Seorang
budak perempuan meletakkan kurma di hadapan tuannya. Si tuan melihat
kurma tersebut dan kemudian memandang budak tersebut dengan rasa marah.
Budak perempuan itu menundukkan kepalannya. Tiba-tiba kedengaran suara
sang tuan bergema di udara,"Ini kurma apa yang kamu beli? Segera
kembalikan kurma ini dan ambil uangnya!"
Tangan
budak perempuan itu bergetar dan hati kecilnya hancur. Bakul berisi
kurma itu diambilnya dan dibawa berjalan. Diperjalanan dia berpikir
sendirian, "Mungkinkah lelaki sipenjual kurma itu kasihan pada diriku
dan mengambil kurma ini semula?" Tetapi ketika wajah garang sipenjual
itu terbayang, kekecewaan melanda jiwanya. Budak perempuan itu berdoa
meminta bantuan dari Tuhan semoga kurma itu bisa dikembalikan.
Dia
melewati lorong-lorong dan jalan-jalan kecil sehingga tiba di pasar.
Kata-kata yang ingin diungkap kepada si penjual berulang kali dihapalkan
dan dia memperlahankan langkahnya ketika mendekati toko penjual
kurma.Si penjual sedang bercakap dengan seorang lelaki. Budak perempuan
itu melap peluh yang keluar dari dahinya dengan tangan bajunya, dia
melangkah beberapa tapak menghampiri sang penjual dan memberi salam.
Lelaki penjual kurma mendengar suara budak perempuan itu dan melihat
kepadanya. Si budak perempuan merasa akan pandangan tajam sipenjual
kurma. Si penjual kurma berkata, "Apa yang engkau mau?"
Budak perempuan itu berkata, "Saya minta maaf, tuan saya tidak menginginkan kurma ini dan meminta saya memulangkannya."
Lelaki
penjual kurma yang mendengar kata-kata ini, mengerutkan wajahnya dan
suaranya seperti panah yang menusuk hati budak perempuan itu. Penjual
itu berkata, "Apa maksudmu tuanmu tidak menginginkan kurma ini? Aku
tidak akan mengambil kurma ini. Jika dia ingin, dia sendiri harus datang
ke sini untuk mendapatkan kurma yang diingininya."
Budak
perempuan itu tidak dapat memberi jawaban. Bagaimanapun juga dia harus
memulangkan kurma tersebut. Sekali lagi dia meminta kepada si penjual,
"Tuan, aku meminta supaya engkau ambillah kurma ini dariku dan jika aku
pulang ke rumah dengan kurma ini, tuanku akan menghukum aku. Sipenjual
dengan suara yang lebih kuat berkata, "Masalah ini tidak ada kaitannya
denganku. Jika tidak ingin, engkau tidak perlu membelinya dariku, jika
sampai malampun engkau meminta dan merayu kepadaku, tidak ada faedahnya.
Seperti yang telah aku katakan barang yang telah dijual tidak akan aku
ambil kembali."
Budak
perempuan yang mendengar ucapan si penjual merasa kecewa. Dia melangkah
dua tapak kebelakang. Dia duduk di satu sudut dan kepalanya diletakkan
diatas lututnya yang kurus. Ketika itu air matanya mengalir deras. Pada
saat yang sama dia merasakan ada bayang seseorang diatas kepalanya. Dia
mengangkatkan kepalanya dan matanya memandang seorang lelaki yang
dikenali. Dia memiliki wajah yang baik. Pandangannya dipenuhi dengan
kasih sayang. Dengan melihat kepada lelaki itu, cahaya harapan kembali
kejiwanya. Lelaki itu berkata, "Ada apa anakku? Apa yang telah terjadi?"
Budak
perempuan itu dengan tangannya menunjuk ke arah toko kurma berkata,
"Orang ini, tempat aku membeli kurma, dan enggan mengambilnya semula.
Tuanku tidak menginginkan kurma ini. Lelaki baik itu mengambil bakul
kurma dari tangan budak perempuan tersebut dan dibawanya ke arah toko
kurma. Ketika itu si lelaki itu berkata kepada penjual kurma, "Wahai
lelaki! Budak perempuan ini tidak bersalah, ambil kembali kurma ini dan
pulangkan uangnya."
Sipenjual
yang melihat lelaki ini, menarik mukanya dan dengan suara yang kuat
berkata, "Masalah ini tidak ada kaitannya denganmu. Mengapa engkau turut
campur dalam urusan orang lain? Lebih baik engkau tinggalkan perkara
ini dan pergilah."
Orang-orang
yang lalu lalang dan sebagian pemilik toko yang ada di situ mendengar
suara lelaki penjual kurma itu, segera pergi ke arah toko tersebut.
Banyak orang yang mengenali lelaki baik itu dan dengan hormat melihat
ke arahnya. Pada waktu itu ada seorang dari kalangan rakyat berkata
kepada penjual kurma, "Diamlah! Apakah engkau tidak mengenali lelaki
ini? Dia adalah Amirul Mukminin Ali."
Mendengar
nama Ali, lelaki penjual kurma merasa terkejut dan bimbang. Dia tidak
tahu apa yang harus diucapkan dan apa yang harus dilakukannya.
Lelaki
penjual kurma dengan suara tersekat-sekat dan ucapan yang
terpotong-potong meminta maaf dari Imam Ali as dan menyesali perilaku
buruknya. Imam Ali as ketika melihat akan kesan penyesalan diwajah
penjual kurma berkata, "Jika engkau mengubah perilakumu, aku akan
memaafkanmu."
Dengan
cara ini, sipenjual kurma itu memulangkan uang kepada budak perempuan
tersebut dan mengambil kembali kurmanya. Kebaikan Imam Ali menyentuh
perasaan budak perempuan itu dan ia mengucapkan syukur kepada Tuhan atas
segala karunia-Nya.
Rasulullah Saw bersabda, "Allah menyukai orang mempermudah ketika berjual beli dan membayar serta menerima uang."