Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Mujahidin. Show all posts
Showing posts with label Mujahidin. Show all posts

ISIS ITU APA, SIAPA ISIS, INILAH LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA ISIS


Oleh: Zulfikar Dwipa

ISIS (Islamic State Iraq and Syam) atau ISIL (Islamic State Iraq and Levant) adalah sebuah kelompok bersenjata, mengklaim sebagai Mujahidin, menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Mereka adalah para penganut sekte Wahabi bertopeng Sunni sempalan dari al Qaeda di Irak yang tak diakui.

Sesungguhnya ISIS menetapkan musuh utamanya adalah Syiah yang dianggap bukan Islam tapi justru ribuan Muslim, baik Sunni ataupun Syiah dibunuh oleh mereka di Suriah dan Irak. Bahkan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ sendiri sesama penganut sekte Wahabi, seperti Jabhah an Nushrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar as Syam dan al Qaeda pimpinan Ayman al Zawahiri juga diperangi ISIS.
Latar Belakang Terbentuknya ISIS

18 Maret 2003, AS dan Inggris dengan bantuan perusahaan militer AS di Arab Saudi menyerang Irak dan membunuh presidennya, Saddam Husain dengan tuduhan bahwa Irak punya senjata pemusnah massal. Meski tak pernah bisa membuktikannya, AS tak pernah mendapatkan sanksi tegas dari PBB dan semua negara di dunia. Artinya, PBB berada dicengkeraman AS dan tak peduli terhadap jutaan Muslim yang dianiaya dan dibunuh oleh AS, Myanmar, Wahabi, Israel, Boko Haram, Republik Afrika Tengah, China, dan tempat lainnya.

Sesungguhnya, AS dan Inggris tak akan meninggalkan Irak karena Irak kaya minyak. Oleh karena itu, AS menjadikan orang-orang Syiah sebagai para penguasa boneka di Irak sehingga mendapatkan pemberontakan oleh orang-orang ‘Sunni’. Ketahuilah, Irak, Suriah, Mesir, dan Libya sering berperang melawan Israel tapi justru 4 Negara Muslim tersebut diserang kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ dan Israel pun aman.

Hal ini juga disebabkan bahwa Timur dan Afrika Utara kaya minyak sehingga membuat Negara-negara Kapitalis seperti AS, Perancis, Inggris, dan sejumlah negara lainnya tergiur mengingat berbagai kendaraan berbahan bakar minyak dan juga untuk mengamankan Israel. Memang, pasca keruntuhan Khilafah Islamiyah, Kesultanan Turki Utsmaniyah/Ottoman Empire (1299-1923), dunia Islam selalu dilanda konflik berkepanjangan.

ISI (Islamic State Iraq) bersama al Qaeda, Jabhah an Nushra dan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya terlibat konflik melawan pemerintahan sah Suriah pimpinan Bashar al Asad menyebabkan ratusan ribu Muslim dan non Muslim meninggal. ISI pun berubah nama menjadi ISIS sejak 9 April 2013.

Memasuki tahun ke-3, kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ yang awalnya memerangi pemerintahan sah pimpinan Bashar al-Asad menjadi saling bermusuhan dan saling bunuh meski ditutupi oleh mereka dan Media-media Wahabi pendukung mereka dari Indonesia seperti Arrahmah.com, Voa-Islam.com, al-Mustaqbal.net dan shoutussalam.com

ISIS yang terdiri dari orang-orang Wahabi melawan orang-orang Wahabi yang tergabung dalam Jabhah an Nushra, Jabhah Islamiyah, Ahrar as Syam dan lainnya yang menyebabkan ribuan orang sesama penganut sekte Wahabi tewas. Jika mereka Mujahidin asli pastilah mereka bersatu dan melawan Israel bukan Suriah yang menjadi musuh utama Israel di Timur Tengah selain Hamas. Masalah ini seharusnya menjadi renungan umat Islam.

Sejak didirikan, ISIS pimpinan Abu Bakar al Baghdadi yang beranggotakan sekitar 30 ribu orang mengklaim telah merebut wilayah seluas 400 ribu km persegi di Suriah dan Irak atau lebih luas dari beberapa Negara Arab seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Yaman, dan Lebanon. Ayman al Zawahiri, pemimpin al Qaeda tak mengakui ISIS karena lebih brutal, kejam, dan tak manusiawi. Begitu pun dengan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya.


ISIS Memaksakan Klaim Sebagai Khilafah

Pada 1 Ramadhan 1435 Hijriah atau bertepatan dengan 29 Juni 2014 lalu, ISIS mengklaim sebagai Khilafah dan Abu Bakar al Baghdadi sebagai Khalifah setelah merebut Kota Mosul, Irak. Meskipun para Ulama dan Umat Islam seluruh dunia tak mengakuinya begitu pun Umat Islam di Indonesia kecuali para pemuda Muslim yang awam.

Alasan betapa mudahnya ISIS merebut Kota Mosul karena para tentara Irak tak menggubris laporan pejabat lokal sehingga tidak siap dan hanya sedikit tentara Irak yang melawan ISIS. Sungguh sangat aneh tapi nyata, ISIS pun lebih suka membunuh ribuan Muslim di Suriah dan Irak tapi tak akan mau melawan Israel yang tega membunuh Umat Islam Palestina. Seharusnya Umat Islam bertanya, ada apa dengan ISIS ?
ISIS Dibentuk 3 Negara untuk Mengamankan Israel

Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Nasional Amerika (NSA) yang mendapat perlindungan dari Rusia mengakui bahwa ISIS dibentuk oleh 3 negara yaitu AS, Inggris, dan Israel untuk memanggil semua ekstrimis di seluruh dunia dengan strategi yang disebut ‘sarang lebah’ sehingga bisa mengacaukan Negara-negara Arab dan menjaga Israel dengan slogan ‘Islam’. Dan, Abu Bakar al Baghdadi pun bernama asli Simon Elliot (Elliot Shimon), seorang Yahudi agen Mossad Zionis bidang spionase yang dilatih dan mendapatkan kursus teologi Islam di Israel. Nama palsu Simon Elliot yang terkenal adalah Ibrahim bin Awad bin Ibrahim bin al Badri Arradoui al Husain.

Hal ini pula diakui oleh istri Bill Clinton (mantan presiden AS), Hillary Clinton yang juga menjadi menteri luar negeri AS periode I pimpinan presiden Obama dalam bukunya ‘Hard Choice’ setelah mengunjungi 112 negara. Awalnya, IS (Islamic State) akan didirikan di Sinai, Mesir sesuai revolusi bergolak di Timur Tengah tapi kandas karena militer Mesir pimpinan Abdul Fatah al Sissi menggulingkan presidennya, Mohammed Mursi dari kalangan Ikhwanul Muslimin pada 3 Juli 2013 dalam Kudeta Mesir (30 Juni-7 Agustus 2013).

ISIS mengklaim sebagai Khilafah terbaru sejak keruntuhan Kesultanan Turki Utsmaniyah pasca Perang Dunia I (1914-1918) dan Abu Bakar al Baghdadi pun muncul pertama kali ketika berkutbah dalam Shalat Jum’at pada 14 Juli lalu di Kota Mosul dengan jenggot abu-abu, bergamis hitam dan bersorban hitam. Sejumlah Media Arab menyebut ISIS sebagai jama’ah Da’isy atau Dawa’sy.
ISIS Dapat Dukungan

Awalnya, kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ yang memerangi pemerintahan sah Suriah pimpinan presiden Bashar al-Assad mendapatkan dukungan dari sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Qatar tapi karena tidak kunjung berhasil melengserkan atau bahkan membunuh Bashar al-Asad. Kemudian Arab Saudi menyatakan ISIS dan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya sebagai teroris sejak Februari 2014.

Ada beberapa situs web pendukung ISIS di Indonesia, yang paling jelas dukungannya adalah Al-Mustaqbal.net, Voa-Islam.com, dan Shoutussalam.com . Ketiga situs web Wahabi di Indonesia ini gencar menyuarakan simpati dan dukungan sebagai pendukung dan penyebar propaganda ISIS di internet.
ISIS Dapat Penolakan di Mana-mana

Sebenarnya media-media online mainstream di Indonesia seperti Liputan6.com, Kompas.com, Tempo.co, Detik.com, dan Metronews.com tak memberitakan Konflik Berdarah Suriah secara massive kecuali sejak ISIS merebut Kota Mosul dan menghancurkan gereja dan juga mengancam kehidupan Umat Kristen di Irak. Apalagi ketika seorang anggota ISIS asal Indonesia bernama Abu Muhammad al Indonesy (nama palsu) mengajak Umat Islam untuk bergabung dengan ISIS via Youtube.com .

Para ulama dan Umat Islam khususnya di Indonesia menolak ISIS sebagai Khilafah Islamiyah begitu pun dengan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ di Suriah seperti Jabhah an Nushrah dan Jabhah Islamiyah. Aparat Negara Indonesia akan mencabut kewarganegaraan orang yang mendukung dan tunduk pada ISIS. Para pendukung ISIS pun sedang diselidiki oleh aparat negara.

ISIS dengan para personil berambut gondrong sudah disinggung dalam pernyataan Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu kelompok ekstrim ini. Dalam literatur hadits Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja = Sunni), kitab Kanzul Ummal yang terhimpun oleh Ulama Besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah bernama al Muttaqi al Hindi riwayat no. 31530, Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata:

“Jika kalian melihat bendera-bendera Hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada, jangan beranjak dan jangan pula menggerakkan tangan dan kaki kalian (Artinya, tetap tenang, jangan menyambut seruan mereka, jangan larut dalam euforia mendukung pasukan itu), kemudian akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya, tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi (hati keras membatu jauh dari cahaya hidayah), mereka mengaku sebagai Ashabul Daulah (Pemilik Negara), mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada al Haq (kebenaran) tapi mereka bukan Ahlul Haq (Pemegang Kebenaran), namanya dari sebuah julukan, marganya dari nama daerah. Rambut mereka tak pernah dicukur, panjang seperti rambut perempuan. Jangan bertindak apapun sampai nanti terjadi perselisihan di antara mereka sendiri. Kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya”.
Jika ISIS buatan AS, Inggris, dan Israel, lalu mengapa AS menyerang ISIS di Irak ?

Ini pertanyaan mudah untuk dijawab denganbeberapa alasan. Ada 5 Alasan yaitu:

(1). AS sebagai pelindung dam penjaga terkuat dunia Kristen. Hal ini seperti Kekaisaran Romawi Barat (285-480) dan Kekaisaran Romawi Suci (962-1806) yang melindungi Katolik Roma dan Kekaisaran Romawi Timur (330-1453) dan Kekaisaran Rusia (1721-1917) melindungi Kristen Ortodoks. AS dan sekutunya di Eropa akan melindungi Umat Kristen. Hal ini bisa dibuktikan ketika Sudan Selatan lepas dari Negara Sudan dan Timor Leste lepas dari Indonesia atas dukungan AS, Australia, dan Eropa. ISIS telah menghancurkan gereja dan memaksa Umat Kristen untuk masuk Islam di Irak. Ketahuilah, Islam tak memaksa siapapun untuk memeluk Islam [Lihat, QS. Al Baqarah (2) : 256].

(2). Irak termasuk 20 negara kaya minyak di dunia dan pangkalan militer AS ada di Irak pula. Jika AS musuh ISIS pastilah ISIS digempur pula di Suriah oleh AS padahal Umat Islam menjadi korban kebiadaban kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ kalangan Wahabi.

(3). Khilafah adalah negara pimpinan Khalifah pelindung Umat Islam yang disegani dunia. Ketika ISIS mengklaim sebagai Khilafah dan Abu Bakar al Baghdadi sebagai Khalifah pada 1 Ramadhan 1435 Hijriah (29 Juni 2014), respon AS dan Eropa terkesan membiarkannya. Israel secara brutal menyerang Palestina. Mengapa ISIS diam ? Karena ISIS adalah kelompok Wahabi yang lebih suka membunuh Umat Islam di Suriah dan Irak dengan segala tuduhan dan fitnah.

(4). AS dan Israel adalah 2 Negara Teroris yang telah membunuh jutaan Muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara melalui militer, politik, media, dan Wahabi. Banyak fakta membuktikan bahwa AS sering menciptakan kelompok-kelompok bersenjata dan melepaskannya di Negara-negara Muslim untuk berbuat onar. Ketika Negara-negara Muslim merasa kesulitan maka AS beserta Bank Dunia dan IMF menawarkan bantuan.

(5). AS bercita-cita menjadi Polisi Dunia yang akan membasmi teroris buatannya sendiri agar mendapatkan kedudukan lebih tinggi di dunia.

(Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Jihad Sex Layani 100 Pria, Sejumlah Wanita Tunisia Hamil Pulang dari Suriah

Mujahidin Wanita – ILUSTRASI

Pernikahan dalam Islam hanya membolehkan seorang wanita memiliki hanya 1 Suami. Bukan 100 Suami. Kalau lebih dari 1 suami pada saat yang sama, itu pelacuran.Zina! Selain itu ada masa Iddah selama 3 bulan. Setelah cerai dari suami pertama, tunggu dulu 3 bulan baru bisa nikah dgn pria lain. Jika hamil, tunggu hingga bayinya lahir. Ini untuk memastikan siapa ayah si bayi.Nah kalau dgn 100 suami, paling tidak ada 300 bulan / 27 tahun masa iddah. Padahal perang Suriah baru 3 tahun.

Nabi perang tidak lebih dari 3 bulan. Sementara Khalifah Umar ra membatasi seorang prajurit perang tak lebih dari 4 bulan setelah mendengar keluhan istri seorang prajurit.Benar-tidak benar, dengan berita yang menyebar ke mana2, Jihad Sex ini harus diluruskan. Harus ditegaskan ini bukan ajaran Islam.Perang Suriah bikin malu Islam saja.
 
Selain kebiadaban makan manusia, ada juga “Jihad Sex” di mana seorang wanita melayani 20, 30, bahkan 100 Pejuang Suriah. Mendagri Tunisa, Lotfi ben Jeddou menyatakan bahwa banyak wanita Tunisia yang hamil saat pulang dari Suriah.
 
Nikah kontrak Mut’ah dan Misyar di mana seorang wanita berpasangan dgn 1 pria saja sudah kontroversial.
Bagaimana dgn 1 wanita melayani 100 pria? Pakai masa Iddah tidak? Rasanya dgn masa Iddah 3 bulan, untuk 100 pria saja sudah perlu 300 bulan atau 27 tahun. Jelas “Jihad Sex” ini sudah melanggar hukum Islam.
 
Mudah2an kita terhindar dari fitnah ini.
Kalau jihad sex ini lebih parah dari nikah mut’ah. Kalau nikah mut’ah 1 wanita melayani 1 pria dan tetap ada iddah 3 bulan. Nah Jihad sex ini 1 wanita bisa melayani 100 pria. Artinya tidak pakai Iddah lagi.Ini sudah pelacuran dgn kedok agama.
 
Perang zaman Nabi itu paling lama 3 bulan. Khalifah Umar ra membatasi perang paling lama 4 bulan. Lebih dari itu, seorang prajurit diganti. Nah ini 3 tahun tidak diganti2.
 
Nikah Mut’ah meski menurut Sunni haram dan Nabi akhirnya mengharamkannya, namun sempat dibolehkan. Tapi kalau Jihad sex di mana 1 wanita melayani 100 pria, itu tidak pernah ada di AL Qur’an dan Hadist. Sahih Muslim:
 
وَ عَنْهُ قَالَ : أَََمَرَناَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم باِلْمُتْعَةِ عَامَ اْلفَتْحِ حِيْنَ دَخَلْنَا مَكَّةَ ثُمَّ لَمْ نَخْرُجْ حَتَّى نَهَاناَ عَنْهَا
 
Dari beliau, juga berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mut’ah pada masa penaklukan kota Mekkah, ketika kami memasuki Mekkah. Belum kami keluar, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengharamkannya atas kami”.
 
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلَأكْوَع ِرضى الله عنه قَالَ: رَخَّصَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَامَ أَوْطاَس فِي اْلمُتْعَةِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ثُمَّ نَهَى عَنْهَا
 
Dari Salamah bin Akwa`Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan keringanan dalam mut’ah selama tiga hari pada masa perang Awthas (juga dikenal dengan perang Hunain), kemudian beliau melarang kami”.
 
Berita Detik.com yg dikonfirmasi dgn berbagai Media Massa lain termasuk dari Lebanon.
Catatan: Foto yang dimuat di Detik.com (dari Al Arabiya) adalah Mujahidin Wanita Suriah. Bukan Mujahidin Seks asal Tunisia.
http://www.merdeka.com/foto/dunia/153184/sosok-um-jaffar-pejuang-cantik-tentara-pembebasan-suriah-002-mudasir.html
 
Pemberontak Suriah menyatakan bahwa berita Jihad Sex tidak benar dengan mengatakan bahwa foto Mujahidin Sex Tunisia itu ternyata Mujahidin Suriah.
 
Ada yg hoax seperti foto Ummu Ja’far mujahidin Suriah yg disebut sbg Mujahidin sex Tunisia dan Fatwa Jihad Sex dari Al Arifi. Tapi ada juga kebenaran seperti pernyataan Mendagri Tunisia Lotfi Ben Jeddou, Mantan Mufti Tunisia Syeikh Othman Battikh yg videonya ada di atas dsb. Yg jelas karena dimuat di Media bergengsi Dunia macam AFP, Time, The Telegraph, Al Arabiya, Gulf News, Detik, dsb, ya harus diluruskan demi ISLAM. Bukan firqoh/golongan. Ini video Jihad Al Nikah dari Mantan Mufti Tunisia:
 
 
Video Mendagri Tunisia Lotfi ben Jeddou tentang wanita2 Tunisia yang hamil karena Jihad Sex (Jihad Al Nikah):
 
 
 
Meski demikian, berita Jihad Sex dari Tunisia (terlepas foto yang dipakai sebagian Media ternyata tidak benar) ada di berbagai Media Massa yg berbeda. Detik.com, Merdeka, AFP, Time, Gulf News, The Telegraph, Daily Mail, bahkan Al Arabiya. Apa mereka Media Syi’ah semua? Bohong semua? Dari Lebanon, Tunisia, Indonesia, Inggris, dsb. Ibarat Hadits itu Mutawattir. Tak mungkin mereka semua sepakat bohong. Dari Al Arabiya, Media Arab Saudi yang pro Pemberontak Suriah juga ada:
http://english.alarabiya.net/en/variety/2013/09/20/Tunisia-says-sexual-jihadist-girls-returned-home-from-Syria-pregnant.html
 
Jihad seks, mereka menyebutnya Jihad Al-Nikah, kini menjadi perbincangan hangat di Tunisia. Koran Tunisia melaporkan bahwa seorang pria muda Tunisia menceraikan istrinya setelah sang istri ketahuan menyeberang ke negara itu untuk bergabung dengan wanita lainnya menghibur pejuang oposisi Suriah.
Ulama setempat, Noureddine Al- Khadimi, menolak fatwa jihad ini. Ia mendesak warga Tunisia dan lembaga negara untuk tidak menanggapinya.
http://id.berita.yahoo.com/dari-sini-awal-isu-jihad-seks-di-suriah-082529237.html

Ditipu di Suriah, Sejumlah Wanita Tunisia Pulang Dalam Kondisi Hamil

Tunis – Menteri Dalam Negeri Tunisia menyebut adanya sejumlah wanita Tunisia yang menjalani misi jihad ke Suriah. Namun usai melakukan jihad ini, para wanita Tunisia tersebut pulang dalam keadaan hamil.
Menteri Dalam Negeri Tunisia, Lofti Bin Jeddo menuturkan adanya jaringan kriminal yang menipu para wanita ini dengan dalih menjalani jihad di Suriah. Sebanyak 86 orang yang terlibat dalam jaringan ini telah ditangkap.
“Wanita-wanita tersebut berganti-ganti antara 20, 30, dan 100 pemberontak dan mereka kembali menanggung buah hubungan seksual dalam nama jihad seksual
Ini beritanya dari AFP:

Tunisian women ‘waging sex jihad in Syria’

Ini beritanya dari The Telegraph Inggris:

Sex Jihad raging in Syria, claims minister

A Tunisian minister has revealed local women are travelling to Syria to undertake ‘sex jihad’ by giving battlefield comfort to Islamist fighters battling the regime.
 
TUNIS: Tunisian women have travelled to Syria to wage “sex jihad” by comforting Islamist fighters battling the regime there, Interior Minister Lotfi ben Jeddou has told MPs.
“They have sexual relations with 20, 30, 100″ militants, the minister told members of the National Constituent Assembly on Thursday.
“After the sexual liaisons they have there in the name of ‘jihad al-nikah’ — (sexual holy war, in Arabic) — they come home pregnant,” Ben Jeddou told the MPs.
(The Daily Star :: Lebanon News :: http://www.dailystar.com.lb/)

Tunisian women ‘provide pleasure’ to Syria Jihadists

Tunisian girls ‘head to Syria to offer themselves to Islamic fighters as part of sexual jihad’
Reports spread on internet calling for girls to offer themselves to fighters
Tunisian media said 13 girls travelled to rebel-held Northern Syria
Politicians in Tunisia appeal to girls not to be influenced by Islamic preachers
 
“Jihad Nikah” Ternyata Dilakukan oleh Wanita Syiah Tunisia
http://www.lppimakassar.com/2013/09/jihad-nikah-ternyata-dilakukan-oleh.html

Pelaku ‘Jihad Seks’ Sesungguhnya adalah Wanita Syi’ah
Tidak hanya terjadi kasus pemberitaan di Tunisia mengenai “jihad seks”, ternyata juga terjadi di Bahrain. Bahrain adalah negara yang mayoritasnya adalah warga Syi’ah namun dipimpin oleh penguasa Sunni.
http://news.fimadani.com/read/2013/09/23/pelaku-jihad-seks-adalah-wanita-syiah

LPPI itu saya lihat Wahabi. Ada pun Fimadani itu jaringan Media Ikhwanul Muslimin/PKS yang beritanya kerap mengandung fitnah/dusta. Jadi tak layak dipercaya. Harusnya ada berita dari Media lain yg bukan dari kelompok Takfiri macam Wahabi /Ikhwanul Muslimin:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/09/25/fitnah-nikah-mutah-khatami-dari-jaringan-media-pks-ikhwanul-muslimin/

Foto Ummu Ja’far yg diberitakan sbg Mujahidin Sex dari Tunisia ternyata tidak benar. Menurut kabar dia Mujahidin Suriah. Arifi menyangkal menganjurkan fatwa jihad sex meski dia di TV menyakan Aisyah menikah dgn Nabi umur 7 tahun untuk membenarkan bahwa boleh menikah dgn gadis kecil. Yg jelas Mendagri Tunisia Lotfi ben Jeddou mengatakan Jihad Sex itu ada dan gadis Tunisia hamil. Sejumlah Ulama TUnisia juga mengharamkan fatwa Jihad Sex dan ini ramai diberitakan di koran2 Tunisia. Pemberontak Wahabi menyangkal adanya Isyu Jihad Sex. Tapi dgn pernyataan LPPI bahwa Jihad Sex dilakukan oleh Syi’ah, itu menandakan Jihad Sex ada meski mereka mengkambing hitamkan kaum Syi’ah sbg pelakunya. Statistik ini menyatakan Syi’ah tidak ada di Tunisia (0%):

Tunisia
Pop.: 9,974,722
% Shia: –
% Sunni: 98%
http://www.pbs.org/wnet/wideangle/episodes/red-lines-and-deadlines/map-sunni-and-shia-the-worlds-of-islam/2539/

98% penduduk Tunisia adalah Muslim. Boleh dikata sebagian besar adalah Sunni dari mazhab Maliki. Hampir tidak ada Syi’ah di situ. Jumlah pejuang Hizbullah di Suriah pun cuma 2000-an dan pejuang di sana tinggal di Lebanon atau di Suriah. Jadi bisa kembali ke keluarganya tanpa harus berzina. Sementara jumlah Mujahidin Asing yg berpihak pada pemberontak Suriah itu Wahabi/IM. Jumlahnya sekarang 100 ribuan. Dan jauh dari Suriah termasuk dari Indonesia dan Tunisia. Dari Tunisia, Mujahidin yg tewas saja 50 orang. Artinya jika Jihad Seks memang ada, ya kelompok Mujahidin itulah pelakunya. Harusnya jika memang Syi’ah yg melakukan Jihad Sex, maka pelaku Jihad Sex tsb dari Lebanon, Iraq, atau Iran yang memang Syi’ah jumlahnya cukup besar. Bukan dari Tunisia yg boleh dikata nyaris tidak ada Syi’ah sama sekali:
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/07/28/mqnaci-dikabarkan-55-pejuang-dari-indonesia-tewas-di-suriah

Bahrain meski Syi’ah 70%, tapi penduduknya kurang dari 700 ribu. Pemerintahnya Sunni. Jadi tidak mungkin mereka bisa Jihad Sex ke Suriah. Dan beritanya cuma ada di jaringan Wahabi / Ikhwanul Muslimi. TIdak mendunia sebagaimana Mujahidin Sex Tunisia. Jadi beritanya kemungkinan besar fitnah:

Bahrain
Pop.: 677,886
% Shia: 70%
% Sunni: 30%
http://www.pbs.org/wnet/wideangle/episodes/red-lines-and-deadlines/map-sunni-and-shia-the-worlds-of-islam/2539/

Kalau pun katanya jihad sex untuk pemberontak Syi’ah di Bahrain, untuk apa? Toh mereka ada di negara mereka. Di rumah mereka sendiri. Kenapa tidak memakai pernikahan yang sudah ada? Kenapa harus pakai Jihad Sex segala? Kenapa beritanya tidak mendunia. Jelas kemungkinan besar berita tsb Fitnah belaka.

Seorang Pasukan Jamaah Daulah Meledakkan Dirinya Sehingga Menewaskan Komandannya Sendiri di Raqqah


10 Jul 2014.

Seorang pasukan Jamaah Daulah meledakkan dirinya pada hari Selasa (8/7) di Kota Tal Abyad, Provinsi Raqqah sehingga komandannya sendiri yang biasa dipanggil “At Timsah” terbunuh bersama 13 orang pasukan Jamaah Daulah lainnya yang berada di lokasi kejadian. Peristiwa naas ini terjadi setelah komandan yang berasal dari Tunisia tersebut berselisih hebat dengan seorang pejuang asal Suriah, tentang pasukan yang terlibat dalam memerangi kelompok-kelompok perlawanan Suriah di Kota Raqqah, apakah itu diharamkan, karena menumpahkan darah kaum muslimin yang tidak bersalah.

Kantor berita Akhbar Al Aan mengabarkan bahwa perselisihan hebat terjadi antara si pejuang dengan komandannya, kemudian timbullah perkelahian antara keduanya. Kejadian ini berawal dari perintah dari si komandan Tunisia kepada pasukannya untuk menjebloskan salah satu rekan mereka ke dalam penjara karena menolak untuk menjalankan tugas, sehingga ia dijatuhi hukuman cambuk karena bersalah telah menginterupsi perintah komandan.

Para petugas penjara pun mencoba untuk menangkap dirinya, namun tak disangka-sangka ia meledakkan sabuk peledak yang ia kenakan, seketika itu juga tewaslah 13 orang pasukan Jamaah Daulah bersama si komandan At Timsah. Ledakan ini juga menghancurkan markas Jamaah Daulah di mana si pejuang tinggal. Peristiwa ini dibenarkan oleh Zaid Al Faris, seorang kontributor berita di Kota Raqqah dan oleh seorang mantan pasukan Daulah. (addurar/muqawamah.com)

Live Report : Operasi Gabungan Jabhah Nushrah Berhasil Menaklukkan Gerombolan Pengkhianat Hanya dengan Teriakan Takbir


11 Jul 2014.

Rabu 9 Juli 2014, Jabhah Nushrah melakukan operasi gabungan dengan Katibah-Katibah dibawah mereka untuk mengepung kelompok pengkhianat Liwa’ Qabdhatus Syamal yang bergabung dengan sebagaian unsur Liwa’ At-Tauhid yang sebelumnya telah terdapat perjanjian kerjasama antara Jabhah Nushrah dengan mereka.

Perjanjian itu dirusak oleh gerombolan pengkhianat ini seiring dengan aksi sepihak mereka merebut dan menguasai beberapa gedung aset Jabhah Nushrah di sekitar Haur Killis, Alepo. Dan banyaknya laporan masyarakat sipil kepada Jabhah Nushrah bahwa gerombolan ini telah banyak melakukan kerusakan di wilayah yang mereka rebut dari Jabhah Nushrah. Di antara laporan yang berhasil kami himpun antara lain; fashilah pengkhianat ini telah sering merampas harta kaum muslimin dengan paksa, menahan hak kaum muslimin, memperkosa beberapa wanita muslimah dan pelanggaran-pelangaran hak lainnya.

Maka setelah para pimpinan Jabhah Nushrah dan Katibah-Katibah dibawahnya melakukan musyawarah, diputuskan bahwa gerombolan pengkhianat ini harus segera dihentikan dan pelaku kriminal di antara mereka harus diadili oleh Mahkamah Syar’iyyah untuk diadili dengan hukum Islam yang adil.

Pada hari rabu kemarin 9 Juli 2014, gabungan Mujahidin Jabhah Nushrah yang berjumlah sekitar 100 personel bergerak dalam satu komando menuju wilayah yang sedang dikuasai gerombolan pengkhianat. Walhasil, setelah Mujahidin Jabhah Nushrah mendekat dan mengepung posisi mereka dan teriakan takbir menggema keras seketika itu pula para pengecut itu menyerah ketakutan tanpa perlawanan sama sekali, Alhamdulillah.

“Mereka sebenarnya bukan mujahidin, mereka memang memanfaatkan jihad untuk merampok dan bersenang-senang saja. Jadi ketika kami datang dengan teriakan takbir, maka para kriminal ini pun ketakutan luar biasa dan hampir saja mereka mati karena ketakutan”, sebut Abu Anas As-Syami, salah seorang Mujahid Jabhah Nushrah yang berhasil kami wawancarai.

Operasi ini berhasil menahan 15 para pelaku kriminal yang sekarang telah diserahkan kepada Mahkamah Syar’iyyah untuk diadili. Dan dalam operasi ini Allah telah menganugerahkan ghanimah yang berlimpah kepada para Mujahidin, Alhamdulillah.

Foto-foto Penyerangan Jabhah Nushrah Terhadap Kamp Militer Al-Hamidiyah, Idlib


11 Jul 2014.

JABHAH NUSHRAH MELANCARKAN AKSI PENYERANGAN TERHADAP POS PENJAGAAN THARAF – KAMP MILITER AL HAMIDIYAH, PESISIR PROVINSI IDLIB

 regu penyerang bersiap untuk berangkat ke pos Tharaf, kamp militer Al Hamidiyah
 
salah satu regu penyerang Jabhah Nushrah tengah menunggu dimulainya penyerangan
seorang penembak jitu Jabhah Nushrah tengah mengintai pasukan musuh di pos Tharaf. 
senapan mesin anti aircraft ZSU 23 milik Jabhah Nushrah tengah menggempur pos Dahman dan pos Tharaf 
 egu penyerang bergerak maju dengan berlindung di balik tank
tank-tank mujahidin telah sampai di dekat pos Tharaf dan siap beraksi.
 regu penyerang berada di dalam pos Tharaf dan tengah terlibat baku tembak dengan pasukan Assad yang berada di kamp militer Al Hamidiyah
tank-tank mujahidin bergerak maju ke pos Dahman setelah berhasil menguasai pos Tharaf.
seorang pasukan Assad yang tertawan di pos Tharaf 
 

Takfirisme Menurut Ahlulbait Indonesia (ABI)


Wawancara Eksklusif dengan Sekjen ABI, Drs. Ahmad Hidayat, MA

Ustaz, bagaimana sebenarnya takfirisme dalam pandangan Syiah?
Takfirisme menurut Syiah itu sebenarnya adalah gejala yang timbul dalam masyarakat Islam ketika mereka mencoba menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an terkait dengan kata-kata ‘kafir’ dan ‘pengkafiran.’
Fenomena ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru terjadi.Tapi ini sudah berjalan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Persoalannya adalah, bagaimana atau siapa semestinya yang memiliki otoritas untuk menjatuhkan vonis kekafiran seseorang.

Dalam Al-Qur’an kita tahu betul banyak ayat-ayat yang menyinggung tentang prilaku manusia yang kemudian Allah Swt sebutkan sebagai orang-orang kafir. Ayat yang suka digunakan oleh orang-orang yang kemudian merasa dirinya berhak untuk mengkafirkan misalnya dalam Al-Qur’an Allah menyebutkan man lam yahkum bima anzalallahu faulaika humul kafirun. Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah, maka dia disebut kafir.

Nah, dari pemahaman secara skriptualis terhadap ayat ini memungkinkan setiap orang untuk dengan mudah menyatakan kekafiran terhadap orang lain. Misalnya saja, ada kelompok yang sedemikian ekstremnya, hidup di sebuah negara, yang di negara itu hukum Islam tidak diberlakukan, hukum Allah tidak diberlakukan, maka negara itu adalah negara kafir. Sebagian orang yang ekstrem dalam memahami ayat ini bahkan menganggap Indonesia ini adalah negara kafir.

Tentu ini berbahya bagi kehidupan suatu tatanan budaya dan peradaban yang dibangun oleh suatu negara. Karena itu fenomena takfirisme yang muncul belakangan ini di Indonesia sungguh mengancam eksistensi bangsa dan negara. Sungguh mengancam positioning negara yang menghormati pluralitas, yang menghormati perbedaan antar pemahaman dari seluruh warganegara di Indonesia ini.

Jika fenomena mengkafirkan sudah ada sejak dulu, lantas apa yang mesti dilakukan?
Begini, kita tahu bahwa ada ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang memberi ruang kepada setiap orang di dalam menemukan sebuah sistem keyakinan dan kepercayaannya. Dan sampai pada tingkat tertentu, ketika proses dialog yang beradab yang Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa ud’u illa sabili rabbika bil hikmah wal mau’idhati hasanah wa jaddilhum billati hiya ahsan. Bahwa mengajak orang kepada kebenaran, kepada Islam, itu harus dengan cara-cara yang baik, yang bijak. Dan sampai pada tingkat ketika membicarakan dan mendialogkannya harus dengan cara-cara yang terhormat dan beradab.

Nah, ini artinya apa? Sebenarnya agama Islam memberikan kesempatan kepada setiap orang dalam mencoba mengukuhkan sistem pemahaman dan keyakinannya melalui sebuah dialog yang sepadan, beradab. Bukan hanya karena kita berbeda pendapat, maka saya serta-merta mengatakan bahwa Anda kafir. Ini yang berbahaya.

Dan ini yang menimpa sekelompok orang yang mengaku Islam, lalu mengklaim dirinya layak untuk mewakili Tuhan dan mengkafirkan orang lain. Padahal sebenarnya otoritas untuk mengkafirkan seseorang itu adalah otoritas Allah Swt dan otoritas Nabi Muhammad Saw. Karena itu kita tak boleh secara gamblang menuduh, hanya karena saya berbeda dengan Anda dalam memahamai satu teks ayat, maka Anda kafir.
Maka Anda saya kafirkan. Ini berbahaya.

Ini betul-betul akan merusak agama Islam sebagai agama yang mengedepankan dialog dengan cara beradab. Yang mengedepankan diskusi dengan cara baik-baik dengan kelompok mana pun.
Kita tahu Nabi Muhammad Saw datang di tengah-tengah masyarakat yang tidak sepenuhnya, atau semuanya bahkan, tidak mempercayai Allah Swt, kecuali orang-orang yang memelihara Baitullah, Ka’bah. Yaitu mereka yang berasal dari keturunan Nabi Ibrahim dan Ismail as, yang tak pernah musyrik dan menyembah selain Allah Swt.

Nabi memperlakukan orang-orang itu secara baik dan mengajak mereka berdialog secara baik. Sampai kita lihat sejarah Nabi di Thaif. Nabi sampai diusir, dilukai, berdarah-darah tubuhnya, lalu Jibril datang dan berkata, “Ya Muhammad ya Habiballah, kalau Engkau meminta kepada Allah Swt agar aku menghancurkan orang-orang Thaif, maka aku akan hancurkan orang Thaif”. Tapi apa kata Nabi? “Tidak, jangan ya Jibril. Seandainya mereka tahu siapa aku maka mereka akan berbondong-bondong untuk mengikuti ajaran yang aku sampaikan dari Allah Swt.”

Nah ini ajaran moral yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. Yang semestinya menghindarkan orang Islam, atau yang mengaku Islam untuk tidak serta-merta mudah mengkafirkan orang lain.
Ada tuduhan sekelompok orang bahwa Syiah juga melakukan takfirisme dengan mencela sahabat dan istri Nabi. Bagaimana tanggapan Ustaz?

Apa yang saya sebutkan tadi itu bersifat umum. Bahwa fenomena takfirisme itu fenomena manusiawi. Maksud saya, dia bisa hadir di kelompok mana pun, mau mengaku Ahlusunnah ataupun dia yang mengaku Syiah. Di dalam kelompok-kelompok Islam, ada kelompok ekstrem. Tetapi tidak boleh karena prilaku kelompok ekstrem ini kita hukumi secara sama kepada setiap penganut kelompok itu.
Jangan karena ada satu Ahlusunnah suka mengkafirkan orang lain, lalu kita mengatakan bahwa Ahlusunnah itu kelompok takfiri. Sebagaimana halnya bila ada satu atau beberapa orang dalam kelompok Syiah yang mengkafirkan orang lain lalu menganggap bahwa Syiah itu adalah kelompok yang suka mengkafirkan orang lain.

Yang harus kita lakukan adalah menelisik lebih dalam prinsip-prinsip ajaran Islam yang dijadikan sebagai keyakinan secara mu’tabar kepada seluruh ulama, baik yang ada dalam Sunni, mau pun yang ada dalam Syiah. Dan kita akan temukan bahwa dalam Sunni mau pun di Syiah menolak yang namanya takfirisme itu.
Di Syiah, para ulama Syiah mengecam orang-orang yang melakukan pengkafiran terhadap sahabat Nabi, istri Nabi, kepada orang-orang yangmenyatakan dirinya Allah Tuhanku, kiblatku adalah Ka’bah, Muhammad adalah Nabiku yang terakhir, dan Al-Qur’an adalah kitabku, haram hukumnya untuk dikafirkan. Dalam hal ini, baik Syiah mau pun Sunni mengharamkan setiap pengikutnya mengkafirkan orang-orang yang disebut sebagai Ahlul Kiblat. Syiah sendiri sangat konsisten dengan itu.

Maaf, Ustad. Lantas bagaimana pandangan Ustad dengan ulah orang yang mengaku ulama Syiah dan dia mencela sahabat serta istri-istri Nabi seperti Yasir al-Habib dari London itu? Yang tindakannya lalu dijadikan dalil oleh kelompok yang anti-Syiah bahwa Syiah itu juga suka mengkafirkan?

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, Yasir Habib ini adalah orang yang disusupkan, masuk mengaku sebagai Syiah. Sebagaimana para orientalis. Kita di Indonesia ada Snouck Hurgronje, dia adalah seorang orientalis yang disusupkan masuk Islam, dan pekerjaannya memecah-belah umat Islam di Indonesia waktu itu. Dan terbukti berhasil waktu itu. Begitu pula yang dilakukan si Yasir Habib itu.

Dia adalah seseorang yang disusupkan masuk seakan-akan seorang Syi’i, lalu kemudian memunculkan berbagai pernyataan-pernyataan. Yang pernyataan-pernyataan itu memang ada di sebagian kitab Syiah, tetapi oleh ulama belakangan, ulama ushuli yang mu’tabar, dan sebagian yang masih hidup menyatakan bahwa itu tertolak. Artinya, apa yang ada dalam kitab-kitab itu kita nyatakan tertolak. Demi kemaslahatan dan demi persatuan Islam.

Karena itu Syiah memiliki sikap tegas, bahwa pengkafiran yang dilakukan oleh orang seperti Yasir Habib dan orang-orang yang bersamanya adalah orang-orang yang disusupkan oleh Zionisme atau oleh Amerika Serikat atau oleh orang-orang yang tidak senang dengan persatuan umat Islam. Karena umat Islam kalau bersatu, Sunni dan Syiah ini adalah sebuah kekuatan yang sangat dahsyat untuk membangun peradaban dunia yang bermartabat.

Kalau ada orang yang mengaku Syiah tapi masih mencela dan mengkafirkan sahabat dan istri Nabi, apakah dia masih bisa dianggap Syiah, Ustaz?
Tidak. Mereka sejatinya bukan Syiah. Sebagaimana orang-orang Sunni yang mengkafirkan Syiah, saya yakin mereka pun tak layak disebut sebagai pengikut Ahlusunnah sejati.


Ustaz, apa pengaruh dari takfirisme ini bagi Syiah? Terutama bagi Syiah yang ada di Indonesia?
Pertama, saya ingin mengatakan begini. Bahwa gejala takfirisme ini adalah gejala perusakan terhadap peradaban. Gejala perusakan terhadap tatanan kehidupan manusia. Gejala tentang perusakan terhadap hak-hak asasi manusia. Karena itu yang terancam dengan munculnya kelompok takfiri, bukan hanya Syiah.
Betul saya sebagai seorang penganut Islam mazhab Syiah Imamiah Itsna Atsariyah, meyakini bahwa Islam yang saya anut sama dengan Islam yang dianut oleh Islam Ahlusunnah wal Jama’ah. Yang Allah Swt yang disembah sama, Al-Qur’annya sama, Nabinya sama, kiblatnya sama, yang prinsip-prinsip teologinya juga sama, kecuali sistem penjelasnya yang berbeda dan persoalan-persoalan furu’ yang berbeda. Namun itu tidak lantas menyebabkan seseorang boleh disebut kafir.

Nah, karena itu ketika gejala takfirisme itu merebak di mana-mana, maka sungguh, yang pertama kali seharusnya merasa terancam adalah peradaban manusia yang menghargai perbedaan.
Kalau bangsa Indonesia membiarkan kelompok takfiri, ini sama dengan membiarkan kelompok vandalisme, kelompok terorisme, dan kelompok yang akan melakukan perusakan. Yang nantinya sasarannya bukan hanya Syiah, tapi sasarannya adalah siapa saja yang dianggap tidak sepaham atau tidak mengikuti pahaman yang dibangun oleh kelompok takfiri maka layak dilenyapkan dari muka bumi ini. Termasuk eksistensi NKRI.

Karena itu sebenarnya yang harus paling merasa terancam dengan ancaman takfirisme di Indonesia ini adalah negara ini. Dan siapa pun yang menjadi pejabat negaranya atau pemerintahannya bertanggung jawab untuk menertibkan kelompok takfiri ini. Karena gerakan takfirisme tidak saja bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, tapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Prinsip-prinsip ajaran kemanusiaan yang dianut oleh setiap orang yang berakal sehat.

Siapa lagi yang sebenarnya terancam oleh takfirisme ini?
Yang sebenarnya harus merasa terancam lagi adalah mayoritas masyarakat Indonesia ini, yakni Muslim Ahlusunnah wal Jama’ah, yang diwakili oleh Muhammadiyah dan NU. Kita sama tahu, sebagian besar ritual agama yang dijalankan oleh NU itu dianggap bid’ah oleh kelompok takfiri. Dan bid’ah itu ujungnya, kalau kita lihat rentetan hadis itu, ujungnya di neraka. Artinya orang yang masuk neraka itu adalah orang yang kafir.
Dan sesungguhnya ketika mereka membid’ahkan apa yang diamalkan NU, misalnya ziarah kubur, tahlilan, maulidan, dan ritual-ritual lainnya yang ada dan sudah menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia, yang bukan tak punya penjelasan di dalam hadis Nabi, itu dianggap bid’ah, maka itu sama saja dengan menghukumi 90% umat Islam di Indonesia ini akan masuk neraka. Dan siapa saja yang dianggap pantas masuk neraka berarti dianggap kafir juga. Karena itu saya kira kelompok kedua yang harus merasa terancam adalah mayoritas umat Islam di Indonesia.

Bagaimana sikap ABI sendiri dalam menghadapi kelompok takfiri ini?
Kami, masyarakat Muslim Syiah, sebagai bagian tak terpisah dari entitas Muslim Indonesia tentu bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan kepada bangsa ini. Kepada setiap kelompok masyarakat, termasuk kepada kelompok yang suka mengkafirkan, bahwa pengkafiran yang mereka lakukan itu keliru, itu salah paham, itu salah kaprah.

Sebaiknya takutlah kepada Allah Swt, untuk menjatuhkan tuduhan pengkafiran kepada setiap orang yang shalat menghadap kiblat, yang haji ke baitullah, yang menyembah Allah Swt, yang di rumahnya membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, yang mencintai Rasulullah Saw dan keluarga suci beliau. Kalau saudara-saudara kita yang ada di kelompok takfiri itu menyadari, insha Allah gejala-gejala itu akan hilang dari bumi Indonesia yang kita cintai.

Kami juga bersilaturahmi dengan Kiai Said Agil Siradj, ketua PBNU. Kami silaturahmi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin, dan menyampaikan kekhawatiran yang sama. Sekaligus mengajak, ayolah sebagai bagian dari anak bangsa, kita yang sama-sama seagama Islam, kita turut bertanggung-jawab untuk menjaga stabilitas bangsa ini, keharmonisan bangsa ini. Untuk menjaga bangsa ini hidup dalam prinsip tasamuh.

Tasamuh itu adalah prinsip toleransi. Dan toleransi itu adalah ajaran agama Islam yang diakomodir oleh bangsa ini dengan Pancasila dan UUD 1945. Kita sebenanrya sangat berharap Muhammadiyah, NU, dan seluruh ormas Islam yang ada di Indonesia ini untuk duduk bareng, duduk bersama dan mengajak kelompok-kelompok yang saling mengkafirkan itu agar kita sama saling memahami, agar kita saling membangun pengertian di antara kita. Bahwa tidak ada tujuan yang kita lakukan dalam seluruh program yang kita kerjakan ini kecuali mengembalikan pandangan hidup kita, cara hidup kita, sikap kita, dan tujuan hidup kita hanya pada Allah Swt. Karena hanya dengan itulah kita selamat.

Terima kasih atas kesempatan wawancaranya, Ustaz. Sebagai penutup, mungkin ada pesan dan harapan yang ingin ABI sampaikan kepada umat Islam di Indonesia?
Ya. Harus dimengerti bahwa Syiah, dengan ABI sebagai salah satu ormasnya, tidak mengajak siapa pun masuk Syiah. Tidak juga mengajak orang masuk ABI. Tapi kami mengajak orang kembali kepada Allah Swt, pada Al-Qur’an Muhammad Saw. Kita juga berharap bahwa NU, Muhammadiyah dan ormas lain tidak mengajak orang masuk ke NU atau Muhammadiyah. Tapi mengajak orang masuk ke Islam menuju Allah Swt, untuk Rasulullah Saw, untuk Al-Qur’an.

Karena kita ini sebenarnya ‘ndak punya umat. NU ‘ndak punya umat. Yang punya umat itu hanya Muhammad Rasulullah. Ahlulbait Indonesia itu ‘ndak punya umat. ‘Ndak boleh mengklaim punya umat. Muhammadiyah juga tidak boleh mengklaim ini umat propertinya. NU jangan mengklaim ini umat propertinya. Syiah juga jangan mengklaim ini umat propertinya. Ini umat adalah umatnya Muhammad Rasulullah Saw.

Jadi kita semua berbondong-bondong lewat ormas, lewat organisasi kita masing-masing kembali kepada Nabi, kembali kepada Allah Swt. Bukan kepada Syiah, bukan kepada Muhammadiyah, bukan kepada NU, bukan kepada ormas-ormas apa pun. Ormas ini, atau sekte atau pun mazhab ini hanya sebagai media saja. Kita melihatnya sebagai sarana untuk mempelajari Al-Qur’an, untuk mempelajari tauladan hidup Nabi, yang dari itu muncul kecintaan jiwa Islami yang kuat.

Kalau prinsip ini dimiliki semua pihak, saya percaya umat Islam akan bisa hidup rukun di mana pun mereka berada.

Sumber: shabestan

Terkait Berita: