11 Jul 2014.
Pejuang Hamas meluncurkan serentetan rudal ke arah fasilitas nuklir utama Israel pada Rabu malam, memicu meningkatnya invasi Israel ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Sebuah trio roket diarahkan terhadap kota selatan Israel Dimona dan pusat reaktor nuklir dan penelitian di dekat Negev, di mana diduga merupakan markas program senjata atom Israel.
Dua roket jatuh di daerah terbuka dan lainnya ditangkis oleh Iron Dome, perisai pertahanan Israel. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa. Namun, agresi simbolik dari tindakan itu dapat meningkatkan harapan bahwa Israel akan bertindak atas ancaman Hamas dengan meluncurkan operasi darat skala penuh untuk membongkar infrastruktur militer Hamas.
Ancaman terhadap fasilitas nuklir datang setelah Gaza menjadi salah satu dari hari-hari paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir, dengan setidaknya 22 orang, termasuk sembilan anak-anak dan enam perempuan, tewas dalam serangan udara di hari kedua Operasi Israel.
Serangan udara Israel gagal untuk menahan Hamas dari berhenti menembakkan serangan roket ke arah Israel, Hamas berhasil melepaskan tembakan rudal jauh masuk ke dalam wilayah Israel di Tel Aviv dan Jerusalem.
Mahmud Abbas, presiden Otoritas Palestina, mengatakan Israel melakukan genosida di Gaza selama kampanye militer, yang kini telah menewaskan lebih 40 warga Palestina hanya dalam dua hari serangan.
Tapi klaim itu disanggah oleh Shimon Peres, presiden Israel, yang menuduh Hamas memulai konflik dengan menembakkan roket.
Ia juga mengatakan bahwa serangan darat di Gaza akan dilakukan sesegera mungkin.
Meskipun korban tewas meningkat, tekanan diplomatik dari Negara-negara Barat dan PBB terhadap Israel sejauh ini relatif ringan. Sebagai contoh, PBB, melalui kantor kepala kebijakan luar negerinya, Baroness Ashton, pada Rabu malah mengutuk keras serangan roket balasan dari Jalur Gaza dan menyesalkan meningkatnya jumlah korban sipil, dilaporkan di antara mereka anak-anak, yang disebabkan oleh serangan udara Israel.
Dengan fakta di atas, maka kita bisa dengan jelas mengetahui bagaimana standar ganda yang diterapkan oleh PBB. PBB mengutuk keras serangan roket dari pejuang Hamas, namun hanya menyesalkan jatuhnya korban jiwa dari warga sipil. Ini bukti bahwa PBB tidak bisa melakukan apa-apa terhadap serangan Israel. Laa haula wal quwwata illa billah.
Sementara pemerintah Mesir pada hari Rabu mendesak Israel dan Hamas di Gaza untuk menghentikan konflik spiral, namun tidak bisa berharap banyak dengan mediasi gencatan senjata di Kairo. Pemerintah baru di Mesir tidak percaya Hamas karena hubungan kelompok ini dengan Ikhwanul Muslimin Mesir, yang digulingkan dari pemerintah dalam kudeta militer tahun lalu.
“Upaya diplomatik Mesir ditujukan untuk segera menghentikan agresi Israel dan mengakhiri semua kekerasan, upaya Mesir belum mebuahkan hasil.” Kata juru bicara Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty.
Tank Israel terus merangsek di perbatasan Gaza, kantor Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, mengatakan pemerintah akan mengintensifkan serangan terhadap Hamas di Gaza dalam beberapa hari mendatang.
Salah satu serangan paling mematikan Israel terjadi pada Rabu pagi, ketika sebuah rudal menghantam sebuah rumah di Gaza utara, menewaskan seorang pejuang Jihad Islam dan lima anggota keluarganya.
Serangan lebih lanjut ke utara dan timur Kota Gaza menewaskan dua perempuan dan empat anak-anak, sementara serangan keempat pada kamp pengungsian Maghazi di Gaza tengah menewaskan seorang wanita dan empat anak-anaknya. Dan lima warga Palestina tewas dalam serangan lainnya di seluruh Gaza pada Rabu pagi.
Sementara itu, warga Israel mengungsi ke tempat penampungan saat roket Hamas menyerang, dua roket dilaporkan menyasar ke laut di kota pelabuhan utara Haifa, 100 mil dari Gaza. Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi roket terjauh yang pernah ditembakkan dari Gaza.
Hamas diperkirakan memiliki gudang yang berisi sekitar 10.000 rudal. (telegraph/muqawamah.com)
Post a Comment
mohon gunakan email