziya, Tripoli atau telah melarikan diri dari Tripoli dan bersembunyi di suatu tempat.

Seperti dilansir dailymail.co.uk, Senin (22/8/2011), sejumlah pihak mempercayai Khadafi dipercaya bersembunyi di markasnya saat pasukan pemberontak berhasil menguasai Tripoli dalam 24 jam terakhir.
Baku tembak senjata berat terjadi ketika pasukan pro-Khadafi membalas serangan yang dilancarkan ke markas Bab al-Aziziya. Tank-tank pemerintah muncul dari kompleks tersebut dan memulai serangan besar-besar terhadap para pemberontak hingga fajar menjelang.

Warga setempat mengungkapkan, bahwa pasukan pemberontak berusaha merubuhkan tembok markas Khadafi tersebut. Namun serangan balik pasukan pro-Khadafi menghalangi mereka. Khadafi bahkan menempatkan penembak jitu di sekitar markas untuk menghalau para pemberontak.

Kendati demikian, pasukan pemberontak kini mengklaim pihak mereka menguasai 95 persen wilayah Tripoli. Mereka juga menyebut sekitar 1.300 orang tewas terbunuh dalam baku tembak hebat semalam. Hal ini disebabkan oleh penggunaan tank dan truk dengan senjata mesin yang melancarkan serangan ke segala arah.
Versi lain menyebutkan bahwa Khadafi telah melarikan diri dari Tripoli saat pertempuran antara pasukan pemberontak dan pasukan pro-Khadafi pecah. Khadafi disebut-sebut bersembunyi di sebuah bunker di luar kota Tripoli.

Sebagai seorang pemimpin rezim diktator yang berada di ambang kehancuran, Khadafi diberitakan oleh sebuah stasiun televisi lokal telah melarikan diri layaknya seorang pengecut.
Sementara itu, mantan tangan kanan Khadafi, Abdel-Salam Jalloud bahkan berani menyebut Khadafi sebagai pemimpin yang tidak berani bersikap tegas seperti Hitler yang memutuskan bunuh diri.
“Saya pikir tidak mungkin dia akan menyerah. Dia tidak seperti Hitler, yang berani membunuh dirinya sendiri. Saya pikir, revolusi yang tejadi di kota Tripoli tidak akan membantu dia bertahan. Saya percaya rezimnya hanya akan bertahan selama seminggu, atau maksimal 10 hari, tapi mungkin kurang dari itu,” ujar Jalloud yang sebelumnya melarikan diri ke Tunisia dan kini menetap di Roma, Italia, Jumat (19/8) lalu, kepada stasiun televisi Italia.

“Tidak mungkin dia meninggalkan Tripoli. Semua jalan ditutup. Dia hanya bisa pergi dengan adanya perjanjian internasional dan saya rasa pintu itupun sudah tertutup,” imbuh Jalloud.
Bunker persembunyian Khadafi sebenarnya sudah menjadi cerita rakyat di Libya. Diketahui terdapat banyak terowongan bawah tanah yang menghubungkan ke sejumlah wilayah Libya. Bahkan dilaporkan ada ruangan-ruangan besar yang mampu menampung tank, pesawat dan juga menjadi gudang senjata. Khadafi diketahui sering menetap di bunker yang berbeda-beda.

Rahasia terowongan ini terungkap saat pasukan pemberontak berhasil menguasai kota Benghazi pada Maret lalu. Mereka berhasil menemukan serangkaian terowongan dan ruangan-ruangan yang dibangun seluas 100 yards di bawah tanah.

Namun, kompleks bunker yang ada di Tripoli dipercaya jauh lebih besar dibanding lokasi lain. Sejumlah eks tangan kanan Khadafi mengungkapkan, banyak terowongan sepanjang ratusan kilometer yang mengarah ke wilayah selatan Libya, yang dimungkinan menjadi jalur melarikan diri.

Tripoli Dikuasai Pemberontak, Era Khadafi Diklaim Telah Berakhir.

Dewan Transisi Nasional Libya mengumumkan berakhirnya era pemerintahan Muammar Khadafi yang berjalan selama hampir 4 dekade. Hal ini menyusul para pasukan pemberontak yang menguasai sebagian besar wilayah ibukota Tripoli.

“Era Khadafi telah berakhir,” ujar Pemimpin Dewan Transisi Nasional Libya, Mustafa Abdel Jalil dalam konferensi pers di Benghazi, Libya timur, seperti dilansir AFP, Senin (22/8/2011).
Lebih lanjut, Abdel Jalil berharap agar Khadafi bisa ditangkap hidup-hidup untuk selanjutnya menjalani proses hukum di pengadilan. Diketahui bahwa sebelumnya Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Khadadi.

Secara khusus, Abdel mengucapkan selamat terhadap rakyat Libya atas ‘kemenangan bersejarah’ ini. Dia juga berterima kasih terhadap tentara NATO atas dukungan militernya selama ini bagi pasukan pemberontak.
Namun, Abdel Jalil menyebut bahwa momen kemenangan sebenarnya diraih saat Khadafi berhasil ditangkap. Sementara saat ini tidak diketahui keberadaan pemimpin Libya selama 4 dekade tersebut.
“Momen kemenangan yang sebenarnya adalah ketika Khadafi berhasil ditangkap,” tambahnya.
Kendati demikian, Abdel juga mengakui bahwa belum seluruh wilayah Tripoli berada di bawah kendali pasukan pemberontak. Masih ada sedikit kekuatan pasukan pro-Khadafi di Tripoli, hanya saja dalam kondisi yang sangat ‘lemah’.

“Ada sejumlah kekuatan pasukan Khadafi yang mencoba melawan. Dan pasukan pemberontak masih harus melakukan satu dorongan kuat untuk menguasai Bab al-Azizyah (diduga lokasi markas Khadafi),” ujar salah satu koresponden Al Jazeera, Zeina Khodr.

Seperti diberitakan Al Jazeera, Senin (22/8/2011), baku tembak dan pertempuran antara pemberontak dengan pasukan pro-Khadafi yang pecah pada Senin di sejumlah wilayah Tripoli, berujung pada terdesaknya pasukan pro-Khadafi. Wilayah persembunyian Khadafi di Bab al-Azizyah juga dilaporkan ikut terdesak.
Namun sayangnya keberadaaan Khadafi sendiri pasca pertempuran tersebut tidak diketahui pasti.

Uni Eropa: Rezim Khadafi Segera Berakhir.


Uni Eropa meyakini rezim Muammar Khadafi di Libya telah mendekati akhir. Khadafi pun diminta untuk menyerahkan kekuasannya guna menghindari pertumpahan darah lebih jauh.
“Kita sepertinya sedang menyaksikan berakhirnya rezim Khadafi,” kata Michael Mann, juru bicara untuk kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
“Khadafi harus menyerahkan kekuasaan sekarang dan menghindari pertumpahan darah lebih jauh,” imbuh Mann seperti dilansir AFP, Senin (22/8/2011).

Mann juga mengimbau pasukan pemberontak untuk menghormati hukum HAM dan kemanusiaan serta melindungi warga negara. Ditegaskannya, Uni Eropa siap mendukung Libya dengan cara-cara praktis dan konkret dalam beberapa pekan, bulan dan tahun-tahun mendatang.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyerukan Khadafi untuk mengundurkan diri sekarang. Menurut Obama, rezim Khadafi telah berada di titik ujung dengan berhasilnya pasukan pemberontak menembus jatung kota Tripoli.

Terkait Berita: