Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Pesawat. Show all posts
Showing posts with label Pesawat. Show all posts

Kisah "Islamofobia" di Udara Menuai Ancaman Boikot ke Maskapai AS


Semula seperti penerbangan biasa bagi Thahirah Ahmad, perwakilan komunitas Muslim di Universitas Northwestern, Chicago, Amerika Serikat. Perempuan berkerudung ini duduk anteng dalam penerbangan United Airlines di ketinggian 30.000 kaki dari atas tanah. Namun, ketenangan Thahirah terusik oleh insiden yang menyinggung keyakinannya.
Dilansir dari The Guardian, Senin (1/6/2015), peristiwa ini bermula saat pramugari pesawat menawarkan minuman kepada penumpang. Saat gilirannya tiba, Thahirah meminta sekaleng diet cola. Pramugari itu pun kemudian memberikannya sekaleng minuman yang diminta, tapi dengan tutup yang sudah dibuka.

Thahirah kemudian meminta minuman dalam kaleng baru yang tutupnya belum dibuka, dengan alasan menjaga minuman tetap higienis. Tapi pramugari United Airlines menolak permintaan Thahirah.

"Ya maaf. Saya tidak bisa memberikan kaleng yang belum dibuka untuk Anda," tutur pramugari itu, seperti yang dikisahkan Thahirah Ahmad di halaman Facebook miliknya.

Namun saat pria yang duduk di samping Thahirah meminta bir kaleng, pramugari itu memberikan kaleng dengan tutup yang belum dibuka. Merasa mendapat perlakuan tidak adil, Thahirah pun bertanya. Tapi pramugari itu kemudian memberikan jawaban yang dianggap Thahirah tidak sopan, bahkan menyinggung keyakinannya.

"Kami tidak diberi izin untuk memberikan kaleng yang belum dibuka karena itu bisa dijadikan senjata," ucap pramugari itu.

Saat itulah Thahirah Ahmad sadar bahwa dia menjadi korban diskriminasi. Apalagi, pria yang duduk di sampingnya bisa mendapatkan bir dengan kaleng yang belum dibuka. Thahirah lalu mengatakan kepada pramugari itu bahwa yang dilakukannya adalah bentuk diskriminasi.

Namun, menurut Thahirah, pramugari itu kemudian berperilaku tidak sopan. Diet cola dalam kaleng baru diambil pramugari itu, dan dibuka di hadapan Thahirah. Kali ini, disertai ucapan kasar dari pramugari tersebut. "Ini (saya buka), jadi Anda tidak bisa menjadikannya sebagai senjata," ucap pramugari itu.

Thahirah Ahmad yang semakin yakin mendapat perlakuan diskriminasi pun kemudian bertanya ke penumpang lain, apakah mereka juga menilai perilaku pramugari itu sebagai bentuk diskriminasi. Kali ini Thahirah semakin merasa dipojokkan, sebab penumpang lain malah semakin menegaskan diskriminasi tersebut.

"Kamu Muslim. Jadi lebih baik diam," ucap seorang pria di lorong jalan di seberang tempat Thahirah duduk, dengan kata-kata kasar.

Tidak hanya itu, pria itu bahkan kemudian berdiri dan membentak saat Thahirah memberikan respon tidak percaya atas ucapan kasar itu. "Iya, kamu tahu kamu bisa menggunakan itu sebagai senjata. Jadi lebih baik diam!" ucap pria itu dengan kata-kata kasar yang sama.

Sontak Thahirah Ahmad sadar bahwa dia menjadi korbanIslamofobia, kebencian dan prasangka terhadap Muslim, yang semakin berkembang di Amerika Serikat pasca-kejadian runtuhnya menara kembar World Trade Center pada 11 September 2001. Bukan hanya karena tidak ada yang membelanya saat itu. Tapi sebagian besar penumpang dianggap Thahirah Ahmad memberikan persetujuan atas perilaku pramugari dan pria yang berteriak kasar itu. Thahirah Ahmad pun hanya bisa diam dan menangis di bangku pesawat.

United Airlines minta maaf

Pengalaman Thahirah yang ditulis di akun Facebook miliknya itu kemudian beredar dan menjadi viral di dunia maya. Netizen banyak yang mengecam United Airlines atas diskriminasi yang dialami Thahirah Ahmad. Tidak hanya itu, banyak juga netizen yang menyuarakan ancaman boikot terhadap United Airlines, terutama dari komunitas muslim di AS.

Saat dikonfirmasi Guardian, juru bicara United Airlines Charles Hobart mengaku sudah menghubungi Thahirah Ahmad untuk memberikan penjelasan "atas apa yang dialaminya dalam penerbangan itu".

Hobart mengatakan, United sedang mendiskusikan atas insiden yang dituduhkan Thahirah dengan Shuttle America, mitra regional yang mengoperasikan pesawat.

Namun, Republik Airways selaku pemilik Shuttle America belum bersedia memberikan komentar terkait kebijakan penyajian minuman kepada penumpang. Administrasi Penerbangan Federal memang memiliki kebijakan terkait minuman kaleng untuk minuman beralkohol. Tapi tidak dijelaskan secara spesifik mengenai minuman apa saja yang diatur dalam regulasi itu.

Thahirah Ahmad kepada Chicago Sun Times mengaku sudah mendapatkan permintaan maaf dari pramugari yang bersangkutan, atas nama pribadi dan penumpang lain. Pramugari itu mengaku "telah mengetahui bahwa itu perbuatan tidak sopan dan seharusnya tidak mengatakan apapun".

Perlu diketahui juga, United Airlines merupakan maskapai yang pesawatnya dibajak dalam peristiwa 9 September 2011. Pesawat United Airlines penerbangan 175 merupakan salah satu pesawat yang dibajak oleh pelaku teror, yang kemudian digunakan untuk menabrak menara selatan WTC, sekaligus menewaskan seluruh 65 penumpang di dalamnya.

Setelah peristiwa itu, sejumlah maskapai di AS, terutama United Airlines memang memperlakukan kebijakan ketat terkait keamanan. Namun, tentu kebijakan itu tidak bisa dijadikan alasan untuk melakukan diskriminasi.

[Sumber: Kompas.com]

Pesawat Tak Dikenal Kirim Senjata ke ISIL Iraq


Sebuah sumber dari Iraq memberitakan tentang bantuan persenjataan dari pesawat tak dikenal ke kelompok teroris ISIL di barat al-Ramadi.

KBS melaporkan, sebuah sumber dari al-Rathbah di desa al-Anbar memberitakan bahwa sebuah pesawat tak dikenal pada hari yang lalu menerjunkan senjata dan amunisi untuk kelompok teroris ISIL di sebelah barat al-Ramadi.

Sebuah sumber khusus mengatakan kepada al-Sumariyah Iraq, pesawat yang tidak dikenal ini menerjunkan kotak-kotak yang berisi senjata dan amunisi perang untuk kelompok teroris ISIL di gurun al-Anbar dekat dengan al-Rathbah di radius 320 kilometer sebelah barat al-Ramadi.

Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya ini menambahkan, unit-unit ISIL menemukan semua senjata yang diterjunkan itu dan mengangkutnya ke al-Rathbah.

Kelabu 26 September 1997

Reruntuhan Garuda Indonesia GA 152 yang menabrak tebing dan jatuh di desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, 26 September 1997. 

Karena kesalahan komunikasi, pesawat penumpang Garuda Indonesia GA 152 tujuan Jakarta-Medan menabrak tebing. Tak ada yang selamat.
OLEH: RAHADIAN RUNDJAN

JUMAT, 26 September 1997, dunia penerbangan Indonesia berduka. Tepat pada 17 tahun lalu, musibah terburuk dalam sejarah penerbangan Indonesia terjadi.
Pesawat penumpang milik Garuda Indonesia bertipe Airbus A300 dengan nomor penerbangan GA 152 menabrak tebing dan jatuh di desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, saat hendak mendarat di bandara Polonia Medan.

Pada paruh akhir 1997, wilayah Jawa dan Sumatra diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan. Negara tetangga, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei kena dampaknyaa. Kabut asap ini mengakibatkan puluhan ribu orang masuk rumah sakit akibat infeksi pernapasan dan jutaan orang lainnya menderita.

Namun, ancaman asap baru benar-benar menyedot perhatian ketika musibah GA 152 terjadi. Pesawat berangkat dari bandara Sukarno-Hatta dengan membawa 222 penumpang dan 12 awak. Pilot Hance Rahmowiyogo yang sudah memiliki 20 tahun pengalaman terbang meminta panduan dari menara ATC (Air Traffic Control) karena jarak pandang tertutup kabut, sebelum akhirnya kontak terputus.

Dari hasil transkrip komunikasi terakhir yang dipublikasikan ke publik, seperti dikutip dari aviation-safety.net, ditengarai terjadi kesalahmengertian komunikasi dengan menara ATC sebelum GA 152 hilang kontak:
ATC: GIA 152, turn right heading 046, report established on localizer.
GIA 152: Turn right heading 040, GIA 152, check established.
ATC: Turning right sir.
GIA 152: Roger, 152.
ATC: 152, confirm you′re making turning left now?
GIA 152: We are turning right now.
ATC: 152 OK, you continue turning left now.
GIA 152: A .... confirm turning left? We are starting turning right now.
ATC: OK .... OK.
ATC: GIA 152 continue turn right heading 015.
GIA 152: Aaaaaa. Allahu Akbar!

Tim investigasi menyimpulkan bahwa menara ATC keliru memberikan panduan. GA 152 yang seharusnya berbelok ke arah kiri malah diarahkan ke kanan sehingga menabrak tebing gunung, yang jaraknya 48 km dari kota Medan. Pesawat kemudian meledak berkali-kali. Tak ada yang selamat. Mayoritas penumpang warga negara Indonesia, 17 penumpang asing berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Malaysia, Jepang, dan Jerman.

Kontak terputus pada pukul 13.00. Laporan bahwa pesawat telah jatuh baru muncul pada pukul 14.20. Evakuasi dilakukan namun terhambat sulitnya medan dan kondisi jenazah yang tercerai-berai. Jenazah yang tidak dikenali dimakamkan secara massal di dekat lokasi jatuhnya pesawat, kini bernama Monumen Membrano, untuk mengenang musibah tersebut.

Kini, 17 tahun telah berlalu, kisah pilu tersebut mulai dilupakan. Pada tahun-tahun setelahnya, serangkaian musibah penerbangan kembali terjadi di Indonesia.

Terkait Berita: