PAKISTAN - Tujuan para penista
yang berulang kali merusak kesucian-kesucian agama dan mencoreng
nila-nilai Islam adalah menghalau perkembangan Islam di Barat dan
membutakan motivasi para non-muslim untuk mengenal agama suci ini.
Dia terkait dengan kewajiban kaum muslimin di hadapan jenis Islamfobia ini, khususnya pada titik kritis masa ini mengatakan, di hadapan penistaan akhir kepada Islam dan Rasulullah (Saw), kami kaum muslimin juga bersalah, jika kita bersatu, maka mereka tidak akan berani melakukan kelancangan demikian, kaum muslimin sadar, namun para pemimpin sebagian rezim tidak memiliki kelayakan memimpin kaum muslimin, mereka tidak menunjukkan reaksi serius di hadapan bentuk penistaan ini, semua negara-negara Islam dengan kekuatan penuh harus memaksa PBB supaya menghalau sepak terjang menista ini, tindakan-tindakan ini merupakan contoh aktivitas-aktivitas teroris dan harus menggolongkan penistaan anti-kesucian-kesucian agama ini juga dalam barisan terorisme.
Demikian juga, imam Jumat masjid Jami Safir Balochistan-Pakistan mengisyaratkan tujuan terpenting para Islamofob akan penistaan kesucian dan menegaskan, mereka dengan hal ini hendak menghalau perkembangan Islam dan kebangkitan Islam dengan segala bentuk yang ada, mereka hendak memanifestasikan Islam sebagai agama radikal dan tidak benar dan menjauhkan masyarakat dari Islam suci. Tujuan para penista yang berulang kali merusak kesucian-kesucian agama dan mencoreng nila-nilai Islam adalah menghalau perkembangan Islam di Barat dan membutakan motivasi para non-muslim untuk mengenal agama suci ini.
Peneliti dan Sekretaris Jenderal Kantor Urusan Islam Balochistan-Pakistan terkait pengaruh tindakan semacam ini dalam proses perkembangan Islam mengatakan, para musuh Islam berupaya keras merintangi perkembangan Islam, namun sejarah menjadi saksi bahwa dengan hal-hal ini tidak akan dapat menghalau perkembangan Islam; sebaliknya masyarakat dengan antusias lebih mencari hakikat agama suci Islam.
Qari Abdul Rahman dalam menjawab pertanyaan ini, yaitu apakah dapat dikaitkan antara Islamfobia dengan takfiri dan gerakan-gerakan takfiri, menjelaskan, sebagaimana saya katakan, para pemimpin sebagian negara-negara Islam adalah boneka-boneka negara Barat dan Amerika, mereka untuk kesinambungan pemerintahannya berperantarakan arogansi dan memberikan kemuliaan di tangan mereka, ini semua menyebabkan kehinaan Islam dan umat Islam. Para rezim ini untuk menyempurnakan dan membantu para tuannya berpegang dengan para kelompok teroris, mendukung mereka dan menciptakan perselisihan di kalangan mazhab-mazhab Islam; kelompok takfiri sejatinya adalah penyempurna program-progam para Islamofob.
Di penghujung, ulama agama ini mengisyaratkan solusi menghadapi Islamfobia dan menegaskan, menurut saya kebangkitan dan kecerdikan kaum muslimin, persatuan antar mazhab Islam dan melaksanakan petuah-petuah para ulama dan pemuka agama, seperti Imam Khomeini (ra), Maulana Maududi dan Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah kinerja terbaik melawan Islamfobia, jika kita mengamalkan bimbingan-bimbingan para pemimpin bijaksana ini akan ajaran-ajaran Al-Quran dan sunnah Nabi (Saw) dan umat muslim dengan kebangkitannya melengserkan rezim-rezim boneka Barat dan menghapus sistem toghut dan menjalankan sistem Islam suci dan Al-Quran serta mengenalkan citra Islam sejati kepada masyarakat dunia, maka kita dapat memiliki dunia yang kosong dari bentuk kekerasan. Kami meyakini bahwa keamanan, kecintaan, perdamaian tidak akan didapat dalam sistem-sistem manapun, kecuali hanya dalam Islam semata.