Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Qatar. Show all posts
Showing posts with label Qatar. Show all posts

Menteri Luar Negeri ISIS Tewas di Hasaka

Tentara Suriah, berhasil memukul mundur ISIL.
Menteri luar negeri kelompok teroris Takfiri ISIS tewas di Hasaka pada Rabu (3/6).
Pasukan Suriah dilaporkan berhasil membunuh Muhammad Ghalab Al-Moghair bersama saudaranya dan dua teroris lain dalam serangan besar di timur laut Suriah.

Pada Mei silam, tentara Suriah juga membunuh Menteri Perminyakan ISIS di Deir Ezzur.

Izzat Ibrahim al-Douri, tangan kanan Saddam Hussein dan komandan senior ISIS, juga tewas dalam operasi pasukan relawan Irak di provinsi Salahuddin di Irak beberapa bulan yang lalu.

Kelompok teroris ISIS yang kini menguasai beberapa wilayah Irak menyerang negara itu pada Juni tahun lalu.

Pejabat senior Irak menyalahkan Arab Saudi, Qatar, dan beberapa negara Teluk Persia Arab atas pertumbuhan terorisme di negara itu.

ISIS diyakini berhubungan dengan intelijen Saudi dan secara tidak langsung didukung oleh rezim Israel.

(Source)

Al Saud Bertemu dengan Para Pemimpin Teroris di Turki


Kalangan diplomatik mengatakan kepada al-Manar bahwa badan intelijen Arab Saudi yang berkerjasama dan berkoordinasi dengan badan intelijen Turki mengadakan pertemuan dengan para pemimpin kelompok teroris di Ankara untuk membahas cara-cara menguatkan dan meningkatkan dukungan keuangan dan senjata kepada kelompok-kelompok teroris.

Dalam pertemuan ini, program-program militer disiapkan untuk menyerang sasaran-sasaran yang telah ditentukan di wilayah Suriah demi meningkatkan tekanan dan serangan terhadap rakyat Suriah.
Kalangan diplomatik menekankan, isu lain yang dibahas dalam pertemuan ini adalah menyatukan kelompok-kelompok teroris dan menghentikan pembunuhan di antara kelompok-kelompok ini.
Kalangan diplomatik ini mengungkapkan, pemerintah Turki menekankan kepada Al Saud bahwa kelompok-kelompok teroris harus dikirim ke gurun Sinai dan mendukung kegiatan-kegiatan subversif di wilayah Mesir.

Kalangan diplomatik mencatat bahwa Al Saud tidak menentang dukungan kehadiran para teroris di Sinai.

Mereka menegaskan, wakil-wakil dari Qatar, Irak, dan Suriah hadir di dalam pertemuan ini yang diadakan di dekat perbatasan Turki dengan Suriah, suatu tempat domisili para pemimpin kelompok teroris dari kelompok teroris ISIL dan kelompok lainnya dan jalan masuk bagi para teroris, tentara bayaran, dan senjata ke Suriah.

(Shabestan)

Data Palsu Perang Puria Jadi Senjata Fitnah Wahabi

MASIH INGAT !!!
Terbongkarnya Fitnah Beruapa Foto-foto dan Berita Palsu Tentang Perang Suriah
 
 
Ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua bahwa betapa liciknya WAHABI dalam menebarkan fitnah hanya untuk mengadudombah ummat islam. 
Sobat pembaca bisa melihat bagaimana kondisi timur tengah ketentraman ummat  islam hampir tak ada lagi akibat ulah kelompok-kelompok paham wahabisme, memerangi mereka yang berbeda paham, menyesatkan mereka, menghalalkan darah mereka  lalu membunuhnya atas nama islam. Ummat Islam menjadi lemah karena di obok-obok dari dari dalam yang pada akhirnya mengharuskan campur tangan barat dengan alasan perdamaian dan kemanusiaan, baratpun melakukan apa saja yang mereka inginkan terhadap ummat yang lemah, mereka juga merampas haq-haq ummat yang lemah itu. Ini semua akibat dari ulah kelakuan paham wahabisme (baca ISIS dan sejenisnya). Lalu memutar balikkan fakta menyerang kelompok lain hanya karena kedengkian dan ketakutan akan menjadi penghalang bagi perlakuan bobrok mereka .
Kalau anda marah besar setelah melihat foto-foto tragis plus berita tentang perang Suriah itu normal. Siapa yang tidak akan marah melihat saudaranya dibantai, diperkosa dan dianiaya? Kita orang-orang Indonesia yang jauh dari Suriah menjadi marah, geram dan rasanya tangan kita menjadi gatal ingin ikut angkat senjata menyerbu Suriah. Dan akhirnya banyak yang tidak sabar ada beberapa orang dengan geram dan marah “berjihad” ke Suriah. Semuanya karena dipicu setelah melihat berbagai foto pembantaian plus berita kekejaman Rezim Assad.
Foto-foto yang bertebaran di media online tampak begitu sadis dan kejam. Leher digergaji dengan gergaji mesin, wanita-wanita dibantai hingah banjir darah dan lain sebagainya. Tak heran jika ratusan ribu “Mujahidin” dari berbagai penjuru dunia “menyerbu” Suriah dan lebih 7000 “Mujahidin” telah tewas dan terus bertambah sampai hari ini. Ada Beberapa orang Indonesia ikut mati ditengah kancah perang Suriah.
Tetapi selama ini apakah anda pernah curiga dengan foto-foto dan berita sadis tersebut? Bagaimana jika anda akhirnya tahu ternyata foto-foto dan berita-berita yang anda lihat dan baca dari Media WAHABI itu terbukti palsu? Sekurang-kurangnya ada sekitar 88 foto plus berita yang terbukti palsu. Foto-foto pembantaian di Gaza, Iraq, Afghanistan, bahkan korban gempa bumi di Azerbaijan pun diklaim sebagai foto korban pembantaian Rezim Assad.
Nanti anda akan merasa heran jika sudah melihat para Tukang Fitnah ini begitu rajin mengumpulkan berbagai foto pembantaian di Gaza, Iraq, dan sebagainya kemudian membubuhinya dengan “Berita-berita” bahwa itu adalah kaum Sunni yang dibantai secara keji oleh presiden Assad. Dan bahkan oleh mereka Presiden Assad dituduh mengaku sebagai Tuhan, jelas ini fitnah yang keji.
Bagi anda yang sudah terlanjur menjadi korban fitnah, dan akhirnya menyalurkan dana untuk kepentingan propaganda mereka, segeralah sadar bahwa uang anda ternyata menjadi sia-sia belaka. Sebab ternyata perang melawan Suriah didalangi dan didanai oleh Israel, Amerika, Arab Saudi, Qatar dll, semuanya pada akhirnya adalah untuk kepentingan Israel dan Amerika. Jika berperang mendukung kaum kafir untuk membunuhi umat Islam, apakah anda yakin orang-orang Indonesia yang mati di tengah Perang Suriah itu mati Syahid? Wallohu a’lam.
Bisa download disini Semoga File masih utuh
Link download eBook Pemalsuan Data Perang Suriah ( Syria )
Mulai hari ini dan seterusnya hendaknya kita harus berhati-hati terhadap trik dan manipulasi Tukang Fitnah dan Adu Domba. Jika akhirnya adu domba dan fitnah itu berakibat terjadinya bughot (pemberontakan) yang akhirnya saling bunuh, apalagi saling membunuh itu terjadi di antara sesama muslim tempatnya adalah di neraka. Ingatlah, tentara Suriah itu adalah kaum muslim dari Sunni ataupun Syi’ah. Begitu pula dengan rakyat Suriah90% adalah kaum Muslimin. Dan bughot itu dilarang oleh ajaran Islam.
Berhentilah dari aksi mengadu-domba manusia sehingga terjadi saling bunuh dengan tersebarnya berita (baca: Fitnah) yang kita buat. Takutlah pada api neraka untuk orang yang gemar membuat fitnah dan mengadu domba:
“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)
Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)
Bagi yang ingin mendownload Kumpulan Pemalsuan Data / Foto Perang Suriah silahkan klik link di bawah ini:
 
(Source)

Bashar Al-Ja’fari; Arab Saudi Pelaku Teror dan Kerusakan


Mengutip kantor berita resmi Suriah (SINA), Bashar al-Jaafari, perwakilan Suriah di PBB mengatakan bahwa peningkatan ekstremisme dan terorisme di kawasan karena kebijakan destruktif rezim Saudi.
al-Jaafari lebih lanjut mengatakan bahwa semua konspirasi, desain dan implementasi untuk menghancurkan Suriah dan membaginya menajdi beberapa negara adalah demi melayani kepentingan Israel.
 
Al-Jaafari mengatakan Wahabi dan tentara bayaran asing dalam melayani kepentingan tuannya telah menghncurkan infrastruktur, sekolah, universitas, pusat kesehatan, masjid, gereja dan peninggalan-peninggalan sejarah, serta melakukan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi seperti menjadikan wanita sebagai tawanan, merajamnya, menjual anak-anak dan wanita Suriah serta memenggal orang-orang yang tidak berdosa, tujuannya tidak lain adalah mencorang wajah Islam. 
 
Al-Jaafari juga menegaskan bahwa Qatar dan Turki adalah para pendukung teroris, dan bertanggung jawab atas darah rakyat Irak dan Suriah yang ditumpahkan oleh para teroris binaan mereka. (Source)

AS menciptakan ISIS, Turki melatih ISIS, Qatar yang mendanai ISIS


Oleh: Dr. Mohamed Elmasry

Kita disetting meyakini kejahatan yang terorganisir, mendukungnya dan memberi perlindungan politik bagi organisasi teroris.

“Jika Amerika dan sekutunya berani bertanggung jawab untuk diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukannya, begitu pula presiden-juga orang-orang di balik layar yang mendanai, melatih dan bekerjasama dengan ISIS dan sejenisnya; termasuk Turki, Qatar dan Ikhwanul Muslimin,“ tulis pengamat Amerika, James Lewis pada 26 Februari 2015.

Lewis menambahkan:
    "... Persaudaraan pemerintahan Obama degan Ikhwanul Muslimin, dengan semua penetrasi ke dalam pemerintah, termasuk Departemen Pertahanan, telah berdampak buruk terhadap kebijakan kami, khususnya yang berkaitan dengan Timur Tengah perang global melawan terorisme. Staf kepala gabungan tahu bahwa apa yang kita tengah lakukan kepada Irak dan Suriah untuk mematahkan ISIS merupakan tindakan yang salah.

Berdasarkan persetujuan mereka terhadap kebijakan perang setengah hati pemerintah, mereka tidak bisa menghindar dari tanggung jawab atas kejahatan genosida Negara Islam terhadap pada penduduk Suriah Kobani, Kurdi dan minoritas lainnya. "(Cetak miring oleh Lewis).

Tentara teroris Negara Islam (juga disebut ISIS dan ISIL) terdiri dari orang asing, terutama umat Islam. Tapi baik jumlah non-Muslim dengan pengalaman militer juga mengisi jajaran yang lebih tinggi.

Banyak orang tidak tahu atau lupa (itu sudah disimpan sangat tenang) bahwa tentara IS diciptakan empat tahun lalu oleh AS untuk menggulingkan rezim diktator Suriah Bashir Al-Assad.

Bahkan Turki yang dipimpin oleh masyarakat muslim terlibat dalam ISIS. Sebagai anggota NATO, Turki telah lama menyediakan perekrutan, intel, pelatihan dan persenjataan (termasuk aliran harian amunisi dan suku cadang) atas nama kepentingan AS. Irak, Lebanon dan Yordania, yang juga berbatasan dengan Suriah, tidak menawarkan layanan nyaman ini kepada AS.

Tak berhenti di situ Qatar, negara Arab juga sangat bersedia untuk memberikan bantuan pembiayaan. Qatar memberikan "layanan" yang lain berupa – propaganda.

Qatar meyakinkan umat Islam bahwa pertempuran di Suriah adalah "Jihad" terhadap orang-orang kafir, maksudnya seluruh Suriah. Akibatnya, lebih dari 10 juta telah melarikan diri dari negara itu selama empat tahun terakhir, banyak warga lainnya mengungsi.

Selain itu guna melancarkan tujuan, pemimpin spiritual dari Ikhwanul Muslimin,  Sheikh Youssef Qaradawi mengeluarkan fatwa melalui TV Qatar Al-Jazeera. Dirinya mendesak umat Islam di manapun berada untuk bergabung dengan Negara Islam.

Perekrutan mulai dari utara Kanada, selatan Malaysia, hingga ke Turki. Di sana, mereka disambut oleh intelijen Turki untuk menjalani pelatihan dan indoktrinasi kemudian diserahkan kepada petugas Turki di lapangan.

Jadi ini kampanye teror aneh di balik layar Amerika terhadap Suriah. Pembiayaan dari Qatar, peralatan Amerika dan pelatihan Turki, itu seperti pernikahan di surga.

Tapi kemudian masalah muncul dalam skema pintar ini.

IS militan mulai memenggal kepala orang Barat dan menggunakan jangkauan universal media sosial untuk memastikan bahwa seluruh dunia bisa melihat pembunuhan mengerikan.

Pada saat itu AS menegaskan kepada masyarakat internasional bahwa itu bertentangan, namun tidak pernah mencegah Turki dan Qatar. Mereka terus merekrut, melatih, mempersenjatai dan mendanai pejuang IS.

Pada tanggal 6 Maret Deputi Inspektur Jenderal Polisi Malaysia mengatakan dalam New Straits Times, "Dengan bantuan lembaga penegak internasional, kami telah mengidentifikasi lebih dari 60 warga Malaysia yang telah bergabung IS militan di Suriah." Dia menambahkan bahwa setiap orang Malaysia yang terlibat akan ditangkap dan diselidiki kembali.

Empat tahun sudah AS  mengorganisir, merekrut, melatih, mempersenjatai, membiayai, memperalat agama dan politik mengkampanyekan teror ISIS. Kini AS masih memainkan peran sebagai penegak keadilan di panggung internasional.

Pemerintahan Obama tampak benar-benar jujur. Bahkan ​​pada 18-19 Februari Gedung Putih menjadi tuan rumah Summit on Countering Violence and Extremism, sebuah pertemuan mengkonter aksi terorisme di dunia.

-Penulis: Dr. Mohamed Elmasry, seorang Mesir-Canada, Profesor teknik di Universitas Waterloo. Kontak dengan beliau bisa melalui elmasry@thecanadiancharger.com(disarikan dari Global Research.org)

Sumber:  http://koranopini.com/

Kebijakan Luar Negeri Arab Saudi Mulai Tercium


Warna kebijakan luar negeri Arab Saudi mulai nampak dan tercium setelah penertiban situasi di dalam negeri.
KBS melaporkan, kebijakan dan politik luar negeri Arab Saudi di wilayah Timur Tengah dan dunia internasional mulai aktif pasca restrukturisasi pemerintahan dan “pembersihan” kondisi-kondisi di dalam negeri serta berakhirnya masa duka Malik Abdullah bin Abdul Aziz. Bukti-buktinya dapat disaksikan di dalam perkembangan dan perubahan yang terjadi pada hari-hari terakhir.

Tiga Emir dan tokoh terkemuka disaksikan hadir di Riyadh sepanjang hari-hari yang lalu. Raja Arab Saudi Syaikh Malik Salman bersama dengan Emir Kuwait Syaikh Sabah Al Ahmad dan Putra Mahkota Abu Dhabi Syaikh Mohammad bin Ziyad serta pada hari Selasa bersama dengan Emir Qatar Syaikh Tamim bin Hamd Al Tsani.

Pada hari Rabu, 18 Februari, disaksikan hadirnya komandan-komandan militer 60 negara yang tergabung dalam koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk melawan ISIL dengan tujuan menganalisa perang ini dan pertukaran informasi tentangnya.

Namun mobilisasi pertama adalah lebih penting, karena terkait dengan dokumen Teluk Persia dan perselisihan Qatar dengan tiga negara Teluk Persia yakni Emirat, Bahrain, Arab Saudi. Dan perselisihan itu berpusat pada dukungan Qatar terhadap Ikhwanul Muslimin Mesir, membukakan tempat di Qatar, dan memberikan kewargaan kepada para penentang negara-negara Teluk Persia.

Umumnya media-media yang bergantung kepada negara Teluk Persia tidak banyak berbicara ketika terkait dengan isu kondisi Teluk Persia dan diamnya media-media tentang poros dialog tiga negara dengan Raja Salman adalah juga dalam koridor ini.

Tampaknya kesepakatan Riyadh pada tanggal 16 November tahun lalu sudah tidak berlaku dan al-Jazirah kembali ke jalan pertama dan mempropagandakan dukungan kepada Ikhwanul Muslimin dan melawan pemerintahan Mesir. Yusuf al-Qardawi juga mengambil langkah itu dan menghendaki keruntuhan pemerintahan Abdul Fattah al-Sisi. Krisis di antara kedua belah pihak sampai kepada tingkat bahwa media Mesir menuduh Al-Jazirah membuat gambar-gambar dalam serangan pesawat tempur Mesir ke warga Libya dan memandang gambar-gambar yang disiarkan oleh al-Jazirah adalah lama dan berhubungan dengan mereka yang terpojok di Benghazi.

Emirat dan Kuwait mendukung penuh Presiden Mesir dan juga meminta kepada Raja Salman untuk meneruskan kebijakan-kebijakan Raja Abdullah, namun bukti-bukti menunjukkan bahwa dia tidak terlalu merespon dukungan kepada Sisi dan tidak terlalu memusuhi Ikhwanul Muslimin. Hal ini Nampak pada pernyataan-pernyataan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al-Faisal yang mengatakan bahwa negaranya tidak bermusuhan dengan Ikhwanul Muslimin.

Perbedaan sikap Raja Salman dari saudaranya Raja Abdullah dalam dukungan kepada Sisi telah menjauhkan dia dari Emirat, Bahrain, dan Kuwait. Tetapi mendekatkan dia kepada Qatar dan tidak ada solusi menengah.

Arab Saudi membutuhkan negara-negara Teluk Persia terkait dengan isu Yaman yang secara langsung merupakan ancaman bagi dirinya sebagaimana dia memerlukan sokongan mereka untuk menghadapi ISIL yang merupakan bahaya besar bagi Arab Saudi. Abu Bakar al-Baghdadi telah memilih penguasa untuk Mekah dan Madinah dan dalam upaya mencari ibukota yang tetap bagi kekhalifahannya.

Kedatangan Raja Salman di lapangan terbang Riyadh untuk menyambut Emir Qatar memberikan banyak pesan, namun itu tidak bermakna bahwa semua kondisi bersesuaian dengan yang apa diinginkan. Raja Arab Saudi di hari-hari mendatang memandang dirinya terpaksa harus mengambil langkah-langkah tegas dan kuat dalam menangani negara-negara Teluk Persia, Mesir, kondisi-kondisi Yaman, dan luasnya pengaruh ISIL di Libya. Kebijakan-kebijakan politiknya yang hakiki di wilayah dan internasional dalam waktu dekat akan nampak dengan memperhatikan krisis-krisis yang terjadi di seluruh wilayah.

Arab Saudi menarik diri monitor yang dari Suriah; Liga Arab menyerukan untuk transfer daya

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal mengatakan pemerintah Suriah tidak melaksanakan salah satu elemen dari rencana resolusi Arab. (REUTERS)

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal mengatakan pada hari Minggu Riyadh telah menarik monitor yang dari misi Liga Arab dikecam pengamat di Suriah, yang telah diperpanjang untuk satu bulan lagi, karena Damaskus tidak terus janjinya.

"Negara saya akan menarik monitor yang karena pemerintah Suriah tidak melaksanakan salah satu elemen dari rencana resolusi Arab," kata Pangeran Saud al-Faisal Arab pertemuan menteri luar negeri di Kairo. Pernyataan tersebut diperoleh Reuters setelah ia berbicara.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya, dan itu termasuk saudara-saudara kita di negara-negara Islam dan teman-teman kita di Rusia, Cina, Eropa dan Amerika Serikat," kata Pangeran Saud, menyerukan "semua kemungkinan tekanan" untuk mendorong Suriah untuk mematuhi rencana perdamaian Arab.

Benang sari Pangeran Saud menyusul keputusan untuk memperpanjang Liga Arab misi pengamat Suriah selama satu bulan lain selama pertemuan para menteri luar negeri Arab di ibukota Mesir, di mana mereka memutuskan untuk menambah lebih banyak anggota untuk misi dan menyediakan mereka dengan lebih banyak sumber daya.
Seorang pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan PBB akan melatih para pengamat.

Langkah ini telah banyak diharapkan setelah misi bermasalah secara teknis berakhir pada hari Kamis. Banyak gerakan oposisi Suriah telah mengeluh bahwa pengamat telah gagal untuk mengekang pertumpahan darah di negara itu sebagai celah-celah rezim di atas pemberontakan 10-bulan-tua menentangnya.

Liga juga mendesak Presiden Suriah Assad untuk mentransfer kekuasaan kepada wakil presiden dan menyerukan pembentukan pemerintah persatuan nasional dalam waktu dua bulan.

Assad harus "kekuasaan delegasi kepada wakil presiden untuk bekerja sama dengan pemerintah persatuan nasional," yang akan dibentuk dalam dua bulan, menurut sebuah pernyataan yang dibacakan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani pada konferensi pers setelah pertemuan di Kairo.

Sebuah panel Liga diadakan tertutup pintu pembicaraan untuk mendengar laporan tentang misi yang menyalahkan kedua belah pihak, pemerintah dan oposisi, untuk pertumpahan darah, menurut sumber diplomatik Arab. Ini merekomendasikan perpanjangan sementara memperingatkan bahwa para pengamat yang tidak akan digunakan tanpa batas waktu.

Bentrokan sengit meletus Sabtu malam di Douma, hanya timur laut dari Damaskus, setelah pasukan keamanan menembak mati empat warga sipil di pemakaman di kota itu, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Kelompok desertir menguasai seluruh kabupaten di kota Douma ... setelah pertempuran sengit" dengan pasukan keamanan Suriah, kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.

"Kelompok pembangkang menarik diri dari kota dan kembali ke pangkalan mereka," kemudian mengatakan kelompok berbasis di Inggris dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan jumlah korban untuk operasi.

Bentrokan juga terjadi pada hari Minggu di luar Douma antara pasukan keamanan dan para pembelot dalam apa yang tampaknya menjadi upaya oleh pasukan pemerintah untuk merebut kembali kota, menurut Observatorium.

Dikatakan dua warga sipil ditembak mati Minggu di provinsi Damaskus, termasuk seorang pria 30-tahun tewas di sebuah pos pemeriksaan ke Douma. Dikatakan dua perwira dan seorang prajurit tewas, bersama dengan desertir di daerah Talfita provinsi.

Pada pertemuan para menteri luar negeri di Kairo, Liga Arab tampaknya akan memperpanjang dan memperluas misi pengamat yang, meskipun kritik kuat bahwa ia telah gagal membendung 10 bulan kekerasan mematikan.

Ketua Liga Arab Nabil al-Arabi adalah pada pembicaraan Kairo dan karena kursi pertemuan yang lebih luas dari menteri luar negeri dari blok 22-anggota untuk memutuskan masa depan misi diluncurkan sebulan yang lalu.

Laporan Minggu sedang disampaikan oleh kepala misi, Jenderal Mohammed Ahmed Mustafa al-Dabi dari Sudan, yang ingin mandatnya diperkuat, tidak dibatalkan, kata seorang pejabat Liga.

Dalam pernyataan Sabtu, Dabi mengatakan mandat misi adalah "untuk memverifikasi bahwa pemerintah Suriah telah menerapkan ketentuan rencana Liga Arab untuk menyelesaikan krisis, bukan untuk menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan."

Tetapi oposisi Dewan Nasional Suriah telah melobi untuk intervensi PBB dan mengatakan akan mengungkapkan "laporan-counter" kemudian pada hari Minggu untuk mencoba mendiskreditkan akun Dabi itu.

SNC mengatakan pihaknya juga berencana untuk mengirim delegasi untuk PBB untuk menekan Dewan Keamanan untuk intervensi.

Tetangga Turki, yang telah menyerukan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur, mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya siap untuk bekerja dengan PBB jika krisis kemanusiaan yang dikembangkan di Suriah.

"Kami berharap sebelum situasi mencapai tahap itu, pemerintah Suriah akan menghentikan perang yang tidak adil itu telah dilancarkan terhadap rakyatnya sendiri dan menemukan cara untuk berdamai dengan orang-orangnya," kata Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu.

"Tapi kalau tragedi kemanusiaan terbentang di depan mata kita, dan jika PBB langkah, kami siap untuk bekerja dengan PBB," tambahnya.

Tekanan internasional telah terus tumbuh di rezim Assad, dengan lebih dari 5.400 orang tewas sejak protes anti-pemerintah pecah Maret lalu, menurut angka PBB.

Liga Arab mengerahkan pengamat di Suriah pada tanggal 26 Desember, dan ada saat ini sekitar 165 pemantau di lapangan.

Komite Koordinasi Lokal, yang menyelenggarakan protes anti-rezim, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa 976 orang sejak tewas dalam tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat.

SNC telah mengajukan banding ke Liga Arab untuk mengubah krisis Suriah ke PBB. Namun seorang pejabat misi, tanpa menyebut nama, mengatakan operasi akan diperpanjang dan jumlah pengamat hampir dua kali lipat menjadi 300.

Qatar telah mengusulkan bahwa pasukan Arab ditempatkan di Suriah, namun Damaskus aturan keluar ide.

Dalam kekerasan pada hari Sabtu, sebuah bom pinggir jalan menewaskan 17 tahanan yang diangkut dalam sebuah truk penjara di provinsi Idlib di barat laut negara itu, kata Observatorium.

Kantor berita resmi SANA mengatakan "kelompok teroris bersenjata" menyerang kendaraan di daerah al-Mastouma, "membunuh 14 tahanan dan melukai 26 lainnya."

Sembilan tentara pemerintah dan desertir tewas dalam bentrokan dengan tentara pembangkang dekat hambatan militer di pusat kota Maaret Numan, Observatorium melaporkan.

Pihak berwenang Suriah semalam kembali tubuh anak Lebanon terbunuh dan membebaskan dua pamannya, yang mengatakan mereka mendapat serangan dari pasukan Suriah di sebuah kapal nelayan di sepanjang perbatasan maritim, Sabtu.

ISIS ITU APA, SIAPA ISIS, INILAH LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA ISIS


Oleh: Zulfikar Dwipa

ISIS (Islamic State Iraq and Syam) atau ISIL (Islamic State Iraq and Levant) adalah sebuah kelompok bersenjata, mengklaim sebagai Mujahidin, menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Mereka adalah para penganut sekte Wahabi bertopeng Sunni sempalan dari al Qaeda di Irak yang tak diakui.

Sesungguhnya ISIS menetapkan musuh utamanya adalah Syiah yang dianggap bukan Islam tapi justru ribuan Muslim, baik Sunni ataupun Syiah dibunuh oleh mereka di Suriah dan Irak. Bahkan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ sendiri sesama penganut sekte Wahabi, seperti Jabhah an Nushrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar as Syam dan al Qaeda pimpinan Ayman al Zawahiri juga diperangi ISIS.
Latar Belakang Terbentuknya ISIS

18 Maret 2003, AS dan Inggris dengan bantuan perusahaan militer AS di Arab Saudi menyerang Irak dan membunuh presidennya, Saddam Husain dengan tuduhan bahwa Irak punya senjata pemusnah massal. Meski tak pernah bisa membuktikannya, AS tak pernah mendapatkan sanksi tegas dari PBB dan semua negara di dunia. Artinya, PBB berada dicengkeraman AS dan tak peduli terhadap jutaan Muslim yang dianiaya dan dibunuh oleh AS, Myanmar, Wahabi, Israel, Boko Haram, Republik Afrika Tengah, China, dan tempat lainnya.

Sesungguhnya, AS dan Inggris tak akan meninggalkan Irak karena Irak kaya minyak. Oleh karena itu, AS menjadikan orang-orang Syiah sebagai para penguasa boneka di Irak sehingga mendapatkan pemberontakan oleh orang-orang ‘Sunni’. Ketahuilah, Irak, Suriah, Mesir, dan Libya sering berperang melawan Israel tapi justru 4 Negara Muslim tersebut diserang kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ dan Israel pun aman.

Hal ini juga disebabkan bahwa Timur dan Afrika Utara kaya minyak sehingga membuat Negara-negara Kapitalis seperti AS, Perancis, Inggris, dan sejumlah negara lainnya tergiur mengingat berbagai kendaraan berbahan bakar minyak dan juga untuk mengamankan Israel. Memang, pasca keruntuhan Khilafah Islamiyah, Kesultanan Turki Utsmaniyah/Ottoman Empire (1299-1923), dunia Islam selalu dilanda konflik berkepanjangan.

ISI (Islamic State Iraq) bersama al Qaeda, Jabhah an Nushra dan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya terlibat konflik melawan pemerintahan sah Suriah pimpinan Bashar al Asad menyebabkan ratusan ribu Muslim dan non Muslim meninggal. ISI pun berubah nama menjadi ISIS sejak 9 April 2013.

Memasuki tahun ke-3, kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ yang awalnya memerangi pemerintahan sah pimpinan Bashar al-Asad menjadi saling bermusuhan dan saling bunuh meski ditutupi oleh mereka dan Media-media Wahabi pendukung mereka dari Indonesia seperti Arrahmah.com, Voa-Islam.com, al-Mustaqbal.net dan shoutussalam.com

ISIS yang terdiri dari orang-orang Wahabi melawan orang-orang Wahabi yang tergabung dalam Jabhah an Nushra, Jabhah Islamiyah, Ahrar as Syam dan lainnya yang menyebabkan ribuan orang sesama penganut sekte Wahabi tewas. Jika mereka Mujahidin asli pastilah mereka bersatu dan melawan Israel bukan Suriah yang menjadi musuh utama Israel di Timur Tengah selain Hamas. Masalah ini seharusnya menjadi renungan umat Islam.

Sejak didirikan, ISIS pimpinan Abu Bakar al Baghdadi yang beranggotakan sekitar 30 ribu orang mengklaim telah merebut wilayah seluas 400 ribu km persegi di Suriah dan Irak atau lebih luas dari beberapa Negara Arab seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Yaman, dan Lebanon. Ayman al Zawahiri, pemimpin al Qaeda tak mengakui ISIS karena lebih brutal, kejam, dan tak manusiawi. Begitu pun dengan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya.


ISIS Memaksakan Klaim Sebagai Khilafah

Pada 1 Ramadhan 1435 Hijriah atau bertepatan dengan 29 Juni 2014 lalu, ISIS mengklaim sebagai Khilafah dan Abu Bakar al Baghdadi sebagai Khalifah setelah merebut Kota Mosul, Irak. Meskipun para Ulama dan Umat Islam seluruh dunia tak mengakuinya begitu pun Umat Islam di Indonesia kecuali para pemuda Muslim yang awam.

Alasan betapa mudahnya ISIS merebut Kota Mosul karena para tentara Irak tak menggubris laporan pejabat lokal sehingga tidak siap dan hanya sedikit tentara Irak yang melawan ISIS. Sungguh sangat aneh tapi nyata, ISIS pun lebih suka membunuh ribuan Muslim di Suriah dan Irak tapi tak akan mau melawan Israel yang tega membunuh Umat Islam Palestina. Seharusnya Umat Islam bertanya, ada apa dengan ISIS ?
ISIS Dibentuk 3 Negara untuk Mengamankan Israel

Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Nasional Amerika (NSA) yang mendapat perlindungan dari Rusia mengakui bahwa ISIS dibentuk oleh 3 negara yaitu AS, Inggris, dan Israel untuk memanggil semua ekstrimis di seluruh dunia dengan strategi yang disebut ‘sarang lebah’ sehingga bisa mengacaukan Negara-negara Arab dan menjaga Israel dengan slogan ‘Islam’. Dan, Abu Bakar al Baghdadi pun bernama asli Simon Elliot (Elliot Shimon), seorang Yahudi agen Mossad Zionis bidang spionase yang dilatih dan mendapatkan kursus teologi Islam di Israel. Nama palsu Simon Elliot yang terkenal adalah Ibrahim bin Awad bin Ibrahim bin al Badri Arradoui al Husain.

Hal ini pula diakui oleh istri Bill Clinton (mantan presiden AS), Hillary Clinton yang juga menjadi menteri luar negeri AS periode I pimpinan presiden Obama dalam bukunya ‘Hard Choice’ setelah mengunjungi 112 negara. Awalnya, IS (Islamic State) akan didirikan di Sinai, Mesir sesuai revolusi bergolak di Timur Tengah tapi kandas karena militer Mesir pimpinan Abdul Fatah al Sissi menggulingkan presidennya, Mohammed Mursi dari kalangan Ikhwanul Muslimin pada 3 Juli 2013 dalam Kudeta Mesir (30 Juni-7 Agustus 2013).

ISIS mengklaim sebagai Khilafah terbaru sejak keruntuhan Kesultanan Turki Utsmaniyah pasca Perang Dunia I (1914-1918) dan Abu Bakar al Baghdadi pun muncul pertama kali ketika berkutbah dalam Shalat Jum’at pada 14 Juli lalu di Kota Mosul dengan jenggot abu-abu, bergamis hitam dan bersorban hitam. Sejumlah Media Arab menyebut ISIS sebagai jama’ah Da’isy atau Dawa’sy.
ISIS Dapat Dukungan

Awalnya, kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ yang memerangi pemerintahan sah Suriah pimpinan presiden Bashar al-Assad mendapatkan dukungan dari sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Qatar tapi karena tidak kunjung berhasil melengserkan atau bahkan membunuh Bashar al-Asad. Kemudian Arab Saudi menyatakan ISIS dan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya sebagai teroris sejak Februari 2014.

Ada beberapa situs web pendukung ISIS di Indonesia, yang paling jelas dukungannya adalah Al-Mustaqbal.net, Voa-Islam.com, dan Shoutussalam.com . Ketiga situs web Wahabi di Indonesia ini gencar menyuarakan simpati dan dukungan sebagai pendukung dan penyebar propaganda ISIS di internet.
ISIS Dapat Penolakan di Mana-mana

Sebenarnya media-media online mainstream di Indonesia seperti Liputan6.com, Kompas.com, Tempo.co, Detik.com, dan Metronews.com tak memberitakan Konflik Berdarah Suriah secara massive kecuali sejak ISIS merebut Kota Mosul dan menghancurkan gereja dan juga mengancam kehidupan Umat Kristen di Irak. Apalagi ketika seorang anggota ISIS asal Indonesia bernama Abu Muhammad al Indonesy (nama palsu) mengajak Umat Islam untuk bergabung dengan ISIS via Youtube.com .

Para ulama dan Umat Islam khususnya di Indonesia menolak ISIS sebagai Khilafah Islamiyah begitu pun dengan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ di Suriah seperti Jabhah an Nushrah dan Jabhah Islamiyah. Aparat Negara Indonesia akan mencabut kewarganegaraan orang yang mendukung dan tunduk pada ISIS. Para pendukung ISIS pun sedang diselidiki oleh aparat negara.

ISIS dengan para personil berambut gondrong sudah disinggung dalam pernyataan Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu kelompok ekstrim ini. Dalam literatur hadits Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja = Sunni), kitab Kanzul Ummal yang terhimpun oleh Ulama Besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah bernama al Muttaqi al Hindi riwayat no. 31530, Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata:

“Jika kalian melihat bendera-bendera Hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada, jangan beranjak dan jangan pula menggerakkan tangan dan kaki kalian (Artinya, tetap tenang, jangan menyambut seruan mereka, jangan larut dalam euforia mendukung pasukan itu), kemudian akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya, tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi (hati keras membatu jauh dari cahaya hidayah), mereka mengaku sebagai Ashabul Daulah (Pemilik Negara), mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada al Haq (kebenaran) tapi mereka bukan Ahlul Haq (Pemegang Kebenaran), namanya dari sebuah julukan, marganya dari nama daerah. Rambut mereka tak pernah dicukur, panjang seperti rambut perempuan. Jangan bertindak apapun sampai nanti terjadi perselisihan di antara mereka sendiri. Kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya”.
Jika ISIS buatan AS, Inggris, dan Israel, lalu mengapa AS menyerang ISIS di Irak ?

Ini pertanyaan mudah untuk dijawab denganbeberapa alasan. Ada 5 Alasan yaitu:

(1). AS sebagai pelindung dam penjaga terkuat dunia Kristen. Hal ini seperti Kekaisaran Romawi Barat (285-480) dan Kekaisaran Romawi Suci (962-1806) yang melindungi Katolik Roma dan Kekaisaran Romawi Timur (330-1453) dan Kekaisaran Rusia (1721-1917) melindungi Kristen Ortodoks. AS dan sekutunya di Eropa akan melindungi Umat Kristen. Hal ini bisa dibuktikan ketika Sudan Selatan lepas dari Negara Sudan dan Timor Leste lepas dari Indonesia atas dukungan AS, Australia, dan Eropa. ISIS telah menghancurkan gereja dan memaksa Umat Kristen untuk masuk Islam di Irak. Ketahuilah, Islam tak memaksa siapapun untuk memeluk Islam [Lihat, QS. Al Baqarah (2) : 256].

(2). Irak termasuk 20 negara kaya minyak di dunia dan pangkalan militer AS ada di Irak pula. Jika AS musuh ISIS pastilah ISIS digempur pula di Suriah oleh AS padahal Umat Islam menjadi korban kebiadaban kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ kalangan Wahabi.

(3). Khilafah adalah negara pimpinan Khalifah pelindung Umat Islam yang disegani dunia. Ketika ISIS mengklaim sebagai Khilafah dan Abu Bakar al Baghdadi sebagai Khalifah pada 1 Ramadhan 1435 Hijriah (29 Juni 2014), respon AS dan Eropa terkesan membiarkannya. Israel secara brutal menyerang Palestina. Mengapa ISIS diam ? Karena ISIS adalah kelompok Wahabi yang lebih suka membunuh Umat Islam di Suriah dan Irak dengan segala tuduhan dan fitnah.

(4). AS dan Israel adalah 2 Negara Teroris yang telah membunuh jutaan Muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara melalui militer, politik, media, dan Wahabi. Banyak fakta membuktikan bahwa AS sering menciptakan kelompok-kelompok bersenjata dan melepaskannya di Negara-negara Muslim untuk berbuat onar. Ketika Negara-negara Muslim merasa kesulitan maka AS beserta Bank Dunia dan IMF menawarkan bantuan.

(5). AS bercita-cita menjadi Polisi Dunia yang akan membasmi teroris buatannya sendiri agar mendapatkan kedudukan lebih tinggi di dunia.

(Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tanggapi Qaradawi, Mesir Nyatakan Banyak Pemuda Ikut ISIS Justru Karena Sikap Qatar


Kairo – Menteri Wakaf Mesir Syekh Mohamed Mukhtar Gomaa menilai kebergabungan banyak pemuda Qatar dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai hasil yang alami dari tindakan pemerintah Qatar melindungi para teroris dan pimpinan organisasi transnasional Ikhwanul Muslimin.
Hal ini dikemukakan Gomaa saat mengomentari pernyataan ulama Qatar Syek Yusuf Qaradawi yang mengaku prihatin atas keterlibatan para pemuda Qatar dan beberapa negara lain dalam ISIS.

Qaradawi yang berasal dari Mesir dan dikenal sebagai “bapak spiritual” kelompok Ikhwanul Muslimin dalam wawancara dengan TV al-Jazeera yang berbasis di Qatar mengatakan, “Ada para pemuda dari Qatar dan sebagian negara non-Arab yang bergabung dengan kelompok ISIS… Mereka mengafirkan orang-orang Islam lainnya dan membunuh ahli dzimmah yang tidak boleh dibunuh.”

Menanggapi pernyataan Qaradawi ini, al-Syekh Mohamed Mukhtar Gomaa, sebagaimana dilansir al-Sharq al-Awsat, Akhbar Masr, dan Almesryoon Jumat (29/8/2013), mengatakan, “Fenomena ini adalah hasil alami tindakan mengayomi para teroris dan para pemimpin organisasi transnasional Ikhwanul Muslimin… Padahal teroris tetaplah teroris… Sudah berulang kali kami menegaskan bahwa teroris pasti akan memangsa pendukung dan pengayomnya sendiri, entah hari ini ataupun besok.”

Dia menambahkan, “Ini bukan kali terakhir. Setiap kali kawanan teroris menguat di suatu negara maka saat itu pula mereka akan memusnahkan apa dan siapapun yang di sana… Seandainya masih ada kebaikan pada para teroris, tidak mungkin mereka mengingkari negeri mereka sendiri dan mendatangkan kerusakan di sana.”

Pemerintah Mesir akhir tahun lalu mengumumkan kelompok Ikhwanul Muslimin telah bermutasi menjadi organisasi teroris sejak peristiwa kudeta Presiden Mohamed Morsi oleh militer pada Juli 2013.

Pemimpin Mossad Al-Qardhawi: ucapkan terima kasih kepada Amerika


Yusuf al-Qardhawi ucap terima kasih kepada Amerika kerana membekalkan senjata kepada pemberontak Syria. Ketua Kesatuan Ulama ini turut berkeyakinan bahawa kemenangan pemberontak tidak akan menjadi ancaman kepada Israel.

Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA) - Beberapa laman sosial "Facebook" dan "Twitter" didapati menyebarkan video lama ketua Kesatuan Ulama Islam, Yusuf al-Qardhawi yang mengucapkan terima kasih kepada Amerika Syarikat atas pendirian mereka terhadap regim Syria. Laman-laman tersebut turut memfokuskan keyakinan Yusuf al-Qardhawi bahawa kemenangan Amerika dan pengganas di Syria tidak akan menjadi ancaman kepada Israel.

Yusuf al-Qardhawi dalam khutbah Jumaat beberapa bulan lalu di masjid Jami' Umar bin al-Khattab, ibukota Qatar, Doha berkata, "Kami berterima kasih kepada Amerika Syarikat kerana menyediakan senjata kepada pejuang-pejuang dan kami minta lebih banyak lagi."

Al-Qardhawi menimbulkan tanda tanya, "Amerika takut dengan Israel, dan khuatir sekiranya pemberontak menang di Syria mereka akan pergi ke Israel?... dari mana datangnya kata-kata ini?"
"Mengapa Amerika tidak bertindak seperti yang dilakukannya terhadap Libya? Amerika hendaklah membela rakyat Syria, sekiranya dia berhenti maka kejantanannya pun turut berhenti.

Kami mengucapkan terima kasih untuk semua hal, dan kami menunggu tambahan beberapa senjata "bukan perang" untuk rakyat Syria, Amerika takut kemenangan rakyat di Syria dan mereka akan pergi ke Israel, dari mana kamu bawa kata-kata ini?
Kamu tidak lakukan seperti yang dilakukan terhadap Libya, kami mahu Amerika berhenti setelah kejantanannya turut berhenti, berhentilah kerana Allah."

Terkait Berita: