Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Hindu. Show all posts
Showing posts with label Hindu. Show all posts

Teriakan “Jihad” Ustadz Ilham Arifin dan Teroris

Selebritis yang sedang bahagia (i.ytimg)

Sementara sang ustadz dengan garang dah gagah, teriak-teriak “Jihad” seolah-olah pemasangan spanduk hasutan sektarian itu representatif keutuhan Islam. Pada saat yang sama sang Selebritis tetap hidup dengan tenang dan nyaman dengan kedua istri yang membahagiakan, dan menggerendel mulut rapat-rapat pada kasus pembunuhan tiga muslim di Amerika Serikat.
Kapan aksi terorisme dianggap bukan terorisme? Ketika pelaku terorisme bukan seorang Muslim. Seperti pembunuhan terbaru di AS ketika tiga orang muslim tewas dibunuh di rumah mereka di kompleks yang terkenal aman, di University of North Carolina, Chapel Hill, 10 Februari 2015 oleh teroris Amerika. Deah Shaddy Barakat (23), Istri Barakat Yusor Mohammad (21), dan adik perempuannya Razan Mohammad Abu-Salha (19) tewas ditembak teroris Craig Stephen Hicks (46).

Deah Shaddy Barakat adalah mahasiswa tahun kedua fakultas kedokteran jurusan gigi di universitas itu, sementara istrinya Yusor berencana akan masuk universitas musim gugur mendatang. Adiknya, tercatat sebagai mahasiswa di universitas yang sama tapi beda apartemen.

Sejauh ini, polisi belum merilis motif penembakan, hal yang menunjukkan ketidak seriusan dalam menangani kasus terorisme, sisi lain kurangnya pemberitaan media, benar-benar sesuatu yang mengerikan dan betapa murahnya harga, nyawa dan kehidupan Muslimin di negara itu. Bisa dibayangkan histeria media jika terdakwa teroris dalam kasus ini adalah seorang Muslim yang menembak tiga pemeluk Kristen Amerika kulit putih, misalnya.

Fox News yang selama ini menjadi komandan media Barat, pasti akan berteriak-teriak dan memegavonkan kalimat “terorisme” setiap lima detik di headline situsnya, sembari menyebarkan tuduhan semua Muslimin sebagai teroris.

Contoh terkecil adalah serangan terhadap masjid-masjid dan pusat-pusat Islam di seluruh Amerika Serikat akan diliput sebagai pemoles berita dan hanya mengikuti headline selebritis seperti yang terjadi pada berbagai kesempatan yang secara kasat mata bisa disaksikan pasca serangan Charlie Hebdo di Paris (7 Januari lalu) dan ketika Takfiri Wahabi membunuh satu warga Barat dalam tahanan mereka.

Hashtag #ChapelHillShooting seperti virus yang menjalar kemana-mana, setelah pembunuhan pertama kali dilaporkan semalam. Hampir semua tweets dan jaringan medsos menghujani kritik tajam media Barat dan AS yang nyaris tidak melaporkan pembunuhan itu.

Beberapa warga Amerika mengomentari serangan teroris itu dan mencoba membenarkannya dengan alasan sederhana, bahwa pembunuhan semacam itu sudah biasa terjadi di Amerika Serikat. Katanya, mengingat prevalensi senjata di tangan jutaan orang Amerika, namun hal ini bisa jadi benar, tetapi ada faktor lain yang diabaikan dalam dalih rekayasa ini.

Secara resmi sanksi dan boikot media dalam memberitakan aksi terorisme itu semata-mata dipicu oleh Islamophobia di Amerika Serikat. Muslimin terus-menerus digambarkan sebagai “musuh” dalam selimut. Bobby Jindal, -pendatang dari India-, Gubernur asal Louisiana, secara terbuka dan terang-terangan mengutuk Muslimin dan mengatakan jika warga muslim tidak menerima nilai-nilai Amerika, dan menyebutnya sebagai penjajah!

Jika segelintir umat Islam terlibat dalam beberapa insiden kekerasan di mana saja di dunia, agama Islam dengan lugas segera dikaitkan dengan itu. Mengabaikan kenyataan jutaan suara mayoritas muslimin berulang-ulang dengan keras mengutuk tindakan seperti itu, tetapi media korporasi hanya mengabaikan fakta dan menganggapnya sebagai retorika sampah.

Ada tuntutan konstan dari selruh Muslimin untuk mengutuk tindakan seperti itu, kepada media AS dan pemerintah Amerika Serikat. Muslimin punya tanggungjawab yang sama untuk mengutuk tindakan seperti itu ketika sekalipun hanya mendengar.

Jika umat Kristen dan Yahudi terlibat dalam serangan kekerasan dan terorisme terhadap Muslimin, agama mereka jarang dikait-kaitkan. Sebuah kesimpulan jelas bahwa ada upaya massif yang disengaja untuk menjelekkan Islam dan Muslimin. Hal ini juga berlaku ketika non-Muslim terlibat dalam aksi teroris seperti tindakan tidak baik terhadap Muslim atau orang lain, maka media serentak menggambarkan pelaku terorisme sedang mengalami gangguan emosional atau tidak waras.

Contoh yang paling mencolok dari jenis pembenaran ini adalah pembunuhan massal yang dilakukan oleh Andre Brievik di Norwegia pada tahun 2011. Dia menembak dan membunuh 77 para pemuda di sebuah kamp namun ia tidak dikecam sebagai teroris Kristen, bahkan hukumnya pun di proses bertele-tele.
Dia bahkan oleh media dan peradilan tidak disebut sebagai neo-Nazi, sementara dia secara jelas seorang neo-Nazi sejati, dan memiliki hubungan dekat dengan kelompok-kelompok neo-Nazi dan Zionis sayap kanan di Amerika Serikat dan Inggris!.

Bulan lalu, Chris Phillip ditangkap di Ottawa, Kanada, dengan bahan kimia dan bahan peledak yang berencana menyerang sejumlah bangunan Federal. Oleh media, diapun lolos dari sebutan teroris.
Label teroris akan diterapkan hanya dan hanya untuk umat Islam. Apakah dia seorang sopir Muslim yang tidak sengaja memukul pejalan kaki di jalan, atau sedang membela diri, maka serempak media korporasi akan menuding ramai-ramai sebagai aksi terorisme.

Tapi, jika seorang Kristen, Yahudi atau Hindu dengan mudah mengambil pistol dari sakunya dan kemudian menembakkanya kepada muslim yang tidak bersalah dengan darah dingin, seperti yang baru saja terjadi di University of North Carolina, Cape Hill, Amerika Serikat, media serampak bungkam dan menolak sebagai akan aksi terorisme, tetapi itu adalah tindakan individu gila.

Dan demikian juga hal ini terjadi di Indonesia, ketika sekitar 30 orang dari berbagai unsur elemen, termasuk FPI, FBR dan elemen-elemen Masyarakat lain pada Rabu 12/02/15, menurunkan spanduk provokatif di komplek perumahan mewah,- sumbangan diktator Libya, Moammar Qaddafi, ustadz selebritis Ilham Arifin di Bogor, media mainstream serentak mengasah tajam mata pena, meghujamkannya tepat diubun-ubun muslim Syiah dan pendukung Syiah. Sementara sang ustadz dengan garang dah gagah, teriak-teriak “Jihad” seolah-olah pemasangan spanduk hasutan sektarian itu representatif keutuhan Islam dan pelakunya adalah para teroris yang mesti dibinasakan.

Pada saat yang sama sang Selebritis tetap hidup dengan tenang dan nyaman dengan beberapa istri yang membahagiakan, menggerendel mulut rapat-rapat pada kasus pembunuhan tiga muslim di Amerika Serikat. [Islam Times/Onh/Ass]
Sumber : Islam Times

Jawaban Allah kepada Penyembah Berhala & JAWABAN ATAS TUDUHAN JIKA ALLAH ADALAH NAMA TUHAN PENYEMBAH BERHALA


Sumber :
Buku : Syarah Doa Kumail
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan

Dalam kitab yang sama Athar mengatakan :
“Pada saat Ruhul Amin berada di sidratul muntaha, ia mendengar jawaban Labaik yang datang dari Allah, namun ia tidak mengetahui untuk siapakah jawaban itu. Ia tidak menemukan siapapun di langit dan bumi. Ia kembali mencari hamba yang mendapat jawaban dari Allah.

Ruhul Amin tetap tidak menemukan seorang hamba yang memiliki kelayakan untuk menerima jawaban tersebut. Ia berkata : “Ya Allah, tunjukanlah kepadaku hamba yang sedang Engkau jawab keluh kesah dan panggilannya”. Terdengar jawaban : “lihatlah daratan Rum”. Ia melihat seorang penyembah berhala di dalam tempat ibadahnya sedang memanggil-manggil berhalanya dikarenakan musim semi yang tertutup awan. Jibril as yang terkejut melihat kenyataan ini berucap : “Angkatlah pentutup dari hadapanku Ya Allah, bagaimana mungkin orang yang sedang memohon dan menyeru berhalanya Engkau jawab dengan penuh kasih sayang?”. “ia adalah hambaku yang kehilangan arah dikarenakan telah hitam hatinya. Akan tetapi dengan harapan agar ia terhidayahi Akupun menjawab panggilannya”.

Dinukil dari buku syarah doa kumail, karya Ayatullah Husein Ansariyan.


“JAWABAN ATAS TUDUHAN JIKA ALLAH ADALAH NAMA TUHAN PENYEMBAH BERHALA”

Pendahuluan ;
Mengenai pengunaan kata "Allâh" ini dari sudut bahasa. Kalimat "Allâh" berasal dari dua kata: al, dan ilâh.
Al adalah kata sandang (banding bahasa Inggeris; the), dan ilâh berarti: “yang kuat”, dewa, dll.

Dalam bahasa-bahasa Semitik, kata ini menunjuk pada kuasa yang ada di luar jangkauan manusia, yaitu pada dewa atau tuhan.

Kata / Kalimat Allah tsb adalah telah dikenal semenjak jaman Nabi adam n penggunaanya terus menyebar kepenjuru bumi dan masuk kedalam peradaban manusia dan termasuk dalam kehidupan bangsa Arab.
Sudah di zaman pra-Islam, al-ilâh telah disambung menjadi Allâh.

Dan dalam AlQuran dijelaskan "La Ilaha Illallah" Tiada “ilah” / tiada Tuhan selain Allah. Yang berarti Tuhan Yang Maha Esa (Tuhan pencipta Alam semesta)

Dan penggunakan Kata / kalimat “Allah” ini digunakan oleh kalangan Nabi- nabi Allah dan para pengikutnya yg mengajarkan kalimat Tauhid ( Keesaan Tuhan) kalimat tsb digunakan.

Adapun para penyembah berhala ga menggunakan kata “Allah” untuk menyebut tuahan / “ilah” mereka.

Dalam literatur sejarah bangsa Arab ga pernah ada yg mengatakan; Allah Lata , Allah Uza, dll dengan kata lain ga ada embel –embel kata “Allah” didepan Nama-nama Tuhan penyembah berhala.

Dengan kata lain, penyembah berhala langsung menyebut nama – nama tuhan mereka seperti ; Latta, Uzza, dkk.

Menanggapi tuduhan segelintir umat Kristen yg menuduh jika Allah adalah Nama Tuhan penyembah berhala adalah sebuah pernyataan adalah sangat lucu sekali. Sebetulnya Umat Kristen serbasalah mengajukan pertanyaan seperti ini.

Karna, bukankah dalam Injil sendiri dikatakan jika Tuhan mereka juga adalah Allah ???

Jikalau mereka mengangap Allah adalah Berhala / Tuhan penyembah berhala, lalu apakah mereka sendiri tidak menuhankan Allah?

Yang juga berarti selama ini mereka telah salah karena sama – sama menyembah berhala selama ratusan tahun dan itu juga menandakan jika Injil mereka adalah palsu karna dalam injil mereka juga menuhankan Allah.

Namun pada umumnya yg getol sekali menanyakan hal demikian adalah dari kalangan Umat Kristen minoritas yaitu Sekte YHWH / saksi YHWH. Dari merekalah propaganda – propaganda jika Allah adalah Tuhan Penyembah berhala itu muncul.

Mereka getol sekali mengeluarkan propaganda – propaganda demikian dan mereka juga berusaha untuk mengganti kata / kalimat Allah dalam Injil mereka dengan nama Tuhan mereka yaitu “YHWH”

Akan tetapi sesungguhnya mereka juga tidak menyadari karna bukti – bukti ataupun dari temuan- temuan dari Para Ahli arkeolog menunjukan jika nama YHWH adalah sesungguhnya berasal dari ajaran penyembah Dewa Bulan.


"MENAGGAPI HUJATAN KEPADA ALLAH"

(Makna kata Allah)
Menurut orang-orang “Kristen Radikal” informasi dari Robert morrey sangatlah bermanfaat untuk menyerang “ketuhanan islam”,seperti mendapatkan sebuah amunisi.

tetapi orang-orang yang begitu bersemangat untuk memberikan tuduhan seperti itu tidak berfikir panjang,bahwa faktanya didalam Al kitab banyak sekali menggunakan “istilah Allah”

maka ada sebagian orang-orang Kristen yang meyakini bahwa nama Allah sebagai nama “dewa bulan” , dan melihat realita didalam al kitab menggunakan istilah Allah maka mereka melakukan perubahan / penggantian nama Allah diganti dengan nama YHWH.

maka persoalan ini saya akan menyampaikan pandangan/tanggapan / penjelasan nama Allah dari berbagai sudut “Intelektual” baik yang masih Kristen ataupun dari Intelektual Islam.

pertama dari orang Kristen:

Banyak pertanyaan diajukan mengenai ‘Apakah Allah Islam sama dengan Allah Kristen?’ dan argumentasi yang banyak dikemukakan adalah bahwa ‘Allah Islam tidak sama dengan Allah Kristen’ alasannya ‘Karena ajaran keduanya berbeda!’. Pandangan ini tercermin dalam buku Dr. Robert Morey yang beredar bahkan dianut belakangan ini di kalangan tertentu di Indonesia:

“Islam claims that Allah is the same God who was revealed in the Bible. This logically implies in the positive sense that the concept of God set forth in the Quran will correspond in all points to the concept of God found in the Bible. This also implies in the negative sense that if the Bible and the Quran have differing views of God, then Islam’s claim is false.” (Islamic Invasion, Harvest House Publishers, 1992, h.57).

Definisi Morley ini memiliki kelemahan dasar berfikir yang fatal yang menganggap masalah-masalah teologi (ilmu sosial) bersifat eksakta dan mencampur adukkan pengertian soal ‘identitas’ dan ‘opini’ (meta basis). Dari dasar berfikir atau asumsi ini, maka dihasilkan kesimpulan bahwa (1) Bila Allah Islam adalah Tuhan Kristen, maka secara positif konsep keduanya mengenai Tuhan harusnya sama dalam setiap butirnya, sebaliknya secara negatif disebut bahwa (2) Bila Al-Quran dan Alkitab memiliki pandangan berbeda mengenai Tuhan, maka klaim Islam adalah salah.

Pandangan yang terlalu sederhana ini dengan mudah bisa digugurkan bila kita mengambil contoh soal ‘Suharto’ mantan presiden ORBA. Menurut definisi Morley, bila Suharto yang dimaksudkan oleh para pengikut ORBA sama dengan Suharto yang di demo mahasiswa, maka konsep keduanya mengenai Suharto akan sama dalam setiap butirnya. Faktanya sekalipun Suhartonya sama konsep keduanya berbeda. Bagi para pengikut ORBA, Suharto adalah bapak pembangunan yang membawa kesejahteraan dan mendatangkan kesatuan dan keamanan regional, padahal Suharto yang sama itu oleh para mahasiswa dianggap sebagai bapak pembangkrutan yang membawa kemiskinan karena KKN dan tiran yang membawa bangsa Indonesia kepada disintegrasi bangsa.

Mengapa berbeda? Dan kalau berbeda apakah klaim mahasiswa mengenai Suharto salah? Di sini kita berhubungan dengan dua soal yang tidak bisa dicampur adukkan satu dengan lainnya, yaitu bahwa Suharto sebagai pribadi (oknum) dengan namanya dan konsep orang (ajaran atau aqidah) mengenai oknum yang sama itu.

Soal yang sama terjadi dalam hubungan dengan pertanyaan mengenai apakah ‘Allah Islam sama dengan Tuhan Kristen?’. Jawabannya perlu kita lihat dari Kitab Suci Islam (Al-Quran) maupun Kristen (Al-Kitab), dan juga sejarah bangsa dan bahasa Semit.

EL SEMIT

Faktanya, bila kita membandingkan agama Yahudi (Alkitab Perjanjian Lama), Kristen (Alkitab Perjanjian Lama dan Baru), dan Islam (Al-Quran), kita dapat melihat bahwa ada butir-butir yang sama, namun banyak butir-butir lainnya yang tidak sama (jadi bukan semua sama atau semua tidak sama).

Bila kita melihat Alkitab PL, kita dapat mengetahui bahwa nama Tuhan ‘El/Elohim’ adalah pencipta langit dan bumi, manusia dan segala isinya. Dan ia juga Tuhan yang menyatakan dirinya kepada Adam, Nuh, Abraham, Ishak, dan Yakub. Agama Yahudi, Kristen dan Islam mempercayai itu semua, namun mereka berbeda dalam kepercayaan akan wahyu mana yang dari El yang sama itu yang dipercayai. Agama Yahudi mempercayai wahyu yang dibukukan menjadi Alkitab Perjanjian Lama, namun sekalipun agama Kristen menerima hal ini, agama Kristen juga mengakui penggenapan dalam Tuhan Yesus Kristus yang wahyunya dibukukan dalam Perjanjian Baru padahal Yahudi menolak.

“Katakanlah: Kami telah beriman kepada Allah dan (kitab) yang diturunkan kepada kami dan apa-apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Y’qub dan anak-anaknya, (begitu juga kepada kitab) yang diturunkan kepada Musa dan ‘Isa, dan apa-apa yang diturunkan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka, tiadalah kami perbedakan seorang juga di antara mereka itu dan kami patuh kepada Allah” (Al-Quran, Al-Baqarah, 2:136, Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim).

Agama Islam, sekalipun menerima kitab yang diterima Ibrahim, Ishak, Yakub dan Isa, namun lebih menerima kitab wahyu yang diterima Muhammad dari jalur Ismael, dan menerima kitab-kitab Ibrahim, Ishak, Yakub dan Isa sejauh diterima oleh Muhammad yang dipercayai sebagai nabi, dan sekalipun menerima kitab-kitab Yahudi dan Kristen, namun karena dianggap telah dipalsukan, maka kepercayaan kepada berita Al-Kitab terbatas hanya bila hal itu dikuatkan dalam Al-Quran.

Jadi, dari terang Alkitab (PL+PB) dan Al-Quran jelas terlihat bahwa sebagai oknum dengan namanya, Allah Islam adalah Tuhan Yahudi dan Kristen. Namun karena wahyu yang dipercayai berbeda, dengan sendirinya banyak pengajaran (aqidah)nya yang berbeda.

Agama Yahudi, kepercayaannya hanya bergantung kepada Perjanjian Lama, akibatnya mereka memandang Tuhan ‘El’ (yang sejak Musa diberi nama juga sebagai ‘Yahweh’ (Kel.6:1-2)) sebagai Tuhan monotheisme yang transenden dengan hukum Taurat sebagai pedoman, namun agama Kristen berbeda dan menerima kenyataan bahwa El Abraham itu juga telah menyatakan diri dalam oknum Yesus dalam ke-Tritunggalannya, dan hukum kasih/Injil menjadi pedomannya.

Islam mengikuti jalur Abraham mempercayai Tuhan ‘El’ itu yang dalam dialek Arab disebut ‘Allah’ (dari al-ilah). Dalam bahasa Ibrani kata sandang ‘the’ (‘al’ dalam dialek Arab dan ‘ha’ dalam dialek Aram-Siria namun diletakkan di belakang menjadi ‘alaha’) tidak digunakan bila menyebut Tuhan.

Dari sejarah kita mengetahui bahwa sejak awalnya ‘El’ bisa memiliki arti umum sebagai sebutan untuk ‘Tuhan/Ketuhanan’ dan ‘Elohim’ sering digunakan dalam arti kata jamak (politheistik) dan dipakai oleh suku-suku keturunan Sem (menjadi rumpun Semit) dan karena perkembangan zaman sering merosot sehingga dimengerti dalam berbagai-bagai ajaran aqidah, namun ‘El/Il’ juga digunakan untuk menyebut ‘nama diri’ Tuhan.

“‘Ilu, El’ sebagai sebutan untuk ketuhanan. Istilah ‘il mempunyai arti sebutan umum (generic appelative) untuk menunjuk pada ‘tuhan’ atau ‘ketuhanan’ pada tahap awal semua cabang utama rumpun bahasa Semit. Ini terlihat jelas di Semit Timur, Akadian kuno (ilu) dan dialek-dialek sesaudara dimulai zaman pra-Sargon (sebelum 2360 BC) dan berlanjut sampai akhir masa Babil. Penggunaan sebagai sebutan juga muncul di Semit Barat Laut, di Amrit (‘ilu, ‘ilum, ‘ila), di Ugarit, di Ibrani, dan umum di dialek-dialek Arab Selatan kuno, di Arab Utara digantikan dengan nama ‘ilah. ‘Ilu, El juga digunakan sebagai Nama Diri (proper name). … Di Semit Timur ada bukti kuno yang menunjukkan bahwa ‘Il’ adalah nama diri tuhan … tuhan Il (kemudian El Semit) adalah kepala ketuhanan pada rumpun Semit Mesopotamia pada masa Pra-Sargon.” (G. Johanes Botterwech, Theological Dictionary of the Old Testament, Vol.I, 242-244).

Dari sejarah ini kita dapat melihat bahwa ‘Allah’ di kalangan bangsa dan bahasa Arab tidak lain menunjuk pada ‘El’ Semit’ yang sama, ini dijelaskan dalam buku-buku teologi Kristen maupun Ensiklopedia Islam bahwa setidaknya bangsa Arab mewarisi tiga jalur nenek moyang yang semuanya mengenal ‘El Abraham’ yaitu sebagai keturunan Sem, Yoktan (keturunan Eber), dan Adnan (keturunan Ismael anak Abraham).

Bahwa ajaran/konsep mengenai ‘Allah’ (El) itu kemudian merosot dan makin tidak mendekati hakekat yang di’nama’kan dan ditujukan kepada pribadi lain seperti yang terjadi pada jalur Ishak (Kel.32, Anak Lembu Emas disebut ‘Elohim’ dan ‘Yahweh’) maupun jalur Ismael (masa jahiliah, dewa berhala disebut ‘Allah’), tentu tidak mengurangi hakekat nama itu sendiri sebagai menunjuk kepada ‘El’ semitik dan monotheisme Abraham. Namun, sekalipun diyakini bahwa ‘Allah’ Yahudi, Kristen dan Islam sama, tentu tidak disimpulkan bahwa Tuhan Semua Agama sama. Dalam pengertian ‘Universalisme’ (pluralisme agama) disebutkan bahwa semua agama itu menyembah Tuhan yang sama (universal) namun melalui jalan-jalan yang berbeda (partikular).

Kita harus menyadari bahwa setidaknya ada 4 golongan agama, yaitu (1) ‘Theisme’ – Tuhan yang berpribadi (Yahudi, Kristen, Islam), (2) ‘Monisme’ – Tuhan kekuatan semesta (Hindu-Upanishad, Tao dan Kebatinan), (3) Non-Theis – Tuhan yang ‘non-exist’ (Buddhisme), dan (4) Demonisme – Tuhan Okultis (satanisme). Bisa juga dimasukkan ‘politheisme’ (Hindu-Veda) sebagai golongan ke-5.

Sudah jelas ke-empat (atau ke-lima) bentuk Tuhan itu tidak sama, namun harus diakui bahwa Tuhan ‘Theisme’ (Yahudi, Kristen, Islam) adalah Tuhan Semitik agama samawi yang berpribadi, berfirman dan menurunkan wahyu kepada umatnya, jadi sekalipun kita menyebut Tuhan Theisme Yahudi, Kristen dan Islam menunjuk pada oknum yang sama namun sekalipun ada yang sama juga ada yang berbeda ajaran/aqidahnya, sedang Tuhan Theisme, Monisme, Non-Theisme, dan Demonisme jelas berbeda baik sebagai nama oknum maupun ajaran/aqidahnya.

Tetapi bagaimana dengan definisi yang dicantumkan dalam kamus-kamus dalam bahasa Inggeris? Disana disebutkan bahwa “Allah … Muslim’s name for God” (a.l. Oxford Dictionary & Grollier Ensyclopedia). Kita dapat membandingkan hal ini dengan definisi yang disebutkan dalam Enyclopaedia Britannica, yang sekalipun mengakui ke-khasan nama Allah dalam penggunaannya di kalangan agama Islam sebagai salah satu artinya, dalam arti yang lain jelas memberikan pengertian yang lebih ilmiah dan lebih mengandung kebenaran:

“Allah (Arabic:”God”), the one and only God in the religion of Islam. Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the Arabic al-Ilah, “the God.” The name’s origin can be traced back to the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, the latter being an Old Testament synonim for Yahweh. Allah is the standard Arabic word for “God” and is used by Arab Christians as well as by Muslims.”

Definisi yang benar ini juga disebutkan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dimana disebutkan bahwa: “ALLAH adalah Tuhan, pencipta alam raya termasuk segala isinya”. (Vol.I, h.270).

Memang dalam literatur Barat termasuk dalam beberapa kamus, ada sentimen kuat anti Arab/Islam sehingga sering timbul ungkapan-ungkapan memojokkan yang tidak ilmiah seperti ucapan Morley di atas yang memberi stigmata seakan-akan nama ‘Allah’ itu nama dewa/i masa jahiliah Arab seperti Dewa Pengairan atau Dewa Bulan, namun banyak pula literatur Barat yang lebih bersifat netral dan ilmiah seperti Ensyclopaedia Britannica dan umumnya kamus-kamus teologia yang menyebut bahwa nama ‘Allah’ adalah nama dalam dialek/bahasa Arab untuk menunjuk pada ‘El’ Semitik, dan juga digunakan oleh orang Arab pra-Islam (terutama kaum Hanif yang tetap mempertahankan Allah monotheisme Abraham) maupun bangsa Arab yang menganut agama Yahudi dan Kristen:

“Karena Islam memperbaiki agama yang dibawa Ibrahim, yakni agama fitrah, maka jahiliyah dipandang sebagai sebuah zaman sebelum kedatangan Islam, ibarat kegelapan sebelum terbit fajar. Pada zaman ini ajaran monotheisme Ibrahim telah musnah berganti dengan sitem paganisme, dan diwarnai dekadensi moral. Sejumlah berhala sesembahan didatangkan ke Makkah dari berbagai negeri di Timur Tengah. Namun tidak semua warga Arab pada saat itu menganut sistem keyakinan pagan, melainkan terdapat beberapa suku Arab memeluk agama Kristen dan Yahudi. Bahkan terdapat sejumlah pribadi yang menekuni dunia spiritual, mereka itu dinamakan ‘hunafa’ (tgl. hanif) yang mana mereka tidak memihak kepada satu di antara kedua agama tersebut, melainkan mereka bertahan pada ajaran monotheisme Ibrahim”. (Cyrill Glasse, Ensiklopedia Islam, h.190, dibawah kata al-Jahiliah).

Kenyataan ini juga diperkuat dengan ditemukannya peninggalan arkeologis beberapa abad sebelum masa Islam abad-VII (yang secara keliru disebut dalam buku Morley bahwa Alkitab dalam bahasa Arab baru ada pada abad-IX dan menggunakan nama Allah karena dipaksa orang Islam dan bandingkan dengan buku-buku yang bertema ‘Asal bukan Allah’ yang menganggap orang Islam tidak menyukai orang Kristen menggunakan nama ‘Allah’). Suatu pengingkaran sejarah yang dihasilkan semangat Arab/Islam fobia, sebab jauh sebelum ada agama Islam nama Allah sudah digunakan bersama-sama oleh umat Yahudi Arab, Kristen Arab dan bangsa Arab pra-Islam.

Namun, kalau ‘El’ (Ibrani) sama dengan ‘Alaha’ (Aram-Siria) dan ‘Allah’ (Arab), mengapa tidak memilih saja ‘El/Elohim’ yang merupakan bahasa aslinya?

Tuhan dalam menyebarkan firmannya menggunakan kendaraan bahasa-bahasa. Pada zaman Ezra, Alkitab Ibrani sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Aram, dan sejak itu sampai abad ke-XIX bahasa Ibrani hanya digunakan dalam penulisan/penyalinan Kitab Suci saja. Ketika bahasa Yunani menguasai kawasan sekitar Laut Tengah, atas perintah imam besar di Yerusalem, Eliezer, Alkitab PL diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani (Septuaginta/LXX), inilah yang digunakan Yesus, para Rasul, umat Kristen dan dipakai juga di sinagoga-sinagoga. Demikian juga di hari Pentakosta, Roh Kudus sendiri mengilhami para Rasul untuk mengkotbahkan firman (termasuk nama El/Theos) ke bahasa-bahasa pendengar, dalam arti kata penerjemahan nama Tuhan ke dalam bahasa-bahasa lokal didorong oleh Roh Tuhan/Kudus sendiri.

Berbeda dengan ‘El’ yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai ‘Theos’ dan bahasa Barat sebagai ‘God, Gott, Dieu’, maka nama ‘Allah’ (Arab) sebenarnya bukan terjemahan melainkan perkembangan dialek dalam rumpun Semit sendiri untuk menyebut El (di samping a.l. Alaha dalam bahasa Aram-Siria).

Islam sudah masuk ke Indonesia sejak abad ke-XIII, Kristen Katolik baru masuk abad ke-XVI dan Protestan pada abad ke-XVII, ini berarti sudah tiga abad lebih dimana agama Islam dan bahasa Arab sudah merakyat di Indonesia, dan kemudian nama ‘Allah’ masuk menjadi kosa-kata bahasa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam bahasa Indonesia, ada banyak kosa-kata yang berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa Arab (1.495, termasuk kata ‘Allah’), Inggeris (1.610), dan Belanda (3.280), maka adalah tepat bila kata yang sekarang menjadi kosa-kata Indonesia itu dipakai untuk menyebut El/Elohim Perjanjian Lama dan Theos Perjanjian Baru dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia, karena kata itu bukan saja dekat tetapi termasuk keluarga serumpun Semit dengan bahasa Ibrani.

Salam kasih dari Herlianto/YBA.

kemudian bisa kita baca juga yang ini:

MENJAWAB HUJATAN PARA PENENTANG ALLAH DI DALAM ALKITAB

Baru-baru ini beberapa gereja-gereja dan segelintir umat Kristen diresahkan dengan terbitnya “Alkitab Eliezer ben Abraham” berjudul Kitab Suci Taurat dan Injil. Tidak kurang juga orang Kristen telah bingung dengan gerakan ini. Gerakan ini menuntut agar istilah Allah dalam Kitab Suci umat Kristian dihapuskan. Alasannya, nama Allah itu kononnya berasal dari “dewa air” yang mengairi bumi.

Saya sendiri sudah pernah menanggapi usul kontroversial ini dengan menggelar seminar yang menghadirkan pembicara Muslim dari IAIN Syarif Hidayatullah, Dr. Kautsar Azhari Noer.(1) Rekan Muslim saya ini menanggapi dengan kepala dingin, seraya mengatakan: “Itu hanya gerakan kaum awam yang tidak perlu ditanggapi.: Mengapa? Menurut Kautsar, “Setiap agama mengenal kontekstualisasi atau inkulturasi.” Ya, memang dulu istilah Allah pernah dipakai di lingkungan orang-orang jahiliah sebelum zaman Islam. Tetapi Islam justru datang untuk mengubah makna teologis istilah itu.

SEKITAR PENYIMPANGAN NAMA YAHWEH DAN ALLAH

Setelah seminar tersebut, reaksi berdatangan dari pihak “penentang Allah”. Bahkan terbit traktat baru yang khusus menanggapi makalah saya. Saya sendiri memutuskan untuk menghentikan polemik ini. Terus terang, amatlah sulit untuk sesiapa pun memahami “logika” kaum yang kurang cerdas itu.

Bayangkan saja, menurut mereka Allah sebenarnya adalah nama “dewa air.” Yang menjadi dasar mereka adalah buku-buku sumber yang mereka kutip sepenggal-sepenggal dan lepas dari konteks. Saya pun membuktikan berdasarkan inskripsi-inskripsi kuno yang ditemukan di Kuntilet Ajrud, di sekitar Nablus sekarang. Di daerah tersebut nama Yahweh pernah dipuja bersama-sama dewi kesuburan Asyera. Salah satu bunyi inksripsi Kuntilet Ajrud, seperti disebut Andrew D. Clarke dan Bruce W. Winters (ed.), One God, One Lord; Christianity in a world of religious Pluralism, dalam bahasa Ibrani:

Birkatekem le-Yahweh syomron we le ‘asyeratah

Yakni – Aku memberkati engkau demi Yahwe dari Samaria dan demi Asyera. (2)

Dengan fakta di atas, apakah kita dapat mengatakan kita jangan menggunakan nama Yahwe karena nama ini sekutu Asyera, dewi kesuburan Palestina? Argumentasi ini dijawab oleh mreka, bahwa semua yang saya kemukakan itu tidak perlu ditanggapi karena tidak berdasar pada Alkitab. Ya, maksud mereka adalah saya tidak perlu mengutip data-data arkeologi dalam berargumentasi, kecuali hanya berdasarkan ayat-ayat Alkitab.

Nah, di sinilah terbukti ketidakadilan kaum penentang “Allah” dengan amat jelas! Mengapa? Sebab umat Islam tentu saja boleh bertanya balik, “Apakah Allah sebagai dewa air itu ada dalam Alquran?” Lalu, umat Islam pun mengajak kita untuk berargumentasi dan berdebat tanpa bukti sejarah. Cukup dengan ayat-ayat Al-Quran saja. Kalau begitu, jelas tidak ada sepotong ayat pun dalam Alquran yang menyebut Allah sebagai dewa air. Menurut Alquran, Allah adalah Pencipta langit dan bumi (Q.surah al-Jatsiyah 45:22, “Wa khadaq Allah as-samawati wa al-ardh”).

Begitu juga, siapakah Allah itu bagi umat Kristen Arab? “Allah” – demikian menurut Buthros ‘Abd al-Malik, dalam Qamus al-kitab al-Muqaddas – adalah “nama dari Ilah (sembahan) yang menciptakan segala yang ada” (hadza al-llah khalaq al-jami’ al-kainat). (3)

Begitu juga, setiap umat Arab Kristen sebelum atau sesudah Islam mengawali mengucapkan Qanun al-Iman (syahadat Kristian) yang diawali dengan kalimat:

“Nu’minu bi-ilahun wahidun, Allah al-Ab al-dhabital kull, khalaqa as-sama’I wa al-ardh, kulla ma yura wa maa layuura”

yang bermaksud :

Kami percaya kepada satu-satunya sembahan/ilah, yaitu Allah Bapa, yang berkuasa atas segala sesuatu, Pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. (4)

Mengapa mreka menuduh bahwa Allah adalah “dewa air” berdasarkan sumber-sumber tulisan yang bukan Alquran, sementara mereka menolak data yang telah saya kemukakan tentang penyimpangan nama Yahwe, karena tidak ada dalam Alkitab?

Oleh karena itu, saya menyarankan agar belajar lebih banyak tentang sejarah kekristenan di Timur Tengah, tempat kekristenan mula-mulanya berkembang. Peranan filologi (ilmu perbandingan bahasa) juga sangat penting dalam memperkaya kajian ini, sebelum mereka begitu bersemangat menyebarkan pendapat yang jelas-jelas tidak ilmiah.

KATA ALLAH DAN PADANANNYA DALAM BAHASA IBRANI DAN ARAMI

Dalam menilai kata Allah, kita harus memahami bahwa kata itu serumpun dengan kata-kata bahasa Semitik yang lebih tua (yang dipakai di Timur Tengah: Ibrani dan Arami). Kata Allah itu cognate dengan kata Ibrani: El, Eloah, Elohim; dan kata Arami Elah, Alaha, yang semuanya terdapat dalam Perjanjian Lama ataupun dalam Targum (komentar-komentar Taurat dalam bahasa Arami yang lazim dibaca mulai dari zaman sebelum Al-Masih, zaman Sayidina Isa hingga hari ini).

Perlu anda ketahui, sebagian kecil Kitab Perjanjian Lama juga ditulis dalam bahasa Arami, yakni beberapa pasal Kitan Ezra dan juga beberapa pasal dari Daniel. Marilah kita baca dan cermati ayat-ayat yang menggunakan kata elah di bawah ini:

“Be Shum elah yisra’el …”

Daniel 5 : 1, “Demi Nama Allah Israel.”

“…di elahekon hu elah elahin, umara malekin

Daniel 2:47, “Sesungguhnya Elah-mu itu elah yang mengatasi segala elah dan berkuasa atas para raja.

Sedangkan bentuk Ibrani yang dekat dengan istilah Arami elah dan Arab ilah, al-ilah dan Allah adalah sebutan eloah, misalnya disebutkan:

“Eloah mi-Teman yavo we Qadosh me-Har Paran, Selah”

Yaitu Habakuk 3 : 3, yang bererti -

“Eloah akan datang dari negeri Teman, dan Yang Mahakudus dari pergunungan Paran, Sela.”

Tetapi argumentasi ini pun segera ditanggapi dengan traktat mereka. Menurut mereka, istilah el, elohim, eloah (Ibrani) dan elah, alaha (Arami/Syriac) tidak sejajar dengan istilah Arab Allah berasal dari ilah (God, sembahan). Dengan awalan kata sandang di depannya Al (Inggris: the), makna the god, “sembahan yang itu”. Maksudnya sembahan atau ilah yang benar.

“Laa ilaha ilallah”. Tidak ada ilah selain Allah. Allah adalah satu-satunya ilah. Ungkapan Laa ilaha ilallah ini, dijumpai pula dalam Alkitab terjemahan bahasa Arab, 1 Korintus 8 : 4-6 berbunyi :

“… wa’an Laa ilaha ilallah al-ahad, …faa lana ilahu wahidu wa huwa al-Abu iladzi minhu kullu sya’in wa ilahi narji’u, wa huwa rabbu wahidu wa huwa Yasu’ al-Masihu iladzi bihi kullu syai’in wa bihi nahya”

Yakni maksudnya :

Dan sesungguhnya tidak ada ilah selain Allah, Yang Mahaesa … dan bagi kita hanya ada satu ilah/sembahan yaitu Bapa, yang dari-Nya berasal segala sesuatu dan kepada-Nya kita akan kembali, dan hanya ada satu Rabb/Tuhan, yaitu Yesus Kristus yang melalui-Nya (sebagai Firman Allah) telah diciptakan segala sesuatu dan untuk Dia kita hidup). (5)

Mereka begitu entengnya menanggapi hal ini. Menurut brosur mereka, istilah ‘Allah’ memang ada dalam Alkitab berbahasa Ibrani, tetapi artinya “sumpah” (1 Raj. 8:31; II Taw. 6:22). Mereka benar, tetapi mereka juga harus tahu, seperti kata Yahweh tidak turun dari langit. Demikian pula kata elohim, eloah, elah berasal dari akar kata tertentu. Menurut C.L. Schofield, istilah elah berasal dari akar kata el (Yang Maha kuat) dan alah (sumpah):

“to swear, to bind oneself by an oath, so implifying faithfullness.” (6)

Jadi, di hadapan hadirat El (Yang Maha kuat) seseorang mengikat sumpah (alah). Dari kata El dan alah ini, kemudian terbentuklah kata elah. Sedangkan bentuk elohim, dengan akhiran im menunjukkan jamak untuk menekankan kebesaran (pluralis maestaticus). Oleh para pujangga gereja kata tersebut ditafsirkan secara alegoris sebagai bukti dari sifat ketritunggalan Allah. Karena itu, sangat gegabah untuk menolak fakta keserumpunan antara Arab dengan bahasa Ibrani dan Aram, hanya dengan argumentasi dangkal seperti ini.

Kata alah (dengan satu “l”) memang ada dalam bahasa Ibrani yang berarti “sumpah, kutuk”. Berbeda dengan bahasa Arab allah (dengan dua huruf “L”). Dua huruf “l” (lam) yang dalam istilah Allah menunjukkan asal-usulnya dari kata sandang Al (the) dan ilah (god) seperti dikemukakan di atas. (7)

ISTILAH ALLAH DI LINGKUNGAN KRISTIAN SYRIA PRA-ISLAM

Seperti istilah Yahweh pernah dipuja secara salah di sekitar wilayah Samaria, terbukti dari inskripsi Kuntilet Ajrud dan Khirbet el-Qom, demikian juga istilah Allah disalahgunakan di sekitar Mekkah sebelum zaman Islam. Tetapi istilah Allah dipakai sebagai sebutan bagi Khaliq langit dan bumi oleh orang-orang Kristen Arab di wilayah Syria. Hal ini dibuktikan dari sejumlah inskripsi Arab pra-Islam yang semuanya ternyata berasal dari lingkungan Kristen.

Salah satu inskripsi kuno yang ditemukan pada tahun 1881 di kota Zabad, sebelah tenggara kota Allepo (Arab: Halab), sebuah kota di Syria sekarang, meneguhkan dalil tersebut. Inskripsi Zabad ini telah dibuktikan tanggalnya berasal dari azman sebelum Islam, tepatnya tahun 512. Menariknya, inskripsi ini diawali dengan perkataan Bism-al-lah, “Dengan Nama al-lah” (bentuk singkatnya: Bismillah, “Dengan Nama Allah”), dan kemudian diusul dengan nama-nama orang Kristen Syria. Bunyi lengkap inskripsi Arab Kristen ini dapat direkonstruksi sebagai berikut:

“Bism’ al-lah: Serjius bar ‘Amad, Manaf wa Hani bar Mar al-Qais, Serjius bar Sa’d wa Sitr wa Sahuraih”

terjemahannya :

- Dengan Nama Allah: Sergius putra Amad, Manaf dan Hani putra Mat al-Qais, Sergius putra Sa’ad, Sitr dan Shauraih. (8)

Menurut Yasin Hamid al-Safadi, dalam The Islamic Calligraphy, inskripsi pra-Islam lainya yang ditemukan di Ummul Jimal dari pertengahan abad ke-6 Masehi, membuktikan bahwa berbeda dengan yang terjadi di Arab selatan, di sekitar Syria nama ‘Allah’ disembah secara benar. Inskripsi Ummul Jimmal diawali dengan kata-kata Allah ghafran (Allah mengampuni). (9)

Bahkan menurut Spencer Trimingham, dalam bukunya Christianity among the Arabs in the pre-Islamic Times, membuktikan bahwa pada tahun yang sama dengan diadakannya Majma’ (Konsili) Efesus (431), di wilayah suku Arab Hartis (Yunani: Aretas ) dipimpin seorang uskup yang bernama ‘Abd Allah (Hamba Allah). (10)

Dari bukti-bukti arkeologis ini, jelas bahwa sebutan Allah sudah dipakai di lingkungan Kristen sebelum zaman Islam yang dimaknai sebagai sebutan bagi Tuhan Yang Mahaesa, Pencipta langit dan bumi.

PENGGUNAAN BAHASA IBRANI, YUNANI DAN ARAMI PADA ZAMAN YESUS

Cukup mengherankan bahwa “para penentang Allah” itu selalu menggunakan Ha B’rit ha-Hadasah (Perjanjian Baru bahasa Ibrani) dan memperlakukannya seolah-olah itulah teks bahasa aslinya. Dalam Perjanjian Baru berbahasa Ibrani ini tentu saja kita akan menjumpai nama Yahwe. Tetapi Perjanjian Baru berbahasa Ibrani itu adalah hasil terjemahan dari bahasa Yunani. Penerjemahan dilakukan oleh United Bible Society in Israel, baru pada tahun 1970-an.

Perjanjian Baru aslinya ditulis dalam bahasa Yunani Koine dan para rasul Yesus tidak mempertahankan nama diri Yahwe. Saya setuju bahwa Yesus ketika masuk ke sinagoge, Baginda mengutip teks-teks Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani (Lukas 4:18-19). Namun, kita juga harus paham bahwa Baginda juga telah bercakap-cakap dalam bahasa Arami dengan murid-murid-Nya sebagai “bahasa ibunda” masyarakat Yahudi pada zaman intu.

Penulisan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani karena bahasa ini menjadi bahasa yang paling luas digunakan di seluruh wilayah kekaisaran Romawi pada zaman itu. Meskipun demikian, Perjanjian Baru Yunani itu tidak dapat dipahami tanpa melihat latar belakang budaya Arami. (11) Oleh karena kitab ini masih memelihara beberapa ungkapan Arami – yang waktu itu juga biasa disebut Ibrani – sebab dianggap sebagai salah satu dialek tutur saja bagi masyrakat Yahudi di Galilea. Beberapa contoh kata Arami yang dipelihara itu, antara lain: Talita Kum (Mark 5 : 41), Gabbata (Yohanes 19 : 13), Maranatha (1 Korintus 16 : 23).

Salah satu bukti bahwa Yesus membaca Targum berbahasa Arami, di mana kata Alaha (yang cognate dengan bentuk Ibrani: Eloah, dan Arab: Allah) adalah ungkapan Yesus dalam Markus 15:33, Elohi, Elohi, l’mah sh’vaktani. Sebab dalam teks Mazmur 22:2 bahasa Ibraninya: Eli, Eli lamah ‘azvatani. Selanjutnya, apabila bahasa asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani dan para rasul tidak mempertahankan nama Yahwe, lalu apa pula dasar dan alasan mereka mati-matian mempertahankannya?

Para rasul penulis Perjanjian Baru menterjemahkan Kyrios (Tuhan) sebagai kata ganti Yahwe. Sebut satu contoh saja, misalnya Haddebarim/ Ulangan 6 : 4 dalam bahasa asli (Ibrani):

“Syema Ysrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad”.

Kutipan ayat ini ditemukan dalam Markus 12 : 29, di mana nama Yahwe diterjemahkan Kyrios – Tuhan, mengikut terjemahan Yunani Septuaginta:

“Akoue, Israel, Kurios ho theos hemin, kurios eis esti”

- Dengarlah wahai Israel, Kurios (Tuhan) itu Theos/Allah kita, Kurios/Tuhan itu Esa.

Jadi, sekali lagi Markus sang penulis Injil pun tidak mempertahankan nama Yahwe. Lalu, apakah mereka berani berkata bahwa seluruh penulis Perjanjian Baru itu adalah salah?

Dalam bahasa Ibrani istilah “Nama” juga tidak bisa dipahami secara harfiah seperti nama-nama: Suharto, Suradi, Marsudi, Wan, Ngah dan sebagainya. Dalam hal ini anda harus bedakan antara “nama” (yang berasal dari bahasa manusia yang dibatasi oleh konteks ruang dan waktu) dengan “Dia yang dinamakan” (Yang Absolute, tidak terbatas, tidak terhingga). “Nama” dalam teologi Yahudi lebih menunjuk kepada “Kuasa di balik Ia yang di-Nama-kan”. Karena itu, orang-orang Yahudi hanya mempertahankan tetagramaton (keempat huruf suci: y h w h), tetapi tidak membacanya dalam tradisi lisan. Kata itu sudah lazim dibaca dengan: Adonay (Tuhanku) atau Ha-Shem (“the Name”, Sang Nama).

Silakan mereka memeriksa tradisi Yahudi ini, misalnya literatur Yahudi: Humasah Hunasy Torah ‘im Targum Onqelos, (12) berbahasa Ibrani dan Arami yang lazim dipakai pemeluk Yahudi hingga zaman sekarang ini.

Kesimpulan saya, apabila kita menolak usulan para “penentang Allah” itu, bukan sekadar menimbang manfaat atau mudaratnya saja. Manfaatnya jelas tidak ada sama sekali. Mudaratnya jelas tidak hanya membingungkan umat Kristiani, tetapi telah membuka “barisan permusuhan” dengan umat Islam. Yang lebih penting lagi, tidak ada gunanya berdialog dengan orang-orang yang memang tidak memenuhi standard berpikir ilmiah itu. “Tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui,” demikian Yudas 1:10, dan lanjutan ayat ini saya tidak tega untuk menuliskannya di sini.


Nota-nota dan Referensi:
Majalah DR, “Ketika Allah diperdebatkan”, 9-14 Ogos 1999.
Andrew D. Clarcke dan Bruce W.Winters (ed.), Satu Allah satu Tuhan: Tinjauan Alkitab tentang Pluralisme Agama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), hlm.50
Buthros ‘Abd al-Malik (ed.), Qamus al-Kitab al-Muqaddas (Beirut: Jami’ al-Kana’is fii al-Syarif al-Adniy, 1981), hlm.107
Al-Qamas Isodorus al-Baramus, Al-Ajabiyat: shalawat As-Sa’at wa Ruh al-Tashra’at (Kairo: Maktabah Mar Jurjis al-Syaikulaniy Syabra, 1996), hlm. 79.
“Risalat Bulus ar-Rasul ila Ahl Kurinthus al-Awwal 8 : 4-6″, dalam al-Kitab al-Muqaddas (Beirut: Dar al-Kitab al-Muqaddas fii al-Syariq al-Ausath, 1992).
Rev. C.I. Schofield (ed.), Holy Bible, Schofield Reference (London: Oxford University Press, 1945), hlm.3
Kita lihat bahwa Allah itu Al-nya merupakan hamzah washl. Kerana itu menjadi wallahi, billahi dan sebagainya. Itu berarti kata Allah bukan merupakan akar kata yang asli. Sebab akar kata yang asli pasti menggunakan hamzah qath’. Lihat: Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer (Jakarta: Paramadina, 1998), hlm.262.
Bacaan Bism al-lah (Dengan Nama Allah) berasal dari Yasin Hamid al-Safadi, Kaligrafi Islam. Alih Bahasa: Abdul Hadi WM (Jakarta: PT. Panca Simpati, 1986), hlm. 6. Sedangkan M.A. Kugener, Note sur l’inscription triligue de Zebed (1907) seperti dikutip Spencer Trimingham Christianity Among the Arabs in pre Islamic Times (London-Beirut: Longman-Librairie du Liban, 1979), hlm. 226, membacanya “Teym al-Ilah”.
Jadi, sebagai nama diri yang diusul oleh nama-nama lainnya, bukan sebagai bunyi sebuah doa. Tetapi apa pun bunyi yang paling tepat dari awal inskripsi itu, yang jelas kata al-llah, Allah sudah dipakai dalam makna Tauhid Kristen, dan bukan dalam makna dewa berhala yaitu pagan.
Yasin Hamid al-Safadi, Loc.Cit
Spencer Trimingham, Op. Cit. Hlm. 74
Matthew Black, An Aramaic Approach to the Gospels and Acts (Oxford: At the Calrendon Press, 1967).
Rabbi Nosson Scherman-Rabbi Meir Zlotowitz (ed.), Humasah Humasy Torah ‘im Targum Onqelos (Brooklyn: Mesorah Publications, Ltd. 1993), hlm.xxvi. Selanjutnya, mengenai Nama (dan nama-nama) Allah, cf. “Parashas Shemos”, hlm.304-305.

point yang penting dari penjelasan tersebut

1. Tuhan yang disembah orang Islam sama dengan yang di sembah para nabi dan pengikutnya ,sebelum kenabian nabi Muhammad

2. bahwa Nama YHWH pernah disimpangkan,

seperti yang tertulis:

“Saya pun membuktikan berdasarkan inskripsi-inskripsi kuno yang ditemukan di Kuntilet Ajrud, di sekitar Nablus sekarang. Di daerah tersebut nama Yahweh pernah dipuja bersama-sama dewi kesuburan Asyera. Salah satu bunyi inksripsi Kuntilet Ajrud, seperti disebut Andrew D. Clarke dan Bruce W. Winters (ed.), One God, One Lord; Christianity in a world of religious Pluralism, dalam bahasa Ibrani:

Birkatekem le-Yahweh syomron we le ‘asyeratah

Yakni – Aku memberkati engkau demi Yahwe dari Samaria dan demi Asyera. (2)

Dengan fakta di atas, apakah kita dapat mengatakan kita jangan menggunakan nama Yahwe karena nama ini sekutu Asyera, dewi kesuburan Palestina? Argumentasi ini dijawab oleh mreka, bahwa semua yang saya kemukakan itu tidak perlu ditanggapi karena tidak berdasar pada Alkitab. Ya, maksud mereka adalah saya tidak perlu mengutip data-data arkeologi dalam berargumentasi, kecuali hanya berdasarkan ayat-ayat Alkitab.”

kemudian dari penjelasan intelektual yang sebelumnya adalah intelektual Kristen,yaitu Jerald f dirk

Penggunaan kata Allah yang berarti Tuhan sering kali terdengar agak aneh, esoterik, dan asing bagi telinga orang Barat. Allah adalah kata dalam bahasa Arab yang berasal dari pemadatan al dan Ilah. Ia berarti Tuhan atau menyiratkan Satu Tuhan. Secara linguistik, bahasa Ibrani dan bahasa Arab terkait dengan bahasa-bahasa Semitik, dan istilah Arab Allah atau al-Ilah terkait dengan El dalam bahasa Ibrani, yang berarti Tuhan.1 El-Elohim berarti Tuhannya para tuhan atau Sang Tuhan.2 Ia adalah kata bahasa Ibrani yang dalam Perjanjian Lama diterjemahkan Tuhan. Karena itu, kita bisa memahami bahwa penggunaan kata Allah adalah konsisten, bukan hanya dengan Al-Qur’an dan tradisi Islam, tetapi juga dengan tradisi-tradisi-biblikal yang tertua.

Persamaan mendasar antara istilah Arab al-Ilah, di mana Allah merupakan pemadatannya, dan istilah Ibrani El-Elohim bisa dipahami secara lebih jelas jika kita memerhatikan abjad bahasa Arab dan Ibrani. Baik bahasa Arab maupun Ibrani sama-sama tidak memiliki huruf untuk bunyi vokal. Abjad kedua bahasa tersebut hanya terdiri dari konsonan, dan keduanya bersandar pada penandaan sebagai bunyi vokal yang secara khas ditemukan hanya dalam tulisan formal sebagai satu petunjuk pengucapan. Transliterasi bahasa Indonesia dari istilah Arab al-Ilah dan istilah Ibrani El-Elohim telah memasukkan penandaan-penandaan vokal ini. Jika kita harus menghilangkan transliterasi Indonesia berupa penandaan-penandaan vokal ini, maka istilah Arab tersebut menjadi al-Ilh dan istilah Ibrani di atas menjadi El-Elhm. Jika kita harus menghilangkan bentuk jamak, yang hanya ditemukan dalam bahasa Ibrani, maka istilah Arabnya tetap al-Ilh, sementara istilah Ibraninya menjadi El-Elh. Akhirnya, jika kita harus melakukan transliterasi atas seluruh “alif” dalam bahasa Arab sebagai “a”, dan seluruh “alif” dalam bahasa Ibrani sebagai “a” juga, maka istilah Arabnya menjadi Al-Alh, dan istilah Ibraninyapun menjadi Al-Alh. Dengan kata lain, dengan pengecualian tunggal bahwa bahasa Ibrani menggunakan bentuk jamak, al-Ilah, di mana Allah merupakan pemadatannya, dan El-Elohim, istilah Ibrani yang diterjemahkan sebagai Tuhan dalam Perjanjian Lama, benar-benar merupakan istilah yang sama sekali identik dalam bahasa Arab dan Ibrani, dua bahasa yang memiliki hubungan sangat erat.

kemudian dari kalangan “ulama islam”
soal keunikan nama Allah, saya akan menyampaikan dari sumber tulisan orang/ulama Islam.
Kata ‘Allah’ merupakan nama Tuhan yang paling populer. Apabila anda berkata :”Allah..”, maka apa yang anda ucapkan itu telah mencakup semua nama-nama-Nya yang lain, sedangkan bila anda mengucapkan nama-nama-Nya yang lain – misalnya ‘ar-Rahmaan’, ‘al-Malik’ dan sebagainya – maka ia hanya menggambarkan sifat Rahman, atau sifat kepemilikan-Nya. Disisi lain, tidak satupun dapat dinamakan Allah, baik secara hakikat maupun secara majazi, sedangkan sifat-sifat-Nya yang lain – secara umum – dapat dikatakan bisa disandang oleh makhluk-makhluk-Nya. Bukankah kita dapat menamakan si Ali yang pengasih sebagai ‘Rahiim’?, atau Ahmad yang berpengetahuan sebagai ‘Aliim’?. Secara tegas, Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri yang menamakan dirinya Allah.

14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Thaahaa). Innanii = sesungguhnya Aku, anaa = Aku, Allaahu = Allah, laa ilaaha = tidak ada tuhan, illaa = melainkan, ana = Aku…

Dia juga dalam Al-Qur’an yang bertanya :”hal ta’lamu lahuu samiyyaa..” (Surat Maryam ayat 19). Ayat ini, dipahami oleh pakar-pakar Al-Qur’an bermakna :”Apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang bernama seperti nama ini..?” atau :”Apakah engkau mengetahui sesuatu yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan sebagaimana pemilik nama itu (Allah)?” atau bermakna :”Apakah engkau mengetahui ada nama yang lebih agung dari nama ini?”, juga dapat berarti :”Apakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?”

Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung makna sanggahan ini kesemuanya benar, karena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujudnya itu yang berhak menyandang nama tersebut, selain-Nya tidak ada, bahkan tidak boleh. Hanya Dia yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan mutlak, sebagaimana tidak ada nama yang lebih agung dari nama-Nya itu.

Para ulama dan pakar bahasa mendiskusikan kata tersebut antara lain apakah ia memiliki akar kata atau tidak. Sekian banyak ulama yang berpendapat bahwa kata ‘Allah’ tidak terambil dari satu akar kata tertentu, tapi ia adalah nama yang menunjuk kepada zat yang wajib wujud-Nya, yang menguasai seluruh hidup dan kehidupan, serta hanya kepada-Nya seharusnya seluruh makhluk mengabdi dan bermohon. Tetapi banyak ulama berpendapat, bahwa kata ‘Allah’ asalnya adalah ‘Ilaah’, yang dibubuhi huruf ‘Alif’ dan ‘Laam’ dan dengan demikian, ‘Allah’ merupakan nama khusus, karena itu tidak dikenal bentuk jamaknya. Sedangkan ‘Ilaah’ adalah nama yang bersifat umum dan yang dapat berbentuk jamak (plural), yaitu ‘Alihah’. Dalam Bahasa Inggeris, baik yang bersifat umum maupun khusus, keduanya diterjemahkan dengan ‘god’, demikian juga dalam Bahasa Indonesia keduanya dapat diterjemahkan dengan ‘tuhan’, tapi cara penulisannya dibedakan. Yang bersifat umum ditulis dengan huruf kecil ‘god/tuhan’, dan yang bermakna khusus ditulis dengan huruf besar ‘God/Tuhan’.

‘Alif’ dan ‘Laam’ yang dibubuhkan pada kata ‘Ilaah’ berfungsi menunjukkan bahwa kata yang dibubuhi tersebut merupakan sesuatu yang telah dikenal dalam benak. Kedua huruf tersebut sama dengan ‘The’ dalam bahasa Inggeris. Kedua huruf tambahan itu menjadi kata yang dibubuhi menjadi ‘ma’rifat’ atau ‘definite’ (diketahui/dikenal). Pengguna Bahasa Arab mengakui bahwa Tuhan yang dikenal dalam benak mereka adalah Tuhan Pencipta, berbeda dengan tuhan-tuhan (aliihah/bentuk jamak dari ilaah) yang lain. Selanjutnya dalam perkembangannya lebih jauh dan dengan alasan mempermudah, ‘hamzah’ yang berada antara dua ‘laam’ yang dibaca ‘i’ pada kata ‘al-Ilaah’ tidak dibaca lagi, sehingga berbunyi ‘Allah’ dan sejak itulah kata ini seakan-akan telah merupakan kata baru yang tidak memiliki akar kata, sekaligus sejak itu pula kata ‘Allah’ menjadi nama khusus bagi Pencipta dan Pengatur alam raya yang wajib wujud-Nya.

Sementara ulama berpendapat bahwa kata ‘Ilaah’ yang darinya terbentuk kata ‘Allah’ berakar dari kata ‘al-Ilaahah’, ‘al-Uluuhah’ dan ‘al-Uluuhiyyah’ yang kesemuanya menurut mereka bermakna ‘ibadah/penyembahan’, sehingga ‘Allah’ secara harfiah bermakna ‘Yang Disembah’. Ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut berakar dari kata ‘Alaha’ dalam arti ‘mengherankan’ atau ‘menakjubkan’ karena segala perbuatan/ciptaan-Nya menakjubkan atau karena bila dibahas hakekat-Nya akan mengherankan akibat ketidak-tahuan makhluk tentang hakekat zat Yang Maha Agung itu. Apapun yang terlintas dalam benak menyangkut hakekat zat Allah, maka Allah tidak demikian. Itu sebabnya ditemukan riwayat yang menyatakan :”Berpikirlah tentang makhluk-makhluk Allah dan jangan berpikir tentangZat-Nya”. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ‘Allah’ terambil dari akar kata ‘Aliiha Ya’lahuu” yang berarti ‘tenang’, karena hati menjadi tenang bersama-Nya, atau dalam arti ‘menuju’ dan ‘bermohon’ karena harapan seluruh makhluk tertuju kepada-Nya dan kepada-Nya jua makhluk bermohon.

Memang setiap yang dipertuhankan pasti disembah dan kepadanya tertuju harapan dan permohonan lagi menakjubkan ciptaannya, tetapi apakah itu berarti bahwa kata ‘Ilaah’ – dan juga ‘Allah’ – secara harfiah bermakna demikian..? , dapat dipertanyakan apakah bahasa atau Al-Qur’an yang menggunakannya untuk makna ‘yang disembah’?. Kalau anda menemukan semua kata ‘Ilaah’ dalam Al-Qur’an, niscaya akan anda temukan bahwa kata itu lebih dekat untuk dipahami sebagai penguasa, pengatur alam raya atau dalam genggaman-Nya segala sesuatu, walaupun tentunya yang meyakini demikian, ada yang salah pilih ‘ilaah’nya.

Kata ‘Allah’ mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh kata selainnya, ia adalah kata-kata yang sempurna huruf-hurufnya, sempurna maknanya, serta memiliki kekhususan berkaitan dengan rahasianya, sehingga sementara ulama menyatakan bahwa kata itulah yang dinamai ‘Ismu-Ilaah al-A’zham (Nama Allah yang paling mulia). Yang bila diucapkan dalam do’a, Allah akan mengabulkannya. Dari segi lafaz terlihat keistimewaan ketika dihapus huruf-hurufnya. Bacalah kata ‘Allah’ dengan menghapus huruf awalnya, akan berbunyi ‘Lilaah’ dalam arti ‘milik/bagi Allah’, kemudian hapus huruf awal dari kata ‘Lilaah’, itu akan terbaca ‘Laahu’ dalam arti ‘bagi-Nya’, selanjutnya, hapus lagi huruf awal dari ‘Laahu’, akan terdengan dalam ucapan ‘Huu’, yang berarti ‘Dia (menunjuk Allah), dan apabila itupun dipersingkat akan terdengar suara ‘Ah’ yang sepintas atau pada lahirnya mengandung makna keluhan, tapi pada hakekatnya mengandung makna permohonan kepada Allah. Karena itu sementara ulama berkata bahwa kata ‘Allah’ terucap oleh manusia, sengaja atau tidak sengaja, suka atau tidak suka. Itulah salah satu bukti adanya ‘fitrah’ dalam diri manusia. Al-Qur’an juga menegaskan bahwa sikap orang-orang musyrik adalah :

38. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. (Az Zumar)

dari segi makna dapat dikatakan bahwa kata ‘Allah’ mencakup segala sifat-sifat-Nya, bahkan Dia-lah yang menyandang nama-nama tersebut, karena itu jika anda berkata “Yaa..Allah..”, maka semua nama-nama/sifat-sifat-Nya telah tercakup oleh kata tersebut. Disisi lain, jika anda berkata ‘ar-Rahiim’, maka sesungguhnya yang anda maksud adalah Allah. Demikian juga ketika anda menyebut ‘al-Muntaqim’ (yang membalas kesalahan), namun kandungan makna ‘ar-Rahiim’ (Yang Maha Pengasih) tidak tercakup didalam pembalasan-Nya, atau sifat-sifat-Nya yang lain. Itulah salah satu sebab mengapa dalam syahadat seseorang selalu harus menggunakan kata ‘Allah’ ketika mengucapkan ‘Asyhadu an Laa Ilaaha Illa-llaah’ dan tidak dibenarkan menggantinya dengan nama-nama-Nya yang lain.

Demikianlah Allah, karena itu tidak heran jika ditemukan sekian banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang memerintahkan orang-orang beriman agar memperbanyak zikir menyebut nama Allah, karena itu setiap perbuatan yang penting hendaknya dimulai dengan menyebut nama itu, nama Allah. Rasulullah bahkan mengajarkan lebih rinci lagi :”Tutuplah pintumu dan sebutlah nama Allah, padamkanlah lampumu dan sebutlah nama Allah, tutuplah periukmu dan sebutlan nama Allah, rapatkanlah kendi airmu dan sebutlah nama Allah…”

Kalki Avatar; Sang Juru Selamat


Avatar adalah bentuk bahasa Urdu yang berarti Nabi atau utusan (Rasul). Dalam kamus “The Grolier International Dictionary” Avatar didefinisikan sebagai  berikut:
The Descent to earth of a deity in human or animal form. Used for the generic term for the incarnation of Vishnu. (halaman 90-91)

Terminologi Avatar berasal dari bahasa Sansekerta avatâra, diturunkan dari kata avatarati, yang bermakna orang yang turun : ava, turun dan tarati, orang yang menyilang atau menyeberang. Seorang ilmuwan dan peneliti muslim asal Iran bernama Sayyid Saeed Akhtar Rizvi menyatakan bahwa deskripsi dan ciri-ciri yang diberitahukan oleh kitab-kitab agama Hindu memiliki hubungan sangat erat dengan Kenabian al-Mustafa Muhammad S.a.w. Dalam kitab-kitab suci agama Hindu dinyatakan tentang kemunculan sepuluh orang Avatar, kesembilan orang dari mereka telah muncul ke dunia ini dan Ummat Hindu menantikan satu orang yang merupakan Avatar kesepuluh yang kedatangannya selalu dinanti-nantikan yakni Kalki Avatar. Kalki Puran adalah salah satu kitab agama hindu, di dalam kitab ini dituliskan pesan-pesan dan sebab-sebab mengapa sang nabi ini diberi nama ‘kalki’ Avatar. 

Yakni Ia yang akan menghilangkan Kalki (Penyakit dan Kegelapan) dari hati manusia dan menjauhkan manusia dari kejahatan.

Dalam Kalki Puran dinyatakan ciri-ciri Kalki Avatar adalah sebagai berikut:
  • Ummat sang Nabi Kalki adalah sebuah komunitas pemuja Tuhan.
  • Sang Nabi Kalki memiliki seorang ayah yang bernama ‘Vishnuais’ yang merupakan kombinasi dari dua kata Vishnu (Wisnu) yang berarti Tuhan, dan ais yang berarti Hamba atau pelayan: apabila kedua artinya digabungkan maka kata ‘Vishnuais’ berarti Pelayan atau Hamba Tuhan. Dalam bahasa Arab arti dari Kata Abdullah adalah pelayan atau Hamba Tuhan, yang merupakan ayah baginda Nabi saw.
  • Ibunda Nabi Kalki bernama ‘Somti’ yang berarti ‘terpercaya’ atau ‘dapat dipercaya’. Nama Ibunda al-Musthafa adalah Aminah, yang juga memiliki arti  ‘Terpercaya’ atau ‘dapat dipercaya’.
  • Nabi Kalki memiliki tiga orang saudara yang masing-masing bernama:
  1. Kavi, yang berarti ‘Bijaksana’, memiliki arti yang sama dengan ‘Aqil’ dalam bahasa Arab. Aqil bin Abi Tholib adalah adik bungsu Sayyidina Ali bin Abi Tholib yang merupakan saudara al-Musthafa.
  2. ”Samat’, berarti ‘pengetahuan’ dan memiliki arti kata yang sama dengan ‘Ja’far’, salah seorang saudara baginda Nabi saw yang syahid dalam peperangan uhud, yang juga saudara ?Ali dan Aqil bernama Ja’far yang digelari Ath-Thayyar.
  3. ”Parak’, berari ‘Orang yang memiliki posisi tinggi’ dan kata ini pun memiliki arti yang sama dengan kata ‘Ali’ dalam bahasa Arab. Selain menyebutkan ciri-ciri tersebut diatas Kalki Puran juga memberikan informasi tambahan lain mengenai Nabi Kalki yang akan muncul membawa Syari’ah yang universal bagi semesta Alam.

Muhammad juga Nabi Umat Hindu Dan Nabi Muhammad SAW Dalam Kitab Suci Agama Hindu!


Seorang professor bahasa dari ALAHABAD UNIVERSITY INDIA dalam salah satu buku terakhirnya berjudul “KALKY AUTAR” (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu.

Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.


Prof. WAID BARKASH (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum Brahmana mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri “KALKY AUTAR” sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw.

Dalam ajaran Hindu disebutkan mengenai ciri KALKY AUTAR diantaranya, bahwa dia akan dilahirkan di jazirah, bapaknya bernama SYANUYIHKAT dan ibunya bernama SUMANEB. Dalam bahasa sansekerta kata SYANUYIHKAT adalah paduan dua kata yaitu SYANU artinya ALLAH sedangkan YAHKAT artinya anak laki atau hamba yang dalam bahasa Arab disebut ABDUN.

Dengan demikian kata SYANUYIHKAT artinya “ABDULLAH”. Demikian juga kata SUMANEB yang dalam bahasa sansekerta artinya AMANA atau AMAAN yang terjemahan bahasa Arabnya “AMINAH”. Sementara semua orang tahu bahwa nama bapak Rasulullah Saw adalah ABDULLAH dan nama ibunya MINAH.

Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa Tuhan akan mengirim utusan-Nya kedalam sebiuah goa untuk mengajarkan KALKY AUTAR (Petunjuk Yang Maha Agung). Cerita yang disebut dalam kitab Wedha ini mengingatkan akan kejadian di Gua Hira saat Rasulullah didatangi malaikat Jibril untuk mengajarkan kepadanya wahyu tentang Islam.

Bukti lain yang dikemukakan oleh Prof Barkash bahwa kitab Wedha juga menceritakan bahwa Tuhan akan memberikan Kalky Autar seekor kuda yang larinya sangat cepat yang membawa kalky Autar mengelilingi tujuh lapis langit. Ini merupakan isyarat langsung kejadian Isra’ Mi’raj dimana Rasullah mengendarai Buroq.

Dikutip buletin Aktualita Dunia Islam no 58/II Pekan III/februari 1998.

Nabi Muhammad SAW Dalam Kitab Suci Agama Hindu!

Nabi Muhammad dalam kitab agama Hindu?

Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat Islam maupun umat Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu. Betapa tidak,syariat dari dua agama itu sangat jauh berbeda. Mungkinkah Nabi Muhammad adalah Nabi dari kedua agama itu?


Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad adalah juga nabi dari umat Yahudi & umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat dalam Al-Qur'an memang terdapat ayat- ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya, seperti Taurat &Injil.

Lima kitab awal dari kitab Perjanjian Lama Kristen adalah apa yang oleh umat Yahudi diakui sebagai Torah/Taurat/ Pentatouch, yaitu kitab-kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Sedangkan 4 kitab awal dari kitab Perjanjian Baru Kristen diakui oleh umat Kristen sebagai kitab Injil, yaitu kitab- kitab Matius, Markus, Lukas,dan Yohanes Sekalipun umat Islam menyatakan bahwa Taurat & Injil yg diturunkan pada nabi Musa & Nabi Isa adalah bukan yg diakui oleh umat Yahudi & Kristen sekarang, atau setidaknya sudah berubah/diubah dari aslinya, banyak para pakar ilmu Kristologi yang menyatakan kalau dalam Taurat & Injil yg diakui umat Yahudi & Kristen sekarang inipun masih terdapat sisa-sisa ramalan kedatangan Nabi Muhammad saw

Sekarang akan kita lihat dalam kitab suci agama Hindu. Ada banyak kitab dalam agama Hindu yang diakui sebagai kitab suci mereka. Dari semuanya yang dianggap paling suci adalah kitab Veda (Weda). Bila diantara kitab-kitab Itu ada yang bertentangan, maka yang harus menjadi rujukan utama adalah Weda yg juga masih terbagi lagi menjadi beberapa kitab. Kitab-kitab lain selain Weda adalah : Upanishad,Smriti, Dharma Sastra,Bhagavat Gita, Puranas, dll.

Ayat-ayat ramalan kedatangan Nabi Muhammad Disebutkan dalam Bhavisa Purana –; dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3,Shalokas 10 to 27 : "Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. 'Agama kebenaran' akan memimpin dunia ini.Dia diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikutnya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan. mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak semak/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil "Musalaman". (Perantara kedamaian).

Kalau anda baca tulisan diatas dengan baik, maka anda akan melihat bahwa ciri-ciri dari pengikut agama kebenaran yg disebutkan adalah ciri-ciri yang umum terdapat pada umat Islam.

Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yang mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian.

- Mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. "Nars" artinya orang, "sangsa" artinya "yang terpuji". Jadi Narasangsa artinya : orang yang terpuji. Kata "Muhammad" dalam bahasa arab juga berarti : orang yang terpuji. Jadi Narasangsa dalam bahasa Sansekerta adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi Narasangsa adalah figur yang sama dengan Nabi Muhammad. Ia akan disebut "Kaurama" yang bisa berarti : pangeran kedamaian,dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yang hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh yang akan dikalahkannya yang berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.

- Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yang naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tapi seorang asing.

- Mantra 3 mengatakan : ia adalah "Mama Rishi" atau resi agung. Ini cocok dengan Nabi agung umat Islam yaitu Nabi Muhammad SAW.

- Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb) artinya orang yang terpuji. Nabi Muhammad yang juga dipanggil dengan nama Ahmad adalah berarti juga "orang yang terpuji" yang terjemahan bahasa Sansekerta-nya adalah Rebb.

Beberapa ramalan lainnya :
- Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dengan istilah : "akkaru" yang artinya : "yang mendapat pujian". Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000 orang tanpa pertumpahan darah.

- Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. Ini mengarah pada nabi Muhammad yang seorang yatim sejak lahir dan arti kata Muhammad/Ahmad yang berarti yang terpuji, yang akan mengalahkan kepala-suku-suku dari suku-suku di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku.

- Dalam Rigveda book 1 Hymn 53 : 9 nabi dipanggil dg sebutan "Suslama" yg artinya lagi-lagi adalah : orang yg terpuji yg merupakan arti dari nama Muhammad.

- Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh ibunya. Hal ini persis dengan Nabi Muhammad yang tidak disusui oleh ibunya tapi oleh seorang wanita bernama Halimah.

- Dalam Samaveda Uttararchikav Mantra 1500 dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugrahi undang-undang abadi, yang jelas mengacu pada Nabi Muhammad yang akan dianugrahi kitab suci Al Qur'an. Tapi karena orang India yang berbahasa sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan menjadi "a" dan "mahdi" yaitu "saya sendiri", jadi diartikan "saya sendiri yang menerima undang-undang abadi". Padahal seharusnya "Muhammad sendiri yang dianugrahi undang-undang abadi".Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam kitab-kitab Weda. Juga diramalkan pada tak kurang dari 16 tempat yang berbeda dalam kitab weda dg nama Narasangsa artinya adalah sama dengan arti dari nama Muhammad, yaitu "yang terpuji".

KALKY AUTAR



Salah satu ramalan kedatangan nabi Muhammad yg sangat terkenal yang juga telah membuat seorang professor bahasa dari Alahabad University India mengajak kepada umat Hindu untuk segera memeluk agama Islam, adalah terdapatnya sebuah ramalan penting dalam kitab suci Hindu tentang kedatangan yang ditunggu-tunggu dari seorang Kalky Avtar (baca :autar). "av" artinya : turun. "tr" artinya melewati. Jadi arti kata Avtar adalah "diturunkan atau diutus untuk turun". Kalky Avtar artinya adalah : "utusan terakhir".

Pundit Vaid Parkash – sang professor (yang menulis buku berjudul "Kalky Avtar"), secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, karena menurutnya, sebenarnya Nabi Muhammad adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual dalam agama Hindu.

Disebutkan dalam Nashpropesy,Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Kalky Avtar (Autar terakhir) dan Amtim Rishi. Sedangkan dalam kitab Puranas disebutkan tentang Kalky Autar dan kedatangannya. Diantara ayat-ayat yang menyebutkan adalah :

- Dalam Baghavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan dalam rumah Visnuyash akan dilahirkan Kalky Avtar yang diramalkan akan menjadi penguasa dunia,yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik & menonjol.Dia akan diberi tanda-tanda. Dia akan diberi oleh malaikat sebuah kendaraan yang cepat.Dia akan menaiki kuda putih sambil memegang pedang. Dia akan mengalahkan orang-orang jahat dan dia akan terkenal di dunia.

- Dalam Baghavata Purana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 disebutkan akan ada juru selamat di rumah Visnuyash

- Dalam Kalki Purana (2) : 4 disebutkan bahwa di rumah Visnuyash pemimpin kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar

- Dalam Kalki Purana (2) : 5 disebutkan bahwa dia akan datang bersama para sahabatnya (4 orang sahabat) mengalahkan orang-orang jahat

- Dalam Kalki Purana (2) : 7 disebutkan bahwa dia akan dijaga oleh malaikat di medan perang

- Dalam Kalki Purana (2) : 11 disebutkan bahwa dalam rumah Visnuyash dan dalam rumah Summati Kalki Autar akan lahir

- Dalam Kalki Purana (2) : 15 disebutkan bahwa dia akan lahir pada tanggal 12 bulan pertama Madhop

Semua ramalan yg disebut diatas tadi tiada lain merujuk pada Nabi Muhammad SAW.


Penjelasannya demikian :

- Dirumah Visnuyash berarti dirumah pengikut Vishnu (pengikut Tuhan) sedangkan ayah dari Nabi Muhammad adalah bernama Abdullah yang artinya adalah pengikut Allah (pengikut Tuhan). Orang Islam menyebut "Allah" sebagai Tuhan, sedang orang Hindu menyebut "Vishnu" sebagai Tuhan. Jadi di rumah Visnuyash adalah di rumah Abdullah.

- Summati dalam bahasa sansekerta artinya adalah orang yang sangat setia. Sedangkan ibunda nabi Muhammad adalah bernama Aminah yang dalam bahasa arab artinya juga orang yg setia.

- Sambala bahasa arabnya adalah tempat yang aman & damai. Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah yang terkenal dengan nama "Darul Aman" yaitu tempat yang aman & damai. Akan lahir diantara kepala suku Sambala, artinya bahwa Nabi akan lahir diantara kepala suku di Makkah. Dilahirkan pada tanggal 12 di bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 rabiul awal Sebagai Amtim Rishi (resi terakhir). Nabi Muhammad adalah juga nabi terakhir dari deretan nabi-nabi yang dikirim Tuhan seperti yang terdapat pada QS. Al- Ahzab : 40.

- Dia akan memperoleh bimbingan di atas gunung dan akan kembali lagi ke arah utara.Nabi Muhammad memperoleh wahyu pertamanya di gua Hira di Jabal Nur. Jabal Nur artinya Gunung Cahaya lalu kembali lagi ke Makkah.

- Dia akan memiliki sifat-sifat yang sangat mulia. Persis seperti nabi Muhammad seperti terdapat pada QS. Al-Qalam : 14 "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur".

- Kalki Autar akan diberi 8 kemampuan spiritual, yaitu : bijaksana, punya kendali diri, keturunan yg terhormat, punya pengetahuan wahyu, pemberani, perkataannya bertarget kurikulum, sangat dermawan, dan sangat ramah. Semuanya adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh nabi Muhammad

- Dia akan diberi kendaraan yg sangat cepat oleh Shiva. Nabi Muhammad juga diberi bouraq yang sangat cepat oleh Allah yg membawanya ke langit dalam peristiwa Mi'raj.

- Dia akan naik kuda putih dengan tangan kanannya memegang pedang. Nabi Muhammad juga ambil bagian dalam peperangan termasuk dengan menunggang kuda dan bertempur dengan memegang pedang dengan tangan kanannya.

- Dia akan menjadi penyelamat umat manusia. Dalam QS.Faatir(35) ayat 24 dan QS. Saba (34) ayat 28 disebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah pembawa berita gembira &peringatan bagi seluruh umat manusia, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dia akan menjadi pembimbing ke jalan yang benar. Nabi Muhammad hidup pada jaman jahiliyah yang penuh kegelapan dimana ia membawa umatnya ke jalan yang terang benderang.

- Dia akan dibantu oleh 4 sahabat dalam menyebarkan misi. Kita tahu ada 4 orang khalifah sahabat nabi yaitu : Sayyidina Abubakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

- Dia akan ditolong oleh malaikat di medan pertempuran. Dalam perang Badr Nabi Muhammad dibantu oleh para malaikat Allah seperti tersebut dalam QS. Ali Imran (3) ayat 123 & 125 : "Jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka menyerang kamu dengan seketika itu juga niscaya Allah menolong kamu dengan 5000 malaikat yang memakai tanda". Juga QS. Al-Anfal(8) ayat 9 yang berbunyi "…. sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yg datang berturut-turut."

Subhanallah..Ternyata sekian banyak ayat tersebut (yang sebenarnya belum semuanya ditampilkan) yang meramalkan akan datangnya seorang nabi yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu, begitu cocok dengan gambaran Nabi Muhammad, umat Islam, dan sejarahnya. Mungkin saja ini juga merupakan pembuktian yang diberikan Allah bahwa Nabi Muhammad memang diutus Allah untuk seluruh umat manusia. Hal ini juga dapat membuka diskusi yg menarik tentang agama Hindu, kitab suci umat Hindu, dan syariat-nya.

Benarkah agama Hindu memang merupakan agama yang diturunkan oleh Allah jauh sebelum Nabi Muhammad lahir? Kalau ya, apakah berarti umat Hindu bisa disebut "muslim", atau juga bisa disebut "ahlul kitab"?

Bagaimana sesungguhnya ajaran agama Hindu itu, dan sesuaikah dengan ajaran Islam?

Bagaimana pendapat anda sendiri? Mudah Mudahan Bisa Sukses Dengan Amal Agama.

93 komentar:

  • Fentika Gea · · Komentator Teratas · Daerah Khusus Ibukota Jakarta · 890 pengikut
    Untuk yg beragama hindu,knp islam tidak mnyembah patung?karna islam menggunaka media lewat hati dan pikiran,karna tuhan itu seperti akal bisa dirasakan tpi tidak bsa dilihat,didalam kabah itu tdak ada patung dan itu hanya pninggalan brsejarah oleh pmbwa agama islam wajar saja kita wajib mngunjunginya,toh kuburan kakek kita ja kita kunjungi,thats right???
  • Komang Widiantara Saputra · Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
    Agama yang pertama kali berkembang di dunia, adalah agama hindu,. yang berkembang, di arab,.' , tetapi,. karena alam, tidak bersehabat,. kalian tau,knn, kondisi di arab,. kering,. ,tidak ad, bunga,air,.dll,.' adalah,. agama yg masuk ksana,.' yaitu,. islam,.' muhamad itu, berkata sma masyarakat arab.,' dengan memeluk islam,. akan lbih mudah mencapai surga,.' karena,. disini,. susah mencari,. sarana2,. yg di pakai,. umat hindu,.' islam,. cukup,. solat 5 waktu,. sama,. ajj,. ' hasilnya,.' trus,. agama hindu baru berkembang ke,.india,.' trus ke indonesia,. 'klon ga percara,.' di,. tempat, serambi mekah,.'terdapat, patung dewa,siwa.,' rakyat,. disana tidak brani mombongkar patung itt,. takut membawa musibah,. dii tutupi dengan tanah,. 'baru di buat,.' tempat,.',. naik haji itt., inilah yg saya ketahui, apa bila salah,. kata maaf,' semua agama,. sama,. mengajarkan baiik,,. kembali ke diri sendiri,. ' semua,. tujuan mencapai,. surga-loka, cuman cara, kita berbeda2,.' salong menghormati, i.love. hindu,islam,budha,kristen,katolik,dll,.' dari agama,. ini sesungguhnya,. tuhannya,. satu,., sang tunggal,
    • Arieck Awonk · Singapura
      Bener tu...apa isi di dalam kabah tu ja org musling yg pernah ksana aja ga tau..saya pernah nonton sejarah awalnya d media tv sebelum di tutup..org hindu di bilang sembah patung n batu di hina itu hanya media tangga ke tuhan krna manusia ga bisa terbang ke tuhan..di mekah juga d sembah d sana patung dilapisi batuan biar tidak terlihat..kalo ajaran agama setahu sy hindu terang2an menyembah dewa n patung,,,kristen dalam jesus yg dibunuh di salib..islam yg belum memaparksn kedunia yg isi di sembsh d rumah tuhan..kalo org bertamu kan tau isi didalam rumah org yg di singgahi..
    • Tirta Nata · Komentator Teratas
      Arieck Awonk . Mohon maaf ya, ini dakwah Islam apa Hindu, atau Kristen? Kalau Islam ya Islam saja, kalau Hindu ya Hindu saja, kalau Kristen ya Kristen saja, atau kalau Aliran Kepercayaan ya Aliran Kepercayaan saja. Jangan sangkut-pautkan agama/kepercayaan/ keyakinan lain, selain yang didakwahkan. Ingat negara kita Indonesia, adalah negara berbhineka tunggal ika, dengan berbagai macam suku bangsa, agama, ras. Jadi kalau berdakwah apapun agamanya jangan sekali-kali menyangkut pautkan dengan agama/kepercayaan lain. Terima kasih
    • Tut Ari Wijaya · SMA N 2 denpasar
      bukan ajaran hindu bro,, tapi kabalaa,,,
      sedangkan hindu lahir di india tepatnya sungai hindus,,,
      jauh lebih dulu yahudi lahir dari pada nama hindu itu sendiri,,,
  • Misbachul Munir · · Mechanic di PT PAMA PERSADA NUSANTARA
    jangan berdebat dengan makian, tidak boleh sombong kebenaran hanya miilik ALLAH tuhan yang satu. kita tidak pada tahu apa yg terjadi d masa lampau. tapi kita wajib percaya "tidak ada tuhan selain ALLAH dan nabi MUHAMMAD adalah utusan ALLAH.,
    • Tirta Nata · Komentator Teratas
      Harapan kepada siapapun, kalau berdakwah tentang Islam, cukuplah Islam saja, jangan disangkut-pautkan dengan agama/kepercayaan/keyakinan selain Islam, sebab tidak akan ketemu, bahkan akan menciptakan suasana tidak harmonis dalam kehidupan keseharian. Terima kasih
    • Izaru
      Tirta Nata terkadang, untuk belajar agama yang kita pelajari, haruslah kita mempelajari agama lain !
    • Tirta Nata · Komentator Teratas
      Izaru Betul itu, tapi mempelajarinya juga harus adil dan betul betul sehingga dalam menentukan pilihan agama benar-benar beralasan dan dasar yang kuat, bukan untuk memperolokkan, mencaci dan menghujat agama lain.
  • Masduki Al-Dibsy Al Asrori · Nur Muhammad Sher, Sindh, Pakistan
    Agama itu wasilah perantara saja bukan yang utama namun kita dibekali otak ditaruh dikepala bukan untuk pantas pantasan atau untuk pajangan saja meskipun demikian. Hidayah datang itu hanya ada dlm rahasia NYA berdebat lah yg baik. Semoga logika kita disertai hidayah dr NYA...
  • Jasuli Bojes · Kota Malang
    Ini pendapat yang ngawur ...sangat ngawur ,, logika yang ngawur dan menyesatkan Hindu ya,, Hindu,, islam ya ,, islam lha wong sumbernya berbeda Hindu mengajarkan cinta kasih semua mahluk sama dan saling menghormati, tidak ada musuh dalam Hindu, sementara ,,Islam mengajarkan berbeda dan bertolak dari cinta sesama dan yang tidak cocok adalah musuh,,,, mana mungkin !!!
  • Dhera Melodiciouspunksepanjanghari · · The official glory of love street crew di GLORY FAMILY
    Apa cuma itu yg bisa kalian lakukan untuk pecah agama kami.? Setidaknya belajar dulu bahasa sanksekerta dengan benar.
  • Qyel Hqm · Universitas Padjadjaran
    Sekedar mengingatkan sesama saudaraku yang MUSLIM..
    "(11) Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim... (12) Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan j... Lihat Selengkapnya
    • Qyel Hqm · Universitas Padjadjaran
      dhaifnya dimananya pak rizky? hheheh... terlepas dari kebenaran hadist tersebut,, pada kenyataannya, umat Muhammad SAW memang sudah terpecah secara lahir dan bathin mereka, dan itu sudah tidak terhindari lagi... Allahualam...
    • Tirta Nata · Komentator Teratas
      Surga dan neraka adalah hak mutlak Allh swt. Bisa jadi orang yang di dunia ini dianggap jahat, kafir, musyrik oleh sebagian besar umat manusia malah diajak masuk surga oleh manusia karena kehinaannya, sebaliknya juga yang dianggap taqwa, terlihat rajin shalat ( bagi muslim ) rajin beribadat di gereja bagi Kristen malah di masukkan ke neraka oleh Allah swt, karena taqwanya, dan shalatnya hanya pamrih, dan munafik.
  • Patra Tjm · Majelis Qur'an
    Berfikirlah , sudah bnyak bukti, lihat lagi klangan ilmuan kafir,michel hart yg mempatkan posisi no 1 muhammad saw, dr 100 orang,
    • Haris Nugroho
      betul it,memang org sombong sulit untuk mengakui nya...merasa pling bnr,pdhal klo berbicara tentang fakta sdh jelas bahwa smua isi dari al quran it bnr,trmasuk tentang muhammad SAW....bahkan mencakup smua kehidupan
  • IlıılıIlılıl Van Goura IlıılıIlılıl · Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna
    Diturunkan juga ahli tapsir yg menyesatka..dia akan menafsirkan kitan kitab suci yg akan menjauhkan manusia dr tuhannya...nabi nabi dg meniadakan wujud tuhan..
  • Suhai Luddin · Bekerja di Cv sempurna tetap makmur
    Bagi kalian yg membaca artikel ini khusus agama budha & hindu jgn salah kan artikel nya,lihat dulu situs yg bgitu bnyk memberikan bukti bahwasanya biksu yg jls2 paham betul sm agama yg di anut nya mau berpaling ke islam,itu kerna apa. Kerna mereka mencari kebenaran yg sesungguh nya. Itu ada pada islam.maka dari itu belajar lah dr skrg sblm terlambat. Kan sudah jelas biksu dan pendeta itu paham betul yg dianut nya,kok bs berpaling,mudah2an kalian diberi petunjuk oleh allah,amin....!!!!
  • Nyoman Mahendra Aditama · Bekerja di SMP Negeri 3 Tangerang
    Maaf, agama Hindu adalah agama pertama di dunia, dan kitab suci Weda dapat menjelaskan apa yang terjadi di dunia dan di alam semesta. Yang menulis kan dia hanya tau dari internet atau yang lainnya belum membaca langsung. Terdapat juga dalam kitab suci Yajurveda 17. 27 : Tuhan Yang Maha Esa adalah satu dan Dia dipanggil dengan nama yang berbeda-beda
  • grineksa (masuk menggunakan yahoo)
    kitab lubdaka mirip cerita 99 pembunuh?
  • Qyel Hqm · Universitas Padjadjaran
    Agama TERTUA DI DUNIA ialah ZOROASTER / ZOROASTERISME,, terimakasih...
  • Saci Dayu · SMA Negeri 1 Amlapura
    kenapa harus maksa orang untuk masuk agama ini, dengan cara yang ENEG. kalau baleum tahu benar ajaran HINDU jangan ngomong sembarangan, saya menghormati orang beragama ISLAM tapi orang seperti kalian yang merusak RASA HORMAT SAYA, krana telah mengusik kepercayaan kami..manusia menuju TUHAN nya dengan caraNYA..jadi ngak usah pakai cara bikin negara kita hancur karana agama......
    • Qyel Hqm · Universitas Padjadjaran
      jgn terprovokasi.. dalam ISLAM, HARAM hukumnya memaksakan orang lain untuk masuk kedalamnya.. biarkan saja mereka yang menghujat. Saya Muslim dan dalam kitab saya AL'QUR'AN TIDAK ada perintah SALING MENGHUJAT kepercayaan lain. jadi jgn khawatir... "Lakum Dinnukum Waliadzin"
    • Saci Dayu · SMA Negeri 1 Amlapura
      Ridwan Gustama Jilid IX ape koo dadi oraang(silahkan bicara apa saja)
  • Anam So Imuen · · Asisten di PT SARI LAUT
    professor hindu lo yang meneliti dan membuktikan
  • Agus Gita
    maaf, hindu itu agama pertama di dunia kitab weda sudah ada sejak tahun 20000000 tahun yang lalu, sedangkan nabi muhammad SAW baru ada sejak abad ke-5 Masehi
  • Ahmad Priyanto · Bekerja di AL-AZHAR PEDULI UMMAT
    yang ngaku Agama Islam atau Budha harus baca!
  • Dewa Poxer · UNIVERSITAS TRISAKTI
    Maaf, buat joker tahunya dari mana? Apakah kamu Hindu atau apa? Jangan asal nulis..
  • hooherman (masuk menggunakan yahoo)
    agama Hindu itu nabinya siapa sih
  • Kolo Momor · · UNIVERSITAS TRISAKTI
    agama adalah suatu kebenaran dan smua agama itu baik..jagan lah suatu kebenaran dan kebaikan di perdebatkan...mari kita yakini agama kita dgn cara yg benar....apapun agama kita tujuan kita satu yaitu tuhan yg maha esa...
  • Cokro Bayu · · Universitas Putra Bangsa
    insyaallah benar kalau kita lihat "HINDU" bisa diartikan hening inkang dumadhi atau memohon bermunajat hanya kepada tuhan ........muslim tidak selalu islam sedangkan islam pasti muslim tetapi belum tentu mempunyai jiwa islam, karna islam dari kata "ASLAM " yang artinya kasih sayang barang siapa yang selalu menebarkan rasa kasih kepada seluruh mahluk tuhan maka dia adalah muslim alias islam.......
  • Vedanta Yoga · · Komentator Teratas · 178 pengikut
    di bahas satu persatu ya, di mulai dari kutipan Bhavisya Purana Prati Sarga III, Kanda 3, Adhyaya 3, sloka 5-27 : berikut penjelasannya :

    Untuk mengurutkan masing-masing kejadian, di dalam Bhavisya Purana, Sri Suta Gosvami (putra Lomaharshana) pertama-tama menjelaskan bahwa pada waktu sebelumnya, pada masa dinasti Raja Shalivahana, ada sepuluh raja yang akan mencapai svarga loka setelah memerintah selama lebih dari 500 tahun lamanya. Dimana masing-masing dari sepuluh raja tersebut memerintah selama 50 tahun. Kemudian secara perlahan moralitas mulai merosot di planet bumi. Pada masa tersebut, Raja Bhojaraja adalah raja ke-sepuluh di bumi yang memerintah 450 tahun setelah pemerintahan Raja Shalivahana. Ketika Dia (Raja Bhojaraja) mengetahui bahwa tatanan moralitas dan etika merosot, Dia pergi untuk melakukan eksvansi kekuasaannya ke semua arah dan negara dengan sepuluh ribu tentara dipimpin oleh Kalidasa. Dia (Raja Bhojaraja) menyeberangi sungai Shindu (sungai Indus) bergerak terus menuju ke utara dan menaklukan Gandharas (Afganistan saat ini), komunitas Mleccha (wilayah Turki saat ini), suku Shaka, Kashmir (wilayah Kashmir dan Pakistan), Narava dan Satha. Raja Bhojaraja merebut tahta kekuasaan mereka dan memberikan hukuman kepada mereka.

    [https://www.facebook.com/photo.php?fbid=524603197598465&set=a.512533448805440.1073741830.100001463696853&type=1&comment_id=1772274&offset=0&total_comments=4&ref=notif&notif_t=photo_comment]
    • Vedanta Yoga · · Komentator Teratas · 178 pengikut
      Selanjutnya, dalam Sloka 7-8 dijelaskan, Raja Bhojaraja, raja dari para Arya yang telah meninggalkan India (Bharata) untuk pergei memperluas kekuasaanya, menyeberangi sungai Shindu (Indhus) dan juga ke arah barat, bertemu dengan sosok Mahamadh || महमद | [yang diklaim penulis sebagai Muhammad, sedangkan yang tertulis adalah “mahamadh” lihat sloka. 5,12,14,15 dan 18]. Mahamadh adalah pemimpin dari masyarakat Mleccha - Dharma atau agama bangsa Mleccha [lihat sloka. 8, 10, 17 dan 20]. Mahamadh tiba bersama para pengikutnya. Pada saat itu, Raja Bhojaraja melakukan pemujaan kepada Archa Siva Mahadeva [lihat sloka 7, disebutkan “mahadev marusthal nivasinam. mahadevthe snanya-pya punch-gavua samnivithya tripurarsur-nashav bahu-maya pravathiney” yang menjelaskan pemujaan kepada Acrha (Lingga) Siva yang ada di wilayah padang pasir, hal ya... Lihat Selengkapnya
    • Vedanta Yoga · · Komentator Teratas · 178 pengikut
      Pada sloka 10-27, selanjutnya Sri Suta Gosvami menjelaskan. Setelah mendengar puja dari Raja Bhojaraja dan berkenan atas pemujaan tersebut. Deva Siva memberikan sebuah sabda kepada Raja Bhojaraja, “Berangkatlah ke Mahakaleshvara (wilayah Ujjain) di tanah Vahika, yang saat ini dicemari oleh bangsa Mleccha (yang tidak mengenal pengetahuan Veda). Wahai raja, tanah dimana dirimu berdiri sekarang yang dikenal dengan nama Bahik, telah dicemari oleh bangsa Mleccha. Di negeri yang buruk tersebut Dharma telah diabaikan. Sebelumnya di sana ada Asura dengan nama Tripura (Tripurasura) yang telah aku musnahkan menjadi abu pada satu kesempatan sebelumnya. Dia (Asura Tripura/Tripurasura) kembali datang diperintakan oleh Bali ) [lihat sloka 11 disebutkan kata “tripuro bali-daithyane” yang bermakna Tripura utusan Asura Bali (daithya_raksasa)]. D... Lihat Selengkapnya
    • Vedanta Yoga · · Komentator Teratas · 178 pengikut
      Raja Bhojaraja terkejut disaat melihat hal itu terjadi kepada mereka sebelumnya. Kalidasa (pemimpin pasukan Raja Bhojaraja) menjadi marah dan berkata kepada Mahamadh, “Wahai yang berkepribadian buruk, dirimu telah menunjukan ilusi untuk membingungkan raja, aku akan membunuhmu, dirimu adalah kepribadian terendah”. Raja Bhojaraja kemudian meninggalkan daerah teresebut.

      Kemudian, dalam perwujudan Bhuta (mahluk halus), penguasa ilusi Mahamadh hadir pada malam ke-delapan di hadapan Raja Bhojaraja dan berkata, “Wahai raja, agamamu yang dikenal sebagai agama yang paling baik di antara agama-agama lainnya. Tetapi, dengan perintah Tuhan, aku akan mendirikan agama yang buruk dan bersifat merusak (demoniac) serta memaksakan keyakinan kuat (keras) kepada para pemakan daging (bangsa Mleccha). Pengikutku akan dikenal karena mengiris kemaluan... Lihat Selengkapnya
  • Bareph Yadie Kasalo · Universitas Negeri jakarta
    setiap orang boleh berfikir dan mengeluarkan pemikirannya. dari banyaknya hasil pemikiran yang ada, pasti ada kebenaran yg dapat diterima oleh pemikiran kebanyakan manusia. hasil pemikiran yang mana yg dapat dianggap sebagai kebenaran dan diterima orang banyak itulah yang akan diikuti banyak manusia tanpa tanpa ada paksaan.
    dengan adanya tulisan seperti di atas, mohon para penganut Hindu agar berlapang dada dan berfikiran jernih dengan penuh ketenangan. karena dengan berlapang dada dan berfikiran jernih dengan penuh ketenangan akan menemukan kebenarang yang hakiki.
  • Sumitro Michael · · Komentator Teratas · Kota Medan · 210 pengikut
    Hadeuhh , tadi perut aku agak mual dan rasa mual itu naik 1 level stelah baca artikel ne,. Entah knapa tiba² Ada SETAN yg menghempaskan saya ke BLOG ni, hingga saya membaca isinya. Tapi setelah saya sadar dan saya Bukan Orang Bodoh yg mau di BODOH²in orang BODOH, akhirnya saya berinisiatif tuk mencari perbandingan dari sumber lain, Yakni dari Blog ini :

    http://ilovehindu.weebly.com/14/post/2012/01/first-post.html

    Huekks, saya hanya bisa elus dada berhbung krna saya tdk punya jenggot.
    Apa sich UNTUNG'y bagi anda yg suka nge klaim atau ngutak-atik kitab agama Orang lain hingga menyelewengkan pengertian yg didalamnya ???
    Apakah anda berpikir di jaman tehnologi nan canggih ini maseh ada yg super TOLOL ???
    Please dech jangan LEBAY kata T2 lwt lagunya.. loL
  • Uga Darnad Cool · University of Georgia
    Jalan manapun yg km tujuh, jikaitu mengarah padaku kan kuterima(BAGHAWAT GITHA)
  • Sahili Jie · IT Programer di Cyber Makassar Development
    setiap manusia punya hak masing-masing menentukan bagaimana mereka menuju Tuhannya..
    Wassalamu'alaikum wr.wb...
  • Andhy Faisal · Komentator Teratas · Universitas Pendidikan Ganesha
    pendapat saya, anda lebih cocok sebagai manusia mulut besar,, hindu belajar dari alam, bukan dari kotbah manusia, camkan itu.
  • Karisma Widiadnyana · Manager di Wiraswasta
    Beberapa Hal terlalu dipaksakan menurut saya... Vishnu adalah salah satu dewa trimurti yang merupakan Manifestasi dari Tuhan...
  • Made Suparni Opog · SMA Sbw
    Astungkare,,,baca weda yg laen lgi ya.!!!jgn hanya purananya.
  • Uga Darnad Cool · University of Georgia
    KEBENARAN HANYA 1(SATU) MANUSIA MENAFSIRKAN DGN CARA BERBEDA
  • Anez Dark ·
    Preeeeeettttttt !!!!!
  • Nung Uuk · Unisma Malang
    subhaanallaaah....kalo memang demikian adanya semoga ada banyak hidayah menghujam ke setiap dada saudara saudara kita menuju kebenaran hakiki yakni dinul I S L A M, amin!
  • Dipo Dwi Prabowo · Komentator Teratas · Kota Pekanbaru
    yang hateters palingan orang yang buta agama,,
    menyedihkan.
  • Abu Hakim · Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia
    Agama yang diridhoi Allah hanyalah islam,, hanya dengan islam manusia akan selamat dunia akhirat
    • Surya Agastia · Kota Mataram
      andaikata Aku tuhan aku akan menghancurkan Agama ya aku tidak suka dgn gampangnya tapi tuhan maha adil jadi tidak ada agama yang salah kecuali manusia itu berpikir, jadi agama yang luhur adalah agama yang tidak pernah menjelekan agama lain melainkan agama yang toleransi dalam hak2 manusia dalam kepercayaan yang ia ingin peluk.
    • Diwa Yuzarsif · Op.local part di PT ASTRA HONDA MOTOR
      tujuan dari agama itu adalah untuk membingbing kehidupan umat manusia agar hidup dalam aturan yang benar agar tidak salah jalan yang berakibat timbul nya kebinasaan baik dari manusia itu sendiri maupun alam semesta ini dan segala isi-nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. manusia yang hidup beragama akan sadar bahwa tujuan hidup itu adalah menjaga keseimbangan dari alam semesta ini dengan perwujudan beribadah kepada sang maha pencipta. semua agama adalah benar yaitu berpegang kepada kebenaran yang berasal dari yang maha benar yaitu tuhan yang maha esa yang menciptakan alam semesta langit, bumi beserta isi nya. ia lah tuhan yang merajai alam ghaib maupun alam nyata (kehidupan manusia) namun disamping itu tuhan mengutus utusan nya perwakilan dari manusia untuk menyampaikan kepada seluruh umat manusia tentang kebenar... Lihat Selengkapnya
  • Komang Dwi · Politeknik Negeri Bali
    yaailah... kok sengaja mengubah terjemahan Bhavisya Purana demi propaganda. Kalo emang yakin dan percaya dengan ajaran islam nggak usah mencari pembenaran dari ajaran lain, kelihatan sekali tidak percaya diri akan ajaran sendiri. Ini perlu diluruskan bahwa Bhavisya Purana meramalkan kedatangan Muhamad sebagai orang yang sangat jahat(Mleccha Dharma= kaum barbar). Terjemahan Bhavisya Purana bisa dilihat disini: bhavishyapuran.blogspot.com
  • Brandnew Mustofa · Majalaya, Jawa Barat, Indonesia
    saya gak heran kalo emg kitab agama hindu itu menjelaskan tentang kedatangan nabi terakhir Muhammad SAW. karena menurut beliau nabi itu sendiri berjumlah sekitar 125.000 org. . bisa yah bisa tidak bahwa sri rama salah satu dari nabi agung utusan Allah SWT yg dituhankan seperti nabi Isa AS.
    • Diwa Yuzarsif · Op.local part di PT ASTRA HONDA MOTOR
      saya setuju dengan pendapat anda, nabi muhammad pernah berkata tuntutlah ilmu walaupun kenegri cina, bahwa maksud nabi muhammad di cina ada orang yang mempunyai ilmu yang mengajarkan kebenaran. nabi itu adalah utusan allah dan allah akan mengutus nabi2 nya keseluruh penjuru dunia, berarti nabi itu banyak namun ada nabi yang wajib kita ketahui yang sepeti dijelaskan dalam al'quran yaitu 25 nabi yang wajib diketahui karna yang 25 nabi ini ialah nabi yang ditugaskan oleh allah dengan tugas yang berat dan ujian yang berat maka disejarahkan dalam al'quran dengan tujuan agar generasi manusia mengimani 25 nabi ini dan mengetahui betapa berat dan besar nya perjuangan mereka dalam menyampaikan risallah allah..


Terkait Berita: