Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Teroris. Show all posts
Showing posts with label Teroris. Show all posts

Tentara Suriah Perang di Jalanan Zabadani Melawan Teroris


Diberitakan bahwa tentara Suriah berhasil menembus ke jantung kota Zabadani dan beraksi di jalanan membasmi teroris-teroris pemberontak.
 
Sebagaimana yang diberitakan oleh Al-Alam, tentara-tentara Suriah berhasil menembus jantung kota Zabadani dan melakukan pertempuran sengit dengan teroris-teroris pemberontak di jalanan kota tersebut.

Hari demi hari berbagai kawasan yang berhasil dikontrol tentara Suriah semakin bertambah. Kawasan yang terakhir kali dikuasai tentara Suriah adalah Al-Jam’iyat yang sebelumnya menjadi markas teroris.

Dalam aksi penyerangan yang dilakukan akhir-akhir ini, tentara Suriah berhasil merebut di kawasan Abu Aisyah. 13 tentara mati dan puluhan lainnya terluka.

Menurut kesaksian beberapa saksi mata, ternyata kelompok teroris pemberontak di Zabadani merasa kuwalahan dan mengirimkan pesan agar dibukakan jalan bagi mereka untuk meninggalkan kota itu. Namun sepertinya permintaan tersebut tidak akan diterima oleh pihak tentara Suriah.

Salah seorang saksi mata saat melakukan kontak telfon dengan koran Al-Akhbar Lebanon mengatakan, “Saat ini sedang terjadi pertempuran sengit antara tentara Suriah dengan teroris-teroris pemberontak di Zabadani. Para teroris kehilangan tempa perlindungan mereka dan mulai terkepung.”

Dalam waktu bersamaan, tentara-tentara Suriah di kota-kota lainnya juga menggelar aksi pertempuran dengan teroris-teroris ISIS dan Jabhah Al-Nusra.

Serangan tentara-tentara Suriah begitu dahsyat baik dari darat maupun udara sehingga membuat teroris-teroris pemberontak di negeri itu terpojok.

Beberapa kawasan baik di kota dan desa yang menjadi area pertempuran tentara Suriah dengan pemberontak di antara lain adalah Zabadani, Hams, Syahrul Rastan, Talbisa dan Umm Syarsyuh.

(Shabestan/ABNS)

Bahaya Radikalisme Dalam Jihad Mengatasnamakan Ajaran Islam

Anak-anak Izadi korban kekerasan ISIS di Irak utara

Bahaya radikalisme begitu nyata. Dalam bentuk yang paling lunak, radikalisme adalah keengganan untuk menerima kelompok lain yang berbeda. Bentuk ekstrem dari radikalisme adalah aksi kekerasan dan terorisme. Orang radikal belum tentu teroris, tetapi teroris pasti radikal.

Radikalisme versi lunak sekilas tak berbahaya karena ia cenderung pasif. Namun, dalam situasi tertentu, terutama ketika terjadi kerawanan sosial, radikalisme pasif bisa berubah menjadi agresif. Kasus pembakaran rumah ibadah di Tolikara, Papua, 17 Juli lalu, bisa dilihat dari perspektif ini.

Benih radikalisme
Radikalisme bukan monopoli agama tertentu. Dalam tradisi agama-agama selalu terkandung benih-benih yang oleh David Lochhead (1988) disebut isolasionis (tiap-tiap agama hidup dalam komunitasnya sendiri yang terpisah dari kelompok lain), konfrontasionis (kelompok lain dianggap saingan yang harus selalu dicurigai), dan bahkan kebencian (kelompok lain adalah musuh yang harus ditaklukkan).

Bagi kelompok tertentu, benih-benih radikalisme ini bahkan menjadi ideologi yang bisa dengan mudah berubah menjadi kekerasan. Inilah yang oleh Mark Juergensmeyer (1995) disebut sebagai kultur kekerasan. Upaya melawan radikalisme secara koersif melahirkan mata rantai kekerasan yang tidak berkesudahan.

Ciri penting dari kultur kekerasan adalah munculnya persepsi luas bahwa dunia seolah-olah memang menghendaki kekerasan. Bagi kelompok radikal, persepsi ini dikonstruksi sedemikian rupa sebagai tekanan dari pihak luar yang menyebabkan komunitas mereka dalam situasi terancam. Dalam pandangan mereka, aksi kekerasan adalah respons terhadap perasaan terancam yang mereka rasakan.
Mereka bereaksi dalam bentuk perlawanan yang bahkan tidak bisa diduga. Perlawanan itu, menurut Marty dan Appleby (1993), muncul dalam bentuk melawan kembali kelompok yang mengancam keberadaan mereka atau identitas yang menjadi taruhan hidup.

Mereka berjuang untuk menegakkan cita-cita yang mencakup persoalan hidup secara umum, seperti keluarga atau institusi sosial lain. Mereka berjuang dengan kerangka nilai atau identitas tertentu yang diambil dari warisan masa lalu ataupun konstruksi baru. Untuk itu, mereka juga berjuang melawan musuh-musuh tertentu yang muncul dalam bentuk komunitas atau tata sosial keagamaan yang dipandang menyimpang. Terakhir, mereka mengklaim perjuangan mereka atas nama Tuhan.

Radikalisme yang mengarah kepada kekerasan ini pada dasarnya tidak terjadi dengan sendirinya. Radikalisme semacam ini tidak langsung tumbuh dan besar. Ibarat benih, ia butuh lahan yang subur. Pandangan keagamaan yang hitam-putih dan merasa paling “murni” adalah benih yang sangat potensial. Benih ini akan tumbuh dengan cepat di lahan sosial yang diwarnai oleh kesenjangan ekonomi, ketakadilan, kecemburuan sosial, dan penegakan hukum yang lemah.

Perasaan terancam oleh kehadiran kelompok lain adalah pupuk yang membuat radikalisme berubah cepat menjadi agresivisme. Daftar panjang intoleransi dan kekerasan bernuansa agama di Indonesia akumulasi dari hal-hal ini.

Banyak orang berkilah, maraknya kasus intoleransi dan kekerasan bernuansa agama di Indonesia tak bisa menghapuskan fakta kerukunan yang telah berlangsung puluhan tahun. Harus diakui, kajian banyak lembaga antaragama menunjukkan, konflik bernuansa agama yang berdarah-darah baru terjadi menjelang runtuhnya Orde Baru. Itu sebabnya, kerukunan antarpemeluk agama sering dibanga-banggakan Orde Baru.

Namun, kerukunan itu sebetulnya cenderung artifisial. Konflik antaragama tak sering terjadi bukan karena masyarakat telah hidup rukun, tetapi lebih karena penguasa menekan sedemikian rupa agar potensi konflik tersebut tidak muncul ke permukaan. Melalui konsep SARA, umat yang berbeda agama disegregasi begitu rupa sehingga mereka tidak saling memahami satu sama lain. Mereka memahami kelompok lain hanya dalam stereotip-stereotip tertentu.

Ketika bendungan Orde Baru runtuh dan kontestasi sosial berlangsung secara terbuka, bahkan cenderung vulgar, sementara mereka hidup dalam ketidaktahuan satu sama lain, penuh kecurigaan, kecemburuan dan bahkan “permusuhan”, maka tak sulit untuk menduga apa yang akan terjadi.

Lintas sektor
Dalam dunia yang makin majemuk, paradigma mayoritas-minoritas yang cenderung diskriminatif tak bisa lagi dipertahankan. Mobilitas penduduk dari satu negara ke negara lain, dari satu kota ke kota lain, membuat kemajemukan betul-betul hadir di depan kita. Kenyataan ini mengharuskan kita bertemu dengan orang lain yang sama sekali berbeda, baik dari segi ras, suku, kultur, bahasa, maupun keyakinan. Di sinilah toleransi menjadi kata kunci yang tidak bisa ditawar. Dalam ungkapan Michael Walzer (1997), toleransi membuat perbedaan menjadi mungkin; dan perbedan membuat toleransi menjadi penting.

Meski demikian, upaya mengatasi bahaya radikalisme tak cukup hanya dengan konsep toleransi, apalagi toleransi hanya dimaknai sebagai kerukunan. Diakui atau tidak, kecenderungan radikalisme yang mengarah kepada kekerasan tidak bisa dibaca semata-mata sebagai persoalan agama. Karena itu, upaya mengatasinya tidak cukup hanya dengan pendekatan toleransi. Akan tetapi, perlu juga upaya lintas sektoral agar radikalisme tidak mengarah kepada kekerasan.

Upaya memotong mata rantai kekerasan radikalisme setidaknya harus melibatkan tiga unsur vital. Pertama, mendorong para pemimpin agama melakukan pencerahan terus-menerus kepada umatnya bahwa agama adalah ajaran kasih sayang, toleransi dan kewajiban beramal saleh. Kematangan beragama tidak hanya ditentukan oleh intensitas ibadah terhadap Sang Pencipta, tetapi juga oleh kesediaan menerima ciptaan-Nya yang sangat beragam, baik dari segi budaya, etnis, bahasa, maupun agama.

Kedua, mendorong organisasi sosial (ormas) untuk terus-menerus menjaga “rumah bersama” dari ancaman apa pun yang dapat merusak kedamaian hidup bersama. Di sinilah pentingnya dialog yang otentik antarpemeluk agama agar mereka lebih bisa saling memahami. Upaya dialog selama ini lebih sering mencari titik temu ketimbang memahami keunikan masing-masing kelompok agama. Padahal, substansi toleransi bukan persamaan, melainkan justru penghargaan terhadap perbedaan.

Ormas bukan sekadar wadah komunitas sebagai tempat bernaung bagi masyarakat yang memiliki kesamaan-kesamaan tertentu. Ormas adalah benteng untuk menjaga dan melembagakan nilai-nilai dan moral sosial. Tugas ormas dalam hal ini adalah melindungi anggotanya dari kecenderungan kekerasan.

Ketiga, mendorong negara melaksanakan tanggung jawabnya menjamin rasa aman, menegakkan hukum secara adil dan membangun sarana-prasarana yang memudahkan warganya melaksanakan hajat hidup. Kesediaan warga negara untuk taat hukum akan ditentukan oleh sejauh mana negara mampu melaksanakan tanggung jawab ini.

Disadari atau tidak, radikalisme tidak akan pernah mati. Dengan tiga pendekatan ini, setidaknya radikalisme tidak mudah berubah menjadi agresivisme.

Agus Muhammad
Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU.

(Kompas/MahdiNews/ABNS)

Blogger Ateis di Bangladesh Diduga Dibunuh Kelompok Militan (Teroris)

Blogger Bangladesh Niloy Chowdhury (40 tahun) tewas dibunuh.

Blogger asal Bangladesh, Niloy Neel ditemukan tewas di kediamannya di kota Dhaka, pada Jumat (7/8) lalu.  Berdasarkan keterangan dari polisi dia dibunuh oleh sekolompok orang dengan menggunakan parang.

Neel adalah seorang ateis dan banyak mengkritik tentang Islam. Dia juga sempat aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). BBC melaporkan bahwa dia adalah blogger sekuler keempat yang terbunuh selama satu tahun ini, yang diduga dilakukan oleh kelompok militan di Bangladesh.

Pria berusia 40 itu telah menulis banyak kritikannya untuk Islam. Dia juga mengkritik terbunuhnya tiga blogger di negaranya yang terjadi pada tahun ini. Selain itu dia juga menuliskan tentang hak perempuan dan kaum minoritas, dimana terjadi kekerasan dan penindasan terhadap umat Hindu di Bangladesh.

"Kami tahu bahwa Niloy bekerja di LSM beberapa waktu lalu, tapi kami tidak memperhatikan tulisan-tulisannya. Kami sedang melakukan investigasi," kata juru bicara Kepolisian Dhaka, Muntashirul Islam, menurut Mirror, Sabtu (8/8).

Ansar al-Islam Bangladesh, kelompok al Qaeda yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan ini.

Sementara itu berdasarkan informasi email yang belum dikonfirmasi, dari CNN menyatakan bahwa Mufti Abdullah Ashraf, yang mengaku menjadi juru bicara group, mengatakan: "Dengan izin Allah, operasi ini terjadi hari ini. Kami menyatakan perang melawan musuh terburuk Allah dan Rasul-Nya."

(BBC/Republika/ABNS)

Wakil Duma Rusia: Istilah Teroris Islam harus Dihapus dari Media


Salah satu wakil parlemen dari Duma Rusia menekankan bahwa terorisme tidak ada hubungannya dengan Islam dan atau mazhab apapun. Dan harus dicegah penggunaan ‘terorisme Islam’ dan ‘militan Islam’ di media massa.
 
Dia mengingatkan bahwa kelompok teroris telah mengorbankan pengikut Islam di seluruh dunia.

Syamsil Sarilyuf mengatakan kepada Rusia bahwa istilah-istilah seperti terorisme Islam telah mengarahkan opini publik bahwa Islam dan terorisme adalah satu kesatuan.

Dia menegaskan bahwa akhir-akhir ini media-media sosial secara bebas dan banyak menggunakan istilah-istilah seperti ‘pemerintahan Islam teroris’ dan ‘teroris-teroris Islam’ sehingga masyarakat memandang Islam itu negatif.

Dia mengingatkan pula bahwa media-media ini akan memberikan pengaruh yang keliru dan salah serta membahayakan para penganut-penganut Islam.

Dia berkata bahwa teroris-teroris Daesy memandang diri mereka sebagai pemerintahan Islam sementara tidak ada hubungannya dengan Islam sama sekali, namun media-media Barat berusaha untuk merasukkan dan menanamkan pemahaman ini ke dalam pikiran masyarakat.

Wakil Duma ini menegaskan bahwa Islam sejati dan hakiki menebarkan pesan kasih sayang, cinta, dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat, dan media-media harus memperhatikan poin penting ini.

(Shabestan/ABNS)

Hollande Sebut Penembakan Di Charlie Hebdo Serangan Teroris


Presiden Prancis Francois Hollande dalam pidatonya menanggapi penembakan ke kantor tabloid Charlie Hebdo mengatakan insiden itu sebagai serangan teroris.
"Ini adalah serangan teroris, tidak salah lagi," kata dia, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (7/1). "Ini operasi teroris terhadap kantor Charlie Hebdo. Dalam beberapa pekan terakhir juga terjadi serangan teroris."

Kantor Tabloid mingguan Prancis Charlie Hebdo hari ini diserang sekelompok pria bersenjata senapan Kalashnikov dan memakai topeng. Kepolisian Prancis mengatakan sedikitnya 12 tewas dalam insiden itu. Dua di antaranya adalah polisi.

Charlie Hebdo pada 2012 lalu pernah menerbitkan kartun bergambar Nabi Muhammad yang menghebohkan dunia internasional. Prancis saat itu terpaksa menutup sementara beberapa kedutaan dan sekolah di 20 negara karena khawatir serangan balasan. Pada November 2011 kantor tabloid itu juga pernah diserang ledakan bom setelah memajang karikatur Nabi Muhammad di halaman depan tabloid.

(Merdeka.com/ABNS)

Hizbullah Rebut Kembali Perbukitan Arsal di Perbatasan dari Teroris

Para pejuang Hizbullah di wilayah Qalamoun di perbatasan Suriah-Lebanon.

Para pejuang gerakan perlawanan Hizbullah Libanon telah merebut kembali daerah perbukitan Arsal di perbatasan di Lebanon dari para teroris.

Dalam operasi pada Rabu (3/6/15), para pejuang Hizbullah berhasil membersihkan perbukitan majr al-Hamra dan Shamis al-Hamra diperbatasan dari teroris.
Sejumlah besar teroris tewas dan terluka dalam operasi di Arsal, yang terletak sekitar 124 kilometer timur laut Beirut.

Belum ada laporan dari kelompok teroris.

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Sheikh Nabil Qaouk sebelumnya mengatakan bahwa pasukan Hizbullah tidak akan membiarkan kota Arsal menjadi surga bagi teroris Takfiri.
Qaouk mengatakan hari Sabtu bahwa gerakannya telah “berada wilayah yang diduduki” di pinggiran Arsal.

Pada tanggal 27 Mei, pejuang Hizbullah menewaskan puluhan teroris al-Nusra yang berafilias dengan al-Qaeda setelah menyerang tempat persembunyian militan dengan drone, dan meluncurkan serangan mendadak di daerah yang terletak antara Arsal dan desa Nahle timur laut Lebanon.

Para pejuang gerakan perlawanan sebelumnya berhasil membersihakan beberapa daerah di wilayah Qalamoun dari teroris.

Pejuang Hizbullah dan tentara Suriah melakukan operasi bersama untuk mendorong kembali teroris dari wilayah strategis Qalamoun pada Mei 4. Dua hari kemudian, pejuang Hizbullah menangkap bukit al-Qubaa dan al-Naffar di Qalamoun.

(Source)

Teroris Takfiri Serang Perumahan di Homs, 1 Tewas

Teroris Takfiri di kota Aleppo (Press TV).
Dalam serangan teroris Takfiri di kawasan perumahan di kota Homs, setidaknya satu warga tewas.
Sumber polisi setempat mengatakan sejumlah mortir mendarat di Universitas al-Baath dan di wilayah Akrima, sekitar 162 km dari Damaskus kemarin.

Beberapa rumah dan bangunan juga rusak akibat proyektil.

Teroris Takfiri dilaporkan sering menyerangg kota-kota Suriah dengan bom, mortir bahkan roket sejak krisis pecah di sana empat tahun silam.


Pada 31 Maret lalu, setidaknya 12 warga sipil tewas dalam serangan roket teroris Takfiri di kota Aleppo, 355 km dari damaskus.

(Source)

Terbongkar, Skandal Pengiriman Senjata Turki Kepada Teroris di Suriah


Koran Cumriyet terbitan Turki Jumat (29/5) dalam edisi cetaknya memuat foto-foto, sedangkan dalam edisi online selain memuat foto juga memuat video yang menunjukkan suplai senjata Turki yang dimuat di dalam beberapa truk untuk kawanan bersenjata di Suriah.
Disebutkan bahwa dalam pengiriman senjata Turki ke Suriah yang terjadi pada awal awal tahun 2014 itu terdapat peluru-peluru mortir yang disembunyikan di bawah obat-obatan yang termuat dalam truk-truk yang disewa secara resmi untuk kepentingan lembaga kemanusiaan namun dicegat oleh tentara Turki di dekat perbatasan Suriah pada Januari 2014.

Menurut Cumhuriyet, truk-truk itu mengangkut sebanyak 80,000 peluru mortir kaliber kecil dan besar serta ratusan roket yang disebut-sebut buatan Rusia yang telah dibeli oleh negara-negara eks Uni Soviet.

Kasus ini menjadi skandal politik yang menimbulkan kecurigaan banyak orang mengenai sejauh mana keterlibatan pemerintah Turki dalam masalah ini, terutama setelah di dunia maya tersiar dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa truk-truk itu berada di bawah pengawasan badan intelijen nasional Turki dan membawa senjata dan perlengkapan militer untuk kelompok-kelompok teroris yang memerangi pasukan pemerintah Suriah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pembongkaran skandal ini tak lepas dari upaya lawan politiknya, Muhammed Fethullah Gülen, untuk menjatuhkan reputasi pemerintah.

Pemerintah Turki melarang publikasi konten-konten seputar skandal itu di media dan jejaring sosial semisal Facebook dan Twitter.  Karena itu, publikasi yang dilakukan Cumhuriyet segera mengundang reaksi dari para pejabat Ankara, sementara Kejaksaan Umum Istanbul menyatakan akan menindak koran ini secara hukum.

Asosiasi wartawan Turkipun tak tinggal diam. Kalangan insan pers membela Cumhuriyet dengan merilis statemen menegaskan bahwa kejaksaan seharusnya mengusut pihak-pihak yang menyuplai senjata kepada para teroris, bukan malah menindak koran Cumhuriyet.

“Faktanya ialah pemerintah Turki mendukung teroris, sedangkan apa yang dilakukan oleh Cumhuriyet dalam membongkar skandal ini adalah tugas kewartawanan,” bunyi statemen itu.

Kepolisian Turki bulan lalu menangkap empat jaksa, satu hakim dan beberapa perwira karena terlibat dalam pengeluaran instruksi pemeriksaan truk-truk bermuatan senjata itu.

Pembongkaran skandal ini menjadi pukulan telak bagi partai yang berkuasa di Turki menjelang pemilu parlemen yang dijadwalkan berlangsung tanggal 7 Juni 2015. Partai-partai oposisi Turki sejak awal sudah gencar menuduh pemerintah Turki memberikan dukungan logistik dan senjata kepada kelompok-kelompok teroris di Suriah.

[Sumber: liputanislam.com]

Turki - Amerika Serikat Sepakat Mendukung Penentang Pemerintah Suriah dari Udara


Menteri Luar Negeri Turki mengungkap adanya perjanjian pertama antara Ankara dan Washington untuk mendukung dari udara kelompok-kelompok penentang bersenjata melawan pemerintah Suriah.
Kantor berita Shabestan melaporkan dengan mengutip sumber-sumber Arab, Maulud Jawisy Uglu, Menteri Luar Negeri Turki, mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Turki bersepakat memberikan dukungan udara kepada kelompok-kelompok penentang pemerintah Suriah yang mendapatkan pelatihan militer di pangkalan Bakhtiar Aidan di kota Kursyahir Turki.
 
Uglu menambahkan, “Dukungan udara untuk mendukung pasukan-pasukan penentang pemerintah Suriah ketika berperang melawan kelompok teroris Daesy dan mereka harus disokong dari udara dan dukungan udara ini masuk dalam program perjanjian Turki - Amerika Serikat.
 
“Negaranya sementara menunggu kesempatan mencari solusi politik yang dilakukan melalui program pelatihan militer kepada para penentang moderat pemerintah Suriah, dan dari sisi lain serangan-serangan kelompok teroris Daesy terus berlanjut, karena alasan-alasan inilah harus diciptakan keseimbangan kekuatan militer melalui penguatan militer di wilayah ini dan inilah tujuan yang ingin dicapai dalam program Turki – Amerika Serikat,” lanjutnya. 
 
Menteri Luar Negeri Turki percaya bahwa membentuk zona larangan terbang adalah bagian dari program jangka panjang dan tujuan program pelatihan militer Turki –Amerika Serikat terhadap kekuatan-kekuatan penentang Suriah yang moderat adalah menghasilkan 15 ribu tentara yang Washington sangat menekankan bahwa misi mereka ini adalah melawan Daesy.
 
Ia tidak menyebutkan rincian tentang bagaimana memberikan dukungan udara dan mengumumkan bahwa mereka harus didukung dari udara, karena jika dukungan ini tidak dilakukan, maka program itu tidak bermanfaat.
 
(Shabestan)

Mufti dan Kepala Logistik ISIL Ditangkap di Lebanon


Pasukan keamanan Lebanon menangkap mufti dan salah satu pemimpin kelompok teroris ISIL di Tripoli Lebanon. Ia berencana meninggalkan negara ini dan bergabung ke pusat para teroris di Turki.
Koran al-Safir Lebanon melaporkan bahwa pasukan keamanan Lebanon mampu menangkap orang yang berbahaya, orang ini bernama Ibrahim Barakat, mufti dan pemimpin kelompok teroris ISIL di Tripoli serta yang bertanggung jawab merekrut para teroris untuk bergabung dengan jajaran kelompok ini di Suriah dan Irak.

Ibrahim Barakat setiap hari melakukan kontak dengan para pemimpin ISIL di Suriah dan Irak. Ia bertanggung jawab dalam semua masalah keuangan dan logistik terkait dengan kelompok ini serta berhubungan langsung dengan para pemimpin ISIL di Suriah dan Irak.

Barakat bertanggung jawab mengeluarkan fatwa di Tripoli, Lebanon utara.

Pasukan keamanan Lebanon menangkap Barakat ketika berada di pelabuhan Tripoli yang sedang berusaha meninggalkan Tripoli menuju Turki dan al-Riqqah dengan sebuah feri dan paspor palsu.

Pasukan keamanan Lebanon selain menangkap Barakat, itu, juga menangkap lima teroris lainnya.

Intelijen tentara Lebanon menangkap juga seseorang yang bernama Ibrahim Muhammad Abdullah, yang dikenal sebagai Abu Khalil Swedia, merupakan tangan kanan  Manshur yang berbaiat dengan Jabhah al-Nushrah.

(Shabestan)

JK Dukung Militer Sapu Bersih ISIS di Poso


Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung aparat militer yang akan menumpas kelompok teroris ISIS di Poso. Menurutnya, di Poso masih banyak sumber-sumber teror yang bersembunyi.
Bahkan, ia mengatakan masih banyak pula sejumlah kelompok yang dilatih oleh kelompok radikal. "Ya tentu itu kan Poso masih banyak unsur-unsur yang dilatih oleh yang radikal, sumber-sumber teror, karena itu polisi, tentara, harus menyelesaikan itu," katanya di Bandara Adi Soemarmo, usai meninjau Pasar Klewer di Solo yang baru saja terbakar, Senin (29/12).

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah akan menumpas kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Kelompok teroris ini juga disebut-sebut telah memasuki Poso.

Menurut Tjahjo, perintah ini langsung diberikan oleh Presiden Joko Widodo agar TNI dikerahkan untuk menyapu bersih kelompok-kelompok yang sering melakukan aksi teror pada Januari 2015.

Mendagri juga telah mendeteksi 100 warga dari luar Indonesia yang masuk ke Poso, Sulawesi Tengah untuk berjihad. Hal ini pun, lanjutnya, harus segera diantisipasi oleh pemerintah.

Ia menegaskan pemerintah tidak akan mentolelir kelompok-kelompok yang akan memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

(Source)

Menyoal Keseriusan Pemerintah Membasmi Terorisme


Pada bulan November 2013, seorang gadis berusia 19 tahun, Aqsa Mahmood, memeluk erat ayahnya sebelum pergi. Ia berkata,”Khuda hafiz,” yang artinya, “semoga Allah menjagamu.” Sebuah pelukan panjang untuk mengucapkan selamat tinggal.
Ia lantas meninggalkan keluarganya di Glasgow, Skotlandia. Aqsa pergi, bukan untuk belajar ataupun bekerja ke luar negeri. Ia pergi, untuk bergabung dengan kelompok teroris transnasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Empat hari kemudian, Aqsa sampai di perbatasan Turki-Suriah. Sebelum benar-benar memasuki Suriah, ia masih sempat mengajak orangtuanya untuk mengikuti jejaknya: bergabung dengan ISIS.

Tak lama berselang, Aqsa pun muncul di media sosial dengan penampilan barunya. Ia berfoto sambil memegang senapan AK-47, dan menyerukan jihad untuk melawan Barat.

***

Baru-baru ini, publik kembali dibuat terhenyak ketika tiga orang gadis remaja asal Inggris berhasil menerobos masuk ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teroris ini. Para peneliti menduga, Aqsa adalah salah seorang yang turut memainkan peran dalam menjaring ketiganya.

Aqsa, melalui tulisan-tulisannya di Tumblr sejak meninggalkan Skotlandia, secara intens menyerukan jihad. Orangtuanya merasa begitu terpukul dengan kejadian ini.

“Anda adalah aib bagi keluarga dan orang-orang Skotlandia. Dengan melakukan ini (bergabung dengan ISIS-red), Anda telah membunuh keluarga. Kami meminta Anda berhenti jika Anda masih mencintai kami,” demikian pernyataan dari keluarga Aqsa, seperti dirilis CNN, 23 Februari 2015.

Apa yang terjadi pada Aqsa Mahmoud, maupun para gadis dan pemuda dari berbagai negara merupakan contoh pola rekruitmen ISIS, yang menggunakan kekuatan media sosial. Berangkat dari sebuah pemahaman yang keliru tentang agama dan konflik berdarah di Timur Tengah, calon jihadis pun didapat.

***

Jika diperhatikan di Tanah Air, jaringan media pro-ISIS telah menjamur baik yang berupa portal berita maupun jejaring sosial. Anehnya, meski pemerintah Indonesia telah secara resmi melarang ideologi ISIS, namun entah mengapa, situs-situs pendukung ISIS tetap dibiarkan eksis.

Dari laporan The Jakarta Post, Senin, 8 Desember 2014, menurut Kepala Komisaris BNPT Jenderal Saud Usman Nasution, diperkirakan sekitar 514 WNI telah berada di Irak dan Suriah, dan setengahnya berasal dari para mahasiswa dan TKI yang sebelumnya berada di negara-negara Timur Tengah.

Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pemasok jihadis ISIS yang terbesar di Asia Tenggara. Dari berbagai laporan disebutkan, Malaysia memasok sekitar 40 orang, Filipina 200 orang, dan Australia 60 orang.

Mungkinkah jumlah ini akan bertambah? Kemungkinan ini tidak tertutup, walaupun Indonesia telah mengetatkan pemeriksaan di kantor imigrasi.

Peluang ini akan membesar seiring dengan aktifnya penyebaran doktrin ISIS yang tidak hanya melalui media sosial, melainkan juga melalui deklarasi/ baiat/ seminar yang diadakan di berbagai kota di Indonesia.

Jika di Indonesia tetap bermunculan Aqsa-aqsa lainnya, maka yang harus bertanggung jawab dalam hal ini adalah pemerintah. Banyak hal yang bisa dilakukan, namun hingga hari ini tetap diabaikan. Apa yang sebenarnya terjadi, antara pemerintah kita dan terorisme?

(Source)

Teroris ISIL Ledakkan Masjid Fatimah Zahra di Mosul


Begitu berita ini diterima Kantor Berita Shabestan dari media-media Arab sebagaimana ditegaskan oleh para saksi mata di TKP.

Sebelum meledakkan masjid, para militan teroris ISIL menjarah seluruh isi masjid. Setelah itu, baru mereka meledakkannya.

Dalam sebuah operasi militer hari ini di Karkuk, pesawat-pesawat tempur Iraq berhasil menghancurkan sarang ISIL. Sebanyak 25 orang teroris dalam serangan udara ini tewas. (Shabestan)

Al Saud Bertemu dengan Para Pemimpin Teroris di Turki


Kalangan diplomatik mengatakan kepada al-Manar bahwa badan intelijen Arab Saudi yang berkerjasama dan berkoordinasi dengan badan intelijen Turki mengadakan pertemuan dengan para pemimpin kelompok teroris di Ankara untuk membahas cara-cara menguatkan dan meningkatkan dukungan keuangan dan senjata kepada kelompok-kelompok teroris.

Dalam pertemuan ini, program-program militer disiapkan untuk menyerang sasaran-sasaran yang telah ditentukan di wilayah Suriah demi meningkatkan tekanan dan serangan terhadap rakyat Suriah.
Kalangan diplomatik menekankan, isu lain yang dibahas dalam pertemuan ini adalah menyatukan kelompok-kelompok teroris dan menghentikan pembunuhan di antara kelompok-kelompok ini.
Kalangan diplomatik ini mengungkapkan, pemerintah Turki menekankan kepada Al Saud bahwa kelompok-kelompok teroris harus dikirim ke gurun Sinai dan mendukung kegiatan-kegiatan subversif di wilayah Mesir.

Kalangan diplomatik mencatat bahwa Al Saud tidak menentang dukungan kehadiran para teroris di Sinai.

Mereka menegaskan, wakil-wakil dari Qatar, Irak, dan Suriah hadir di dalam pertemuan ini yang diadakan di dekat perbatasan Turki dengan Suriah, suatu tempat domisili para pemimpin kelompok teroris dari kelompok teroris ISIL dan kelompok lainnya dan jalan masuk bagi para teroris, tentara bayaran, dan senjata ke Suriah.

(Shabestan)

Pembohongan facebook ISIS di Malaysia 19 Jun 2014

Sebuah lagi pembohongan terrorist Wahabi yang berjaya dirakam hari ini. Malangnya page terrorist tersebut sudah deactivate setelah sejam pembohongan ini berlangsung!

Sila lihat perkembangan terkini yang dilaporkan mereka pada hari ini:




Setelah diteliti ternyata gambar tersebut telah lama beredar dalam internet, antaranya ialah bertarikh 26 Mac 2014!
 
Lihat Beritanya Berikut ini:
 *****

Iraq: Jamal Karbouli urges Maliki to punish the killers of people of Diyala.


Civilians executed in Buhriz

March 26, 2014

BAGHDAD / Nina /-- Head of al-Hal movement MP, Jamal Karbouli urged Prime Minister, Commander in Chief of the Armed Forces Nouri al- Maliki to provide the instigators of massacres in Jalawla, Buhriz and Muqdadiya districts of Diyala province , leaders of security and militias belonging to certain political parties , to bring them to the judiciary on charges of genocide and demographic change.
He warned in a statement today from the " silence of the government , complacency and cover-up on massacres against Sunnis what raises a lot of question marks and threatens to unleash the situation in Diyala by creating of a similar crisis of Anbar and Fallujah under a misleading banner of " war on terror / fighting terrorist Daash " that distal and proximal knows the loyalty and affiliation to Iran , calling on al-Maliki to take a firm stand by bringing the corrupt security and militias leaders that wreaked havoc in Diyala land motivated by sectarian hatred, he said.
It is noteworthy to mention in this regard that several sources of political and media published the massacres which were recently held by terrorist armed groups to execute a number of residents of Buhriz district in addition to the destruction of mosques, shops and homes in the district . / End


Source


Iraq: civilian casualties in Buhriz, Diyala province when Shia militias attacked the area
 




*****

Memang benar, Terrorist Wahabi tidak akan mendapat meraih sokongan umat Islam melainkan dengan pembohongan.

(Source

Sembelih kepala di depan bocah Suriah

Kres..kress sembelih kepala di depan bocah Suriah

Anak-anak Suriah disuguhi adegan pemengalan kepala langsung di depan mata mereka./lejournal/sipa/rex-features
JURNAL3 | Aleppo, Suriah – Sebuah foto dokumentasi aksi penyembelihan kelompok pemberontak Suriah, Al Takfiri terhaap warga sipil di Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah.

Gambar-gambar itu menunjukkan foto adegan brutal yang dilakukan di depan mata telanjang anak-anak di tengah kerumunan kelompok Takfiri yang bersorak sorai saat korban dibantai.

Bagaimana tidak, foto-foto itu memperlihatkan mayat yang tergelak di tanah tanpa kepala dengan berlumuran darah ditonton bocah-bocah. Di tempat yang sama, tampak beberapa orang sibuk mengabadikan pemenggalan kepala itu lewat ponsel dan kamera jinjing.

Beberapa saat kemudian, sebuah adegan digelar oleh seorang algojo berdarah dingin yang memenggal kepala seorang lelaki yang sudah tewas.
Kres. . kres. . kres. . sesekali bunyi pedang beradu dengan tulang leher terdengar jelas. Algojo bersenjata pedang itu perlu waktu sebentar sebelum akhirnya bisa memisahkan kepala korban dari tubuhnya dengan sempurna.@tme



 (Source)

Teriakan “Jihad” Ustadz Ilham Arifin dan Teroris

Selebritis yang sedang bahagia (i.ytimg)

Sementara sang ustadz dengan garang dah gagah, teriak-teriak “Jihad” seolah-olah pemasangan spanduk hasutan sektarian itu representatif keutuhan Islam. Pada saat yang sama sang Selebritis tetap hidup dengan tenang dan nyaman dengan kedua istri yang membahagiakan, dan menggerendel mulut rapat-rapat pada kasus pembunuhan tiga muslim di Amerika Serikat.
Kapan aksi terorisme dianggap bukan terorisme? Ketika pelaku terorisme bukan seorang Muslim. Seperti pembunuhan terbaru di AS ketika tiga orang muslim tewas dibunuh di rumah mereka di kompleks yang terkenal aman, di University of North Carolina, Chapel Hill, 10 Februari 2015 oleh teroris Amerika. Deah Shaddy Barakat (23), Istri Barakat Yusor Mohammad (21), dan adik perempuannya Razan Mohammad Abu-Salha (19) tewas ditembak teroris Craig Stephen Hicks (46).

Deah Shaddy Barakat adalah mahasiswa tahun kedua fakultas kedokteran jurusan gigi di universitas itu, sementara istrinya Yusor berencana akan masuk universitas musim gugur mendatang. Adiknya, tercatat sebagai mahasiswa di universitas yang sama tapi beda apartemen.

Sejauh ini, polisi belum merilis motif penembakan, hal yang menunjukkan ketidak seriusan dalam menangani kasus terorisme, sisi lain kurangnya pemberitaan media, benar-benar sesuatu yang mengerikan dan betapa murahnya harga, nyawa dan kehidupan Muslimin di negara itu. Bisa dibayangkan histeria media jika terdakwa teroris dalam kasus ini adalah seorang Muslim yang menembak tiga pemeluk Kristen Amerika kulit putih, misalnya.

Fox News yang selama ini menjadi komandan media Barat, pasti akan berteriak-teriak dan memegavonkan kalimat “terorisme” setiap lima detik di headline situsnya, sembari menyebarkan tuduhan semua Muslimin sebagai teroris.

Contoh terkecil adalah serangan terhadap masjid-masjid dan pusat-pusat Islam di seluruh Amerika Serikat akan diliput sebagai pemoles berita dan hanya mengikuti headline selebritis seperti yang terjadi pada berbagai kesempatan yang secara kasat mata bisa disaksikan pasca serangan Charlie Hebdo di Paris (7 Januari lalu) dan ketika Takfiri Wahabi membunuh satu warga Barat dalam tahanan mereka.

Hashtag #ChapelHillShooting seperti virus yang menjalar kemana-mana, setelah pembunuhan pertama kali dilaporkan semalam. Hampir semua tweets dan jaringan medsos menghujani kritik tajam media Barat dan AS yang nyaris tidak melaporkan pembunuhan itu.

Beberapa warga Amerika mengomentari serangan teroris itu dan mencoba membenarkannya dengan alasan sederhana, bahwa pembunuhan semacam itu sudah biasa terjadi di Amerika Serikat. Katanya, mengingat prevalensi senjata di tangan jutaan orang Amerika, namun hal ini bisa jadi benar, tetapi ada faktor lain yang diabaikan dalam dalih rekayasa ini.

Secara resmi sanksi dan boikot media dalam memberitakan aksi terorisme itu semata-mata dipicu oleh Islamophobia di Amerika Serikat. Muslimin terus-menerus digambarkan sebagai “musuh” dalam selimut. Bobby Jindal, -pendatang dari India-, Gubernur asal Louisiana, secara terbuka dan terang-terangan mengutuk Muslimin dan mengatakan jika warga muslim tidak menerima nilai-nilai Amerika, dan menyebutnya sebagai penjajah!

Jika segelintir umat Islam terlibat dalam beberapa insiden kekerasan di mana saja di dunia, agama Islam dengan lugas segera dikaitkan dengan itu. Mengabaikan kenyataan jutaan suara mayoritas muslimin berulang-ulang dengan keras mengutuk tindakan seperti itu, tetapi media korporasi hanya mengabaikan fakta dan menganggapnya sebagai retorika sampah.

Ada tuntutan konstan dari selruh Muslimin untuk mengutuk tindakan seperti itu, kepada media AS dan pemerintah Amerika Serikat. Muslimin punya tanggungjawab yang sama untuk mengutuk tindakan seperti itu ketika sekalipun hanya mendengar.

Jika umat Kristen dan Yahudi terlibat dalam serangan kekerasan dan terorisme terhadap Muslimin, agama mereka jarang dikait-kaitkan. Sebuah kesimpulan jelas bahwa ada upaya massif yang disengaja untuk menjelekkan Islam dan Muslimin. Hal ini juga berlaku ketika non-Muslim terlibat dalam aksi teroris seperti tindakan tidak baik terhadap Muslim atau orang lain, maka media serentak menggambarkan pelaku terorisme sedang mengalami gangguan emosional atau tidak waras.

Contoh yang paling mencolok dari jenis pembenaran ini adalah pembunuhan massal yang dilakukan oleh Andre Brievik di Norwegia pada tahun 2011. Dia menembak dan membunuh 77 para pemuda di sebuah kamp namun ia tidak dikecam sebagai teroris Kristen, bahkan hukumnya pun di proses bertele-tele.
Dia bahkan oleh media dan peradilan tidak disebut sebagai neo-Nazi, sementara dia secara jelas seorang neo-Nazi sejati, dan memiliki hubungan dekat dengan kelompok-kelompok neo-Nazi dan Zionis sayap kanan di Amerika Serikat dan Inggris!.

Bulan lalu, Chris Phillip ditangkap di Ottawa, Kanada, dengan bahan kimia dan bahan peledak yang berencana menyerang sejumlah bangunan Federal. Oleh media, diapun lolos dari sebutan teroris.
Label teroris akan diterapkan hanya dan hanya untuk umat Islam. Apakah dia seorang sopir Muslim yang tidak sengaja memukul pejalan kaki di jalan, atau sedang membela diri, maka serempak media korporasi akan menuding ramai-ramai sebagai aksi terorisme.

Tapi, jika seorang Kristen, Yahudi atau Hindu dengan mudah mengambil pistol dari sakunya dan kemudian menembakkanya kepada muslim yang tidak bersalah dengan darah dingin, seperti yang baru saja terjadi di University of North Carolina, Cape Hill, Amerika Serikat, media serampak bungkam dan menolak sebagai akan aksi terorisme, tetapi itu adalah tindakan individu gila.

Dan demikian juga hal ini terjadi di Indonesia, ketika sekitar 30 orang dari berbagai unsur elemen, termasuk FPI, FBR dan elemen-elemen Masyarakat lain pada Rabu 12/02/15, menurunkan spanduk provokatif di komplek perumahan mewah,- sumbangan diktator Libya, Moammar Qaddafi, ustadz selebritis Ilham Arifin di Bogor, media mainstream serentak mengasah tajam mata pena, meghujamkannya tepat diubun-ubun muslim Syiah dan pendukung Syiah. Sementara sang ustadz dengan garang dah gagah, teriak-teriak “Jihad” seolah-olah pemasangan spanduk hasutan sektarian itu representatif keutuhan Islam dan pelakunya adalah para teroris yang mesti dibinasakan.

Pada saat yang sama sang Selebritis tetap hidup dengan tenang dan nyaman dengan beberapa istri yang membahagiakan, menggerendel mulut rapat-rapat pada kasus pembunuhan tiga muslim di Amerika Serikat. [Islam Times/Onh/Ass]
Sumber : Islam Times

Pemerintah Akan Terbitkan Perppu Terkait Pengikut ISIS



Pemerintah tengah mengkaji formulasi produk hukum untuk mengatur sanksi pidana bagi para pengikut kelompok radikal, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemerintah berencana menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) yang bisa lebih cepat diterapkan.

“Ya nanti akan ada aturan itu untuk dibuat. Ya bisa saja nanti, undang-undang kan lama. Ya mungkin perppu,” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno, di Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Menurut Tedjo, akan ada beberapa pasal dari undang-undang yang sudah dimasukkan ke dalam perppu itu. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut hal-hal apa saja yang akan diatur.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengungkapkan, pemerintah memang tengah mengkaji sejumlah opsi untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran paham radikal oleh ISIS. Namun, ada sejumlah opsi yang tidak bisa dilakukan, seperti pencabutan hak warga negara ataupun pencabutan paspor. Pasalnya, Indonesia tidak bisa menerima seseorang yang tak berkewarganegaraan.

“Di dalam UU Kewarganegaraan tidak bisa stateless. Ini kita masih bahas bagaimana. Tidak mungkin kita cabut paspor karena undang-undang kita tidak mengenal stateless,” kata Yasonna.

Berdasarkan data pemerintah, saat ini ada 514 WNI yang menjadi pengikut ISIS. Beberapa di antaranya diketahui melalui tampilan video propaganda yang dikeluarkan oleh ISIS.

Selain itu, otoritas Turki juga sudah menahan 16 WNI di Gaziantep yang menjadi pintu penyeberangan para pengikut ISIS ke Suriah. Mereka menolak untuk kembali ke Tanah Air karena sudah menjual harta bendanya.

Menurut Yasonna, opsi yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan cegah tangkal. Namun, pengaturan secara rinci masih dibahas di tingkat Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan.

“Masalah Terorisme dan Radikalisme (Takfiri) sudah terlalu parah dimana tidak bisa diatasi hanya melalui solusi militer semata. Masalah ini harus terlebih dahulu ditangani pada tingkat intelektual, ilmiah dan budaya. Islam, bangsa dan masyarakat sedang terancam oleh pemikiran Ekstremisme dan Radikalisme (Takfiri). Kita harus mengatasi akar masalah, bukan menangani dampaknya.”.

Sumber:  http://nasional.kompas.com/read/2015/03/19/08375991/Pemerintah.Akan.Terbitkan.Perppu.Terkait.Pengikut.ISIS

Bom Meledak di Kairo, Pejabat Tewas


Setidaknya seorang perwira Mesir tewas dan delapan warga terluka dalam serangan bom di Kairo.
 
Sebuah konvoi polisi Mesir jadi sasaran serangan bom di Ain Shams, timur laut Kairo, ungkap pejabat Mesir yang berbicara rahasia.

Sumber mencatat tujuh polisi Mesir dan seorang warga sipil terluka dalam serangan itu.

Kementerian Dalam Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan mengatakan konvoi itu diserang dengan "bom buatan".

Kelompok militan Ajnad Misr (Tentara Mesir) mengklaim bertanggung jawab dalamm serangan mematikan itu.

Serangan bom dari pihak teroris sering terjadi di Kairo dan Alexanderia, kota terbesar kedua Mesir meski mereka masih berfokus pada Semenanjung Sinai.

Pada hari Selasa (10/2), lima ledakan bom mengguncang Alexandria, melukai hampir selusin orang.

Pesawat Tak Dikenal Kirim Senjata ke ISIL Iraq


Sebuah sumber dari Iraq memberitakan tentang bantuan persenjataan dari pesawat tak dikenal ke kelompok teroris ISIL di barat al-Ramadi.

KBS melaporkan, sebuah sumber dari al-Rathbah di desa al-Anbar memberitakan bahwa sebuah pesawat tak dikenal pada hari yang lalu menerjunkan senjata dan amunisi untuk kelompok teroris ISIL di sebelah barat al-Ramadi.

Sebuah sumber khusus mengatakan kepada al-Sumariyah Iraq, pesawat yang tidak dikenal ini menerjunkan kotak-kotak yang berisi senjata dan amunisi perang untuk kelompok teroris ISIL di gurun al-Anbar dekat dengan al-Rathbah di radius 320 kilometer sebelah barat al-Ramadi.

Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya ini menambahkan, unit-unit ISIL menemukan semua senjata yang diterjunkan itu dan mengangkutnya ke al-Rathbah.

Terkait Berita: