Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Palestina. Show all posts
Showing posts with label Palestina. Show all posts

Penjelasan Soal Adanya Tentara Israel yang Muslim

Oleh: Dina Sulaiman

Pagi ini saya dapati, berita di Republika tentang adanya ribuan muslim yang jadi tentara Israel, banyak disebar ulang di jejaring sosial. Untung saja yang merilis berita ini Republika. Coba kalau Kompas atau Tempo, pasti sebagian orang langsung teriak-teriak ‘media kafir tukang fitnah!’ Penjelasan dari fenomena ini sebenarnya sederhana saja. Kita tinggal merunut sejarah terbentuknya Israel-Palestina.

Pada tahun 1947, PBB mengeluarkan resolusi 181 yang membagi tiga wilayah Palestina: 56.5% untuk pendirian negara Yahudi, 43% untuk negara Arab, dan Jerusalem menjadi wilayah internasional. Tapi kelak, pada tahun 1967 –setelah terjadinya Perang 6 Hari Arab-Israel—Israel menduduki Sinai, Golan, dan seluruh wilayah Palestina.

Perhatikan, awalnya seluruh wilayah adalah Palestina (warna hijau), kini wilayah Palestina sangat sedikit (sekitar 3%)

Wilayah Palestina saat itu tidak kosong, bangsa Palestina (baik Arab Islam, Arab Kristen, maupun Arab Yahudi) menyebar di seluruh wilayah. Jadi, ketika tanah mereka dibagi tiga, ada yang berada di wilayah yang dijatah untuk Israel, ada yang hidup di wilayah yang dijatah untuk Palestina.

Lalu, orang Yahudinya ada berapa banyak? Orang Yahudi ‘asli’ yang sejak lama hidup berbaur dengan bangsa Arab, memang ada, tapi tidak banyak (dan mereka ini justru dianggap rendahan oleh Israel, sama seperti warga Arab Islam&Kristen). Setelah Theodor Herzl, pada 1896 menyerukan pendirian sebuah negara Yahudi, Jewish Colonization Association (Asosiasi Kolonisasi Yahudi, didirikan 1891 di London) memulai pendanaan dalam mendirikan permukiman Zionis di Palestina.


Pada 1904-1914, gelombang pertama Yahudi datang sebanyak 40,000 orang sehingga populasi Yahudi di Palestina meningkat jadi 6% dari total penduduk. Selanjutnya, pengiriman orang-orang Yahudi dari berbagai negara di dunia berbondong-bondong datang ke Palestina. Pada October 1921, sensus penduduk pertama yang dilakukan oleh Inggris menunjukkan populasi di Palstina 78% Muslim Arab, 11% Yahudi, 9,6% Kristen Arab. Akhirnya, pada tahun 1945 (3 tahun sebelum Israel ‘diproklamasikan’) populasi Zionis menjadi 31% dan kepemilikan tanah menjadi 6.0%.

Setelah Resolusi PBB 181 itu, orang-orang Yahudi melakukan aksi ‘pembersihan’ etnis Arab di kawasan Palestina yang menjadi ‘jatah’ Israel.  Hingga tahun 1954, total 80% orang Palestina yang tinggal di kawasan ‘jatah’ Israel telah terusir dan hidup di pengungsian hingga kini. Kawasan jatah Israel pun, yang oleh PBB ditetapkan 56,5% kini telah meluas (lihat peta) dan upaya ekspansi terus berlanjut hingga hari ini.
Para pengungsi Palestina melalui musim dingin di tenda-tenda yang disediakan oleh para sularelawan; hampir semua lokasi pengungsian ini akhirnya menjadi tempat tinggal permanen mereka sampai hari ini. Satu-satunya harapan bagi para pengungsi saat itu adalah Resolusi PBB nomor 194 (11 Desember 1948) yang menjanjikan bahwa mereka akan segera dipulangkan ke rumah masing-masing; resolusi itu adalah salah satu dari sekian banyak janji yang dibuat oleh masyarakat internasional untuk bangsa Palestina, yang tidak pernah dilaksanakan hingga hari ini.

Arab-Palestina yang Jadi Warga Israel

Jadi,  ada orang-orang Arab yang masih ‘tersisa’ di dalam wilayah yang menjadi jatah Israel. Mereka kini tercatat sebagai warga Israel, meski sangat didiskriminasi. Untuk mencari nafkah, mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar yang enggan dilakukan warga Yahudi. Gilad Atzmon, penulis Yahudi yang aktif membela Palestina, menulis dalam bukunya bahwa dia lahir dan besar di Israel, tanpa pernah melihat orang Arab-Palestina. Mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar di malam hari, membersihkan sampah, dll.

Orang-orang Arab Palestina yang ada di wilayah Israel itu terusir dari tanah mereka yang asli. Tanah dan rumah-rumah mereka diambil alih oleh orang-orang Yahudi. Lihat video rumah-rumah indah milik Palestina yang kini dikuasai Yahudi-Israel di sini (Perampokan Buku di Palestina) Status Arab-Palestina yang jadi warga Israel adalah internally displaced person (baca di sini penjelasannya: Mengungsi tapi Bukan Pengungsi).

Nah, mereka ini tetap manusia kan? Musti makan kan? Mereka menikah, punya anak, jadi musti kasih makan anak kan? Trus kalian pikir, gimana mereka bisa hidup? Biaya hidup di Israel sangat tinggi, konon untuk hidup layak di sana butuh 80-120 Dollar perhari. Jadi, bila ada yang memutuskan untuk bergabung dengan tentara Israel demi gaji dan hidup layak, apa boleh buat. Sebagian dari mereka (yang masih muda) pun sejak lahir sudah jadi warga Israel, mungkin tak kenal sama ulama yang mengajari mereka semangat jihad. Memang, ini ironis sekali.

Isu Agama, Salahkah?
Lalu, apakah salah bila kaum muslim membela Palestina yang dijajah Israel (Yahudi) atas dasar sentimen agama? Bergantung kalian ‘mazhab’ mana deh. Kalau versi kaum radikal yang hobi sekali teriak-teriak jihad di negeri-negeri muslim (anehnya, tidak kirim pasukan ke Israel), isu Palestina adalah isu Islam-Yahudi yang sampai kiamat gak akan bisa berdamai.

Tapi, kalau saya melihatnya secara kontekstual saja. Bahwa Hamas, Jihad Islam, dan para pejuang Palestina lainnya menggunakan sentimen agama untuk meraih kemerdekaan, tentu sah-sah saja. Bukankah Islam memang menyuruh manusia untuk mencintai dan membela negara kita? Masak dijajah diem aja? Cacing aja diinjek memberontak? Dulu di Surabaya, Bung Tomo juga mengobarkan semangat perjuangan rakyat dengan seruan Islam.

Dan buat pejuang Palestina, semangat jihad ini sangat efektif. Para pejuang bertempur tidak takut mati, karena mati akan membawa mereka ke surga. Jangan salahkan keyakinan seperti ini, karena memang ada ayatnya di Quran (sesungguhnya mereka yang berjihad di jalan Allah itu tidak mati, melainkan tetap hidup dan mendapat rizki QS3:169).

Kata Gilad Atzmon, orang-orang Israel pun ‘berjuang’ dengan dicekoki sentimen rasialis . Menurutnya, ideologi anti-non-Yahudi (anti-Gentile) ada secara inheren dalam berbagai wacana politik orang Yahudi, baik itu Yahudi Zionis, Yahudi sekuler, maupun Yahudi ‘kiri’. Karena itulah, orang-orang Yahudi di seluruh dunia memiliki keterikatan batin dengan Israel. Mereka rajin bersedekah untuk kelangsungan hidup Israel (bahkan istilah Ibrani-nya pun tzedakah). Tentu saja ada, orang-orang Yahudi yang ‘tercerahkan’, kayak si Gilad ini.

Jadi, masak disalahkan kalau umat Islam membela Palestina karena kemuslimannya? Hak gue dong ya, jangan dicela-cela. Tapi, sebaliknya, kaum Muslim pun jangan sok-sok merasa paling Muslim dengan memaki-maki Yahudi, tapi sikap-sikapnya sehari-hari malah meniru perilaku Yahudi. Seperti dikatakan Atzmon di atas: orang Yahudi itu secara inheren memang rasis; sikap rasis ini sayangnya banyak saya temui di kalangan akhi-ukhti: kalau elo ga se-fikroh, se-harokah ma gue, maka elo bukan golongan gue. Bahkan saya baca di komen-komen dan tulisan web-web (mengaku) Islami, mereka mengembangkan teori konspirasi kacau-balau yang ahistoris, illogical, fallacy tingkat akut, dan hanya berbasis ilusi, bahwa orang Iran itu sekutu Yahudi. Terakhir bahkan saya baca, broadcast di WhatsApp: Israel menyerang Hamas demi membuat Iran meraih simpati kaum Muslim karena seolah-olah membela Palestina. *tepok jidat*
Terakhir, saran saya, daripada menambah perpecahan di Indonesia karena mulut (jari) yang tak terjaga akibat umpatan kafir-kafiran, lebih baik mempelajari penjajahan Israel ini dari sisi ekonomi-politik internasional. Biar paham bahwa membela Palestina itu hakikatnya perjuangan memerdekakan kita (bangsa Indonesia) dari penjajahan ekonomi kaum Yahudi-Zionis. Bisa baca di sini: Palestina adalah Kita.
Semoga menjadi jelas.

Q&A: Benarkah Yahudi itu Beda Dengan Zionis?


Oleh: Dina Sulaiman

Benarkah Yahudi itu Beda Dengan Zionis? Selama ini, dalam tulisan-tulisan saya, saya jawab ‘ya’. Buktinya, ada orang-orang Yahudi yang menolak Israel dan Zionisme, misalnya para Rabi Yahudi yang tergabung dalam Neturei Karta.

Tapi, sejak saya baca buku Gilad Atzmon (The Wandering Who), berteman dengannya di facebook dan mengikuti blognya, saya mendapatkan pemahaman yang lain. Inti pemikiran Atzmon adalah: konflik di Palestina justru sebenarnya berakar dari ideologi rasisme Yahudi. Mengapa perdamaian sulit sekali tercapai hingga kini? Karena memang world-view-nya orang Yahudi yang merasa lebih mulia dari ras lain (apapun itu, tidak hanya Arab), sehingga menyulitkan negosiasi dan rekonsiliasi.

Pemikiran Atzmon ini mendapat penentangan dari sesama Yahudi (mereka berkeras, harusnya sebut yang salah itu ‘Zionis’, tidak ada kaitan dengan ‘keyahudian’), dan bahkan dari sebagian aktivis Palestina sendiri, misalnya Ali Abunimah. Abunimah mengecam Atzmon karena menggunakan the J-word (blak-blakan menyebut ‘Yahudi’, ini dianggap ‘tidak sopan’ karena ‘akan menyinggung saudara-saudara kita kaum Yahudi’). Abunimah bahkan menggalang petisi untuk ‘mengingkari’ (disavow) Atzmon. Tapi, banyak juga akademisi dan aktivis pro-Palestina (baik itu Yahudi, Arab, maupun orang-orang Barat) yang menyetujui pemikirannya. Professor Marc Elis, seorang teologis Yahudi, bahkan menyebut Atzmon sebagai ‘nabi baru’ karena memberikan pencerahan kepada orang Yahudi.

Buku Atzmon sendiri sangat filosofis, tapi relatif mudah dicerna (terutama kalau setidaknya Anda pernah belajar sedikit filsafat); hanya saja, saya kesulitan mengungkapkan kembali dalam bahasa Indonesia. Tapi ini ada wawancara Atzmon dengan Alimuddin Usmani, yang relatif lebih mudah saya terjemahkan, yang bisa merangkum apa sebenarnya yang dipikirkan Atzmon:

Alimuddin Usmani: Setelah Operasi “Cast lead” pada tahun 2009 dan “Pillar of Defence” pada tahun 2012, tentara Israel kembali meluncurkan operasi “Protective Edge” pada bulan Juli 2014 terhadap Gaza. Apa tujuan dari operasi militer skala besar ini berulang?
Gilad Atzmon: Sangat penting untuk dicatat bahwa Israel belum pernah memenangkan satu pertempuran militer pun sejak tahun 1973. Benar, mereka telah membunuh banyak orang Arab, tetapi tidak berhasil mencapai salah satu tujuan militernya..
Dominasi militer Israel telah ditopang oleh kekuatan pencegahan (deterrence). Melalui perang ini, mereka ingin memaksa orang Arab untuk menghindari konflik dengan mengancam bahwa mereka (warga Arab) bisa kehilangan segalanya. Minggu ini, telah terbukti bahwa trik ini tidak akan bekerja lagi. Perlawanan Palestina telah bangkit kembali. Israel tidak dapat memecahkan masalahnya dengan cara militer. Situasi ini menimbulkan keputusasaan Israel. Mereka mulai menyadari bahwa mereka terjebak dalam kebuntuan politik, ideologi dan budaya. Israel tidak dapat menciptakan resolusi [penyelesaian konflik]. Tidak ada prospek masa depan bagi Negara Yahudi.
Selanjutnya, kebohongan terang-terangan Yahudi ‘kiri’ [istilah untuk Yahudi berhaluan Marxist] yang menyatakan bahwa [sumber] masalah adalah ‘pendudukan/penjajahan’ telah terungkap minggu ini. Kita menyaksikan warga Arab Israel [orang Arab yang jadi warga Israel] dikejar-kejar oleh orang-orang Yahudi. Seperti kita ketahui, kelompok sayap kanan telah menyeru agar dilakukan pengusiran massal terhadap semua orang Arab dari wilayah Israel; dan seruan ini semakin populer dalam Israel. Seruan brutal ini benar-benar konsisten dengan budaya dan ideologi supremasi Yahudi. Semua Yahudi, baik itu Zionis dan anti-Zionis, senang untuk beraktivitas di tengah lingkungan khusus Yahudi. Tapi bisakah Israel melepaskan diri dari Palestina? Inilah yang dijanjikan oleh pihak sayap kanan dalam koalisi [pemerintahan Israel].
Kembali ke pertanyaan Anda; karena militer tidak dapat memberikan jawaban dan politisi tidak dapat menghasilkan jalan keluar, militer digunakan sebagai brigade pemadam kebakaran. Ini memberikan kemenangan jangka pendek. IDF hanya mengulur waktu, tidak bisa meraih kemenangan karena tujuan militer mereka pun bahkan tidak dapat diartikulasikan. IDF menghujani Gaza dengan rudal, membunuh apa pun yang diduga berbahaya (termasuk anak-anak, orang tua dan wanita). Tapi seiring berjalannya waktu, opsi militer menyusut dan sampai batas tertentu, tidak bisa dipakai lagi.
Teoritisi militer Jerman, Carl von Clausewitz mengatakan pada abad ke-19 bahwa “perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain.” Dalam kasus Israel, apa yang kita lihat malah kebalikan dari ide Clausewitz: politik Israel adalah kelanjutan dari kebutuhan Yahudi untuk berkonflik.
Alimuddin Usmani: Penulis koran Haaretz, Gideon Levy, menulis bahwa Israel tidak menginginkan perdamaian dan bahwa ‘rejeksionisme’ (penolakan) tertanam dalam keyakinan yang paling primer orang Israel. Pada tingkat terdalam [di benak mereka] terdapat konsep bahwa tanah ini diperuntukkan untuk orang-orang Yahudi saja. Apa pendapat Anda tentang ini?
Gilad Atzmon: Saya senang melihat bahwa semakin banyak orang, termasuk lawan bebuyutan saya sekarang setuju dengan saya, bahwa ada sesuatu yang sangat mengganggu dalam budaya dan identitas politik Yahudi. Haaretz menulis sebuah editorial beberapa hari lalu yang menyatakan bahwa “Israel harus menjalani revolusi budaya”. Lawan paling keras saya orang Palestina, Ali Abunimah, yang baru-baru ini mengecam saya untuk berfokus pada budaya Yahudi, tampaknya juga telah mengadopsi filosofi saya. Dia sekarang menunjuk rasisme mengerikan yang melekat dalam budaya dan politik Yahudi.
Dan sekarang, setelah memuji diri sendiri, saya menjawab pertanyaan Anda. Dalam bahasa Ibrani, kata ‘Shalom’ tidak berarti perdamaian, harmoni, atau rekonsiliasi. Namun artinya ‘keamanan bagi orang-orang Yahudi’. Dengan kata lain, Israel tidak memiliki kata yang tepat untuk ‘damai’ atau ‘rekonsiliasi’. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa Israel bukanlah mitra dalam perdamaian. Israel bahkan tidak dapat merenungkan konsep ‘damai’ itu.
Setelah kita sadar akan kondisi pasca-politik di mana kita hidup, filsafat dan pemikiran esensialis adalah alat analisis penting untuk memahami lanskap manusia di sekitar kita. Dan sekarang, silakan tanyakan pada diri sendiri, [wahai] Anda yang telah menjadi musuh bebuyutan dari pemikiran esensialis dan filosofis dalam akademisi dan politik. Hal ini, jelas, Yahudi ‘kiri’ lah yang berusaha begitu keras untuk mencegah kita dari berpikir tentang Yahudi dalam terminologi kategoris.
[selanjutnya, bisa dibaca wawancara selengkapnya di sini]
Penjelasan dari saya:
Jadi, selama ini yang jargon yang dipakai oleh orang-orang Yahudi ‘pro-perdamaian’ adalah: “Sumber masalah adalah pada Zionisme, pada penjajahan Israel di Palestina. Yahudi itu sebenarnya baik kok, yang salah itu mereka yang menjajah di Palestina.”

Nah, Atzmon menggugat pendapat seperti ini. Menurutnya (yang secara panjang lebar diargumentasikan dalam bukunya), justru ideologi anti-Gentile (anti-non-Yahudi) yang tertanam kuat dalam diri orang Yahudi dimanapun berada yang menjadi sumber masalah. Karena itu, perjuangan Atzmon ada di titik ini. Dia menulis buku, blog, diwawancarai media, keliling berbagai negara, untuk menggugah kesadaran orang-orang Yahudi, bahwa mereka memiliki kesalahan ideologis yang sangat inheren. Perdamaian di Palestina tidak akan terjadi jika cara berpikir anti-Gentile orang Yahudi ini belum hilang.

Seperti dikatakan Atzmon dalam kesempatan lain:
[Saya] men-decoding budaya Yahudi dan mendekonstruksi kekuatan (power) Yahudi. Berdasarkan hal itu, saya berupaya memahami apa yang menyebabkan Yahudi-Israel tidak bisa menerima –bahkan sekedar mempertimbangkan- kemungkinan bahwa negara mereka [dapat] menjadi negara untuk [semua] warganya [termasuk Arab]. Saya ingin memahami, misalnya, mengapa Yahudi di Barat adalah yang terdepan memperjuangkan kebijakan pro-imigran, tetapi negara Yahudi mereka [Israel] justru yang memiliki aparat anti-imigran yang paling ganas. Pertanyaan ini sangat krusial. Tidak seperti blogger Palestina, Ali Abunimah yang meyakini bahwa memahami budaya tidak relevan dengan realitas dan proses politik, saya percaya bahwa memahami budaya adalah kunci terpenting untuk memahami, adakah kemungkinan untuk hidup berdampingan di wilayah itu [Palestina].
Selain itu, Atzmon juga mengkritisi sebagian aktivis Palestina yang justru terkooptasi dalam kekuatan Yahudi. Adalah realitas mengejutkan, sebagian besar LSM Palestina justru dibiayai Open Society (milik George Soros). LSM-LSM ini justru berperan ‘membelokkan’ arah perjuangan pembebasan Palestina. Selengkapnya bisa dibaca di sini. Open Society Soros berperan dalam menyebarluaskan ide-ide LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) dengan tujuan ‘mengalahkan’ kaum muslimin melalui cara-cara marjinalisasi politik dan identitas politik (baca tulisan Atzmon di sini).

Semoga catatan singkat ini bisa memberi manfaat untuk penstudi HI, Kajian Timteng, dan pemerhati masalah Palestina.

Selamat Datang Israel! (Surat untuk Pak Tifatul)


Assalamualaikum Pak Tifatul,

Saya masih ingat betapa ramainya kerumunan massa partai Bapak yang berjubel sambil meneriakkan jargon-jargon keadilan di beberapa sudut jalan Jakarta pada masa kampanye pilpres yang lalu. Berbagai spanduk mereka bawa untuk mengekspresikan kecaman pada kekejaman Israel dalam serangannya Ke Gaza pada tahun 2009 silam. ‘Save Palestine’, ‘Zionism Destroy Humanity: Act Now’, ‘One Man One Dollar to Save Palestine’, adalah di antara spanduk yang saya ingat persis.

Walau aksi ini dianggap kalangan tertentu sebagai pemanfaatan tragedi kemanusiaan dalam meraih simpati publik dalam masa kampanye politik, namun Bapak dengan gagah berani tetap istiqamah dalam meneriakkan aksi dukungan pada pejuang kemanusiaan Palestina. Apalagi, aksi ini adalah salah satu bentuk manifestasi dari salah satu misi partai Bapak, yaitu:
Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.

Karena itulah, partai Bapak dengan penuh keberanian mengecam agresi Israel ke Gaza yang diberi nama “Operasi Menuang Timah” (Cast Lead) itu. Bahkan, tak hanya sekedar kecaman, partai Bapak juga menginstrusikan para calegnya agar menyisihkan sebagian dana kampanye untuk disumbangkan ke Palestina. Bapak pun berkata kepada media:

“Insya Allah kita akan menghidupkan kembali ‘one man one dollar to save Palestine’.”

Tak lupa, Bapak pun mengecam Presiden Amerika Serikat George W Bush, yang mendukung serangan Israel. Bapak mengatakan, Amerika juga berada di balik ketidakjelasan nasib Palestina selama ini. “Bush sudah ditolak oleh pemerintah internasional, Bush jangan bicara sepotong-potong. Siapa yang merusak perjanjian dari awal? Siapa yang memecah belah antara Hamas dan Fatah? Bertahun-tahun bantuan diboikot, suplai listrik ke Palestina dilarang,” kecam Bapak waktu itu.

Pak Tifatul yang baik,
Alhamdulillah, Bapak akhirnya mendapat amanah untuk menduduki salah satu posisi penting di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi, Bapak memiliki program yang visioner untuk meningkatkan kompetensi BUMN yang sering dikatakan tidak profesional oleh kalangan tertentu. Salah satu program adalah membenahi sistem IT dalam PT. TELKOMSEL.

Namun ada yang aneh dalam proses ini….
Mengapa Bapak biarkan ada dua musuh kemanusiaan yang turut serta dalam proses program yang sangat mulia tersebut? Dua musuh itu bernama Convergyst dan Amdocs.
Ah, saya yakin, Bapak dengan mudah bisa melacak siapa Convergyst: perusahaan asal Israel yang selama ini berpengalaman menangani tagihan existing, didirikan tahun 1991, kantor pusatnya berada tepat di Israel.

Bapak juga bisa menyuruh staf Bapak untuk mencari tahu siapa

Amdocs: perusahaan yang didirikan di Israel oleh Aurec Group, sebuah korporasi bisnis milik milyarder Yahudi, Morris Kahn. Ia termasuk 10 besar orang terkaya di Israel. Bahkan situs yang dikelola orang bule pun melaporkan siapa sesungguhnya Amdocs:
Amdocs is a provider of software and services for billing, customer relationship management and operations support systems. It is reported as having a turnover of 2.8 billion dollars in 2007, and is a key player in the Israeli economy, encouraged and supported by the Israeli government. Amdocs has over a quarter of its workforce in Israel and has declared its support for the so-called ‘security’ policies of the Israeli government.

Atau, yang paling gampang, staf Bapak tinggal membaca majalah Gatra yang berbahasa Indonesia. Ini sebagian laporan Gatra:
Indikasi bahwa Amdocs adalah perusahaan Israel yang memangku kepentingan negara zionis itu terlihat pada jajaran direksi. Terungkap di situs http://www.reuter.com, beberapa direktur Amdocs tercatat pernah menduduki pos penting di Pemerintah Israel.

Ayal Shiran, yang menjabat sebagai Senior Vice President dan Head of Customer Service Business Group Amdocs Limited sejak 2008, adalah jebolan Angkatan Udara Israel. Ia bertanggung jawab atas proyek pengembangan sistem komputer untuk jet tempur F-15 dan pengembangan perangkat lunak untuk F-15 di Boeing.

Sedangkan Zohar Zisapel yang menduduki kursi dewan direksi Amdocs sejak Juli 2008 dan kini menjadi kepala komite inovasi dan teknologi pernah mengenyam karier di Departemen Pertahanan Israel dari 1978 hingga 1982. Ia juga menjadi Ketua Asosiasi Industri Elektronik Israel dari 1998 hingga 2001.


Anehnya Pak, penolakan terhadap Amdocs justru datang dari negara yang mayoritasnya non muslim:
Di beberapa negara, kehadiran Amdocs sempat diboikot lantaran dianggap sebagai kaki tangan Pemerintah Israel. Di Irlandia, misalnya, beberapa politikus mengirim petisi agar Eircom selaku perusahaan “halo-halo” nasional negeri itu menolak proposal yang diajukan konsorsium pimpinan IBM, lantaran konsorsium tersebut membawa serta Amdocs untuk menangani billing system.
“Konsorsium yang menggandeng Amdocs kami persilakan mundur dari kontrak dengan Eircom. Sebab perusahaan itu penyokong kebijakan pertahanan Israel, yang membunuh 1.400 orang Palestina dalam invasinya ke Jalur Gaza,” ungkap Kevin Squire, juru bicara Kampanye Solidaritas Palestina-Irlandia (IPSC) dan Gerakan Anti-Perang Irlandia

Lalu, mengapa kita yang mayoritas muslim justru membiarkan Amdocs menangani Telkom??
Ah, taruhlah kita bersikap pragmatis “Apa urusannya Palestina dengan kita?”Tapi, bahkan dengan sikap pragmatis pun, keterlibatan Amdocs tetap saja membahayakan keamanan dalam negeri. Menurut Gatra, Amdocs berpengalaman dalam menyadap telepon dan pencurian data penting intelijen AS untuk diserahkan ke Israel. Apa Bapak akan membiarkan data penting negara kita juga disadap Israel?

Mengapa Bapak mengatakan,Kami sudah meminta klarifikasi dari Telkomsel dan Kedutaan Besar Amerika, ternyata Amdocs terdaftar di New York Stock Exchange dan berkantor di Missiouri… Indonesia memang tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Karena itu, Indonesia tidak memiliki hubungan dagang dengan Israel dan tidak ada kantor perdagangan Israel di Indonesia. Tapi, kalau berdomisili di Amerika Serikat, meski sahamnya dimiliki orang Israel, sulit ditolak kehadirannya di sini.” ??

Mungkin saya yang bodoh dan kurang mengerti,  namun izinkanlah saya menanyakan tiga hal ini:
1. Jika organisasi kemanusiaan Irlandia saja menentang hubungan dengan perusahaan Israel ini, mengapa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dengan sila Pancasilanya “kemanusiaan yang adil dan beradab” ini rela membuka diri untuk ditunggangi oleh sebuah rezim penjajah?
2. Bukankah di era globalisasi ini wilayah tak lagi jadi masalah? Sebuah perusahaan bisa saja punya kantor pusat di mana saja, terdaftar di  bursa saham di mana pun. Yang penting dilihat adalah:  siapa pemiliki sahamnya, darimana karyawannya, kemana keuntungannya mengalir? Bukankah jelas-jelas Convergyst dan Amdocs dimiliki pengusaha Israel, karyawannya sebagian orang Israel, dan keuntungannya mengalir ke Israel?
Bukankah dalam selebaran-selebaran yang dibagi-bagikan kader-kader partai Bapak jelas-jelas tertulis: setiap rupiah yang kita belanjakan untuk membeli produk Zionis akan menjadi peluru untuk bangsa Palestina?
Kenapa logika yang sedemikian sederhana ini, dijungkirbalikkan dengan logika lain yang aneh “karena kedua perusahaan Israel itu listing di AS, kita tak bisa menolak kehadirannya di Indonesia”?
3. Bapak juga mengatakan tidak ada kantor perdagangan Israel di Indonesia. Apakah Bapak tidak tahu bahwa sejak tahun 2002, di Jakarta Selatan sudah dibuka kantor Indonesia-Israel Public Affairs Committee (IIPAC), dan IIPAC pada 29 Januari 2010 telah meresmikan peluncuran Indonesia Business Lobby? Mengapa tak ada tanggapan dari Bapak?

Sungguh, saya tak paham Pak. Saya mohon penjelasan dari Bapak.

Wassalamualaikum ww.

NB: surat ini ditulis oleh blogger bernama Muhammad Hendra S, dan dimodifikasi atas seizin penulisnya oleh Dina Y. Sulaeman.

http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/02/06/selamat-datang-israel-surat-untuk-pak-tifatul/

Mufti Agung Palestina Mengecam Serangan ke Masjidul Aqsha


Syaikh Muhammad Husain Mufti Agung Palestina mengecam keras serangan rezim Zionis ke Masjidul Aqsha.

Menurutnya, tindakan Israel ini adalah sebuah tindakan yang sangat berbahaya dan mengganggu warga muslim.

Menurut khatib Masjidul Aqsha ini, dengan merubah Bab al-Hadid menjadi tempat turis, Israel ingin melakukan Yahudisasi terhadap peninggalan-peninggalan Islam. Akhirnya, mereka akan membasmi seluruh jati diri Islami.

Syaikh Muhammad Husain meminta seluruh bangsa muslim untuk andil aktif dalam mencegah serangan-serangan Israel ini.

Urgensitas Mentauladani Sirah Rasulullah Saw dalam Mengenalkan Islam Sejati


PALESTINA - Kaum muslimin dengan mentauladani akhlak dan perangai mulia Rasulullah (Saw) dapat mengenalkan dengan baik tentang Rasulullah Saw dan Islam kepada masyarakat dunia dan ini adalah reaksi terbaik dalam menghadapi penistaan atas kesucian-kesucian Islam. 

Dr. Mahir Khadir, Hakim Mahkamah Agung Palestina, Anggota dewan Ulama dan Mubalig Quds al-Syarif dan Asisten Ketua Uni Budaya dan Inovasi saat wawancara dengan IQNA, dengan menjelaskan hal ini menegaskan, dengan menyelenggarakan konferensi dan kongres juga melalui media dan dialog rasional serta mimbar-mimbar masjid dan markas-markas Islam, kami dapat mengenalkan logika, pemikiran, ideologi Islam yang benar, perdamaian dan kecintaan agama suci ini kepada masyarakat dunia.

Dia menegaskan, dengan pemublikasian kembali karikatur yang menistakan Rasulullah Saw adalah sebuah ajakan perang dan provokasi emosional kaum muslimin dunia dan tindakan yang tidak patut ini akan menjauhkan dunia dari perdamaian, kecintaan dan koeksistensi, yang mana hal ini tidak diperbolehkan.
Anggota Dewan Ulama dan Mubalig Quds al-Syarif dengan mengisyaratkan reaksi-reaksi konstruktif di hadapan penistaan kesucian-kesucian Islam mengatakan, sejumlah aktivis muslim Inggris dalam tindakan-tindakan positif dengan menuliskan kalimat-kalimat dalam mendeskripsikan Rasulullah Saw di atas bus-bus London menegaskan bahwa Islam jauh dari terorisme; sebuah tindakan yang sangat bernilai dan sangat luhur bagi kami kaum muslimin, sebaliknya tindakan pemublikasian karikatur anti-Islam yang telah melukai sensitivitas jutaan kaum muslimin adalah hal yang sama sekali tidak ditegaskan oleh kami kaum muslimin, bahkan juga para pengikut agama manapun.

Selanjutnya, Dr. Mahir Khadir mengisyaratkan tentang tekat Amerika yang akan mengeluarkan undang-undang pembelaan terhadap agama dan mengintroduksikan, kami dan semua kaum muslimin sangat mencintai agama kami, Islam adalah agama perdamaian, cinta dan kasih sayang dan dalam agama suci ini menegaskan tentang urgensitas saling menghormati kepada selainnya dan juga kepada agama-agama lainnya; kami harap undang-undang ini dapat teraplikasi secara serius dan masyarakat dunia juga mengetahui urgensitas pemuliaan terhadap Islam dan kaum muslimin.

Hakim Mahkamah Agung Palestina menegaskan, namun perlu saya ingatkan bahwa tindakan-tindakan yang tidak patut ini harus dijawab secara logis dan jauh dari penistaan, menurut saya, kami harus menjawab pemikiran dengan pemikiran dan logika dengan logika dan dalam hal ini, berpegang teguh dengan perangai dan akhlak mulia Rasulullah (Saw) adalah permasalahan yang urgen.

Dr. Mahir Khadhir menegaskan, umat Islam harus bersatu dan integrative, jangan sampai mengizinkan perpecahan yang menyediakan ranah berkelompok-kelompok untuk penistaan terhadap Islam dan kesucian-kesuciannya.

Kasus Karikatur, Pemred The Jakarta Post Resmi Tersangka


Menurut Kantor Berita ABNA, Kepolisian Daerah Metro Jaya menetapkan Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Meidyatama Suryodiningrat sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Penistaan agama yang dimaksud terkait dengan gambar karikatur ISIS yang dimuat di Jakarta Post edisi 3 Juli 2014. Karikatur itu menggambarkan bendera berlambang tengkorak dengan kalimat tauhid di atasnya. "Penetapan status tersangka setelah penyidik memeriksa saksi ahli pidana, ahli agama, dan Dewan Pers," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, 11 Desember 2014 seperti dilansir tempo.co.

Maidyatama dijerat Pasal 156 huruf a KUHP tentang Penistaan Agama dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara. Pada pemeriksaan pekan depan, penyidik baru memutuskan, apakah akan dilakukan penahanan terhadap tersangka atau tidak.

Seperti deiketahui, sebelumnya, Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Korps Mubaligh Jakarta Edy Mulyadi melaporkan harian The Jakarta Post ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia dengan tuduhan penistaan agama.

Menurut Edy, permintaan maaf Pemimpin Redaksi The Jakarta Post saja tak cukup, jadi tetap harus dibawa ke ranah pidana. Menurut dia, langkah pelaporan itu dilakukan secara mandiri, tanpa rekomendasi dari pihak mana pun. Karikatur ISIS yang dimuat oleh Jakarta Post, dianggap telah menimbulkan keresahan di kalangan warga muslim.

AJI Tolak Penetapan Tersangka The Jakarta Post
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) meminta Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya untuk tidak menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum PIdana terhadapThe Jakarta Post. Ketua AJI Indonesia Suwardjono menilai karya jurnalistik tak seharusnya disidik dengan KUHP. AJI Indonesia menyatakan menolak penetapan tersangka itu.

"Seharusnya Kepolisian menggunakan UU Pers sebagai cara untuk menyelesaikan sengketa pemberitaan atau produk pers," kata Suwardjono melalui siaran pers, Jumat, 12 Desember 2014.

Dari penelusuran Liputan Islam, karikatur The Jakarta Post (TJP) yang menuai kontroversi, ternyata berasal dari media online berbahasa Arab yaitu Al-Quds.uk, yaitu portal berita perlawanan Palestina yang berafiliasi dengan pejuang Palestina dan Hizbullah. Al-Quds sendiri merujuk pada Masjidil Aqsa.

Usai ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penistaan agama oleh Polda Metro Jaya, Pemimpin Redaksi The Jakarta Post angkat bicara. Meidyatama Suryodiningrat menyatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi tersebut, dan saat ini masih dikaji.

"Kami terkejut (dengan penetapan sebagai tersangka), karena faktanya, kami tidak melakukan tindak pidana sebagaimana yang dituduhkan. Artikel yang kami rilis adalah bagian dari jurnalistik yang mengkritik kelompok ISIS, yang telah melakukan kekerasan atas nama agama. Artinya, karikatur ISIS tersebut tidak menghujat. Kita semua mengetahui bahwa ISIS adalah organisasi terlarang di Indonesia, dan terlarang juga hampir di seluruh dunia," jelas Meidyatama, seperti dilansir thejakartapost.com, 11 Desember 2014.

Lebih lanjut, Meidyatama mengungkapkan bahwa The Jakarta Post telah menerima pernyataan dari Dewan Pers Indonesia, yang menyatakan bahwa kasus itu hanya terkait dengan kode etik jurnalisme dan bukan merupakan masalah kriminal. "Kasus ini harus masuk dalam yurisdiksi Dewan Pers. Namun, kami menghormati proses yang sedang berlangsung dan kami akan mengikutinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tutupnya.

ISIS ITU APA, SIAPA ISIS, INILAH LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA ISIS


Oleh: Zulfikar Dwipa

ISIS (Islamic State Iraq and Syam) atau ISIL (Islamic State Iraq and Levant) adalah sebuah kelompok bersenjata, mengklaim sebagai Mujahidin, menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Mereka adalah para penganut sekte Wahabi bertopeng Sunni sempalan dari al Qaeda di Irak yang tak diakui.

Sesungguhnya ISIS menetapkan musuh utamanya adalah Syiah yang dianggap bukan Islam tapi justru ribuan Muslim, baik Sunni ataupun Syiah dibunuh oleh mereka di Suriah dan Irak. Bahkan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ sendiri sesama penganut sekte Wahabi, seperti Jabhah an Nushrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar as Syam dan al Qaeda pimpinan Ayman al Zawahiri juga diperangi ISIS.
Latar Belakang Terbentuknya ISIS

18 Maret 2003, AS dan Inggris dengan bantuan perusahaan militer AS di Arab Saudi menyerang Irak dan membunuh presidennya, Saddam Husain dengan tuduhan bahwa Irak punya senjata pemusnah massal. Meski tak pernah bisa membuktikannya, AS tak pernah mendapatkan sanksi tegas dari PBB dan semua negara di dunia. Artinya, PBB berada dicengkeraman AS dan tak peduli terhadap jutaan Muslim yang dianiaya dan dibunuh oleh AS, Myanmar, Wahabi, Israel, Boko Haram, Republik Afrika Tengah, China, dan tempat lainnya.

Sesungguhnya, AS dan Inggris tak akan meninggalkan Irak karena Irak kaya minyak. Oleh karena itu, AS menjadikan orang-orang Syiah sebagai para penguasa boneka di Irak sehingga mendapatkan pemberontakan oleh orang-orang ‘Sunni’. Ketahuilah, Irak, Suriah, Mesir, dan Libya sering berperang melawan Israel tapi justru 4 Negara Muslim tersebut diserang kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ dan Israel pun aman.

Hal ini juga disebabkan bahwa Timur dan Afrika Utara kaya minyak sehingga membuat Negara-negara Kapitalis seperti AS, Perancis, Inggris, dan sejumlah negara lainnya tergiur mengingat berbagai kendaraan berbahan bakar minyak dan juga untuk mengamankan Israel. Memang, pasca keruntuhan Khilafah Islamiyah, Kesultanan Turki Utsmaniyah/Ottoman Empire (1299-1923), dunia Islam selalu dilanda konflik berkepanjangan.

ISI (Islamic State Iraq) bersama al Qaeda, Jabhah an Nushra dan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya terlibat konflik melawan pemerintahan sah Suriah pimpinan Bashar al Asad menyebabkan ratusan ribu Muslim dan non Muslim meninggal. ISI pun berubah nama menjadi ISIS sejak 9 April 2013.

Memasuki tahun ke-3, kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ yang awalnya memerangi pemerintahan sah pimpinan Bashar al-Asad menjadi saling bermusuhan dan saling bunuh meski ditutupi oleh mereka dan Media-media Wahabi pendukung mereka dari Indonesia seperti Arrahmah.com, Voa-Islam.com, al-Mustaqbal.net dan shoutussalam.com

ISIS yang terdiri dari orang-orang Wahabi melawan orang-orang Wahabi yang tergabung dalam Jabhah an Nushra, Jabhah Islamiyah, Ahrar as Syam dan lainnya yang menyebabkan ribuan orang sesama penganut sekte Wahabi tewas. Jika mereka Mujahidin asli pastilah mereka bersatu dan melawan Israel bukan Suriah yang menjadi musuh utama Israel di Timur Tengah selain Hamas. Masalah ini seharusnya menjadi renungan umat Islam.

Sejak didirikan, ISIS pimpinan Abu Bakar al Baghdadi yang beranggotakan sekitar 30 ribu orang mengklaim telah merebut wilayah seluas 400 ribu km persegi di Suriah dan Irak atau lebih luas dari beberapa Negara Arab seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Yaman, dan Lebanon. Ayman al Zawahiri, pemimpin al Qaeda tak mengakui ISIS karena lebih brutal, kejam, dan tak manusiawi. Begitu pun dengan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya.


ISIS Memaksakan Klaim Sebagai Khilafah

Pada 1 Ramadhan 1435 Hijriah atau bertepatan dengan 29 Juni 2014 lalu, ISIS mengklaim sebagai Khilafah dan Abu Bakar al Baghdadi sebagai Khalifah setelah merebut Kota Mosul, Irak. Meskipun para Ulama dan Umat Islam seluruh dunia tak mengakuinya begitu pun Umat Islam di Indonesia kecuali para pemuda Muslim yang awam.

Alasan betapa mudahnya ISIS merebut Kota Mosul karena para tentara Irak tak menggubris laporan pejabat lokal sehingga tidak siap dan hanya sedikit tentara Irak yang melawan ISIS. Sungguh sangat aneh tapi nyata, ISIS pun lebih suka membunuh ribuan Muslim di Suriah dan Irak tapi tak akan mau melawan Israel yang tega membunuh Umat Islam Palestina. Seharusnya Umat Islam bertanya, ada apa dengan ISIS ?
ISIS Dibentuk 3 Negara untuk Mengamankan Israel

Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Nasional Amerika (NSA) yang mendapat perlindungan dari Rusia mengakui bahwa ISIS dibentuk oleh 3 negara yaitu AS, Inggris, dan Israel untuk memanggil semua ekstrimis di seluruh dunia dengan strategi yang disebut ‘sarang lebah’ sehingga bisa mengacaukan Negara-negara Arab dan menjaga Israel dengan slogan ‘Islam’. Dan, Abu Bakar al Baghdadi pun bernama asli Simon Elliot (Elliot Shimon), seorang Yahudi agen Mossad Zionis bidang spionase yang dilatih dan mendapatkan kursus teologi Islam di Israel. Nama palsu Simon Elliot yang terkenal adalah Ibrahim bin Awad bin Ibrahim bin al Badri Arradoui al Husain.

Hal ini pula diakui oleh istri Bill Clinton (mantan presiden AS), Hillary Clinton yang juga menjadi menteri luar negeri AS periode I pimpinan presiden Obama dalam bukunya ‘Hard Choice’ setelah mengunjungi 112 negara. Awalnya, IS (Islamic State) akan didirikan di Sinai, Mesir sesuai revolusi bergolak di Timur Tengah tapi kandas karena militer Mesir pimpinan Abdul Fatah al Sissi menggulingkan presidennya, Mohammed Mursi dari kalangan Ikhwanul Muslimin pada 3 Juli 2013 dalam Kudeta Mesir (30 Juni-7 Agustus 2013).

ISIS mengklaim sebagai Khilafah terbaru sejak keruntuhan Kesultanan Turki Utsmaniyah pasca Perang Dunia I (1914-1918) dan Abu Bakar al Baghdadi pun muncul pertama kali ketika berkutbah dalam Shalat Jum’at pada 14 Juli lalu di Kota Mosul dengan jenggot abu-abu, bergamis hitam dan bersorban hitam. Sejumlah Media Arab menyebut ISIS sebagai jama’ah Da’isy atau Dawa’sy.
ISIS Dapat Dukungan

Awalnya, kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ yang memerangi pemerintahan sah Suriah pimpinan presiden Bashar al-Assad mendapatkan dukungan dari sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Qatar tapi karena tidak kunjung berhasil melengserkan atau bahkan membunuh Bashar al-Asad. Kemudian Arab Saudi menyatakan ISIS dan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ lainnya sebagai teroris sejak Februari 2014.

Ada beberapa situs web pendukung ISIS di Indonesia, yang paling jelas dukungannya adalah Al-Mustaqbal.net, Voa-Islam.com, dan Shoutussalam.com . Ketiga situs web Wahabi di Indonesia ini gencar menyuarakan simpati dan dukungan sebagai pendukung dan penyebar propaganda ISIS di internet.
ISIS Dapat Penolakan di Mana-mana

Sebenarnya media-media online mainstream di Indonesia seperti Liputan6.com, Kompas.com, Tempo.co, Detik.com, dan Metronews.com tak memberitakan Konflik Berdarah Suriah secara massive kecuali sejak ISIS merebut Kota Mosul dan menghancurkan gereja dan juga mengancam kehidupan Umat Kristen di Irak. Apalagi ketika seorang anggota ISIS asal Indonesia bernama Abu Muhammad al Indonesy (nama palsu) mengajak Umat Islam untuk bergabung dengan ISIS via Youtube.com .

Para ulama dan Umat Islam khususnya di Indonesia menolak ISIS sebagai Khilafah Islamiyah begitu pun dengan kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ di Suriah seperti Jabhah an Nushrah dan Jabhah Islamiyah. Aparat Negara Indonesia akan mencabut kewarganegaraan orang yang mendukung dan tunduk pada ISIS. Para pendukung ISIS pun sedang diselidiki oleh aparat negara.

ISIS dengan para personil berambut gondrong sudah disinggung dalam pernyataan Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu kelompok ekstrim ini. Dalam literatur hadits Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja = Sunni), kitab Kanzul Ummal yang terhimpun oleh Ulama Besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah bernama al Muttaqi al Hindi riwayat no. 31530, Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata:

“Jika kalian melihat bendera-bendera Hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada, jangan beranjak dan jangan pula menggerakkan tangan dan kaki kalian (Artinya, tetap tenang, jangan menyambut seruan mereka, jangan larut dalam euforia mendukung pasukan itu), kemudian akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya, tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi (hati keras membatu jauh dari cahaya hidayah), mereka mengaku sebagai Ashabul Daulah (Pemilik Negara), mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada al Haq (kebenaran) tapi mereka bukan Ahlul Haq (Pemegang Kebenaran), namanya dari sebuah julukan, marganya dari nama daerah. Rambut mereka tak pernah dicukur, panjang seperti rambut perempuan. Jangan bertindak apapun sampai nanti terjadi perselisihan di antara mereka sendiri. Kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya”.
Jika ISIS buatan AS, Inggris, dan Israel, lalu mengapa AS menyerang ISIS di Irak ?

Ini pertanyaan mudah untuk dijawab denganbeberapa alasan. Ada 5 Alasan yaitu:

(1). AS sebagai pelindung dam penjaga terkuat dunia Kristen. Hal ini seperti Kekaisaran Romawi Barat (285-480) dan Kekaisaran Romawi Suci (962-1806) yang melindungi Katolik Roma dan Kekaisaran Romawi Timur (330-1453) dan Kekaisaran Rusia (1721-1917) melindungi Kristen Ortodoks. AS dan sekutunya di Eropa akan melindungi Umat Kristen. Hal ini bisa dibuktikan ketika Sudan Selatan lepas dari Negara Sudan dan Timor Leste lepas dari Indonesia atas dukungan AS, Australia, dan Eropa. ISIS telah menghancurkan gereja dan memaksa Umat Kristen untuk masuk Islam di Irak. Ketahuilah, Islam tak memaksa siapapun untuk memeluk Islam [Lihat, QS. Al Baqarah (2) : 256].

(2). Irak termasuk 20 negara kaya minyak di dunia dan pangkalan militer AS ada di Irak pula. Jika AS musuh ISIS pastilah ISIS digempur pula di Suriah oleh AS padahal Umat Islam menjadi korban kebiadaban kelompok-kelompok ‘Mujahidin’ kalangan Wahabi.

(3). Khilafah adalah negara pimpinan Khalifah pelindung Umat Islam yang disegani dunia. Ketika ISIS mengklaim sebagai Khilafah dan Abu Bakar al Baghdadi sebagai Khalifah pada 1 Ramadhan 1435 Hijriah (29 Juni 2014), respon AS dan Eropa terkesan membiarkannya. Israel secara brutal menyerang Palestina. Mengapa ISIS diam ? Karena ISIS adalah kelompok Wahabi yang lebih suka membunuh Umat Islam di Suriah dan Irak dengan segala tuduhan dan fitnah.

(4). AS dan Israel adalah 2 Negara Teroris yang telah membunuh jutaan Muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara melalui militer, politik, media, dan Wahabi. Banyak fakta membuktikan bahwa AS sering menciptakan kelompok-kelompok bersenjata dan melepaskannya di Negara-negara Muslim untuk berbuat onar. Ketika Negara-negara Muslim merasa kesulitan maka AS beserta Bank Dunia dan IMF menawarkan bantuan.

(5). AS bercita-cita menjadi Polisi Dunia yang akan membasmi teroris buatannya sendiri agar mendapatkan kedudukan lebih tinggi di dunia.

(Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Fitnah Wahabi (Nashibi) delete salah satu pembohongannya?

Pihak kami pernah mendedahkan salah satu pembohongan dalam page Rakyat Malaysia Bersama Revolusi Syria (RMBRS), kemungkinan gambar yang pernah mereka siarkan itu telah didelete kerana sudah tidak kelihatan lagi dalam page mereka.

Jikalau RMBRS tersilap, sila minta maaf, bertaubat dan segera berhenti menghasut.

Namun kami masih menyimpan rekod print screen page yang sudah tidak kelihatan itu:
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=510115202362988


Namun link gambar tersebut sudah tidak dapat dibuka lagi:


Sila lihat edisi pembongkaran tentangnya:
________________________

Ya Allah selamatkanlah umat Islam dari pembohongan Wahabi!


Akaun FB penyokong terrorist:
Rakyat Malaysia Bersama Revolusi Syria

Status:
MOGA DUNIA MENGERTI.

Kanak-kanak ini masih mampu mengukirkan senyuman walaupun kehidupan mereka dirobek oleh rejim Basyar.

Semoga mereka sentiasa dipelihara oleh Allah.

Tanggal pembohongan:
Yesterday (6/3/2013)
Jumlah likes (tertipu): 
1,011
Jumlah shares: 
203

Link: 
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=510115202362988
 
Diminta pihak polis segera bertindak terhadap page yang menipu dan menghasut rakyat Malaysia ini!

Hasil siasatan pihak kami, gambar tersebut sudah beredar pada tahun 2012 dan ianya menceritakan perihal Palestin!



*********
Roadshow syekh dari Palestina "Anak Palestina Memanggil Kita!"


NANTIKAN DAN HADIRI!

Roadshow syekh dari Palestina

"Anak Palestina Memanggil Kita!"

Program Mahasiswa Indonesia untuk membantu TK di Gaza
17-30 DESEMBER 2012
di beberapa kota:
- Jakarta
- Bogor
- Bandung
- Yogyakarta
- Solo
- Semarang
- Surabaya
- Malang

contact person: 0857 4618 0721


- FSLDK Indonesia feat Sahabat al Aqsha

kunjungi : 




Thanks and love

*********


**************

Sebenarnya ada lagi gambar yang belum anda delete:


Penerangannya di sini:

***********

Pembohongan terrorist Wahabi tentang Syria 0023

Seperti biasa terrorist Wahabi akan menggunakan apa saja cara yang difikirnya dapat menipu umat Islam, ternyata penyokong pengganas FSA di Malaysia juga terikut-ikut teknik propaganda tersebut!

Sila lihat gambar ini:



Akaun FB terrorist Wahabi:

The Syrian Revolution 2011 

الثورة السورية ضد بشار الاسد

Status:

 الجيــــــش الحـــــــر يسقــــط طائــــــرة مـيـــــغ قـــــرب مـنـطـقــة الجـــــربا بريــــف دمــــشــــــق.

"Tentera pembebasan menjatuhkan pesawat..."
  
Jumlah likes (tertipu): 2,431
Jumlah shares: 411
Tanggal pembohongan: 2 Disember 2012

Lihat juga di sini, penyokong pengganas FSA di Malaysia juga turut memuatkan gambar tersebut dengan cerita yang sama:



Akaun FB penyokong pengganas Wahabi: Rakyat Malaysia Bersama Revolusi Syria
Status: 
TERKINI :

Mujahidin Syria berjaya menembak jatuh sebuah pesawat tempur rejim Basyar. Pesawat tersebut sedang mengebom bandar-bandar sekitar Ghuthah, Dimasyq berdekatan lapangan terbang Dimasyq sebentar tadi.

Allahuakbar!
 


Jumlah likes (tertipu): 2,431
Jumlah shares: 411
 

Tanggal pembohongan: 14 Disember 2012 
Link:  https://www.facebook.com/photo.php?fbid=472117659496076&set=pb.308664102508100.-2207520000.1362028255&type=3&src=https%3A%2F%2Ffbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net%2Fhphotos-ak-ash4%2F430852_472117659496076_1470279899_n.jpg&size=764%2C609

Sebenarnya gambar tersebut sudah lama beredar dalam internet. Antaranya ialah web site Abunawaf.com dengan tarikh 29/6/2007:



Rujukan: http://www.abunawaf.com/mm-1419.html

************
dan gambar pesawat tersebut masih disebarkan kira-kira 2 jam yang lalu:


Begitu juga gambar ini, bila nak delete?:


Sila lihat penerangannya di sini:

*********
Pembohongan Seterusnya Tentang Syria

Diharap pihak Polis Diraja Malaysia (PDRM) dapat mengambil tindakan segera terhadap page yang menyokong pembohongan terrorist Wahabi kerana dikhuatiri tindakan mereka boleh mencetuskan konflik mazhab seterusnya mengancam keselamatan negara. Lihat, dengan bermodalkan gambar ngeri ramai pengikut mereka mula melaknat Syiah!, padahal gambar tersebut berkaitan dengan kekejaman Amerika di Iraq! Taktik inilah yang mereka sering guna untukpembohongan!



Akaun FB: Rakyat Malaysia Bersama Revolusi Syria
Status: SADIS. Perkara ini hanya di Syria. Kecewa kerana masih ada yang diam membisu dan menyokong rejim Basyar. Laknat Allah ke atas rejim Basyar di atas kezaliman yang mereka lakukan.

Jumlah likes (tertipu): 446 people like this
Jumlah shares: 498
Tanggal pembohongan: 7 Januari 2013
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=482382575136251

KEBENARAN :
Padahal gambar tersebut sudah tersebar sejak tahun 2004:


Link: http://item.liveleak.com/2/view?i=08b_1348225165
 
Dengan menggunakan isu Syria, akhirnya Wahabi berhasil menipu orang ramai untuk membenci Syiah, atau menyulut konflik Sunni Syiah:















Kepada mereka yang terpengaruh, bertaubatlah! janganlah kalian turuti langkah-langkah syaitan FSA. Jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka.

Mengenal Imam Syafi’i


Abu Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i yang kemudian terkenal dengan nama Imam asy-Syafi’i adalah pendiri dan pemimpin Mazhab Syafi’i dan Imam ketiga dalam mazhab Ahlusunnah. Nasab beliau sampai kepada Hasyim bin Abdul Muthalib kemenakan dari Hasyim bin ‘Abdu Manaf yang dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Syafi’ bin Saib yang hidup sezaman dengan Rasulullah saw.

Kebanyakan ahli sejarah mencatat bahwa Imam Syafi’i dilahirkan di kota Gaza, Palestina, namun ada juga yang berpendapat bahwa beliau lahir di Asqalan. Ada juga yang mengatakan Imam Syafi’i lahir pada tahun 150 H di Yaman dimana pada tahun ini wafat pula seorang ulama besar Ahlusunnah yang bernama Imam Abu Hanifah.

Sejak kecil Syafi’i telah kehilangan ayahnya. Kala itu beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan serba kekurangan. Imam Syafi’i mempelajari fikih dan hadis ketika di Mekkah dan untuk beberapa waktu beliau juga belajar syair, sastra bahasa (lughat) dan nahwu di Yaman. Sampai pada suatu waktu atas saran Mus’ab bin Abdullah bin Zubair, beliau pergi ke Madinah untuk menekuni ilmu hadis dan fikih. Diusianya yang relatif muda (sekitar 20 tahunan), beliau telah belajar kepada Imam Malik bin Anas, pendiri Mazhab Maliki.


Imam Syafi’i menuturkan masa lalunya seperti ini: Sewaktu saya belajar, guru saya mengajarkan kepada saya tentang Al-Qur’an dan saya pun menghafalnya. Saya ingat waktu itu guru saya pernah berkata: ‘Tidak halal bagi saya sekiranya mengambil imbalan dari kamu.” Dengan alasan tersebut, akhirnya saya meninggalkan guru tersebut. Sejak itu saya mengumpulkan potongan tembikar, kulit dan pelepah kurma yang agak besar sebagai sarana yang saya pakai untuk menuliskan hadis. Akhirnya, saya pergi ke Mekkah. Aku tinggal bersama kabilah Hudail yang terkenal dengan kefasihannya selama 17 tahun. Setiap kali mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain, aku pun mengikuti jejak mereka. Saat aku pulang ke Mekkah, aku telah menguasai banyak sekali disiplin ilmu. Waktu itu aku bertemu dengan salah seorang pengikut Zubair lalu salah seorang dari mereka berkata kepadaku: “Sangat berat bagiku melihat Anda yang begitu jenius dan fasih namun Anda tidak mempelajari fikih.” Tak lama setelah itu, mereka membawaku ke tempat Imam Malik.

Saya telah memiliki buku “Al-Muwatho’” Imam Malik dan cuma dalam waktu sembilan hari aku telah mempelajarinya. Kemudian saya pergi ke Madinah untuk belajar dan menghadiri majlis taklim Imam Malik.”
Imam Syafi’i tetap tinggal di kota Madinah sampai saat wafatnya Malik bin Anas. Kemudian beliau pergi ke Yaman dan beliau menghabiskan aktivitasnya di sana. Penguasa Yaman pada waktu itu seorang yang zalim dan bekerja sama dengan pemerintahan Harun ar-Rasyid, Khalifah Abassiyah. Dalam kondisi seperti itu, penguasa menangkap Imam Syafi’i dengan alasan dikhawatirkan beliau akan memberontak bersama Alawiyyin (keturunan Ali bin Abi Thalib) lalu beliau dibawa kepada Harun ar-Rasyid, tetapi Harun ar-Rasyid membebaskannya.

Muhammad bin Idris untuk beberapa waktu pergi ke Mesir dan kemudian pada tahun 195 H beliau mendatangi Bagdad dan mengajar disana. Setelah dua tahun tinggal di Bagdad, beliau kembali ke Mekkah. Tak lama setelah itu, beliau pergi lagi ke kota Baghdad dan dalam waktu yang cukup singkat tinggal di Bagdad. Pada tahun 200 H di penghujung bulan Rajab di usia 54 tahun beliau meninggal dunia di Mesir. Tempat pemakamannya di Bani Abdul Hakam berdekatan dengan makamnya para syuhada dan menjadi tempat ziarah kaum Muslimin, khususnya kalangan Ahlusunnah.
Salah satu murid Imam Syafi’i yang terkenal adalah Ahmad bin Hanbal, pendiri Mazhab Hanbali.

Karya-karya Imam Syafi’i
Imam Syafi’i memiliki banyak sekali karya berharga, di antaranya adalah:
1. Al-Umm
2. Musnad as-Syafi’i
3. As-Sunnan
4. Kitab Thaharah
5. Kitab Istiqbal Qiblah
6. Kitab Ijab al-jum’ah
7. Sholatul ‘Idain
8. Sholatul Khusuf
9. Manasik al Kabir
10. Kitab Risalah Jadid
11. Kitab Ikhtilaf Hadist
12. Kitab Syahadat
13. Kitab Dhahaya
14. Kitab Kasril Ard

Berhubung pusat pengajaran beliau berada di kota Bagdad dan Kairo, maka melalui dua kota tersebut secara perlahan Mazhab Syafi’i disebarkan oleh murid-muridnya ke negeri-negeri Islam lainnya, seperti Syam, Khurasan dan Mawara’u Nahr. Tetapi pada abad ke-5 dan ke-6 terjadi konflik keras antara para pengikut Syafi’i dan pengikut Hanafi di Bagdad dan juga pengikut Syafi’i dan Hanafi di Isfahan. Begitu juga para pengikut Syafi’i sempat bentrok dengan dengan para pengikut Syiah dan Hanafi pada zaman Yaqut dimana setelah itu mereka menguasai kota Rei.

Mazhab Syafi’i lebih dikenal dengan perpanduan antara ahli qiyas dan ahli hadis. Mazhab Syafi’i sekarang tersebar di Mesir, Afrika Timur, Afrika Selatan, Arab Saudi bagian Barat dan Selatan, Indonesia, sebagian dari Palestina dan sebagian dari Asia Tengah, khususnya kawasan Kurdistan.
Di antara ulama-ulama pengikut Mazhab Syafi’i yang terkenal adalah: Nasai’, Abu Hasan Asy’ari, Abu Ishaq Shirazi, Imamul Haramain, Abu Hamid Ghazali, dan Imam Rafi’i.

Palestina Akan Hentikan Interaksinya Dengan Israel Jika Draf Resolusinya Gagal


Aljir – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan bahwa Palestina akan menghentikan interaksinya dengan Israel jika draf resolusi penghentian pendudukan Israel yang telah diserahkan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal.

“Jika draf Arab berkenaan dengan Palestina yang telah diajukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk penghentian pendudukan ternyata tidak berjalan maka kami akan mengambil beberapa langkah politik dan hukum yang akan mendatangkan berbagai konsekuensi,” katanya di akhir kunjungan tiga harinya ke Aljir, ibu kota Aljazair, Selasa (23/12), sebagaimana dilansir kantor berita negara ini, APS.

Dia menambahkan, “Jika kami gagal maka kami akan menghentikan semua interaksi dengan pemerintah Israel, dan kami akan meminta mereka supaya bertanggungjawab karena mereka adalah negara pendudukan.”

Mahmoud Abbas juga menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh pihak Palestina tak lain adalah mendapatkan haknya sendiri, termasuk hak kepulangan pengungsi ke kampung halamannya dan pembebasan semua tahanan Palestina.

“Kami sudah bertekad, dan tidak akan pernah menyerah kepada dominasi rezim pendudukan ini.” tandasnya.

Dia juga menegaskan, “Fajar kebebasan akan terbit, dan negara Palestina dengan ibu kota Baitul Maqdis akan terbentuk.”

Draf Palestina yang diajukan kepada Dewan Keamanan PBB pada 17 Desember lalu menetapkan November 2016 sebagai batas akhir tenggat waktu penarikan pasukan Zionis dari wilayah pendudukan Palestina tahun 1967. Kendala utama bagi draf resolusi itu adalah penjatuhan veto oleh Amerika Serikat.

Terkait Berita: