Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan di pemerintahan Palestina, Mufid Al
Hasaynah mengatakan bahwa ada 50 unit rumah yang hancur total akibat
serangan udara pasukan Zionis yang terus menerus dilancarkan di jalur
Gaza sejak Senin petang (7/7) silam.
Dalam pernyataan pers yang ia berikan kepada kantor berita Anadhol pada
Rabu pagi, Hasaynah mengatakan, “kerusakan rumah yang terjadi akibat
serangan pasukan Zionis yang terus menerus dilancarkan terhadap jalur
Gaza mencapai 50 unit rumah yang hancur total, dan 1700 rumah yang
hancur sebagian”.
Perlu diketahui, bahwa salah satu dari rumah yang musnah akibat serangan
udara yang brutal ini adalah sebuah rumah milik keluarga Kawari di
wilayah Khan Yunis, 11 orang yang ada di dalamnya gugur sebagai syuhada
dan puluhan lainnya terluka.
Berikut ini adalah foto-foto korban serangan udara yang dilancarkan oleh
pasukan zionis laknatullah pada hari Selasa (8/7) terhadap rumah milik
keluarga Kawari di Khan Yunis…
Rabu 9 Juli 2014, Jabhah Nushrah melakukan operasi gabungan dengan
Katibah-Katibah dibawah mereka untuk mengepung kelompok pengkhianat
Liwa’ Qabdhatus Syamal yang bergabung dengan sebagaian unsur Liwa’
At-Tauhid yang sebelumnya telah terdapat perjanjian kerjasama antara
Jabhah Nushrah dengan mereka.
Perjanjian itu dirusak oleh gerombolan pengkhianat ini seiring dengan
aksi sepihak mereka merebut dan menguasai beberapa gedung aset Jabhah
Nushrah di sekitar Haur Killis, Alepo. Dan banyaknya laporan masyarakat
sipil kepada Jabhah Nushrah bahwa gerombolan ini telah banyak melakukan
kerusakan di wilayah yang mereka rebut dari Jabhah Nushrah. Di antara
laporan yang berhasil kami himpun antara lain; fashilah pengkhianat ini
telah sering merampas harta kaum muslimin dengan paksa, menahan hak kaum
muslimin, memperkosa beberapa wanita muslimah dan
pelanggaran-pelangaran hak lainnya.
Maka setelah para pimpinan Jabhah Nushrah dan Katibah-Katibah dibawahnya
melakukan musyawarah, diputuskan bahwa gerombolan pengkhianat ini harus
segera dihentikan dan pelaku kriminal di antara mereka harus diadili
oleh Mahkamah Syar’iyyah untuk diadili dengan hukum Islam yang adil.
Pada hari rabu kemarin 9 Juli 2014, gabungan Mujahidin Jabhah Nushrah
yang berjumlah sekitar 100 personel bergerak dalam satu komando menuju
wilayah yang sedang dikuasai gerombolan pengkhianat. Walhasil, setelah
Mujahidin Jabhah Nushrah mendekat dan mengepung posisi mereka dan
teriakan takbir menggema keras seketika itu pula para pengecut itu
menyerah ketakutan tanpa perlawanan sama sekali, Alhamdulillah.
“Mereka sebenarnya bukan mujahidin, mereka memang memanfaatkan jihad
untuk merampok dan bersenang-senang saja. Jadi ketika kami datang dengan
teriakan takbir, maka para kriminal ini pun ketakutan luar biasa dan
hampir saja mereka mati karena ketakutan”, sebut Abu Anas As-Syami,
salah seorang Mujahid Jabhah Nushrah yang berhasil kami wawancarai.
Operasi ini berhasil menahan 15 para pelaku kriminal yang sekarang telah
diserahkan kepada Mahkamah Syar’iyyah untuk diadili. Dan dalam operasi
ini Allah telah menganugerahkan ghanimah yang berlimpah kepada para
Mujahidin, Alhamdulillah.
Pejuang Hamas meluncurkan serentetan rudal ke arah fasilitas nuklir
utama Israel pada Rabu malam, memicu meningkatnya invasi Israel ke Jalur
Gaza yang dikuasai Hamas.
Sebuah trio roket diarahkan terhadap kota selatan Israel Dimona dan
pusat reaktor nuklir dan penelitian di dekat Negev, di mana diduga
merupakan markas program senjata atom Israel.
Dua roket jatuh di daerah terbuka dan lainnya ditangkis oleh Iron Dome,
perisai pertahanan Israel. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan
bahwa tidak ada korban jiwa. Namun, agresi simbolik dari tindakan itu
dapat meningkatkan harapan bahwa Israel akan bertindak atas ancaman
Hamas dengan meluncurkan operasi darat skala penuh untuk membongkar
infrastruktur militer Hamas.
Ancaman terhadap fasilitas nuklir datang setelah Gaza menjadi salah satu
dari hari-hari paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir, dengan
setidaknya 22 orang, termasuk sembilan anak-anak dan enam perempuan,
tewas dalam serangan udara di hari kedua Operasi Israel.
Serangan udara Israel gagal untuk menahan Hamas dari berhenti
menembakkan serangan roket ke arah Israel, Hamas berhasil melepaskan
tembakan rudal jauh masuk ke dalam wilayah Israel di Tel Aviv dan
Jerusalem.
Mahmud Abbas, presiden Otoritas Palestina, mengatakan Israel melakukan
genosida di Gaza selama kampanye militer, yang kini telah menewaskan
lebih 40 warga Palestina hanya dalam dua hari serangan.
Tapi klaim itu disanggah oleh Shimon Peres, presiden Israel, yang menuduh Hamas memulai konflik dengan menembakkan roket.
Ia juga mengatakan bahwa serangan darat di Gaza akan dilakukan sesegera mungkin.
Meskipun korban tewas meningkat, tekanan diplomatik dari Negara-negara
Barat dan PBB terhadap Israel sejauh ini relatif ringan. Sebagai contoh,
PBB, melalui kantor kepala kebijakan luar negerinya, Baroness Ashton,
pada Rabu malah mengutuk keras serangan roket balasan dari Jalur Gaza
dan menyesalkan meningkatnya jumlah korban sipil, dilaporkan di antara
mereka anak-anak, yang disebabkan oleh serangan udara Israel.
Dengan fakta di atas, maka kita bisa dengan jelas mengetahui bagaimana
standar ganda yang diterapkan oleh PBB. PBB mengutuk keras serangan
roket dari pejuang Hamas, namun hanya menyesalkan jatuhnya korban jiwa
dari warga sipil. Ini bukti bahwa PBB tidak bisa melakukan apa-apa
terhadap serangan Israel. Laa haula wal quwwata illa billah.
Sementara pemerintah Mesir pada hari Rabu mendesak Israel dan Hamas di
Gaza untuk menghentikan konflik spiral, namun tidak bisa berharap banyak
dengan mediasi gencatan senjata di Kairo. Pemerintah baru di Mesir
tidak percaya Hamas karena hubungan kelompok ini dengan Ikhwanul
Muslimin Mesir, yang digulingkan dari pemerintah dalam kudeta militer
tahun lalu.
“Upaya diplomatik Mesir ditujukan untuk segera menghentikan agresi
Israel dan mengakhiri semua kekerasan, upaya Mesir belum mebuahkan
hasil.” Kata juru bicara Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty.
Tank Israel terus merangsek di perbatasan Gaza, kantor Benjamin
Netanyahu, perdana menteri Israel, mengatakan pemerintah akan
mengintensifkan serangan terhadap Hamas di Gaza dalam beberapa hari
mendatang.
Salah satu serangan paling mematikan Israel terjadi pada Rabu pagi,
ketika sebuah rudal menghantam sebuah rumah di Gaza utara, menewaskan
seorang pejuang Jihad Islam dan lima anggota keluarganya.
Serangan lebih lanjut ke utara dan timur Kota Gaza menewaskan dua
perempuan dan empat anak-anak, sementara serangan keempat pada kamp
pengungsian Maghazi di Gaza tengah menewaskan seorang wanita dan empat
anak-anaknya. Dan lima warga Palestina tewas dalam serangan lainnya di
seluruh Gaza pada Rabu pagi.
Sementara itu, warga Israel mengungsi ke tempat penampungan saat roket
Hamas menyerang, dua roket dilaporkan menyasar ke laut di kota pelabuhan
utara Haifa, 100 mil dari Gaza. Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi
roket terjauh yang pernah ditembakkan dari Gaza.
Hamas diperkirakan memiliki gudang yang berisi sekitar 10.000 rudal. (telegraph/muqawamah.com)
Sembilan jam sejak posting ini diterbitkan, jumlah korban di Gaza telah
mencapai empat puluh warga Palestina tewas sejak Selasa pagi (8/7). Al-Akhbar English telah menerbitkan daftar korban yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan di Gaza.
“Di antara mereka yang tewas, tiga belas orang berusia sekitar enam
belasan tahun. Korban termuda, berusia delapan belas-bulan bernama
Mohammed Malakiyeh, tewas bersama dengan ibunya berusia 27 tahun. Korban
tertua, berusia delapan puluh tahun Naifeh Farjallah, tewas dalam
serangan udara di kota Moghraqa, sebelah barat daya dari Kota Gaza,” Al-Akhbar melaporkan.
Defence for Children International Palestine (DCIP) telah
mengoreksi berita yang disebutkan dalam postingan aslinya di bawah ini;
seorang remaja delapan belas tahun, Ahmad Habib Mousa, tewas bersama
sepupunya yang berusia 22 tahun ketika mengendarai sepeda motor di Kota
Gaza pada Selasa, awalnya diidentifikasi oleh DCIP sebagai korban
berusia enam belas tahun.
Postingan asli:
Kurang dari dua minggu setelah melaksanakan serangan militer terbesar
selama lebih satu dekade terhadap Tepi Barat, Israel telah menyerang
tanpa henti Jalur Gaza yang telah dikepung sejak Senin (7/7).
Pengeboman yang sedang berlangsung adalah kekerasan yang paling parah
yang ditimbulkan oleh Israel di Gaza sejak serangan delapan hari pada
bulan November 2012, di mana lebih dari 150 warga Palestina tewas, 33 di
antaranya anak-anak.
Sebelumnya lebih dari 1.400 warga Palestina tewas di Gaza, termasuk 350
anak-anak, selama tiga minggu berturut-turut Israel dari serangan dari
udara, darat dan laut selama musim dingin 2008-09.
Dua puluh lima jiwa tewas oleh serangan udara Israel di Gaza sejak
Senin, termasuk sedikitnya delapan anak-anak, pesawat tempur Israel
membom daerah di seluruh Gaza, yang ditempati oleh 1,7 juta warga
Palestina yang hidup di bawah pengepungan ketat dan tidak dapat
melarikan diri dan tak punya tempat untuk berlindung.
Komandan Jihad Islam, Hafiz Hamad (30) dan lima anggota keluarganya –
Ibrahim Hamad (26), Mahdi Hamad (46), Fawzia Hamad (62), Mehdi Hamad
(16) dan Suha Hamad (26) – tewas dalam serangan udara Zionis Israel di
rumah mereka di Beit Hanoun di utara Jalur Gaza Selasa malam, menurut
seorang juru bicara kementerian kesehatan Gaza, Ma'an News Agency yang berbasis di Bethlehem melaporkan.
Pada Selasa sore, enam anak tewas ketika sebuah rudal Israel menyerang
rumah seorang yang diduga aktivis Hamas di kota selatan Khan Younis.
Kelompok hak asasi manusia Defence for Children International Palestine melaporkan:
Lima keluarga yang berada di dalam gedung dievakuasi segera setelah
pesawat tak berawak Israel menembakkan rudal peringatan. Sejumlah
tetangga, bagaimanapun, berkumpul di atap dalam upaya untuk mencegah
pengeboman. Tak lama setelah jam 03:00 sore, serangan udara Israel
meratakan gedung, dan menewaskan tujuh orang, termasuk lima anak-anak,
di tempat dan melukai 28 lainnya.
Hussein Yousef Hussein Karawe, 13, Basem Salem Hussein Karawe, 10,
Mohammad Ali Faraj Karawe, 12, Abdullah Hamed Karawe, 6, dan Kasem Jaber
Adwan Karawe, 12, meninggal di tempat dan insya Allah syahid, menurut
bukti yang dikumpulkan oleh DCIP, seorang korban cedera, Seraj Abed
al-Aal, 8, meninggal karena luka-lukanya tadi malam. DCIP mengkonfirmasi tewasnya dua remaja Palestina lainnya dalam
serangan di Gaza. Serangan Israel menewaskan Ahmad Nael Mahdi, 15, dari
lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, dan melukai dua temannya, salah
satunya masih dalam kondisi kritis. Ahmad Habib Mousa, 16, (sudah
dikoreksi, ternyata berusia 18 tahun) dari lingkungan Al-Shujaiyah kota
Gaza, dan sepupunya berusia 22 tahun tewas saat mengendarai sepeda
motor, kata sumber DCIP. DCIP mengkonfirmasikan laporan setidaknya tiga anak-anak lain tewas dalam serangan pada hari Selasa (8/7). Serangan Roket.
Israel menyatakan bahwa tujuan penyerangan yang intensif di Gaza adalah untuk menghentikan serangan roket dari Gaza.
Tetapi kelompok-kelompok jihad di Gaza membalas dengan menembakkan roket yang diarahkan ke utara Haifa di utara Israel saat ini.
Harian Israel Haaretz melaporkan: Sementara itu, untuk pertama
kalinya sejak Operasi Pilar Pertahanan pada tahun 2012, sirene roket
berdering di tengah Israel. Penangkis rudal Iron Dome mampu menembak
jatuh roket. Namun sebagian besar roket dari Gaza mentargetkan selatan
Israel, dengan lebih dari 100 roket ditembakkan.
Serangan delapan hari terhadap Gaza pada bulan November 2012, dengan
nama sandi Operasi Pilar Pertahanan, secara luas dipandang sebagai
kekalahan militer Israel setelah sayap bersenjata Hamas mampu
menunjukkan kekuatan yang berbeda, untuk pertama kalinya menembakkan
roket jarak jauh yang mampu memukul Tel Aviv dan Jerusalem.
Sirene roket terdengar di kedua kota pada Selasa (8/7), memperingatkan warga untuk berlindung.
Sebuah video yang diunggah ke YouTube pada Selasa muncul untuk
menunjukkan jamaah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem menyenandungkan nasyid
memuji sayap bersenjata Hamas, Brigade al Qassam, dalam menanggapi
sirene roket yang terdengar di kota-kota Israel:
Haaretz melaporkan bahwa roket meledak di daerah perkotaan di Hadera,
utara dari Tel Aviv, lebih jauh daripada pencapaian sebelumnya, namun
dilaporkan tidak menyebabkan kerusakan.
Sementara itu, tentara Israel mengklaim pasukannya menewaskan beberapa
pejuang Palestina yang menyerang sebuah pangkalan militer di Israel saat
ini melalui laut.
Haaretz menambahkan: “Pemerintah menyetujui panggilan hingga 40.000
tentara cadangan dalam persiapan untuk eskalasi lebih lanjut, setelah
kabinet keamanan memutuskan pada hari Senin untuk mengintensifkan
serangan terhadap Hamas.”
Brigade al Qassam pada hari Selasa menetapkan persyaratan untuk gencatan
senjata dengan Israel, yaitu Israel harus mengakhiri serangan di Gaza
dan komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani
pada bulan November 2012, dan membebaskan semua tahanan yang telah
dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada 2011 yang kemudian kembali
ditangkap oleh Israel, dan mengakhiri campur tangan dalam pemerintahan
Palestina yang baru dibentuk setelah perjanjian rekonsiliasi yang
ditandatangani pada bulan April setelah tujuh tahun kebuntuan antara
partai Fatah di Tepi Barat dan Hamas di Gaza.
Akhir pekan lalu pejabat senior Hamas Ahmad Yousef mengatakan kepada
kantor berita Ma'an bahwa pihaknya tidak lagi bertanggung jawab untuk
mencegah serangan roket terhadap Israel.
Ma'an melaporkan:
“Ditanya tentang peningkatan serangan roket terhadap Israel dalam
beberapa pekan terakhir, Yousef mengatakan kepada Ma'an, Hamas tidak
bertanggung jawab untuk mencegah serangan itu.” “Dari sudut pandang politik, (Perdana Menteri di Ramallah) Rami
Hamdallah bertanggung jawab dan ia dapat memberikan perintah kepada
pasukan keamanan untuk campur tangan. Hamas tidak menguasai Jalur Gaza
dan sehingga tidak bertanggung jawab untuk melindungi perbatasan.” Ia mengatakan pasukan keamanan Palestina telah berusaha untuk mencegah serangan roket, tetapi belum terlalu sukses. “Agresi Israel menyebabkan beberapa respon balasan, dan kita tidak
bisa meminta orang-orang yang tengah marah ini untuk berhenti,” kata
Yousef. Tentara Israel meluncurkan kampanye pencarian besar-besaran di Tepi
Barat terhadap tiga pemuda Israel yang hilang, dan menangkap ratusan
orang Palestina dan menewaskan sedikitnya enam orang, dan dibalas dengan
serangan roket oleh para pejuang di Gaza. Angkatan udara Israel telah merespon dengan serangan udara di Jalur Gaza yang telah terkepung.
Bulan lalu Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza saat
angkatan udara yang mentargetkan anggota dari kelompok bersenjata yang
tengah bepergian dengan sepeda motor di Jalur Gaza utara, dan langsung
membunuh orang itu. Seorang anak berusia sepuluh tahun yang berada di
tempat kejadian meninggal karena luka-lukanya tiga hari kemudian.
Operasi 11 Juni ini adalah yang pertama sejak awal Maret.
Israel juga mengeksekusi dua pejuang Palestina di Jalur Gaza pada akhir
Juni, dan menyerang Gaza dengan pesawat tempur sepanjang bulan itu.
Asap dan api terlihat hasil dari serangan udara Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, 8 Juli. (Gambar Eyad Al Baba / APA)
Warga Palestina memeriksa mobil yang ditargetkan dalam serangan udara
Israel di pusat Kota Gaza, 8 Juli. (Gambar Ali Jadallah / APA)
Warga Palestina berkumpul di sekitar sebuah rumah yang hancur dalam
serangan udara Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 8 Juli.
Delapan orang, termasuk enam anak-anak, tewas. (Gambar Ramadhan El-Agha /
APA)
Warga Palestina memeriksa sebuah kendaraan yang hancur setelah
ditargetkan dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza utara, 8 Juli.
(Gambar Mohammed Talatene / APA)
Paramedis di sebuah rumah sakit di Khan Younis sedang merawat warga
Palestina yang terluka dalam serangan udara Israel di sebuah rumah yang
menewaskan delapan orang, 8 Juli. (Gambar Ramadhan El-Agha / APA)
Kerabat Mohammed Shaaban, seorang komandan di sayap bersenjata Hamas,
berkabung saat pemakaman di Jabaliya, Jalur Gaza utara, 8 Juli. Shaaban
tewas ketika sebuah rudal Israel menghantam sebuah mobil yang ia
tumpangi di Kota Gaza. (Gambar Ashraf Amra / APA)
Seorang wanita Palestina memeriksa rumahnya yang rusak dalam serangan
udara Israel di sebuah rumah di lingkungan di Kota Gaza, 8 Juli. (Gambar
Ashraf Amra / APA)
Jejak asap terlihat saat roket diluncurkan dari timur Kota Gaza menuju Israel, 7 Juli. (Gambar Mohammed Asad / APA)
Pasukan darat Israel dalam kondisi siaga menunggu perintah untuk
melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza, seorang juru bicara militer
Israel mengatakan pada hari Kamis (10/7/2014).
“Ada mobilisasi besar pasukan darat di sekitar Gaza, termasuk pasukan
infantri dan tank tempur serta korps teknik tempur,” Avichay Adraee,
juru bicara militer Israel untuk media Arab, mengatakan kepada Anadolu
Agency melalui telepon pada hari Kamis.
“Pasukan dalam kondisi siaga penuh dan siap untuk melakukan serangan
darat dalam beberapa jam dari waktu peluncuran,” kata Adraee.
Zionis Israel telah melancarkan operasi besar-besaran yang sedang
berlangsung di Jalur Gaza sejak Senin malam, menewaskan sedikitnya 75
orang dan melukai lebih dari 530 dengan ratusan serangan udara.
Menjelang operasi, pemerintah Israel menyetujui pengerahan 40.000
pasukan darat di perbatasan Jalur Gaza untuk melakukan serangan darat.
Menurut sumber-sumber keamanan Palestina, pesawat tempur Israel telah
melakukan lebih dari 770 serangan terhadap sasaran-sasaran di Gaza
selama periode tersebut.
Serangan militer Israel dinyatakan bertujuan untuk mengurangi serangan
roket Palestina ke Israel, yang sebenarnya itu hanyalah dalih mereka,
tanpa serangan roket Hamas, mereka tetap akan menyerang Hamas.
Faksi perlawanan yang berbasis di Gaza, khususnya Hamas, sementara itu,
terus menembakkan roket ke Israel dalam menanggapi serangan udara Israel
yang tak henti-hentinya.
Setengah dari korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, dan
emang ini yang diinginkan Zionis Israel, mereka ingin menghabisi
generasi Palestina dengan cara membunuhi anak-anaknya.
Sekitar setengah dari warga Palestina yang tewas sejauh ini dalam
operasi Israel baru-baru ini di Jalur Gaza adalah perempuan dan
anak-anak, menurut perkiraan terbaru oleh Departemen Kesehatan
Palestina, Kamis (10/7/2014).
Dua puluh tiga anak-anak dan 12 perempuan termasuk di antara 75 warga
Palestina yang tewas di Gaza sejak awal operasi Israel besar-besaran di
Jalur Gaza pada Senin, demikian menurut pernyataan Departemen Kesehatan
Palestina.
Sebelumnya pada hari Kamis, tiga orang Palestina tewas dan empat lainnya
luka parah ketika pesawat Israel menargetkan sebuah kendaraan di bagian
timur Kota Gaza, menurut sumber-sumber medis, yang menjadikan jumlah
korban tewas akibat operasi Israel sejauh ini berjumalah 75, menurut
sebuah pernyataan yang sebelumnya dikeluarkan oleh juru bicara
Departemen kesehatan Palestina, Ashraf al-Qodra.
Perbatasan Beit Hanoun yang Menghubungkan Jalur Gaza dan Tepi Barat Hancur.
Pasukan Israel pada Kamis, menghancurkan perbatasan dengan Jalur Gaza,
menurut seorang pejabat Palestina, perbatasan itu hancur sama sekali.
“Penyeberangan Beit Hanoun (juga dikenal dengan Erez) dan semua
fasilitasnya benar-benar hancur dengan delapan rudal yang ditembakkan
oleh pasukan Israel,” Iyad al-Bozom, juru bicara Kementerian Dalam
Negeri di Jalur Gaza, menulis pada halaman Facebook-nya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pasukan Israel menargetkan dan menghancurkan markas keamanan di wilayah tersebut.
Penyebrangan Erez, yang dikendalikan oleh Israel, sering digunakan
sebagai penghubung antara Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang
diduduki. (wb/muqawamah.com)
Gaza kini dalam kondisi gawat darurat. Roket-roket penjajah ‘Israel’
menyasar rumah-rumah warga sipil. Seluruh wilayah Gaza dihujani roket
‘Israel’. Detik ke detik korban terus bertambah, sebagaimana dilaporkan
Abdillah Onim, jurnalis dan aktivis Indonesia untuk Palestina yang saat
ini tinggal di Gaza.
Anehnya dunia internasional dan negara-negara Arab membisu. Tak ada
suaranya, seakan tak ada apa-apa. Tiarap sembari menutup mata. Ke mana
mata dunia dipalingkan?
Parahnya lagi, pintu perbatasan belum juga dibuka, sehingga bantuan
kemanusiaan tak bisa masuk Gaza. Sementara persediaan obat-obatan di
rumah sakit Gaza makin menipis.
“Hingga saat ini jumlah korban gugur sudah 15 orang. Yang luka-luka
lebih dari 100 orang, belum termasuk korban 5 menit lalu di Gaza utara,”
kata Onim yang beristrikan Muslimah Gaza ini dalam rilis yang diterima
redaksi, Rabu (9/7/2014) dini hari.
Dilaporkan, saat ini Gaza dalam keadaan gelap gulita. Hasbunallah wani’mal wakiil. Ni’mal mawlaa wani’man-nashiir. Laa hawla walaa quwwata illaa billaah… (arrahmah/muqawamah.com)