(dari buku “The Synagogue of Satan” karya Andrew C. Hitchcock)
“Para bankir-bankir internasional lewat kegiatan
peminjaman modal yang bergerak bebas di bank-bank konvensional
benar-benar telah menghancurkan peradaban manusia di bumi,tempat di mana
anak cucu kita mencari sesuap nasi”
Nun jauh di negeri sana, sebuah gelombang kekuatan lahir, yang akan
mencengkeram dunia dari semua sudut. Politk, ekonomi, rekayasa militer,
propaganda, pembunuhan keji, ataupun menghancurkan kehidupan melalui
utang-utang perbankan dan monopoli uang dunia.
Fakta lainnya adalah saat ini, 90% orang Yahudi di dunia adalah
keturunan dari Khazar, atau yang lebih sering disebut sebagai Yahudi
Ashkenazi. Orang-orang ini berbohong kepada seluruh dunia bahwa tanah
Israel adalah tanah leluhur mereka, padahal kampung halaman sebenarnya
dari nenek moyang mereka ada di Georgia yang terletak 800 mil dari
Israel.
Dan apapun cerita yang telah kita dengar, pada saat masa inilah sejarah kehancuran peradaban manusia pun dimulai.
Mayer Amschel Rothschild
Zaman kelam ini dimulai tepatnya pada tanggal 23 Februari 1744,
ketika seorang pria Yahudi Ashkenazi (orang-orang Yahudi dari ras
Turki-Mongolia yang hidup berabad-abad lalu di Kerajaan Khazaria, yang
diintegrasi ke dalam kekaisaran Rusia), bernama Mayer Amschel Bauer,
putera dari Moses Amschel Bauer, dilahirkan di Frankfurt, Jerman. Pria
inilah kemudian yang akan menurunkan Dinasti Rothschild, kekuatan
dinasti uang dan propaganda anti-semit yang berhasil mendirikan Negara
Israel di tanah Palestina.
Mayer Amschel Bauer merubah namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild
setelah kembali ke Frankfurt pasca kematian ayahnya. Sebelumnya dia
menetap di Hanover, Jerman, dan bekerja di sebuah bank. Kembalinya Mayer
Amschel Rothschild ke Frankfurt untuk meneruskan usaha ayahnya yang
merupakan seorang peminjam uang (pemberi kredit) dan pemilik sebuah
rumah pembukuan.
Pada saat inilah, Mayer Amschel Rothschild mengendalikan pentingnya
“Heksagram Merah” ayahnya yang digantung di atas pintu masuk, yang
melambangkan atau diterjemahkan menjadi angka 666, yang dibawah
instruksi Rothschild akan menjadi bendera Israel sekitar 2 abad
kemudian.
Mayer Amschel Rothschild menikah dengan seorang wanita Yahudi
Ashkenazi yang bernama Gutle Schnaper, puteri dari Wolf Solomon
Schnaper, seorang pedagang kenamaan, Dari pernikahanya ini, dia
dikarunia 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Tabel Keturunan Mayer Amschel Rothschild:
NO
|
TANGGAL
LAHIR
|
NAMA
|
JENIS
KELAMIN
|
USIA
|
WAFAT
|
1
|
20 Agustus 1771
|
Schönche Jeannette Rothschild
|
P
|
88 thn
|
1859
|
2
|
12 Juni 1773
|
Amschel Mayer Rothschild
|
L
|
82 thn
|
6 Desember 1855
|
3
|
9 September 1774
|
Salomon Mayer Rothschild
|
L
|
81 thn
|
28 Juli 1855
|
4
|
16 September 1777
|
Nathan Mayer Rothschild
|
L
|
59 thn
|
28 Juli 1836
|
5
|
2 Juli 1781
|
Isabella Rothschild
|
P
|
80 thn
|
1861
|
6
|
29 Agustus 1784
|
Babette Rothschils
|
P
|
86 thn
|
1870
|
7
|
24 April 1788
|
Kalmann (Carl) Mayer Rothschild
|
L
|
67 thn
|
10 Maret 1855
|
8
|
1 Mei 1790
|
Julie Rothschild
|
P
|
25 thn
|
19 Juni 1815
|
9
|
1791
|
Henriette (“Jette”) Rothschild
|
P
|
75 thn
|
1866
|
10
|
15 Mei 1792
|
Jacob (James) Mayer Rothschild
|
L
|
76 thn
|
15 November 1868
|
Yang menarik dari Dinasti Rothschild adalah penetapan 6 hukum
keluarga, yang terdapat dalam surat wasiat Mayer Amschel Rothschild
setelah dia meninggal, yaitu:
- Jabatan kunci bisnis keluarga dipegang oleh anggota keluarga
- Anggota keluarga laki-laki yang boleh ikut dalam bisnis keluarga
- Keluarga Rothschild akan kawin dengan sepupu-sepupu pertama dan kedua untuk melestarikan kekayaan keluarga
- Inventaris publik mengenai tanahnya tidak boleh dipublikasikan
- Tidak ada tindakan hukum sehubungan dengan nilai warisan
- Putera tertua dari putera tertua menjadi kepala keluarga, dan hanya
bisa diubah setelah sebagian besar anggota keluarga menyetujui hal
lainnya.
Dinasti Rothschild di Amerika
1791: Keluarga Rothschild dapat
“mengendalikan uang suatu negara” lewat
Alexander Hamilton (utusan mereka di kabinet George Washington), ketika
mereka mengatur sebuah bank sentral di Amerika Serikat yang disebut
“First Bank of the United States”.
Bank ini didirikan dengan sebuah piagam 20 tahun. Kondisi ini jelas
berhubungan erat dengan pernyataan Mayer Amschel Rothschild pada tahun
1790:
“Cuma saya yang menerbitkan dan mengendalikan uang suatu negara dan saya tidak peduli siapa yang menulis hukumnya”.
1811: Setelah 20 tahun, piagam Bank of the United
States milik Keluarga Rothschild kadaluwarsa dan suara yang dipungut di
Konggres menentang pembaruannya. Hal tersebut membuat Nathan Mayer
Rothschild (anak ke-4 Mayer Amschel Rothschild) mengeluarkan ancaman
untuk memberi pelajaran kepada orang-orang Amerika dan membuat status
mereka menjadi kolonial lagi.
Nathan Mayer Rothschild
1812: Dengan didukung oleh uang Rothschild dan
perintah dari Nathan Mayer Rothschild, Inggris menyatakan perang
terhadap Amerika Serikat. Tujuan penyerangan ini untuk membuat Amerika
Serikat terlilit utang yang besar sehingga menyerah kepada Inggris dan
piagam Bank of the United States kembali diperbarui. Namun karena
Inggris masih sibuk melawan Napoleon, mereka tidak bisa mengalahkan
Amerika, dan perang pun berakhir pada tahun 1814 dengan Amerika tidak
terkalahkan.
1816: Konggres Amerika meluluskan sebuah rancangan
undang-undang yang mengizinkan satu bank sentral yang dikuasai
Rothschild, yang kemudian terkenal dengan sebutan “Second Bank of the
United States”, dengan sebuah piagam yang berlaku selama 20 tahun.
Setelah 12 tahun kemudian, Second Bank of the United States membuat
rakyat Amerika muak karena praktek manipulasi ekonomi dengan meraih
keuntungan besar dan merugikan rakyat, sehingga musuh-musuh bank ini
menominasi Senator Andrew Jackson untuk Tennessee agar mencalonkan diri
menjadi presiden.
Sialnya bagi Keluarga Rothschild, Jackson memenangkan pencalonan
presiden dan mulai memecat 2.000 orang dari 11.000 pegawai Pemerintah
Federal, sebagai aksi melawan bank Rothschild.
1832: Perlawanan Presiden Jackson semakin terlihat,
Second Bank of the United States yang dikuasai Rothschild meminta
Konggres meluluskan pembaruan piagam, 4 tahun lebih cepat. Konggres
menyetujui usulan tersebut yang menyebabkan Presiden Jackson memveto
rancangan undang-undang tersebut.
Pada bulan Juli tahun yang sama, Presiden Jackson maju untuk kedua
kalinya pada pencalonan presiden Amerika. Di sisi lain, Keluarga
Rothschild yang memusuhinya selama masa kampanye pemilihan presiden,
menghabiskan lebih dari 3.000.000 Dollar untuk membantu Senator Henry
Clay dari Partai Republik untuk mengalahkan Jackson, Meski kemudian,
Presiden Jackson memenangkannya dengan selisih suara yang amat banyak
pada November 1832.
Setelah terpilih, Presiden Jackson mulai memindahkan deposito
pemerintah dari Second Bank of the United States ke bank-bank yang
langsung dipimpin oleh bankir-bankir mandiri. Peristiwa ini menjadi
sejarah penting bagi Amerika karena Presiden Jackson adalah satu-satunya
Presiden yang pernah lunas membayar utang, dengan menebus angsuran
terakhir utang negara.
Andrew Jackson
1835: Perseteruan antara Presiden Jackson dan
Keluarga Rothschild, mengakibatkan aksi pembunuhan terhadap presiden.
Tapi ajaib, kedua pistol si pembunuh meleset. Belakangan Presiden
Jackson mengklaim tahu bahwa Keluarga Rothschild bertanggung jawab atas
usaha pembunuhan tersebut.
Bahkan si pembunuh bayaran, Richard Lawrence, yang dianggap tidak
bersalah dengan alasan gangguan jiwa, belakangan membual bahwa
orang-orang kuat di Eropa yang telah menyewa dia dan berjanji akan
melindunginya kalau dia tertangkap.
1836: Presiden Andrew Jackson berhasil melempar bank
sentral Rothschild keluar dari Amerika, setelah berakhir dan tidak
diperbarui kembali piagam bank tersebut.
Seiring perjalanan waktu, Dinasti Rothschild memiliki hasrat untuk
menguasai kembali Amerika, ditandai dengan perkembangan bisnis katun
antara kaum ningrat Amerika Selatan dan Pabrik katun di Inggris. Katun
itu diangkut dari Amerika ke Perancis dan Inggris dengan kapal-kapal
milik Rothschild.
1860: Keluarga Rothschild juga secara hati-hati
memanipulasi penduduk dengan berkonspirasi dengan politisi-politisi
setempat yang mereka genggam. Hal ini menyebabkan pemisahan diri
Carolina Selatan pada Desember 1860. Hanya beberapa minggu kemudian, 6
negara bagian lain bergabung dengan konspirasi melawan Serikat dan
membentuk sebuah negara pecahan “Confederate States of Amerika (Amerika
Sekutu)” dengan Jefferson Davis sebagai presidennya. Inilah awal dari
perseteruan Selatan dan Utara Amerika, buah dari hasil propaganda
Keluarga Rothschild.
1861: Propaganda Dinasti Rothschild terus berlanjut,
bahkan setelah Presiden Abraham Lincoln dilantik. Mereka memberikan
pinjaman kepada Napoleon III Prancis (sepupu Napoleon dari perang
Waterloo) sebesar 210 juta franc untuk merampas Meksiko, lalu
memangkalkan pasukan di sepanjang perbatasan Selatan Amerika Serikat,
mengambil keuntungan dari perang saudara Amerika. Sementara itu, Inggris
menyusul dengan menggerakkan 11.000 pasukan ke Kanada dan menempatkan
pasukan mereka di sepanjang perbatasan utara Amerika. Presiden Lincoln
tahu dia berada dalam masalah, bersama Sekretaris Bendahara, Salomon P.
Chase, mereka berangkat ke New York untuk mengajukan pinjaman yang
dibutuhkan untuk mendanai Departemen Pertahanan Amerika.
Keluarga Rothschild kemudian memberikan instruksi kepada bank-bank
Amerika yang dibawah kontrol mereka, untuk menawarkan pinjaman dengan
bunga 24 % sampai 26 %. Presiden Lincoln pun menolak ini seperti yang
mereka duga dan kembali ke Washington.
1863: Tsar Rusia, Alexander II (1855-1881), yang
juga memiliki masalah dengan Keluarga Rothschild karena menolak tawaran
terus-menerus untuk mendirikan bank sentral di Rusia, memberikan bantuan
tak terduga kepada Presiden Lincoln.
Sang Tsar membuat perintah, jika Inggris dan Perancis terlibat aktif
dan campur tangan dalam perang saudara Amerika dengan membantu Selatan,
Rusia akan memihak Presiden Lincoln. Lalu Sang Tsar mengirim sebagian
dari Armada Pasifiknya untuk berlabuh di San Fransisco dan sebagian
lainnya berlabuh di New York.
Dalam kurun waktu ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan salah
seorang dari keluarga mereka sendiri di Amerika, John D. Rockefeller
(salah seorang Rothschild lewat garis darah perempuan), untuk membentuk
bisnis minyak bernama “Standard Oil” yang pada akhirnya mengalahkan
semua pesaingnya.
1865: Tepatnya pada tanggal 14 April, atau setelah
41 hari setelah pelantikannya yang kedua, Presiden Lincoln ditembak oleh
John Wilkes Booth di Ford’s Theater. Dia meninggal akibat lukanya,
kurang dari 2 bulan sebelum perang saudara Amerika berakhir.
John Wilkes Booth
Lebih dari 70 tahun kemudian, cucu perempuan Booth yang bernama
Izola Forrester, memberikan bocoran di dalam bukunya tentang Booth,
“This One Mad Act”, bahwa Booth dipesan melakukan pembunuhan ini oleh
orang-orang kuat di Eropa (Keluarga Rothschild). Pernyataan ini
dikuatkan oleh seorang Jaksa Kanada bernama Gerald G. Mcgeer yang
mengatakan, bahwa pembunuhan Lincoln dilakukan oleh bankir-bankir
internasional (sebutan untuk Keluarga Rothschild karena setengah
kekayaan dunia mereka kuasai dari pusat-pusat perbankan yang mereka
miliki di seluruh dunia).
Menyusul satu masa latihan singkat di Bank London, Keluarga
Rothschild, Jacob Schiff (seorang Rothschild yang lahir di rumah mereka
di Frankfurt) tiba di Amerika pada usia 18 tahun dengan instruksi dan
uang yang diperlukan untuk membeli sebagian usaha rumah perbankan di
sana. Tujuannya adalah:
- Mendapatkan kendali sistem uang Amerika dengan mendirikan sebuah bank sentral.
- Mencari orang-orang yang akan menjadi antek-antek “Illuminati” dan
mempromosikan mereka ke posisi tinggi di Pemerintah Federal, Konggres,
Mahkamah Agung dan semua badan Federal.
- Membuat kelompok minoritas cekcok di seluruh penjuru negeri, khususnya isu perseteruan kaum kulit putih dan hitam.
- Membuat gerakan untuk menghancurkan agama di Amerika Serikat dengan Kristen sebagai sasaran utama
1869: Dalam kaitan persekongkolan ini, menarik untuk dicermati pernyataan Rabi Reichorn di pemakaman Rabi Besar Simeon Ben-Iudah:
“Berkat kekuatan dahsyat bank-bank internasional
kita, kita telah memaksa orang Kristen berperang tanpa jumlah. Perang
punya nilai istimewa bagi orang Yahudi, karena orang Kristen saling
membantai sehingga ada ruang lebih luas bagi kita orang Yahudi. Perang
adalah panen Yahudi, dan bank-bank Yahudi menjadi gemuk saat orang
Kristen berperang. Lebih dari 100 juta orang Kristen telah tersapu dari
muka bumi berkat perang, dan ini belum berakhir”.
Albert Pike
Guiseppe Mazzini
1871: Seorang Jenderal Amerika bernama Albert
Pike, yang telah terbujuk ikut “illuminati” oleh Guiseppe Mazzini
(seorang pemimpin revolusioner Italia, yang dipilih oleh “Illuminati”
untuk memimpin program revolusioner mereka di seluruh dunia),
menyelesaikan cetak biru militernya untuk 3 perang dunia dan berbagai
macam revolusi di seluruh penjuru dunia. Perang Dunia Pertama,
dipecahkan untuk menghancurkan Tsar di Rusia, sebagaimana dijanjikan
oleh Nathan Mayer Rothschild pada 1815. Perang Dunia Kedua, digunakan
untuk menyulut kontroversi antara Fasisme dan Zionisme politis dengan
penindasan Yahudi di Jerman. Ini adalah unsur terpenting untuk membawa
kebencian terhadap orang-orang Jerman. Dan Perang Dunia Ketiga,
dimainkan dengan menggerakkan kebencian terhadap dunia Muslim demi
mengadu dunia Islam dan Zionis politik.
Albert Pike sendiri adalah Komandan Besar Kedaulatan untuk Yurisdiksi
Selatan Scottish Rite of Freemasonry pada tahun 1859, yang merupakan
Freemason terkuat di Amerika.
1880: Utusan-utusan Rothschild mulai menyulut
rangkaian pembasmian ras di Rusia, Polandia, Bulgaria dan Rumania.
Pembasmian-pembasmian ini mengakibatkan dibantainya ribuan orang Yahudi,
menyebabkan sekitar 2 juta orang melarikan diri ke New York, Chicago,
Philadelphia, Boston dan Los Angeles. Namun, beberapa orang yang dibantu
dengan uang Rothschild mulai bermukim di Palestina.
Alasan-alasan pembantaian-pembantaian ini adalah menciptakan sebuah
basis Yahudi yang besar di Amerika. Lalu mereka dididik untuk memberikan
suara Demokrat. Dan sekitar 20 tahun kemudian, orang-orang terdepan
Rothschild seperti Woodrow Wilson terpilih ke kursi presiden untuk
menjalankan perintah Keluarga Rothschild.
Di Amerika, kekuatan Dinasti Rothschild juga menembus dunia
jurnalisme. Ini tergambar jelas dari pernyataan John Swinton, seorang
jurnalis ulung, yang marah dalam sebuah jamuan makan karena seseorang
mengajaknya bersulang untuk kebebasan pers:
“Saat ini dalam sejarah dunia, di Amerika tidak ada
yang namanya kebebasan pers. Kalian tahu itu dan saya tahu itu. Tidak
ada satu pun di antara kalian yang berani menulis pendapat kalian dengan
jujur, dan kalau kalian melakukannya, kalian sudah tahu bahwa pendapat
itu tidak akan pernah dicetak. Saya dibayar perminggu untuk menjauhkan
pendapat jujur saya dari koran tempat saya bekerja. Kalian juga ada yang
dibayar dengan harga serupa untuk hal-hal seperti itu, dan siapa pun di
antara kalian yang dengan bodohnya menulis pendapat jujur akan
terlantar di jalanan mencari pekerjaan baru. Kalau saya membiarkan
pendapat jujur saya muncul di salah satu terbitan koran saya, sebelum 24
jam pekerjaan saya sudah melayang. Tugas para jurnalis adalah
menghancurkan kebenaran, berdusta sama sekali, menyesatkan, memfitnah,
menjilat kaki dewa kekayaan dan menjual negara dan rasnya demi sesuap
nasi sehari-hari. Kalian tahu itu dan saya tahu itu, dan kebodohan apa
ini mengajak kita bersulang bagi kebebasan pers? Kita adalah alat-alat
pengikut orang-orang kaya di balik panggung. Kita adalah dongkrak,
mereka menarik benang lalu kita menari. Bakat kita, kemungkinan kita,
dan hidup kita semua, adalah milik orang lain. Kita adalah pelacur
intelektual”.
Jacob Schiff
1907: Seorang Rothschild, Jacob Schiff, kepala Kuhn
Loeb and Co., dalam sebuah pidato kepada Dewan Perniagaan New York,
memperingatkan:
“Kalau kami tidak mendapatkan sebuah bank sentral
dengan kendali yang cukup atas sumber kreditnya, negara ini akan
mengalami kepanikan uang yang paling parah dan luas jangkauannya dalam
sejarah”.
Mendadak Amerika terjebak di tengah-tengah krisis finansial yang
dikenal sebagai “Panik 1907″. Krisis tersebut lalu melumatkan kehidupan
jutaan orang Amerika.
1912: George R. Conroy, dalam majalah Truth terbitan
Desember, menggambarkan Jacob Schiff sebagai ahli strategi keuangan.
Dia bahu-membahu bersama Kelurga Harriman, Keluarga Gould dan Keluarga
Rockefeller di semua perusahaan rel kereta api dan telah menjadi
kekuatan dominan dalam bisnis rel kereta api dan kekuatan finansial
Amerika.
Jacob Schiff juga mendirikan ADL atau Anti-Demafation League (Liga
Anti-Penistaan) sebagai cabang B’nai n B’rith (didirikan oleh
orang-orang Yahudi di New York City sebagai sebuah kelompok lokal Mason)
di Amerika Serikat. Organisasi ini diciptakan untuk mengidentifikasi
orang-orang yang menentang tindakan-tindakan ilegal orang-orang elit
Yahudi atau konspirasi global Rothschild sebagai “Anti-Semit” dan
menentang ras Yahudi secara keseluruhan.
1913: Tepatnya tanggal 31 Maret, J. P Morgan
(penguasa Wall Street) meninggal. Dia dikira sebagai orang terkaya di
Amerika, tapi wasiatnya mengungkapkan bahwa dia hanya memiliki 19 %
perusahaan J. P Morgan. Sedangkan 81 % sisanya dimiliki oleh Keluarga
Rothschild.
Pada tahun yang sama, orang-orang Yahudi mendirikan bank sentral
terakhir di Amerika yang masih berdiri sampai sekarang ini, yaitu
“Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara”, untuk mendapatkan dukungan
dari publik, mereka dengan kurang ajar menyatakan bahwa sebuah bank
sentral yang bisa mengekang inflasi dan depresi. Padahal, bank sentral
didirikan untuk memanipulasi asupan uang untuk menyebabkan inflasi dan
depresi.
Penting untuk dicatat, bahwa Federal Raserve atau Bank Cadangan
Negara adalah perusahaan swasta, bukan Federal dan tidak punya cadangan
apapun. Dan diperkirakan bahwa labanya melebihi 150 miliar Dollar
pertahun, tapi Federal Reserve tidak pernah sekalipun dalam sejarah
menerbitkan laporan keuangannya. Beberapa bukti telah tersingkap tentang
siapa sebenarnya yang memiliki Federal Reserve, yaitu bank-bank berikut
ini:
- Rothschild Bank of London
- Warburg Bank of Hamburg
- Rothschild Bank of Britain
- Lehman Brothers of New York
- Lazard Brothers of Paris
- Kuhn Loeb Bank of New York
- Israel Moses Seif Banks of Italy
- Goldman Sachs of New York
- Warburg Bank of Amsterdam
- Chase Manhattan Bank of New York
Semua ini adalah Bank Rothschild.
1919: Pada tanggal 30 Mei, sebuah pertemuan tambahan
dari “Konferensi Perdamaian Versailles” diadakan di Hotel Majestic di
Paris. Di sana diputuskan bahwa sebuah organisasi akan didirikan untuk
memberikan nasehat (mengendalikan) apa yang dilakukan pemerintah.
Lembaga ini disebut “Institute of International Affairs (Lembaga Urusan
Internasional)”, yang akan bermetamorfosis menjadi 2 cabang:
- Royal Institute of International Affairs (RIIA) di Inggris pada tahun 1920, dan
- Council on Foreign Relations (CFR) di Amerika Serikat pada tahun 1921
Menariknya, tuan rumah Konferensi Perdamaian Versailles dan ketua
pertemuan tambahan dari konferensi ini adalah Baron Edmond de
Rothschild. Baron Edmond de Rothschild adalah anak termuda dari Jacob
(James) Mayer Rothschild (putera bungsu dari Mayer Amschel Rothschild),
hasil dari pernikahannya dengan dengan kopanakannya sendiri, Betty von
Rothschild, anak perempuan Salomon Mayer Rothschild (Putera ke-3 dari
Mayer Amschel Rothschild).
Di samping itu, munculnya CFR (Council of Foreign Relations atau
Dewan Hubungan Luar Negeri) di Amerika di bawah perintah Jacob Schiff,
yang didirikan oleh orang Yahudi Ashkenazi, yaitu Bernard Baruch dan
Kolonel Edward Mandell House. Keanggotaan CFR pada awalnya sekitar 1.000
orang di Amerika Serikat. Keanggotaan ini termasuk bos-bos industri di
Amerika, semua bankir internasional berbasis Amerika dan kepala semua
yayasan mereka yang bebas pajak. Pada dasarnya mereka adalah semua orang
yang memberikan modal yang diperlukan bagi siapa pun yang ingin
mencalonkan diri untuk kursi Konggres, Senat atau Presiden.
Tugas pertama CFR adalah mendapatkan kendali pers. Tugas ini
diberikan kepada John D. Rockefeller yang mendirikan sejumlah majalah
berita nasional seperti Life and Time. Rockefeller mendanai Samuel
Newhouse (seorang Yahudi) untuk membeli dan mendirikan secara
besar-besaran serentetan surat kabar di seluruh penjuru negeri. Dia juga
mendanai orang Yahudi lainnya, Eugene Meyer, yang akan membeli banyak
penerbitan seperti Washington Post, Newsweek dan The Weekly Magazine.
John D. Rockefeller
Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara mengklaim bahwa mereka akan
melindungi negara terhadap inflasi dan depresi. Namun antara tahun 1929
dan 1933, mereka mengurangi asupan uang sampai 33 %. Bahkan Milton
Friedman, pakar ekonomi pemenang penghargaan nobel, menyatakan hal
berikut ini dalam sebuah wawancara radio pada Januari 1996:
“Federal Reserve jelas menyebabkan depresi besar yang
menyusutkan jumlah uang yang beredar sampai sepertiganya dari 1929
sampai 1933″.
Di saat depresi besar ini terjadi, jutaan Dollar Amerika dihabiskan
untuk membangun ulang Jerman akibat kerusakan yang diderita selama
Perang Dunia I, untuk persiapan Keluarga Rothschild berikutnya yaitu
Perang Dunia II.
Menariknya, uang yang dipompakan ke Jerman untuk membangunnya sebagai
persiapan Perang Dunia II masuk ke bank-bank German Thyssen yang
berafiliasi dengan kelompok Harriman yang dikendalikan oleh Keluarga
Rothschild di New York.
Antara tahun 1930 dan 1935, Elizabeth Donnan menerbitkan bukunya yang
terdiri dari 4 jilid, “Document Illustrative of the History of the
Slave Trade to America (Dokumen Bergambar tentang Sejarah Perdagangan
Budak ke Amerika)”. Buku ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mendominasi
perdagangan budak Afrika ke Amerika dan setidaknya 15 kapal yang
digunakan untuk mengangkut para budak dimiliki oleh Yahudi, beberapa di
antaranya sangat erat berkaitan dengan Keluarga Rothschild. Untuk menipu
pihak berwenang bahwa tidak ada orang Yahudi yang terlibat, mereka
sering mengganti semua kru dan kapten non-Yahudi.
1936: Pada 3 Oktober, seorang pejabat Konggres dari
Partai Republik, Louis T. McFadden, Ketua House Banking and Currency
Committee (Komite Rumah Perbankan dan Mata Uang) diracun sampai mati.
Ini adalah usaha pembunuhan ketiga terhadap dirinya. Sebelumnya dia
pernah selamat dari keracunan dan ditembak dengan senjata api. McFadden
adalah pengkritik setia Federal Reserve dan kelompok kriminal Yahudi
yang ada dibaliknya.
Di Bretton Woods, New Hampshire, IMF dan Bank Dunia (awalnya disebut
International Bank for Reconstruction and Development atau IBRD – nama
Bank Dunia baru diadopsi mulai 1975) disetujui dengan keikutsertaan
penuh Amerika Serikat.
IMF diberikan kuasa untuk menerbitkan sebuah uang perintah dunia yang
bernama “Special Drawing Rights (Hak Tarik Istimewa) atau SDR’s”.
Negara-negara anggota pada akhirnya akan ditekan untuk membuat mata uang
mereka sepenuhnya bisa ditukar dengan SRD’s.
IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya, yang juga merupakan kepala
bank-bank sentral yang berbeda atau kepala departemen-departemen
bendahara bermacam-macam negara yang dikuasai oleh bank-bank sentral
mereka. Kekuatan pemungutan suara di IMF juga memberikan Amerika Serikat
dan Inggris (Federal Reserve dan Bank of England – kedua-duanya
dikuasai Kelurga Rothschild) kendali penuh atas dirinya.
1948: Pada musim semi tahun ini Keluarga Rothschild
menyogok Presiden Harry S. Truman (Presiden ke-33 Amerika Serikat,
1945-1953) untuk mengakui Israel sebagai negara berdaulat dengan 2 juta
Dollar yang mereka berikan padanya untuk rangkaian kampanyenya.
Pada tengah malam 14 Mei 1948, negara Israel secara resmi
diproklamirkan di Tel Aviv, sebelas menit kemudian Presiden Truman
menyatakan Amerika Serikat sebagai negara asing pertama yang
mengakuinya.
John F. Kennedy
1963: Pada 22 November, Presiden John F. Kennedy
dibunuh oleh Keluarga Rothschild. Mungkin di antara alasan yang utama
dibunuhnya Kennedy adalah fakta bahwa dia memastikan kepada Perdana
Menteri Israel, David Ben-Gurion, bahwa dalam keadaan apapun dia tidak
akan setuju Israel menjadi negara nuklir. Surat kabar Israel, Ha’aretz,
pada tanggal 5 February 1999 dalam sebuah ulasan tentang sebuah buku
Avner Cohen yang berjudul “Israel and the Bomb”, menyatakan:
“Pembunuhan Presiden Amerika John F. Kennedy mendadak
mengakhiri tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika
terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini
menyiratkan bahwa kalau Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel
dewasa ini bisa membuat nuklir”.
J. William Fulbright
1973: Pada 15 April, Senator Demokrat dari Arkansas,
J. William Fulbright, menyatakan hal berikut ini di televisi CBS,
sehubungan dengan kekuatan Yahudi di Amerika:
“Senat Amerika Serikat tunduk kepada Israel, Israel mengendalikan
Senat. Ini sudah sangat sering ditunjukkan, dan inilah yang membuat
pemerintah kesulitan”.
Pada tahun ini juga, George J. Laurer, seorang pegawai IBM yang
dikendalikan oleh Keluarga Rothschild, menciptakan UPC (Universal
Product Barcode) yang pada akhirnya akan dipasang pada setiap barang
yang diperdagangkan di seluruh dunia dan membawa nomor 666 (Heksagram
Merah Mayer Amschel Rothschild).
Paul Findley
1993: Mantan penjabat Konggres Paul Findley,
menerbitkan bukunya yang berjudul “Deliberate Deceptions: Facing the
Fact About the U.S-Israeli Relationship (Muslihat yang Disengaja:
Menghadapi Fakta tentang Hubungan AS-Israel)”. Di dalam buku ini dia
menulis daftar 65 Resolusi Anggota PBB yang menentang Israel dari
periode 1955 sampai 1992, dan Amerika Serikat memveto 30 Resolusi demi
Israel. Kalau AS tidak membuat veto, ada 95 Resolusi yang menentang
Israel. Namun, 65 Resolusi yang menentang Isarel tersebut, berjumlah
lebih banyak dari semua Resolusi yang diluluskan untuk menentang
negara-negara lain jika digabungkan sekaligus.
Israel tidak peduli dengan pandangan PBB, jika anda mau
mempertimbangkan bukti yang pernah ada, bahwa kurang dari 2 minggu
setelah serangan Israel terhadap USS Liberty (serangan yang dirancang
untuk mengkambinghitamkan Mesir, sehingga AS terdorong untuk berperang
melawan Mesir), Menteri Luar Negeri Israel, Abba Eban, membuat
pernyataan tentang PBB, sebagaimana yang dilaporkan The New York Times
pada 19 Juni 1967:
Abba Eban
Lord Harrington
“Kalau pun General Assembly (Majelis Umum) memungut suara
sampai 121 suara berbanding 1 mendukung Israel kembali ke garis gencatan
senjata (perbatasan pra-Juni 1967), Israel akan menolak tunduk terhadap
keputusan tersebut”.
“Mereka adalah peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia.
Konsekuensinya adalah negara-negara di dunia mengerang diinjak
sistem-sistem pajak dan utang negara yang besar. Mereka adalah musuh
terbesar bagi kebebasan”. (Lord Harrington)
1995: Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor
Ostrovsky, yang menerbitkan 2 buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan
Mossad, muncul di acara pagi televisi Kanada, Canada AM, bersama
jurnalis Israel bernama Yosef Lapid, mantan Kepala Televisi Israel, via
hubungan satelit. Yosef Lapid memanggil Mossad untuk mencari Ostrovsky
di Kanada untuk membunuhnya, karena telah menulis 2 buku yang
membocorkan kegiatan mereka ini. Karena Mossad Israel tidak bisa
membunuh Ostrovsky di Kanada tanpa menyebabkan insiden diplomatis. Yosef
Lapid mengatakan secara langsung di acara itu, bahwa:
“Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada yang mau melakukan tugas itu untuk kita”.
Victor Ostrovsky
Ostrovsky memutuskan untuk menuntut Yodef Lapid di Pengadilan Kanada
karena menghasut publik untuk membunuhnya. Namun, Ostrovsky tidak bisa
menemukan pengacara satu pun di Kanada yang mau mengambil kasus itu.
1996: Pada 12 Mei, Duta Besar PBB sekaligus seorang
Yahudi Ashkenazi, Madeleine Albright, ketika muncul di program 60
minutes, ditanya oleh Koresponden Lesley Stahl, sehubungan dengan
tahun-tahun Amerika Serikat memimpin sanksi ekonomi terhadap Irak:
Madeleine Albright
“Kami telah mendengar bahwa setengah juta anak meninggal.
Maksudku, itu lebih banyak dari anak yang meninggal di Hiroshima. Lalu,
anda tahu, bahwa harga itu sepadan?”
Jawaban Duta Besar Madeleine Albright adalah:“Menurut saya itu pilihan yang sangat sulit, tapi harga itu sepadan”.
Komentarnya tersebut tidak menimbulkan protes dari publik.
Sesungguhnya, Holocaust setengah jutan Irak secara positif dikagumi oleh
Pemerintah Amerika Serikat. Karena kurang dari 8 bulan kemudian,
Presiden Bill Clinton menunjuk Madeleine Albright sebagai Menteri Luar
Negeri.
Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan:
Marlon Brando
“Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Hollywood dimiliki
oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang
persoalan yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka
eksploitasi kepada orang-orang itu”.
Akibat pernyataan ini, Jewish Defense League (Liga Pertahanan Yahudi)
langsung meminta agar Marlon Brando dibuang dari Hollywood Walk of
Fame. Tapi, karena takut diprotes publik, Hollywood Chamber of Commerce
(Majelis Perdagangan Hollywood) menolak melakukannya.
Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai kehidupan Amerika, di antaranya:
Washington Post melaporkan bahwa intelijen Amerika Serikat telah
menyadap sebuah percakapan. Di dalam percakapan tersebut, dua Pejabat
Israel membahas kemungkinan mendapatkan surat rahasia yang telah ditulis
oleh Sekretaris Bendahara Luar Negeri waktu itu, Warren Christopher,
kepada Pemimpin Palestina, Yasser Arafat.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Martin Indyk, mengeluh
secara pribadi kepada Pemerintah Israel tentang pengawasan tidak
bijaksana yang dilakukan oleh Badan Intelijen Israel.
Agen-agen Israel memasang penyadap pada telepon seorang Yahudi
Ashkenazi sekaligus anak seorang Rabi, Monica Lewinsky, di Watergate dan
mereka menyadap sesi seks telepon antara wanita itu dan Presiden Bill
Clinton. Laporan Ken Starr menegaskan bahwa Clinton memperingatkan
Lewinsky bahwa percakapan mereka direkam, dan kemudian Clinton
mengakhiri perselingkuhan tersebut.
Kofi Annan
Nane Lagergren
Kofi Annan menjadi Sekretaris Jenderal PBB yang bermarkas di New
York City. Isterinya adalah Nane Lagergren, seorang Rothschild dari
Swedia, yang dinikahi pada tahun 1984.
Di Los Angeles, sebuah penyelidikan narkoba besar tingkat lokal,
telah membuat daerah dan negara menjadi bermasalah. Tersangka dalam
penyelidikan ini adalah jaringan kejahatan Israel yang beroperasi di New
York, Miami, Las Vegas, Kanada, Israel dan Mesir. Jaringan kejahatan
Israel ini terlibat dalam pengedaran narkoba dan ekstasi, begitu juga
penipuan kartu kredit dan komputer yang rumit terhadap golongan pekerja
kantoran. Yang mengagetkan para opsir penyelidikan, orang-orang Israel
yang diselediki ternyata mengawasi pager/beeper, ponsel bahkan telepon
rumah para penyelidik. Para penyelidik kemudian mencari tahu dari mana
informasi ini mungkin berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini
bersangkutan dengan Firma Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa
rekening telepon di Amerika Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil
telepon mereka sendiri tentang bagaimana mereka disadap, mereka
menemukan bahwa kontraktor utama mereka adalah Converse Infoys, Firma
Israel lainnya yang bekerja dekat dengan Pemerintah Israel.
Bill Clinton
1998: Pada 31 Oktober, berdasarkan instruksi dari
kelompok PNAC (Project for a New American Century – Proyek untuk Abad
Amerika Baru), Presiden Bill Clinton menandatangani Hukum H. R. 4655,
yaitu “Iraq Liberation Act (Undang-Undang Pembebesan Irak)” yang
mendukung usulan perubahan rezim di Irak.
Bagaimana pun, sejarah memberi tahu kita kelompok PNAC sebenarnya
tidak kreatif. Memang, pada Februari 1990, seorang Sayan Mossad di New
York menjejalkan suatu cerita palsu ke ABC Television bahwa Saddam
Husein punya pabrik uranium di Irak untuk menarik perhatian atas
“Senjata Pemusnah Masal” Saddam Husein, satu tahun sebelum perang
Amerika di Irak.
2000: Pada bulan April, Jacob “Cookie” Orgad,
sebagai mantan agen Mossad ditangkap karena menjalankan salah satu
operasi penyelundupan ekstasi terbesar dalam sejarah Amerika. Operasi
ini mengantarkan ratusan juta Dollar dalam bentuk narkoba illegal yang
diproduksi di Belanda, ke kota-kota di seluruh Amerika Serikat.
Di Argentina, IMF mengharuskan negara ini mengurangi defisit anggaran
pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada saat itu menjadi 4,2 miliar
Dollar pada tahun berikutnya, 2001, yang menyebabkan pengangguran di
Argentina sebesar 20 % penduduk usia kerja. Lalu mereka menambah
tuntutannya menjadi defisit harus dihapuskan. IMF menawari Argentina
beberapa gagasan untuk mencapai ini, dengan mengurangi program
ketenagakerjaan darurat pemerintah dari 200 Dollar perbulan menjadi 160
Dollar sebulan.
Mereka juga meminta pemotongan gaji 12 % – 15 % bagi pegawai negeri
dan pemotongan pensiun bagi orang tua sebanyak 13 %. Keduanya berdampak
bagi banyak orang. Pada Desember 2001, orang-orang Argentina kelas
menengah (secara harfiah) muak berburu di jalanan mencari sampah untuk
dimakan. Mereka mulai rusuh dan membakar Buenos Aires.
2001: Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11
September, yaitu serangan terhadap WTC (World Trade Center) dan Pentagon
yang disusun dengan hati-hati oleh Israel dengan keterlibatan Inggris
dan Amerika, dibawah perintah Keluarga Rothschild. Kejadian ini mereka
lakukan untuk mengkambinghitamkan Muslim sebagai “Teroris”. Ini adalah
babak pertama untuk memicu Dunia Barat agar berperang dengan Dunia Arab,
demi Yahudi. Dan perang melawan teroris di negara-negara Muslim pun
dimulai.
Mereka menggunakan serangan-serangan ini untuk mendapatkan kendali
atas beberapa negara di dunia yang tidak mengizinkan bank-bank sentral
Rothschild. Dengan demikian, kurang dari sebulan setelah kejadian ini,
Amerika Serikat menyerang Afghanistan, satu dari hanya tujuh negara pada
saat itu di dunia yang tidak memiliki bank sentral yang dikendalikan
oleh Rothschild. Negara ini didominasi penduduk Muslim yang menolak ikut
serta dalam sistem simpan-pinjam uang (Riba), sesuatu yang telah
membuat orang-orang Israel gusar selama ratusan tahun.
Jack Abramoff
Mohamed Atta
Kurang dari seminggu setelah serangan 11 September, tepatnya pada 5
September 2001, orang yang katanya Ketua Pembajak, Mohamed Atta, dan
beberapa pembajak lainnya melakukan kunjungan ke salah satu perahu
kasino seorang pelobi pro-Israel, seorang Yahudi Ashkenazi bernama Jack
Abramoff. Tidak ada penyelidikan dilakukan tentang apa yang mereka
lakukan di sana. Menariknya, 7 orang dari 19 orang (yang katanya)
pembajak yang disalahkan melakukan serangan pada 11 September, ternyata
masih hidup. Beberapa orang malahan muncul di Kedutaan Besar Amerika
Serikat di negara-negara Arab.
Pada serangan 11 September juga, terdapat 5 orang Israel yang
menyamar dalam pakaian Arab ditangkap karena menari dan bersorak sambil
merekam menara WTC yang runtuh. Disewa oleh Urban Moving System (Sistem
Perpindahan Kota), sebuah daerah Mossad Israel, orang-orang Israel ini
tertangkap punya banyak paspor, satu van teruji positif mengandung
peledak dan banyak uang tunai. Akibat penangkapan ini, Walikota
Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri Israel), Ehud Olmert,
secara pribadi menelepon Walikota New York City, Rudi Giuliani,
menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan serangan
teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.
Dua dari lima orang Israel ini belakangan terungkap ternyata Mossad,
bertentangan dengan klaim Olmert, ketiga orang lainnya dengan kuat
dicurigai Mossad juga. Begitu laporan-laporan saksi melacak kegiatan
orang-orang Israel itu, terungkap bahwa mereka terlihat di Taman Liberty
pada saat tubrukan pertama. Laporan ini menduga bahwa mereka sudah tahu
apa yang akan terjadi.
Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh FBI, lalu diam-diam dikirim
kembali ke Israel. Para petugas yang menangkap mereka dari Departemen
Kepolisian New Jersey diperintahkan agar tidak membahas penangkapan
mereka.
Kelima orang Israel yang menari dan menyoraki runtuhnya WTC,
belakangan muncul di radio dan televisi Israel. Di sana mereka
menyatakan bahwa mereka berada di New York City pada 11 September untuk
“mendokumentasikan peristiwa tersebut” karena Amerika belum pernah
mengalami serangan seperti itu di daratannya.
Dua jam sebelum serangan 11 September, Odigo, sebuah perusahaan
Israel dengan kantor-kantornya yang bertempat hanya beberapa blok dari
menara WTC, menerima sebuah peringatan pendahuluan akan serangan
tersebut lewat pesan instan internet. Manajer New York Office memberikan
FBI alamat IP pengirim pesan tersebut, tapi FBI tidak
menindaklanjutinya.
Sekitar 200 orang Israel yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan
pemindahan Israel, yang dicurigai merupakan garis depan intelijen
Israel, yang sangat aktif di WTC beberapa bulan sebelum serangan, lalu
ditangkap karena dicurigai terlibat ketika sisa ban ditemukan di
beberapa van pembuangan yang mereka gunakan. Namun, di bawah perintah
langsung Pejabat Departemen Peradilan Amerika Serikat, Michael Chertoff,
mereka dideportasi ke Israel akibat “Pelanggaran Visa”. Chertoff adalah
seorang warga negara ganda AS/Israel yang ayahnya seorang Rabi dan
ibunya adalah salah satu pekerja pertama Mossad, lalu kemudian dia
memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim yang tidak berkaitan dengan
kejadian WTC.
Dr. Philip Zack
Pada 12 September, The Yerussalem Post diam-diam memperingatkan
kemungkinan teurngkapnya Israel sebagai pelaku serangan 11 September.
Surat kabat tersebut menampilkan sebuah cerita bahwa 2 orang Israel
meninggal pada saat pesawat terbang dibajak, dan 4.000 orang menghilang
di WTC. Seminggu kemudian, sebuah stasiun televisi Beirut melaporkan
bahwa 4.000 pegawai WTC yang merupakan orang Israel tidak hadir pada
hari serangan itu. Ini tampaknya menegaskan cerita di the Yerussalem
post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa nama yang berisi virus
antraks dikirim ke berbagai politisi dan eksekutif media. Akibat
terjangkit virus antraks dalam surat-surat ini, 5 orang meninggal dunia.
Seperti serangan 11 September, serangan ini langsung disalahkan kepada
Al-Qaeda, sampai diketahui bahwa virus antraks yang dijadikan senjata
tersebut, dibuat oleh laboratorium militer Amerika Serikat.
FBI kemudian mengetahui bahwa tersangka utama surat-surat antraks ini
adalah orang Yahudi Ashkenazi, Dr. Philip Zack, yang pernah dicerca
beberapa kali oleh para pegawainya akibat kata-katanya yang ofensif
tentang orang-orang Arab. Dr. Philip Zack tertangkap kamera sedang
memasuki daerah penyimpanan tempat dia bekerja di Fort Detrick. Di
sanalah antraks disimpan. Pada titik ini, baik FBI mau pun media
berhenti membuat pernyataan publik apa pun mengenai kasus ini.
Seminggu sebelum serangan WTC, Zim Shipping Company (Perusahaan
Pengapalan Zim) memindahkan kantor-kantornya di WTC, melapaskan kontrak
sewanya yang memakan biaya 50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut. Tidak
ada alasan yang pernah diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping
Company, setengahnya dimiliki oleh negara Israel.
Akibat serangan 11 September disalahkan kepada Osama bin Laden,
Amerika Serikat menginvansi Afghanistan dan menumbangkan para penguasa
Taliban di sana. Tentu saja alasan sebenarnya terjadi invansi itu
menjadi terang. Karena alasan sesungguhnya adalah pemimpin Taliban,
Mullah Omar, telah melarang produksi opium pada Juli 2000. Dengan
demikian, panen opium pada tahun itu hancur.
Dalam sejarah, bisnis opium merupakan bisnis illegal yang digerakkan
oleh Keluarga Rothschild seperti yang terjadi di China pada tahun 1839.
Ketika Kaisar Manchu di China memerintahkan penghancuran opium. Lalu
Keluarga Rothschild memerintahkan tentara Inggris untuk pergi ke sana
untuk memerangi China demi melindungi bisnis narkobanya yang sedang
berjalan.
Itulah tepatnya apa yang sedang terjadi. Afghanistan adalah sumber 75
% heroin dunia. Akibat Mullah Omar menghancurkan laba 2001, maka
terjadilah invansi pada Oktober 2001. Segera sesudahnya, media
melaporkan panen besar opium pada Maret 2002.
Ariel Sharon
Pada 3 Oktober, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, membuat
pernyataan berikut ini kepada seorang Yahudi Ashkenazi, Simon Peres,
sebagaimana dilaporkan di Radio Kol Yisrael:
“Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan
berkata Amerika akan melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda
sesuatu yang sangat jelas. Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap
Israel. Kita orang-orang Yahudi mengendalikan Amerika, dan orang-orang
Amerika tahu itu”.
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph Stiglitz, mantan Chief
Economist Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan Penasehat Ekonomi Presiden
Clinton secara publik mengungkapkan “Strategi 4 Langkah” Bank Dunia yang
dirancang untuk memperbudak negara-negara kepada para bankir. Ke-4
Strategi tersebut adalah:
Privatisasi, di sini para pemimpin ditawarkan komisi 10 % ke
rekening-rekening Bank Swiss rahasia mereka sebagai ganti mereka
memangkas beberapa miliar Dollar dari harga aset negara, seperti
maraknya terjadi suap dan korupsi.
Profesor Joseph Stiglitz
Pembebasan Pasar Modal, ini pencabutan hukum bahwa uang
pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi di negara itu mulai
menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung dari luar sehingga
ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu membutuhkan bantuan IMF. Dan
IMF memberikannya dengan syarat mereka menaikkan suku bunga antara 30 %
dan 80 %. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya.
Penentuan Harga Berdasarkan Pasar, di sini harga makanan,
air dan gas domestik dinaikkan yang diperkirakan dapat menyebabkan
huru-hara sosial di masing-masing negara, sekarang lebih umum disebut
dengan “Hura-Hara IMF”.
Perdagangan Bebas, di sini perusahan-perusahaan
internasional menyerbu Asia, Amerika Latin dan Afrika. Pada saat yang
sama Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka sendiri terhadap
pertanian dunia ketiga. Mereka juga mengenakan tarif yang menjulang
tinggi yang harus dibayar oleh negara-negara ini untuk obat-obatan
bermerek, menyebabkan melejitnya rasio kematian dan penyakit.
Ada banyak pihak yang akan kalah dalam sistem ini, kecuali satu
pemenang, yaitu sistem perbankan yang dimiliki dan dioperasikan oleh
Yahudi. Sebenarnya IMF dan Bank Dunia telah membuat syarat pinjaman bagi
penjualan sistem listrik, air, telepon dan gas setiap negara
berkembang. Ini diperkirakan mencapai 4 Triliun Dollar aset milik
publik.
Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz diberi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.
2002: Kamus Internasional Baru Ketiga Webster
(Lengkap) dicetak ulang, menyediakan satu definisi baru tentang
Anti-Semit. Definisi belum dimutakhirkan pada 1956. Definisi barunya
adalah:
“Anti-Semitisme: (1) permusuhan terhadap orang-orang
Yahudi sebagai kelompok minoritas agama atau ras, sering disertai
diskriminasi sosial, politik dan ekonomi; (2) menentang Zionisme; (3)
simpati untuk musuh-musuh Israel”.Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat sebelum Amerika memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel.
Thomas Stauffer, seorang Konsultan Ekonomi di Washington,
memperkirakan bahwa sejak 1973, Israel telah menghabiskan uang Amerika
Serikat sekitar 1,6 Triliun Dollar, yang kalau dibagi dengan jumlah
penduduk pada tahun 2002, setiap orang akan mendapatkan lebih dari 5.700
Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat perlakuan Yahudi yang didukung dana
besar Keluarga Rothschild, menggerakkan orang seperti Perdana Menteri
Malaysia, Mahathir Muhammad, yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan:
“Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan orang lain. Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka”.
Obama – AIPAC
2004: Penyelidikan FBI berlanjut kepada American
Israel Public Affairs Committee (AIPAC, Komite Urusan Publik Israel
Amerika), kelompok lobi politik terbesar di Amerika Serikat dengan lebih
dari 65.000 anggota yang tugasnya adalah memimpin pemerintah Amerika
Serikat demi Israel. FBI dilaporkan percaya bahwa AIPAC adalah garis
depan mata-mata Israel.
Dov Zakheim
Pada awal Maret, warga negara ganda AS/Israel sekaligus Rabi Yahudi
bernama Dov Zakheim mengundurkan diri sebagai Pengawas Keuangan
Pentagon sekaligus Kepala Petugas Keuangan, ketika terungkap dalam
sebuah audit anggaran Pentagon bahwa dia tidak bisa
mempertanggungjawabkan hilangnya 2,6 juta Dollar, termasuk inventaris
pertahanan 56 pesawat terbang, 32 tank dan 36 satuan peluncuran komando
misil Javelin.
Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat pernyataan tentang kendali AIPAC terhadap Amerika:
Senator Ernest Hollings
“Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain yang diberikan
oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar di antaranya, tapi saya
juga telah menolak menandatangani surat-surat dari waktu ke waktu untuk
memberi kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan
kepada kalian bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari
Republik atau Demokrat, mendadak AIPAC akan memberitahunya persis
kebijakan apa yang harus diambil”.
Pada tahun ini juga, Mel Gibson merilis filmnya “The Passion of the
Christ (Hasrat Kristus)”. Untuk menjaga keasliannya, dialog film itu
disajikan sepenuhnya dalam Bahasa Ibrani dan teks Latin. Namun, ada satu
teks yang tidak muncul. Kalimat itu diucapkan tapi untuk alasan
tertentu teksnya dibuang. Tentu saja ini akibat tekanan dari media
Yahudi. Adegan yang teksnya dibuang itu adalah ketika Pilate berusaha
membuat orang-orang Yahudi berhenti menyeru agar Yesus Kristus disalib.
Dan apa kata orang-orang Yahudi sebagai tanggapan Pilate sampai-sampai
lobi Yahudi setengah mati ingin menyensornya?:
“Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak kami”.
Pada 16 Oktober, Presiden Bush menandatangani pengesahan hukum
Global Anti-Semitism Preview Act (Undang-Undang Tinjauan Anti-Semitisme
Global) yang dirancang untuk memaksa seluruh dunia agar tidak pernah
mengkritik dunia Yahudi, apapun yang mereka lakukan. Undang-undang ini
menetapkan sebuah departemen istimewa di dalam Departemen Hubungan Luar
Negeri Amerika Serikat untuk menguasai anti-semitisme global yang akan
memberikan laporan tahunan kepada Konggres.
Bersambung ....