PAKISTAN - Tujuan para penista
yang berulang kali merusak kesucian-kesucian agama dan mencoreng
nila-nilai Islam adalah menghalau perkembangan Islam di Barat dan
membutakan motivasi para non-muslim untuk mengenal agama suci ini.
Qari Abdul Rahman, imam Jumat masjid Jami’ Safir, peneliti dan
sekretaris jenderal kantor urusan Islam Balochistan-Pakistan saat
wawancara dengan IQNA, dengan menjelaskan hal ini mengatakan, penistaan
terhadap agama suci Islam, khususnya penistaan kehormatan Rasulullah
(Saw) merupakan kebijakan usang para musuh bebuyutan Islam; musyrikin
dan orang-orang kafir sesuai penuturan Al-Quran adalah para musuh Islam
dan mereka senantiasa menciptakan problematika untuk kita, kaum
muslimin; tindakan majalah satire Perancis Charlie Hebdo dalam
memublikasikan kembali karikatur anti-Islam juga dilakukan dalam rangka
ini.
Dia terkait dengan kewajiban kaum muslimin di hadapan jenis Islamfobia
ini, khususnya pada titik kritis masa ini mengatakan, di hadapan
penistaan akhir kepada Islam dan Rasulullah (Saw), kami kaum muslimin
juga bersalah, jika kita bersatu, maka mereka tidak akan berani
melakukan kelancangan demikian, kaum muslimin sadar, namun para pemimpin
sebagian rezim tidak memiliki kelayakan memimpin kaum muslimin, mereka
tidak menunjukkan reaksi serius di hadapan bentuk penistaan ini, semua
negara-negara Islam dengan kekuatan penuh harus memaksa PBB supaya
menghalau sepak terjang menista ini, tindakan-tindakan ini merupakan
contoh aktivitas-aktivitas teroris dan harus menggolongkan penistaan
anti-kesucian-kesucian agama ini juga dalam barisan terorisme.
Demikian juga, imam Jumat masjid Jami Safir Balochistan-Pakistan
mengisyaratkan tujuan terpenting para Islamofob akan penistaan kesucian
dan menegaskan, mereka dengan hal ini hendak menghalau perkembangan
Islam dan kebangkitan Islam dengan segala bentuk yang ada, mereka hendak
memanifestasikan Islam sebagai agama radikal dan tidak benar dan
menjauhkan masyarakat dari Islam suci. Tujuan para penista yang berulang
kali merusak kesucian-kesucian agama dan mencoreng nila-nilai Islam
adalah menghalau perkembangan Islam di Barat dan membutakan motivasi
para non-muslim untuk mengenal agama suci ini.
Peneliti dan Sekretaris Jenderal Kantor Urusan Islam
Balochistan-Pakistan terkait pengaruh tindakan semacam ini dalam proses
perkembangan Islam mengatakan, para musuh Islam berupaya keras
merintangi perkembangan Islam, namun sejarah menjadi saksi bahwa dengan
hal-hal ini tidak akan dapat menghalau perkembangan Islam; sebaliknya
masyarakat dengan antusias lebih mencari hakikat agama suci Islam.
Qari Abdul Rahman dalam menjawab pertanyaan ini, yaitu apakah dapat
dikaitkan antara Islamfobia dengan takfiri dan gerakan-gerakan takfiri,
menjelaskan, sebagaimana saya katakan, para pemimpin sebagian
negara-negara Islam adalah boneka-boneka negara Barat dan Amerika,
mereka untuk kesinambungan pemerintahannya berperantarakan arogansi dan
memberikan kemuliaan di tangan mereka, ini semua menyebabkan kehinaan
Islam dan umat Islam. Para rezim ini untuk menyempurnakan dan membantu
para tuannya berpegang dengan para kelompok teroris, mendukung mereka
dan menciptakan perselisihan di kalangan mazhab-mazhab Islam; kelompok
takfiri sejatinya adalah penyempurna program-progam para Islamofob.
Di penghujung, ulama agama ini mengisyaratkan solusi menghadapi
Islamfobia dan menegaskan, menurut saya kebangkitan dan kecerdikan kaum
muslimin, persatuan antar mazhab Islam dan melaksanakan petuah-petuah
para ulama dan pemuka agama, seperti Imam Khomeini (ra), Maulana Maududi
dan Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah
kinerja terbaik melawan Islamfobia, jika kita mengamalkan
bimbingan-bimbingan para pemimpin bijaksana ini akan ajaran-ajaran
Al-Quran dan sunnah Nabi (Saw) dan umat muslim dengan kebangkitannya
melengserkan rezim-rezim boneka Barat dan menghapus sistem toghut dan
menjalankan sistem Islam suci dan Al-Quran serta mengenalkan citra Islam
sejati kepada masyarakat dunia, maka kita dapat memiliki dunia yang
kosong dari bentuk kekerasan. Kami meyakini bahwa keamanan, kecintaan,
perdamaian tidak akan didapat dalam sistem-sistem manapun, kecuali hanya
dalam Islam semata.