Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Mosul. Show all posts
Showing posts with label Mosul. Show all posts

ISIS Buka Toko Suvenir di Mosul, Jual Perlengkapan Teror

Foto yang dirilis oleh ISIS pada 26 Juli 2015, menunjukkan toko suvenir kelompok Takfiri di kota Irak Mosul

Kelompok teroris ISIS telah membuka usaha “toko souvenir” yang dikelola militan di kota Mosul Irak, menjual berbagai barang souvenir seperti peralatan terornya, termasuk pisau yang digunakan Takfiri untuk mengeksekusi.

Terletak di kota Mosul, Irak utara, toko souvenir mengerikan yang baru saja dibuka dengan menawarkan replika barang-barang merk ISIS termasuk pisau dan senapan serbu, pakaian dan topeng yang digunakan Takfiri, mengingatkan kepada kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh kelompok teroris itu.

Toko tersebut menjual peralatan konvensional, juga barang-barang lainnya seperti topi baseball, bola dan bahkan pakaian olah raga dan training merk Adidas juga tersedia untuk pembeli.


Kelompok teroris berusaha membangun infrastruktur di wilayah yang memiliki potensi wisata layaknya kota-kota besar, meskipun kehadiran mereka ilegal di wilayah ini dan kejahatan mengerikannya terhadap warga sipil. Kelompok bersenjata berat menguasai Mosul pada bulan Juni 2014, sebelum menyapu daerah penting lainnya negara ini, yang sangat dikenal dengan kebiadaban, kekejaman keji, dan tindakan asusilanya.


Pada hari Selasa, Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa “terjadi peningkatan jumlah kematian warga di Irak, termasuk anak-anak dan orang tua, ketika mereka berusaha melarikan diri dengan mempertaruhkan hidupnya berlari ke gunung yang berbahaya untuk keselamatan hidupnya menyusul penyerangan di kawasan yang dikendalikan oleh ISIS.” Menurut laporan, penembak jitu kelompok teroris “menyerang dan membunuh” mereka yang berputu asa yang berusaha menyelamatkan diri dari daerah yang dikuasai Takfiri.


Kekerasan telah melanda bagian utara dan barat Irak sejak ISIS meluncurkan serangan teror mematikannya pada tahun 2014, dan menguasai sebagian wilayah Irak. []

(MahdiNews/ABNS)

18 Penembak jitu ISIS Tewas dalam Bentrokan dengan Pasukan Keamanan Irak

Pejuang relawan Mobilisasi Rakyat Irak memantau garis depan dalam bentrokan dengan militan ISIS di kota Saqlawiyah, Irak, pada 26 Juli 2015. (Foto: AFP)

Belasan teroris Takfiri ISIS tewas ketika pasukan keamanan Irak melancarkan operasi terhadap mereka di provinsi barat Anbar.

Panglima pasukan polisi Letnan Jenderal Raed Shaker Jawdat mengatakan polisi-polisi Irak pada Senin (27/7/15) melakukan serangan di kota Husaybah, yang terletak tujuh kilometer di timur kota Ramadi provinsi Anbar, menewaskan 18 penembak jitu ISIS, televisi satelit al-Sumaria melaporkan.

Dia menambahkan bahwa aparat keamanan juga berhasil menjinakkan 44 bom rakitan, dan mengamankan jalan yang menghubungkan dua kota di timur Ramadi.

Secara terpisah, setidaknya 30 anggota ISIS tewas ketika pasukan Irak, yang didukung oleh pejuang suku, memukul balik serangan militan di kota al-Khaldiya, yang terletak sekitar 83 kilometer barat Baghdad. Diantara teroris yang tewas ada warga negara asing.

Pejuang relawan dari Mobilisasi Rakyat Irak menempati posisi selama bentrokan dengan militan ISIS di kota Saqlawiyah pada 15 Juli 2015. (Foto: AFP)
 
Enam kendaraan milik para teroris juga hancur dalam bentrokan sengit tersebut .

Selain itu, para pejuang Mobilisasi Rakyat menguasai rumah sakit lapangan yang dijalankan oleh militan ISIS di kota Saqlawiyah, yang terletak 50 kilometer barat Baghdad.

Fasilitas ini dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih dan bahkan memiliki ruang operasi, tempat operasi para militan Takfiri yang cedera, kantor berita al-FORAT melaporkan.

Pejuang Mobilisasi Rakyat berkumpul di pinggiran utara Fallujah, sebelah barat ibukota, Baghdad, saat mereka mempersiapkan diri untuk menyerang posisi ISIS di kota pada 7 Juli 2015. (Foto: AFP)

Komandan Batalion ke-3 Angkatan Darat Irak Brigade ke-30, Kolonel Mahmoud Morzi al-Jumaili, mengatakan seorang komandan militan ISIS, yang diidentifikasi sebagai Kamal Sahi Faraj al-Issawi, dan beberapa ajudannya tewas ketika jet tempur Irak menghantam posisi teroris di kota al-Karmah, yang terletak sekitar 48 kilometer barat Baghdad, Senin.

Bagian utara dan barat Irak telah dilanda kekerasan sejak militan Takfiri ISIS mulai menyerang wilayah Irak pada Juni 2014.

Para teroris bersenjata berat menguasai Mosul sebelum merebut daerah-daerah penting lainnya di negara itu. []

(MahdiNews/ABNS)

Lebih dari 180 Anak-anak di Culik ISIS di Mosul

Sekelompok anak-anak yang direkrut oleh militan Takfiri ISIS

Kelompok Takfiri ISIS telah menculik lebih dari 180 anak-anak di Mosul Irak selama beberapa hari terakhir, kata seorang pejabat Kurdi Irak.

Saeed Mamouzini, seorang pejabat senior Partai Demokrat Kurdistan Irak (PPK), mengatakan pada Sabtu (25/7/15) bahwa anak-anak, berusia antara 10 dan 15, telah dipindahkan ke kamp-kamp militer ISIS di Mosul untuk dilatih.

“Selama beberapa hari terakhir, militan ISIS menculik 182 anak-anak dari kota Mosul … Anak-anak dipindahkan ke pusat-pusat pelatihan militer dan operasi bunuh diri,” media mengutip yang dikatakan Mamouzini.

Angka terbaru menunjukkan kelompok militan telah menculik sekitar 1.500 anak-anak sejak mereka merebut kota ini lebih dari setahun yang lalu.

Kelompok Takfiri menggunakan anak-anak di Suriah dan Irak untuk melakukan serangan teroris dan eksekusi.

Beberapa video yang dirilis oleh teroris ISIS menunjukkan anak-anak atau remaja mengeksekusi tentara ditangkap dan warga sipil di Irak.

Laporan media juga menunjukkan bahwa kelompok teroris ISIS mengajar anak-anak untuk melakukan pemenggalan dengan memperlihatkan video pemenggalan di kamp-kamp pelatihan.

Kelompok Takfiri juga merekrut remaja dan anak-anak di daerah yang mereka kendalikan di Suriah dan Irak dengan menawarkan hadiah atau mengancam sertan mencuci otak mereka.

Sebuah adegan yang diambil dari sebuah video ISIS yang konon memperlihatkan seorang anak yang direkrut oleh kelompok teroris Takfiri, memenggal kepala seorang perwira Suriah.

Anak-anak menjalani pelatihan militer, dan diberi indoktrinasi garis keras setelah mereka direkrut.
Kekerasan telah melanda bagian utara dan barat Irak sejak ISIS meluncurkan serangan teror mematikannya pada bulan Juni 2014, dan menguasai beberapa di wilayah Irak.

Kelompok teroris ISIS terkenal akan kebiadaban, dan kekejamannya serta tindakan asusila. Militan dituduh melakukan pelanggaran HAM berat dan kejahatan perang di wilayah yang mereka kuasai di Suriah, Irak, dan Libya. []

(MahdiNews/ABNS)

Putri Erdogan Rawat Militan Takfiri ISIS yang Cedera di Rumah Sakit Rahasia

Sumeyye Erdogan, putri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Putri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjalankan rumah sakit “rahasia” tempat para militan Takfiri ISIS yang terluka mendapat perawatan, seorang perawat mengatakan.

Perawat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengungkapkan bahwa rumah sakit militer rahasia, yang dipimpin oleh Sumeyye Erdogan, terletak di kota Sanliurfa tenggara Turki, Global Research, lembaga penelitian dan media independen, melaporkan.

Perawat berusia 34 tahun itu mengungkapkan bahwa rumah sakit melayani perawatan medis untuk militan Takfiri yang terluka yang dibawa dari Suriah.

Perawat lebih lanjut mengatakan dia telah bekerja di rumah sakit selama tujuh minggu, menambahkan, “Hampir setiap hari beberapa truk militer Turki membawa puluhan militan ISIS terluka parah, ke rumah sakit rahasia kami.”
“Kami harus mempersiapkan kamar operasi dan dokter untuk membantu sesuai prosedur,” tambahnya.

“Saya diberi gaji rendah $ 7.500, tetapi mereka tidak mengetahui agama saya. Sebenarnya saya penganut Alawi dan sejak Erdogan menjadi kepala negara, sistemnya mengabaikan minoritas Alawi, “tambah perawat.
Akibat sikap pemerintah Turki pada keyakinannya menjadi alasan ia meninggalkan rumah sakit.

Perawat mengatakan bahwa ia telah melihat putri Erdogan beberapa kali di lokasi rumah sakit sebelum keputusannya untuk meninggalkan pusat pelayanan medis itu.

Perawat itu juga menyesali setelah ia bergabung dengan rumah sakit itu dan mengatakan dia sekarang takut ditangkap oleh polisi dan intelejen Turki.

Putri Erdogan sebelumnya telah mengumumkan rencananya untuk melakukan kunjungan ke kota Mosul di Irak, yang saat ini berada dalam pengepungan kelompok Takfiri ISIS, untuk membantu militan di kota. Irak telah dilanda aksi terorisme oleh kelompok Takfiri sejak pada Juni 2014.

Pemerintah Erdogan telah menjadi salah satu pendukung utama kelompok teroris melawan pemerintah Assad sejak 2011, dengan laporan mengatakan bahwa Ankara aktif melatih dan mempersenjatai militan di Suriah dan memfasilitasi perjalanan yang aman bagi teroris ke negara itu.

Pada tanggal 12 Juni, surat kabar Zaman Turki juga mengungkapkan bahwa Ankara memungkinkan teroris ISIS untuk bebas berjalan di jalan-jalan di daerah perbatasan Akcakale di Sanliurfa.
(MahdiNews/ABNS)

Takfiri ISIS Melarang Penyelenggaraan Pesta Perayaan dan Kegembiraan Hari Raya Idul Fitri di Mosul


Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan menyampaikan instruksi baru, melarang penyelenggaraan segala bentuk pesta perayaan dan kegembiraan, bertepatan dengan hari raya Idul Fitri di Mosul.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari situs Voic of Irak, takfiri ISIS dengan mengeluarkan isntruksi baru mengumumkan bahwa masyarakat Mosul tidak berhak untuk bergembira pada liburan Idul Fitri dan merayakan perayaan dan menindak siapa saja yang menziarahi kubur.

Ismat Rajab, Penaggung Jawab cabang 14 Partai Demokrat Kurdistan-Irak di propinsi Niniwe, Irak dalam hal ini mengatakan, ISIS melarang penyelenggaraan pesta perayaan bertepatan dengan hari raya Idul Fitri dan mengumumkan akan menangkap setiap orang yang pergi ziarah kubur dan akan menghukumnya.

Demikian juga, anasir takfiri ISIS meminta para pemilik toko dan tempat-tempat kota Utara Irak, yang berada dalam kontrolnya supaya tidak memberikan nama-nama asing tempat-tempat ini, dimana menurut pendapat anasir ini karena terkait dengan ideologi kafir seperti venus atau gitar dan hanya menggunakan nama-nama Arab fusha (fasih).

Mosul merupakan kota terbesar yang berada di bawah kontrol ISIS, dan sebelum berada dalam jajahan ISIS, memiliki populasi kurang lebih 2 juta orang.

Pelaksanaan hukum takfiri di kota ini menciptakan banyak kegelisahan dan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat, seperti wajib menumbuhkan jenggot untuk laki-laki.

(IQNA/ABNS)

Teroris ISIL Ledakkan Masjid Fatimah Zahra di Mosul


Begitu berita ini diterima Kantor Berita Shabestan dari media-media Arab sebagaimana ditegaskan oleh para saksi mata di TKP.

Sebelum meledakkan masjid, para militan teroris ISIL menjarah seluruh isi masjid. Setelah itu, baru mereka meledakkannya.

Dalam sebuah operasi militer hari ini di Karkuk, pesawat-pesawat tempur Iraq berhasil menghancurkan sarang ISIL. Sebanyak 25 orang teroris dalam serangan udara ini tewas. (Shabestan)

20 Ribu Pasukan Siap Bebaskan Mosul dari ISIS


Dewan Provinsi Ninawa, Irak mengumumkan, 20 ribu orang akan ikut serta dalam operasi pembebasan Mosul dari tangan kelompok teroris ISIS.

Stasiun televisi Alalam (11/12) melaporkan, Bashar Al Kiki, Ketua Dewan Provinsi Ninawa dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Irak, Al Sumaria News mengatakan, "20 ribu orang dari empat kelompok perlawanan akan ikut serta membebaskan Mosul." Akan tetapi Al Kiki tidak menyebut dari kelompok mana mereka berasal.

Ia menambahkan, peta operasi pembebasan Mosul saat ini sedang dikaji dan disiapkan. Waktu dimulainya penyerangan akan ditentukan setelah seluruh persiapan selesai dilakukan.
"Sampai sekarang sejumlah banyak pasukan sukarelawan rakyat sudah mendaftarkan diri ke pangkalan-pangkalan pelatihan," ujarnya.

Najari, Ketua Fraksi Persaudaraan di Dewan Provinsi Ninawa menuturkan, "Langkah-langkah yang diperlukan untuk mendirikan pangkalan latihan dan membentuk pasukan sukarelawan rakyat dalam operasi pembebasan Ninawa saat ini sedang dilakukan, dan koordinasi Baghdad-Erbil terkait masalah ini terus berlangsung." (IRIB Indonesia/HS)

Ribuan Muslim Irak Pasang Badan Bela Umat Kristen dari Ultimatum ISIS

Gadis kecil di Irak mengangkat poster bertulisikan saya anak Kristen Irak. | (Reuters).

Mosul – Apa yang yang tersisa dari Islam jika agama ini ditampilkan oleh ISIS yang mengaku satu-satunya yang berhak merepresentasikannya? Lalu apa pula di benaknya ISIS dengan melakukan kekejaman kepada warga sipil? Lalu di manakah kasih sayang mereka kepada sesama ketika harus mengancam warga Kristen yang dipaksa masuk Islam atau dibunuh?

Kebringasan mereka semakin menjadi, bahkan mengerucut menjadi bullying dari yang kuat kepada yang lemah. Mereka tidak menyadari bahwa di jaman keterbukaan informasi ini bullying yang bersifat SARA akan lebih cepat ketahuan.

Akibat seruan pemaksaan itu, kini 3.000 warga Kristen Mosul diperkirakan meninggalkan kota itu haya dengan sekedar apa yang bisa dibawa mencari tempat yang aman jauh dari jangkauan ISIS.
Tidak tahan dengan nasib warga Nasrani dizalimi, ribuan Muslim di Baghdad, Irak, pasang badan untuk membela warga Kristen di Mosul, yang diteror kelompok ISIS yang kini berganti nama jadi Negara Islam (IS).

Para warga Muslim bersolidaritas dan menyerukan persatuan rakyat Irak. Kelompok Negara Islam pada Jum’at 18 Juli 2014, pekan lalu telah mengultimatum warga Kristen di Mosul, Irak utara.
Ultimatum itu berupa tiga pilihan untuk warga Kristen di Mosul. Yakni, pindah agama, membayar  jizyah  (pajak khusus) atau memilih mati di ujung pedang. Akibat ultimatum itu, banyak warga Kristen Mosul melarikan diri.

Mengutip dari Sindonews, setidaknya 200 warga Muslim Irak bergabung dengan warga Kristen dalam kebaktian khusus di Baghdad timur, sebagai bentuk solidaritas.

”Kejahatan keji kelompok Negara Islam dilakukan bukan hanya terhadap orang Kristen, tetapi terhadap kemanusiaan,” kata kepala Gereja terbesar Irak, Louis Patriark Raphael, dalam kebaktian khusus Minggu kemarin, seperti dikutip Reuters, Senin 21 Juli 2014.

Tak hanya warga Kristen yang merasa diteroror kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu. Warga Muslim Syiah, warga sekte Yazidi dan Shabaks, juga ketakutan dan telah melarikan diri dari Mosul.
Kelompok yang memproklamirkan kekhalifahan Islam itu juga telah meledakkan masjid kaum minoritas dan situs-situs suci di Mosul.

”Bagaimana mungkin di abad ke-21, orang bisa dipaksa meninggalkan rumah mereka, hanya karena beragama Kristen, Muslim Syiah, Muslim Sunni atau Yazidi?, tanya Raphael.

”Keluarga Kristen telah diusir dari rumah mereka dan barang-barang berharga mereka dicuri. Harta benda mereka disita atas nama kelompok Negara Islam,” lanjut dia.

Dia menyebut, perilaku kelompok Negara Islam itu lebih buruk dari pemimpin Mongol, Genghis Khan dan cucunya Hulagu yang pernah berulah di Baghdad. “Ini belum pernah terjadi dalam sejarah Kristen atau Islam. Bahkan Genghis Khan atau Hulagu Khan pun tidak melakukan ini,” ujar dia.

Tahun 1258 tentara Mongol pernah menyerbu Baghdad dan menewaskan ribuan orang. Invasi tentara Mongol kala itu juga meruntuhkan sebuah kekhalifahan yang berlangsung hampir 600 tahun di Baghdad.

Jet Tempur Suriah Bombardir Markas ISIS, 31 Militan Tewas


Liputan6.com, Raqqa - Pemerintah Suriah turun tangan atas keberadaan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di negeri mereka. Jet tempur militer Suriah dilaporkan menyerang sejumlah markas kelompok ISIS di sejumlah wilayah yang telah dikuasai militan tersebut.

Seperti dimuat Reuters, Senin (18/8/2014), ada sekitar 26 serangan udara yang dilancarkan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad di beberapa wilayah di Raqqa. Akibatnya 31 militan dilaporkan tewas.

"Militer melancarkan 13 serangan udara di basis (ISIS) di Kota Raqqa dan 11 gempuran di Kota Tabqa, Provinsi Raqqa, menewaskan 31 jihadis dan melukai puluhan orang lainnya," kata Ketua Badan Pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah, Rami Abdel Rahman.

Dia menyebut aksi jet tempur Suriah merupakan serangan udara paling intensif terhadap ISIS yang juga disebut dengan IS (Islamic State) di Suriah.

"Ini juga untuk memperlihatkan ke Amerika Serikat bahwa mereka (militer Suriah) juga mampu menggempur IS," ujar Rami. "Sasaran serangan adalah basis terkuat ISIS di Suriah."

Seorang penduduk di Raqqa menuturkan bahwa serangan militer Suriah terhadap ISIS telah dilancarkan sejak beberapa hari lalu. Serangan paling besar, kata dia, dilakukan pada Sabtu 16 Agustus lalu.

"Akibat serangan, sekitar 70 persen permukiman warga hancur," ujar warga yang bersaksi tanpa menyebutkan namanya.

Kelompok ISIS sebelumnya merebut Provinsi Raqqa dari tangan pemberontak Suriah sejak Februari 2014 lalu. Dengan kata lain, ada tiga pihak yang bersengketa di tanah Suriah, yakni militer Suriah, pemberontak atau oposisi Suriah, dan kelompok ISIS.

Serangan udara oleh pasukan Assad dilancarkan setelah seruan dari kelompok Oposisi Nasional Suriah yang mendesak dunia internasional untuk turun tangan dalam memukul mundur keberadaan ISIS di Suriah.

Eksisten ISIS di Suriah sangat membahayakan. Betapa tidak, baru-baru ini, kelompok yang kini juga menguasai sejumlah kota di Irak itu telah mengeksekusi mati sebanyak 700 orang di Suriah, yang terdiri dari anggota pemberontak dan warga suku al-Sheitat di Suriah.

Sementara, pasukan Amerika Serikat dan pasukan Kurdi saat ini tengah berusaha keras memborbardir kelompok ISIS di Mosul demi merebut kembali bendungan di kota tersebut. Penguasaan dam Mosul oleh ISIS dikhawatirkan bisa mengancam keselamatan warga. ISIS bisa mendatangkan malapetaka untuk Irak, dengan mengalirkan air yang memicu banjir dahsyat. (Tnt)

ISIS mengatakan Kurdi di Mosul meninggalkan atau yang lain

Azzaman, 26 Juli 2014
Ratusan ribu orang Kurdi di utara kota Mosul diterbitkan dua pilihan: meninggalkan atau menghadapi kematian.
 
Jihadis dari Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS) dilaporkan telah membagikan selebaran dan mengumumkan melalui pengeras suara selama khotbah Jumat bahwa Kurdi tidak lagi diterima di Mosul.
ISIS telah diusir puluhan ribu orang Kristen serta minoritas Muslim Syiah lain seperti Shebeks dan Turkmen. Anggota komunitas ini kehilangan seluruh harta mereka, sifat serta barang-barang pribadi.
 
Mosul, kota terbesar kedua Irak, adalah tempat yang dicampur dan ada diyakini sekitar setengah juta orang Kurdi di dalamnya, menurut Hameed Baqi, seorang pemimpin Kurdi.
 
Baqi mengatakan Kurdi diancam "dengan kematian" jika mereka menantang order by ISIS untuk meninggalkan Mosul.
 
Sejak menyerang Mosul awal bulan lalu, militan ISIS telah bentrok dengan milisi Kurdi alih desa di utara timur kota. Desa-desa yang dihuni oleh orang-orang Kristen dan minoritas lainnya.
 
"ISIS telah mengancam Kurdi keluarga dengan kematian jika mereka tidak meninggalkan kota secepat mungkin," kata Saeed Mammozini Partai Demokrat Kurdistan PPK).
 
Mammozini adalah kepala cabang PPK di Mosul.
 
Dia mengatakan ISIS, yang militan meledakkan beberapa tempat suci Muslim, telah menyita properti Kristen di kota dan berubah menjadi gereja barak militer.

Dipaksa Pindah Agama atau Bayar Pajak, Warga Kristen Irak Tinggalkan Mosul

Ratusan keluarga Kristen Irak, Sabtu (19/7/2014), meninggalkan kediaman mereka di kota Mosul setelah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memberi ultimatum agar mereka meninggalkan kota itu.


Seorang koresponden AFP di Mosul, yang menjadi ibu kota Kekalifan Islam yang diproklamirkan ISIS, mengatakan warga Kristen Irak berdesakan di dalam berbagai kendaraan bergegas mengungsi sebelum tenggat waktu tengah hari habis.

"Sejumlah keluarga bahkan harus kehilangan uang dan harta benda mereka yang dijarah di pos pemeriksaan pemberontak saat mereka meninggalkan kota," kata Abu Rayan, seorang warga Kristen Irak yang mengungsi.

ISIS, yang menguasai Mosul sejak menggelar serangan kilat enam pekan lalu, memberi pilihan bagi warga Kristen Irak yaitu memeluk Islam, membayar pajak atau meninggalkan Mosul.

Sebelumnya, ISIS mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada pilihan lain selain pedang jika warga Kristen Irak tidak menetapkan pilihan yang sudah diberikan pada Sabtu tengah hari waktu setempat.

Saat beberapa keluarga Kristen sudah memilih untuk membayar pajak agar bisa tetap tinggal di kediaman mereka, pesan yang dikumandangkan lewat masjid-masjid itu malah memicu eksodus.

Seorang guru yang mengaku bernama Fadi adalah sedikit warga Kristen Irak yang memutuskan tetap tinggal di kota Mosul. "Saya memilih tinggal karena saya sudah merasa seperti orang mati. Kini tinggal nyawa saya yang tersisa. Jika mereka mau mengambil nyawa saya, silakan," kata Fadi kepada AFP.

Patriach Chaldean Louis Sako, pemimpin komunitas Kristen terbesar di Irak, mengatakan masih terdapat 25.000 orang Kristen di Mosul hingga Kamis lalu. Sementara itu Bulan Sabit Merah Irak mengatakan setidaknya 200 keluarga Kristen telah meninggalkan Mosul di hari Sabtu.

"Ini adalah bentuk pembersihan etnis dan tak ada yang angkat bicara soal ini," kata Yonadam Kanna, salah satu politisi Kristen ternama Irak.

Ancaman kekerasan tak hanya menimpa minoritas Kristen. Nasib kelompok-kelompok minoritas lain seperti Yazidiz, Turkmenistan dan komunitas Syiah Shabak bahkan lebih buruk. Banyak dari anggota komunitas ini diculik dan dibunuh.

[Sumber: Kompas]

Terkait Berita: