Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Konferensi. Show all posts
Showing posts with label Konferensi. Show all posts

Direktur Umum ISESCO: Dialog Peradaban Penting untuk Koeksistensi Bersama dan Dukungan terhadap Perdamaian Dunia


IRAN - Direktur Umum Organisasi Ilmu, Kebudayaan dan Pendidikan Islam (ISESCO) menganggap dialog antar peradaban sebagai urgensitas penting untuk koeksistensi bersama antar bangsa dan dukungan terhadap perdamaian dunia. 

Dr. Abdulaziz Otsman al-Tuwaijri, lewat pidatornya dalam konferensi dengan tema Peran Universitas dan Markas-markas Kebudayan dan Riset dalam Dialog Peradaban, yang dimulai hari Selasa (27/1/2015) di kota Riyadh, ibukota Arab Saudi dengan menjelaskan hal ini mengatakan, dialog peradaban merupakan nilai-nilai luhur kemanusiaan,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari kantor berita ISESCO.
Konferensi yang diselenggarakan dengan diprakarsai oleh Jawatan Dialog Peradaban Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud Riyadh yang bekerjasama dengan Universitas Pantheon Sorbonne Paris 1 masih terus berlanjut sampai sekarang ini (28/1/2015).

Dr. Al-Tuwaijri dengan menegaskan bahwa dialog peradaban merupakan nilai-nilai luhur kemanusiaan menegaskan, sumber dialog antar peradaban adalah pengetahuan, dimana Allah Swt dalam surat al-Hujaraat ayat 13 berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” telah meletakkannya sebagai salah satu dari tujuan penciptaan.

“Dialog peradaban dalam kondisi dunia sekarang ini yang mana gelombang kebencian dan fanatisme telah melambung dan fenomena ekstremisme dan terorisme semakin meningkat, merupakan sebuah urgensitas pasti, yang mana para cendekiawan dunia Islam harus melakukan pencerahan terhadapnya,” ucapnya.
Direktur Umum ISESCO mengisyaratkan insiden terakhir Paris dan serangan ke kantor mingguan Perancis Charlie Hebdo dan mengatakan, harian ini dengan dalih kebebasan pers sudah terbiasa melakukan penistaan kesucian-kesucian kaum muslimin dan memublikasikan gambar-gambar menghina Rasulullah Saw dan masalah ini untuk kita semua adalah kesempatan supaya kita berfikir dan menegaskan bahwa terorisme dalam segala bentuk yang ada adalah hal kebencian, fanatisme, ekstremisme, kebodohan realita, kedangkalan dan tidak adanya pemahaman tujuan-tujuan tinggi risalah samawi dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Lelaki Tak Dikenal Menyusup ke Pesawat Presiden Soekarno

Presiden Sukarno bersama Presiden Filipina Diosdado Macapagal saat tiba di Bandara Internasional Manila. Inset: Pesawat kepresidenan Jetstar C-140

Pesawat kepresidenan batal terbang. Seorang penyusup mengancam keselamatan Presiden Sukarno.
OLEH: BONNIE TRIYANA

SETELAH tujuh kali upaya pembunuhan terhadap Presiden Sukarno, akhirnya pada 6 Juni 1962 pemerintah membentuk Tjakrabirawa. Resimen khusus ini ditugaskan untuk menjaga keselamatan presiden. Tugas berat diemban oleh Tjakrabirawa agar tak kecolongan lagi.

Ancaman pembunuhan Sukarno bukan berarti tak ada sama sekali. Itulah yang membuat Maulwi Saelan, wakil komandan Tjakrabirawa, tak mau lengah sedikit pun. Kalau perlu dia turun tangan untuk mengambil keputusan apapun demi keselamatan Presiden Sukarno.

Misalnya pada saat Presiden Sukarno berkunjung ke Filipina untuk menghadiri konferensi Maphilindo (Malaysia, Philipina, Indonesia), 30 Juli–5 Agustus 1963. Konferensi tersebut membahas penyelesaian pembentukan federasi Malaysia yang bakal membuat Filipina kehilangan sebagian wilayahnya di Sabah.
Delegasi Indonesia menggunakan dua pesawat. Satu pesawat Jetstar C-140 dan rombongan lain, termasuk pengawal presiden Tjakrabirawa, menumpang pesawat Garuda. Seminggu sebelum kedatangan Presiden Sukarno ke Manila, tim advance Tjakrabirawa telah lebih dulu tiba dan memastikan Manila aman untuk Presiden Sukarno.

“Ketika tiba, tak sedikit pun permasalahan keamanan yang ditemui rombongan baik selama di perjalanan maupun setelah di Manila,” ujar Maulwi dalam bukunya Penjaga Terakhir Soekarno.

Masalah baru muncul sesaat sebelum Presiden Sukarno pulang ke Jakarta. Pihak bandara Manila mengabarkan kepada Tjakrabirawa tentang seorang lelaki tak dikenal kepergok memasuki pesawat kepresidenan tanpa izin. Maulwi khawatir dan segera menghubungi Brigjen. Sabur, komandan resimen Tjakrabirawa, untuk meminta izin pemeriksaan langsung ke pesawat.

Ketika pesawat diperiksa, lelaki misterius itu telah pergi. Belakangan petugas bandara Manila berhasil menangkapnya. Ternyata pria penyusup itu penderita gangguan jiwa. 

Cemas ada apa-apa, Maulwi tetap memutuskan untuk memeriksa secara teliti setiap bagian pesawat.  “Saya nggak bisa percaya begitu saja. Kita kan nggak tahu apa yang dia taruh, apa yang dia lakukan,” kenang Maulwi.

Dia pun mengambil keputusan agar Presiden Sukarno pulang ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda. Sementara itu Maulwi, bersama beberapa anak buahnya, tetap tinggal di Manila. Memastikan pesawat kepresidenan steril dari ancaman apapun. 

“Kalau ada apa-apa, kita yang tanggung jawab,” kata lelaki yang masih terlihat bugar di usianya yang menginjak ke-88 tahun itu.  Yakin tak ada hal mencurigakan, Maulwi dan pasukannya pulang keesokan harinya ke Jakarta dengan Jetstar C-140.

Konferensi Internasional Ulama Sunni-Syiah Menolak Takfiri telah Dimulai


"Dari ke 2000 ulama yang membanggakan kami, penyelenggara kemudian hanya menetapkan 420 ulama yang akan diundang untuk menghadiri pertemuan ini, yang sampai hari ini, 315 ulama undangan telah hadir di tengah-tengah kita. Dengan persentase 60% dari ulama Sunni dan 40% dari ulama Syiah.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam telah dibuka secara resmi pada ahad [23/11] pada pukul 9.15 pagi waktu setempat di kota Qom Republik Islam Iran.

Setelah dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, Kemudian dilanjutkan dengan laporan kepanitiaan oleh Hujjatul Islam wa Muslimin Dr. Mahdi Ali Zadeh Musawi yang menyinggung fenomena takfirisme yang sedang menggejala dalam dunia Islam. Beliau berkata, “Kita menyaksikan sejumlah tragedi yang menimpa kaum muslimin di berbagai belahan dunia, dan sangat disayangkan, diantaranya justru dilakukan oleh kelompok Islam sendiri yang berpaham takfiri.”

“Ide dari penyelenggaraan konferensi ini dicetuskan oleh Ayatullah Makarim Shirazi yang dua tahun lalu menyatakan, perlu sebuah pertemuan akbar yang mempertemukan ulama-ulama besar, aktivis akademika hauzah ilmiah dan universitas-universitas Islam baik dari kalangan Sunni maupun Syiah yang kemudian duduk bersama untuk membahas persoalan ini.” Tambahnya.

Ketua penyelenggara konferensi tersebut lebih lanjut menambahkan, “Dengan melakukan kontak komunikasi dengan sejumlah pusat-pusat lembaga keagamaan dari berbagai Negara, kami kemudian menghimpun data ada 2000 ulama Islam yang layak untuk dilibatkan dalam pertemuan tersebut. Sekitar 2000 ulama ini memiliki 3 keistimewaan serupa, yaitu ulama-ulama yang menentang pemahaman takfirisme, memiliki kecenderungan dan semangat persatuan yang tingg dan memiliki pandangan dan wawasan yang luas untuk memberi sumbangsih saran agar bisa keluar dari kemelut ini. Dari ke 2000 ulama yang membanggakan kami, penyelenggara kemudian hanya menetapkan 420 ulama yang akan diundang untuk menghadiri pertemuan ini, yang sampai hari ini, 315 ulama undangan telah hadir di tengah-tengah kita. Dengan persentase 60% dari ulama Sunni dan 40% dari ulama Syiah.”

“"Dengan memperhatikan perkembangan penting selama 40 bulan terakhir di Timur Tengah khususnya di Suriah, Irak dan Yaman, penyelenggaraan kongres dunia bahaya Takfiri dari pandangan ulama Islam sejak lama sudah diagendakan. Setidaknya telah terselenggara 3 kali pertemuan pendahuluan yang mengawali konferensi  ini. Yang pertama adalah pertemuan ulama Islam sedunia di Suriah yang dihadiri 120 ulama yang memberikan pandangan dan saran-sarannya. Pertemuan kedua diselenggarakan di Pakistan yang dihadiri sekitar 250 tokoh dan ulama Ahlus Sunnah dari berbagai kelompok dan partai. Perlu dicatat sejak tahun 2006 sampai sekarang telah ada korban jiwa sekitar 6 ribu orang di Pakistan. Dan pertemuan yang ketiga diselenggarakan di Negara ini yang dihadiri sejumlah ulama dari Irak.” Jelasnya.

“Konferensi ini memiliki 4 komite yang juga memiliki tema pembahasan yang berbeda. Komite yang melacak asal-usul pemikiran takfiri, Komite yang membahas penyimpangan-penyimpangan kelompok takfiri, Komite yang membahas keterkaitan fenomena takfiri dengan kepentingan politik, dan komite yang berperan untuk mencari solusi dan langkah-langkah alternatif untuk penyelesaian masalah.” Tambahnya lagi.   

Hujjatul Islam wa Muslimin Dr. Mahdi Ali Zadeh Musawi lebih lanjut memaparkan, “Sebelum acara ini terselenggara, telah sampai ditangan panitia penyelenggara, 712 makalah dengan perincian diantaranya 96 makalah dari Negara luar, 50 makalah dari ulama Ahlus Sunnah dalam negeri dan ratusan makalah lainnya yang ditulis ulama dan pemikir Syiah. Kesemua makalah ini akan dicetak dalam 7 jilid kitab dan juga dibuat dalam bentuk software yang di akhir acara akan dibagikan kepada para hadirin semua.”

“Kitab yang ditulis oleh Ayatullah Ja’far Subhani yang berjudul, “Melacak Akar Pemikiran Takfri” dalam bahasa Arab dan Persia juga akan turut dibagikan. Demikian pula sejumlah penelitian ilmiah yang pernah dilakukan sejumlah ulama Islam yang telah melahirkan ratusan karya tulis mengenai kehormatan dan kemuliaan darah kaum muslimin juga akan diserahkan dalam bentuk CD, termasuk kitab aksi pengrusakan dan pemusnahan situs-situs bersejarah Islam di tangan Takfiri dan kitab Iman dan Kufur juga akan diberikan sebagai hadiah dan kenang-kenangan dari konferensi ini.” Jelasny lagi.

Diakhir penyampaiannya,  Hujjatul Islam wa Muslimin Dr. Mahdi Ali Zadeh Musawi mengatakan, “Konferensi ini akan berlangsung selama dua hari. Akan dibuka secara resmi oleh Ayatullah al Uzhma Nashir Makarim Shirazi dan ditutup insya Allah oleh sambutan Ayatullah al Uzhma Ja’far Subhani. Kami berharap penyelenggaraan pertemuan ini bermanfaat bagi umat Islam dan dunia kemanusiaan.”

Disebutkan penyelenggaraan Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam terselenggara atas dukungan ulama-ulama besar diantaranya Ayatullah Makarim Shirazi dan Ayatullah Ja’far Subhani, dan kerjasama antara Majma Jahani Ahlul Bait, Lembaha Internasional Pendekatan Mazhab-mazhab Islam, Mudiriyat Hauzah Ilmiah, Yayasan Dar al-‘Alam [Lembaga Penelitian Wahabisme] dan Universitas Internasional al Mustafa. Tujuan dari terselenggaranya konferensi ini yaitu membahas bahaya gerakan ekstrimisme dan pemahaman Takfiri bagi keutuhan persatuan umat Islam dan mencari solusinya.

Galeri Photo ABNA:

Suasana Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam 

 

Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam sedang berlangsung di Qom [23-24/11]. Berikut foto-foto beberapa sesi dari penyelenggaraan konferensi tersebut yang dihadiri kurang lebih 350 ulama Islam sedunia dari 80 negara.
 
 

Berikut foto-foto suasana Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam yang berlangsung di kota Qom, Republik Islam Iran selama dua hari ahad-senin [23-24/11]. Konferensi ini dihadiri setidaknya 350 ulama Sunni-Syiah dari 80 negara.
 

Terkait Berita: