Pesan Rahbar

Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme Bagian Pertama

Written By Unknown on Tuesday, 16 December 2014 | 17:23:00


 
(dari buku “The Synagogue of Satan” karya Andrew C. Hitchcock)
“Para bankir-bankir internasional lewat kegiatan peminjaman modal yang bergerak bebas di bank-bank konvensional benar-benar telah menghancurkan peradaban manusia di bumi,tempat di mana anak cucu kita mencari sesuap nasi”
Nun jauh di negeri sana, sebuah gelombang kekuatan lahir, yang akan mencengkeram dunia dari semua sudut. Politk, ekonomi, rekayasa militer, propaganda, pembunuhan keji, ataupun menghancurkan kehidupan melalui utang-utang perbankan dan monopoli uang dunia.

Fakta lainnya adalah saat ini, 90% orang Yahudi di dunia adalah keturunan dari Khazar, atau yang lebih sering disebut sebagai Yahudi Ashkenazi. Orang-orang ini berbohong kepada seluruh dunia bahwa tanah Israel adalah tanah leluhur mereka, padahal kampung halaman sebenarnya dari nenek moyang mereka ada di Georgia yang terletak 800 mil dari Israel.

Dan apapun cerita yang telah kita dengar, pada saat masa inilah sejarah kehancuran peradaban manusia pun dimulai.

Mayer Amschel Rothschild
Zaman kelam ini dimulai tepatnya pada tanggal 23 Februari 1744, ketika seorang pria Yahudi Ashkenazi (orang-orang Yahudi dari ras Turki-Mongolia yang hidup berabad-abad lalu di Kerajaan Khazaria, yang diintegrasi ke dalam kekaisaran Rusia), bernama Mayer Amschel Bauer, putera dari Moses Amschel Bauer, dilahirkan di Frankfurt, Jerman. Pria inilah kemudian yang akan menurunkan Dinasti Rothschild, kekuatan dinasti uang dan propaganda anti-semit yang berhasil mendirikan Negara Israel di tanah Palestina.
Mayer Amschel Bauer merubah namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild setelah kembali ke Frankfurt pasca kematian ayahnya. Sebelumnya dia menetap di Hanover, Jerman, dan bekerja di sebuah bank. Kembalinya Mayer Amschel Rothschild ke Frankfurt untuk meneruskan usaha ayahnya yang merupakan seorang peminjam uang (pemberi kredit) dan pemilik sebuah rumah pembukuan.

Pada saat inilah, Mayer Amschel Rothschild mengendalikan pentingnya “Heksagram Merah” ayahnya yang digantung di atas pintu masuk, yang melambangkan atau diterjemahkan menjadi angka 666, yang dibawah instruksi Rothschild akan menjadi bendera Israel sekitar 2 abad kemudian.

Mayer Amschel Rothschild menikah dengan seorang wanita Yahudi Ashkenazi yang bernama Gutle Schnaper, puteri dari Wolf Solomon Schnaper, seorang pedagang kenamaan, Dari pernikahanya ini, dia dikarunia 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.

Tabel Keturunan Mayer Amschel Rothschild:
NO
TANGGAL
LAHIR
NAMA
JENIS
KELAMIN
USIA
WAFAT
1
20 Agustus 1771
Schönche Jeannette Rothschild
P
88 thn
1859
2
12 Juni 1773
Amschel Mayer Rothschild
L
82 thn
6 Desember 1855
3
9 September 1774
Salomon Mayer Rothschild
L
81 thn
28 Juli 1855
4
16 September 1777
Nathan Mayer Rothschild
L
59 thn
28 Juli 1836
5
2 Juli 1781
Isabella Rothschild
P
80 thn
1861
6
29 Agustus 1784
Babette Rothschils
P
86 thn
1870
7
24 April 1788
Kalmann (Carl) Mayer Rothschild
L
67 thn
10 Maret 1855
8
1 Mei 1790
Julie Rothschild
P
25 thn
19 Juni 1815
9
1791
Henriette (“Jette”) Rothschild
P
75 thn
1866
10
15 Mei 1792
Jacob (James) Mayer Rothschild
L
76 thn
15 November 1868

Yang menarik dari Dinasti Rothschild adalah penetapan 6 hukum keluarga, yang terdapat dalam surat wasiat Mayer Amschel Rothschild setelah dia meninggal, yaitu:
  1. Jabatan kunci bisnis keluarga dipegang oleh anggota keluarga
  2. Anggota keluarga laki-laki yang boleh ikut dalam bisnis keluarga
  3. Keluarga Rothschild akan kawin dengan sepupu-sepupu pertama dan kedua untuk melestarikan kekayaan keluarga
  4. Inventaris publik mengenai tanahnya tidak boleh dipublikasikan
  5. Tidak ada tindakan hukum sehubungan dengan nilai warisan
  6. Putera tertua dari putera tertua menjadi kepala keluarga, dan hanya bisa diubah setelah sebagian besar anggota keluarga menyetujui hal lainnya.
Dinasti Rothschild di Amerika
1791: Keluarga Rothschild dapat “mengendalikan uang suatu negara” lewat Alexander Hamilton (utusan mereka di kabinet George Washington), ketika mereka mengatur sebuah bank sentral di Amerika Serikat yang disebut “First Bank of the United States”. Bank ini didirikan dengan sebuah piagam 20 tahun. Kondisi ini jelas berhubungan erat dengan pernyataan Mayer Amschel Rothschild pada tahun 1790:
“Cuma saya yang menerbitkan dan mengendalikan uang suatu negara dan saya tidak peduli siapa yang menulis hukumnya”.
1811: Setelah 20 tahun, piagam Bank of the United States milik Keluarga Rothschild kadaluwarsa dan suara yang dipungut di Konggres menentang pembaruannya. Hal tersebut membuat Nathan Mayer Rothschild (anak ke-4 Mayer Amschel Rothschild) mengeluarkan ancaman untuk memberi pelajaran kepada orang-orang Amerika dan membuat status mereka menjadi kolonial lagi.


Nathan Mayer Rothschild
1812: Dengan didukung oleh uang Rothschild dan perintah dari Nathan Mayer Rothschild, Inggris menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Tujuan penyerangan ini untuk membuat Amerika Serikat terlilit utang yang besar sehingga menyerah kepada Inggris dan piagam Bank of the United States kembali diperbarui. Namun karena Inggris masih sibuk melawan Napoleon, mereka tidak bisa mengalahkan Amerika, dan perang pun berakhir pada tahun 1814 dengan Amerika tidak terkalahkan.
1816: Konggres Amerika meluluskan sebuah rancangan undang-undang yang mengizinkan satu bank sentral yang dikuasai Rothschild, yang kemudian terkenal dengan sebutan “Second Bank of the United States”, dengan sebuah piagam yang berlaku selama 20 tahun.

Setelah 12 tahun kemudian, Second Bank of the United States membuat rakyat Amerika muak karena praktek manipulasi ekonomi dengan meraih keuntungan besar dan merugikan rakyat, sehingga musuh-musuh bank ini menominasi Senator Andrew Jackson untuk Tennessee agar mencalonkan diri menjadi presiden.
Sialnya bagi Keluarga Rothschild, Jackson memenangkan pencalonan presiden dan mulai memecat 2.000 orang dari 11.000 pegawai Pemerintah Federal, sebagai aksi melawan bank Rothschild.

1832: Perlawanan Presiden Jackson semakin terlihat, Second Bank of the United States yang dikuasai Rothschild meminta Konggres meluluskan pembaruan piagam, 4 tahun lebih cepat. Konggres menyetujui usulan tersebut yang menyebabkan Presiden Jackson memveto rancangan undang-undang tersebut.
Pada bulan Juli tahun yang sama, Presiden Jackson maju untuk kedua kalinya pada pencalonan presiden Amerika. Di sisi lain, Keluarga Rothschild yang memusuhinya selama masa kampanye pemilihan presiden, menghabiskan lebih dari 3.000.000 Dollar untuk membantu Senator Henry Clay dari Partai Republik untuk mengalahkan Jackson, Meski kemudian, Presiden Jackson memenangkannya dengan selisih suara yang amat banyak pada November 1832.

Setelah terpilih, Presiden Jackson mulai memindahkan deposito pemerintah dari Second Bank of the United States ke bank-bank yang langsung dipimpin oleh bankir-bankir mandiri. Peristiwa ini menjadi sejarah penting bagi Amerika karena Presiden Jackson adalah satu-satunya Presiden yang pernah lunas membayar utang, dengan menebus angsuran terakhir utang negara.
Andrew Jackson
1835: Perseteruan antara Presiden Jackson dan Keluarga Rothschild, mengakibatkan aksi pembunuhan terhadap presiden. Tapi ajaib, kedua pistol si pembunuh meleset. Belakangan Presiden Jackson mengklaim tahu bahwa Keluarga Rothschild bertanggung jawab atas usaha pembunuhan tersebut.
Bahkan si pembunuh bayaran, Richard Lawrence, yang dianggap tidak bersalah dengan alasan gangguan jiwa, belakangan membual bahwa orang-orang kuat di Eropa yang telah menyewa dia dan berjanji akan melindunginya kalau dia tertangkap.

1836: Presiden Andrew Jackson berhasil melempar bank sentral Rothschild keluar dari Amerika, setelah berakhir dan tidak diperbarui kembali piagam bank tersebut.
Seiring perjalanan waktu, Dinasti Rothschild memiliki hasrat untuk menguasai kembali Amerika, ditandai dengan perkembangan bisnis katun antara kaum ningrat Amerika Selatan dan Pabrik katun di Inggris. Katun itu diangkut dari Amerika ke Perancis dan Inggris dengan kapal-kapal milik Rothschild.

1860: Keluarga Rothschild juga secara hati-hati memanipulasi penduduk dengan berkonspirasi dengan politisi-politisi setempat yang mereka genggam. Hal ini menyebabkan pemisahan diri Carolina Selatan pada Desember 1860. Hanya beberapa minggu kemudian, 6 negara bagian lain bergabung dengan konspirasi melawan Serikat dan membentuk sebuah negara pecahan “Confederate States of Amerika (Amerika Sekutu)” dengan Jefferson Davis sebagai presidennya. Inilah awal dari perseteruan Selatan dan Utara Amerika, buah dari hasil propaganda Keluarga Rothschild.

1861: Propaganda Dinasti Rothschild terus berlanjut, bahkan setelah Presiden Abraham Lincoln dilantik. Mereka memberikan pinjaman kepada Napoleon III Prancis (sepupu Napoleon dari perang Waterloo) sebesar 210 juta franc untuk merampas Meksiko, lalu memangkalkan pasukan di sepanjang perbatasan Selatan Amerika Serikat, mengambil keuntungan dari perang saudara Amerika. Sementara itu, Inggris menyusul dengan menggerakkan 11.000 pasukan ke Kanada dan menempatkan pasukan mereka di sepanjang perbatasan utara Amerika. Presiden Lincoln tahu dia berada dalam masalah, bersama Sekretaris Bendahara, Salomon P. Chase, mereka berangkat ke New York untuk mengajukan pinjaman yang dibutuhkan untuk mendanai Departemen Pertahanan Amerika.

Keluarga Rothschild kemudian memberikan instruksi kepada bank-bank Amerika yang dibawah kontrol mereka, untuk menawarkan pinjaman dengan bunga 24 % sampai 26 %. Presiden Lincoln pun menolak ini seperti yang mereka duga dan kembali ke Washington.

1863: Tsar Rusia, Alexander II (1855-1881), yang juga memiliki masalah dengan Keluarga Rothschild karena menolak tawaran terus-menerus untuk mendirikan bank sentral di Rusia, memberikan bantuan tak terduga kepada Presiden Lincoln.

Sang Tsar membuat perintah, jika Inggris dan Perancis terlibat aktif dan campur tangan dalam perang saudara Amerika dengan membantu Selatan, Rusia akan memihak Presiden Lincoln. Lalu Sang Tsar mengirim sebagian dari Armada Pasifiknya untuk berlabuh di San Fransisco dan sebagian lainnya berlabuh di New York.

Dalam kurun waktu ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan salah seorang dari keluarga mereka sendiri di Amerika, John D. Rockefeller (salah seorang Rothschild lewat garis darah perempuan), untuk membentuk bisnis minyak bernama “Standard Oil” yang pada akhirnya mengalahkan semua pesaingnya.

1865: Tepatnya pada tanggal 14 April, atau setelah 41 hari setelah pelantikannya yang kedua, Presiden Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth di Ford’s Theater. Dia meninggal akibat lukanya, kurang dari 2 bulan sebelum perang saudara Amerika berakhir.

 John Wilkes Booth
 
Lebih dari 70 tahun kemudian, cucu perempuan Booth yang bernama Izola Forrester, memberikan bocoran di dalam bukunya tentang Booth, “This One Mad Act”, bahwa Booth dipesan melakukan pembunuhan ini oleh orang-orang kuat di Eropa (Keluarga Rothschild). Pernyataan ini dikuatkan oleh seorang Jaksa Kanada bernama Gerald G. Mcgeer yang mengatakan, bahwa pembunuhan Lincoln dilakukan oleh bankir-bankir internasional (sebutan untuk Keluarga Rothschild karena setengah kekayaan dunia mereka kuasai dari pusat-pusat perbankan yang mereka miliki di seluruh dunia).
Menyusul satu masa latihan singkat di Bank London, Keluarga Rothschild, Jacob Schiff (seorang Rothschild yang lahir di rumah mereka di Frankfurt) tiba di Amerika pada usia 18 tahun dengan instruksi dan uang yang diperlukan untuk membeli sebagian usaha rumah perbankan di sana. Tujuannya adalah:
  1. Mendapatkan kendali sistem uang Amerika dengan mendirikan sebuah bank sentral.
  2. Mencari orang-orang yang akan menjadi antek-antek “Illuminati” dan mempromosikan mereka ke posisi tinggi di Pemerintah Federal, Konggres, Mahkamah Agung dan semua badan Federal.
  3. Membuat kelompok minoritas cekcok di seluruh penjuru negeri, khususnya isu perseteruan kaum kulit putih dan hitam.
  4. Membuat gerakan untuk menghancurkan agama di Amerika Serikat dengan Kristen sebagai sasaran utama
1869: Dalam kaitan persekongkolan ini, menarik untuk dicermati pernyataan Rabi Reichorn di pemakaman Rabi Besar Simeon Ben-Iudah:
“Berkat kekuatan dahsyat bank-bank internasional kita, kita telah memaksa orang Kristen berperang tanpa jumlah. Perang punya nilai istimewa bagi orang Yahudi, karena orang Kristen saling membantai sehingga ada ruang lebih luas bagi kita orang Yahudi. Perang adalah panen Yahudi, dan bank-bank Yahudi menjadi gemuk saat orang Kristen berperang. Lebih dari 100 juta orang Kristen telah tersapu dari muka bumi berkat perang, dan ini belum berakhir”.
Albert Pike
Guiseppe Mazzini
1871: Seorang Jenderal Amerika bernama Albert Pike, yang telah terbujuk ikut “illuminati” oleh Guiseppe Mazzini (seorang pemimpin revolusioner Italia, yang dipilih oleh “Illuminati” untuk memimpin program revolusioner mereka di seluruh dunia), menyelesaikan cetak biru militernya untuk 3 perang dunia dan berbagai macam revolusi di seluruh penjuru dunia. Perang Dunia Pertama, dipecahkan untuk menghancurkan Tsar di Rusia, sebagaimana dijanjikan oleh Nathan Mayer Rothschild pada 1815. Perang Dunia Kedua, digunakan untuk menyulut kontroversi antara Fasisme dan Zionisme politis dengan penindasan Yahudi di Jerman. Ini adalah unsur terpenting untuk membawa kebencian terhadap orang-orang Jerman. Dan Perang Dunia Ketiga, dimainkan dengan menggerakkan kebencian terhadap dunia Muslim demi mengadu dunia Islam dan Zionis politik.
Albert Pike sendiri adalah Komandan Besar Kedaulatan untuk Yurisdiksi Selatan Scottish Rite of Freemasonry pada tahun 1859, yang merupakan Freemason terkuat di Amerika.

1880: Utusan-utusan Rothschild mulai menyulut rangkaian pembasmian ras di Rusia, Polandia, Bulgaria dan Rumania. Pembasmian-pembasmian ini mengakibatkan dibantainya ribuan orang Yahudi, menyebabkan sekitar 2 juta orang melarikan diri ke New York, Chicago, Philadelphia, Boston dan Los Angeles. Namun, beberapa orang yang dibantu dengan uang Rothschild mulai bermukim di Palestina.

Alasan-alasan pembantaian-pembantaian ini adalah menciptakan sebuah basis Yahudi yang besar di Amerika. Lalu mereka dididik untuk memberikan suara Demokrat. Dan sekitar 20 tahun kemudian, orang-orang terdepan Rothschild seperti Woodrow Wilson terpilih ke kursi presiden untuk menjalankan perintah Keluarga Rothschild.

Di Amerika, kekuatan Dinasti Rothschild juga menembus dunia jurnalisme. Ini tergambar jelas dari pernyataan John Swinton, seorang jurnalis ulung, yang marah dalam sebuah jamuan makan karena seseorang mengajaknya bersulang untuk kebebasan pers:
“Saat ini dalam sejarah dunia, di Amerika tidak ada yang namanya kebebasan pers. Kalian tahu itu dan saya tahu itu. Tidak ada satu pun di antara kalian yang berani menulis pendapat kalian dengan jujur, dan kalau kalian melakukannya, kalian sudah tahu bahwa pendapat itu tidak akan pernah dicetak. Saya dibayar perminggu untuk menjauhkan pendapat jujur saya dari koran tempat saya bekerja. Kalian juga ada yang dibayar dengan harga serupa untuk hal-hal seperti itu, dan siapa pun di antara kalian yang dengan bodohnya menulis pendapat jujur akan terlantar di jalanan mencari pekerjaan baru. Kalau saya membiarkan pendapat jujur saya muncul di salah satu terbitan koran saya, sebelum 24 jam pekerjaan saya sudah melayang. Tugas para jurnalis adalah menghancurkan kebenaran, berdusta sama sekali, menyesatkan, memfitnah, menjilat kaki dewa kekayaan dan menjual negara dan rasnya demi sesuap nasi sehari-hari. Kalian tahu itu dan saya tahu itu, dan kebodohan apa ini mengajak kita bersulang bagi kebebasan pers? Kita adalah alat-alat pengikut orang-orang kaya di balik panggung. Kita adalah dongkrak, mereka menarik benang lalu kita menari. Bakat kita, kemungkinan kita, dan hidup kita semua, adalah milik orang lain. Kita adalah pelacur intelektual”.
Jacob Schiff

1907: Seorang Rothschild, Jacob Schiff, kepala Kuhn Loeb and Co., dalam sebuah pidato kepada Dewan Perniagaan New York, memperingatkan:
“Kalau kami tidak mendapatkan sebuah bank sentral dengan kendali yang cukup atas sumber kreditnya, negara ini akan mengalami kepanikan uang yang paling parah dan luas jangkauannya dalam sejarah”.
Mendadak Amerika terjebak di tengah-tengah krisis finansial yang dikenal sebagai “Panik 1907″. Krisis tersebut lalu melumatkan kehidupan jutaan orang Amerika.

1912: George R. Conroy, dalam majalah Truth terbitan Desember, menggambarkan Jacob Schiff sebagai ahli strategi keuangan. Dia bahu-membahu bersama Kelurga Harriman, Keluarga Gould dan Keluarga Rockefeller di semua perusahaan rel kereta api dan telah menjadi kekuatan dominan dalam bisnis rel kereta api dan kekuatan finansial Amerika.

Jacob Schiff juga mendirikan ADL atau Anti-Demafation League (Liga Anti-Penistaan) sebagai cabang B’nai n B’rith (didirikan oleh orang-orang Yahudi di New York City sebagai sebuah kelompok lokal Mason) di Amerika Serikat. Organisasi ini diciptakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang menentang tindakan-tindakan ilegal orang-orang elit Yahudi atau konspirasi global Rothschild sebagai “Anti-Semit” dan menentang ras Yahudi secara keseluruhan.

1913: Tepatnya tanggal 31 Maret, J. P Morgan (penguasa Wall Street) meninggal. Dia dikira sebagai orang terkaya di Amerika, tapi wasiatnya mengungkapkan bahwa dia hanya memiliki 19 % perusahaan J. P Morgan. Sedangkan 81 % sisanya dimiliki oleh Keluarga Rothschild.

Pada tahun yang sama, orang-orang Yahudi mendirikan bank sentral terakhir di Amerika yang masih berdiri sampai sekarang ini, yaitu “Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara”, untuk mendapatkan dukungan dari publik, mereka dengan kurang ajar menyatakan bahwa sebuah bank sentral yang bisa mengekang inflasi dan depresi. Padahal, bank sentral didirikan untuk memanipulasi asupan uang untuk menyebabkan inflasi dan depresi.

Penting untuk dicatat, bahwa Federal Raserve atau Bank Cadangan Negara adalah perusahaan swasta, bukan Federal dan tidak punya cadangan apapun. Dan diperkirakan bahwa labanya melebihi 150 miliar Dollar pertahun, tapi Federal Reserve tidak pernah sekalipun dalam sejarah menerbitkan laporan keuangannya. Beberapa bukti telah tersingkap tentang siapa sebenarnya yang memiliki Federal Reserve, yaitu bank-bank berikut ini:
  1. Rothschild Bank of London
  2. Warburg Bank of Hamburg
  3. Rothschild Bank of Britain
  4. Lehman Brothers of New York
  5. Lazard Brothers of Paris
  6. Kuhn Loeb Bank of New York
  7. Israel Moses Seif Banks of Italy
  8. Goldman Sachs of New York
  9. Warburg Bank of Amsterdam
  10. Chase Manhattan Bank of New York
Semua ini adalah Bank Rothschild.

1919: Pada tanggal 30 Mei, sebuah pertemuan tambahan dari “Konferensi Perdamaian Versailles” diadakan di Hotel Majestic di Paris. Di sana diputuskan bahwa sebuah organisasi akan didirikan untuk memberikan nasehat (mengendalikan) apa yang dilakukan pemerintah. Lembaga ini disebut “Institute of International Affairs (Lembaga Urusan Internasional)”, yang akan bermetamorfosis menjadi 2 cabang:
  1. Royal Institute of International Affairs (RIIA) di Inggris pada tahun 1920, dan
  2. Council on Foreign Relations (CFR) di Amerika Serikat pada tahun 1921
Menariknya, tuan rumah Konferensi Perdamaian Versailles dan ketua pertemuan tambahan dari konferensi ini adalah Baron Edmond de Rothschild. Baron Edmond de Rothschild adalah anak termuda dari Jacob (James) Mayer Rothschild (putera bungsu dari Mayer Amschel Rothschild), hasil dari pernikahannya dengan dengan kopanakannya sendiri, Betty von Rothschild, anak perempuan Salomon Mayer Rothschild (Putera ke-3 dari Mayer Amschel Rothschild).

Di samping itu, munculnya CFR (Council of Foreign Relations atau Dewan Hubungan Luar Negeri) di Amerika di bawah perintah Jacob Schiff, yang didirikan oleh orang Yahudi Ashkenazi, yaitu Bernard Baruch dan Kolonel Edward Mandell House. Keanggotaan CFR pada awalnya sekitar 1.000 orang di Amerika Serikat. Keanggotaan ini termasuk bos-bos industri di Amerika, semua bankir internasional berbasis Amerika dan kepala semua yayasan mereka yang bebas pajak. Pada dasarnya mereka adalah semua orang yang memberikan modal yang diperlukan bagi siapa pun yang ingin mencalonkan diri untuk kursi Konggres, Senat atau Presiden.

Tugas pertama CFR adalah mendapatkan kendali pers. Tugas ini diberikan kepada John D. Rockefeller yang mendirikan sejumlah majalah berita nasional seperti Life and Time. Rockefeller mendanai Samuel Newhouse (seorang Yahudi) untuk membeli dan mendirikan secara besar-besaran serentetan surat kabar di seluruh penjuru negeri. Dia juga mendanai orang Yahudi lainnya, Eugene Meyer, yang akan membeli banyak penerbitan seperti Washington Post, Newsweek dan The Weekly Magazine.


John D. Rockefeller

Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara mengklaim bahwa mereka akan melindungi negara terhadap inflasi dan depresi. Namun antara tahun 1929 dan 1933, mereka mengurangi asupan uang sampai 33 %. Bahkan Milton Friedman, pakar ekonomi pemenang penghargaan nobel, menyatakan hal berikut ini dalam sebuah wawancara radio pada Januari 1996:
“Federal Reserve jelas menyebabkan depresi besar yang menyusutkan jumlah uang yang beredar sampai sepertiganya dari 1929 sampai 1933″.
Di saat depresi besar ini terjadi, jutaan Dollar Amerika dihabiskan untuk membangun ulang Jerman akibat kerusakan yang diderita selama Perang Dunia I, untuk persiapan Keluarga Rothschild berikutnya yaitu Perang Dunia II.

Menariknya, uang yang dipompakan ke Jerman untuk membangunnya sebagai persiapan Perang Dunia II masuk ke bank-bank German Thyssen yang berafiliasi dengan kelompok Harriman yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild di New York.

Antara tahun 1930 dan 1935, Elizabeth Donnan menerbitkan bukunya yang terdiri dari 4 jilid, “Document Illustrative of the History of the Slave Trade to America (Dokumen Bergambar tentang Sejarah Perdagangan Budak ke Amerika)”. Buku ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mendominasi perdagangan budak Afrika ke Amerika dan setidaknya 15 kapal yang digunakan untuk mengangkut para budak dimiliki oleh Yahudi, beberapa di antaranya sangat erat berkaitan dengan Keluarga Rothschild. Untuk menipu pihak berwenang bahwa tidak ada orang Yahudi yang terlibat, mereka sering mengganti semua kru dan kapten non-Yahudi.

1936: Pada 3 Oktober, seorang pejabat Konggres dari Partai Republik, Louis T. McFadden, Ketua House Banking and Currency Committee (Komite Rumah Perbankan dan Mata Uang) diracun sampai mati. Ini adalah usaha pembunuhan ketiga terhadap dirinya. Sebelumnya dia pernah selamat dari keracunan dan ditembak dengan senjata api. McFadden adalah pengkritik setia Federal Reserve dan kelompok kriminal Yahudi yang ada dibaliknya.

Di Bretton Woods, New Hampshire, IMF dan Bank Dunia (awalnya disebut International Bank for Reconstruction and Development atau IBRD – nama Bank Dunia baru diadopsi mulai 1975) disetujui dengan keikutsertaan penuh Amerika Serikat.

IMF diberikan kuasa untuk menerbitkan sebuah uang perintah dunia yang bernama “Special Drawing Rights (Hak Tarik Istimewa) atau SDR’s”. Negara-negara anggota pada akhirnya akan ditekan untuk membuat mata uang mereka sepenuhnya bisa ditukar dengan SRD’s.

IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya, yang juga merupakan kepala bank-bank sentral yang berbeda atau kepala departemen-departemen bendahara bermacam-macam negara yang dikuasai oleh bank-bank sentral mereka. Kekuatan pemungutan suara di IMF juga memberikan Amerika Serikat dan Inggris (Federal Reserve dan Bank of England – kedua-duanya dikuasai Kelurga Rothschild) kendali penuh atas dirinya.

1948: Pada musim semi tahun ini Keluarga Rothschild menyogok Presiden Harry S. Truman (Presiden ke-33 Amerika Serikat, 1945-1953) untuk mengakui Israel sebagai negara berdaulat dengan 2 juta Dollar yang mereka berikan padanya untuk rangkaian kampanyenya.
Pada tengah malam 14 Mei 1948, negara Israel secara resmi diproklamirkan di Tel Aviv, sebelas menit kemudian Presiden Truman menyatakan Amerika Serikat sebagai negara asing pertama yang mengakuinya.



John F. Kennedy

1963: Pada 22 November, Presiden John F. Kennedy dibunuh oleh Keluarga Rothschild. Mungkin di antara alasan yang utama dibunuhnya Kennedy adalah fakta bahwa dia memastikan kepada Perdana Menteri Israel, David Ben-Gurion, bahwa dalam keadaan apapun dia tidak akan setuju Israel menjadi negara nuklir. Surat kabar Israel, Ha’aretz, pada tanggal 5 February 1999 dalam sebuah ulasan tentang sebuah buku Avner Cohen yang berjudul “Israel and the Bomb”, menyatakan:
“Pembunuhan Presiden Amerika John F. Kennedy mendadak mengakhiri tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini menyiratkan bahwa kalau Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel dewasa ini bisa membuat nuklir”.
J. William Fulbright

1973: Pada 15 April, Senator Demokrat dari Arkansas, J. William Fulbright, menyatakan hal berikut ini di televisi CBS, sehubungan dengan kekuatan Yahudi di Amerika:
“Senat Amerika Serikat tunduk kepada Israel, Israel mengendalikan Senat. Ini sudah sangat sering ditunjukkan, dan inilah yang membuat pemerintah kesulitan”.

Pada tahun ini juga, George J. Laurer, seorang pegawai IBM yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild, menciptakan UPC (Universal Product Barcode) yang pada akhirnya akan dipasang pada setiap barang yang diperdagangkan di seluruh dunia dan membawa nomor 666 (Heksagram Merah Mayer Amschel Rothschild).


Paul Findley

1993: Mantan penjabat Konggres Paul Findley, menerbitkan bukunya yang berjudul “Deliberate Deceptions: Facing the Fact About the U.S-Israeli Relationship (Muslihat yang Disengaja: Menghadapi Fakta tentang Hubungan AS-Israel)”. Di dalam buku ini dia menulis daftar 65 Resolusi Anggota PBB yang menentang Israel dari periode 1955 sampai 1992, dan Amerika Serikat memveto 30 Resolusi demi Israel. Kalau AS tidak membuat veto, ada 95 Resolusi yang menentang Israel. Namun, 65 Resolusi yang menentang Isarel tersebut, berjumlah lebih banyak dari semua Resolusi yang diluluskan untuk menentang negara-negara lain jika digabungkan sekaligus.
Israel tidak peduli dengan pandangan PBB, jika anda mau mempertimbangkan bukti yang pernah ada, bahwa kurang dari 2 minggu setelah serangan Israel terhadap USS Liberty (serangan yang dirancang untuk mengkambinghitamkan Mesir, sehingga AS terdorong untuk berperang melawan Mesir), Menteri Luar Negeri Israel, Abba Eban, membuat pernyataan tentang PBB, sebagaimana yang dilaporkan The New York Times pada 19 Juni 1967:



Abba Eban


Lord Harrington
“Kalau pun General Assembly (Majelis Umum) memungut suara sampai 121 suara berbanding 1 mendukung Israel kembali ke garis gencatan senjata (perbatasan pra-Juni 1967), Israel akan menolak tunduk terhadap keputusan tersebut”.
“Mereka adalah peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia. Konsekuensinya adalah negara-negara di dunia mengerang diinjak sistem-sistem pajak dan utang negara yang besar. Mereka adalah musuh terbesar bagi kebebasan”. (Lord Harrington)


1995: Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, yang menerbitkan 2 buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan Mossad, muncul di acara pagi televisi Kanada, Canada AM, bersama jurnalis Israel bernama Yosef Lapid, mantan Kepala Televisi Israel, via hubungan satelit. Yosef Lapid memanggil Mossad untuk mencari Ostrovsky di Kanada untuk membunuhnya, karena telah menulis 2 buku yang membocorkan kegiatan mereka ini. Karena Mossad Israel tidak bisa membunuh Ostrovsky di Kanada tanpa menyebabkan insiden diplomatis. Yosef Lapid mengatakan secara langsung di acara itu, bahwa:
“Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada yang mau melakukan tugas itu untuk kita”.
Victor Ostrovsky
Ostrovsky memutuskan untuk menuntut Yodef Lapid di Pengadilan Kanada karena menghasut publik untuk membunuhnya. Namun, Ostrovsky tidak bisa menemukan pengacara satu pun di Kanada yang mau mengambil kasus itu.

1996: Pada 12 Mei, Duta Besar PBB sekaligus seorang Yahudi Ashkenazi, Madeleine Albright, ketika muncul di program 60 minutes, ditanya oleh Koresponden Lesley Stahl, sehubungan dengan tahun-tahun Amerika Serikat memimpin sanksi ekonomi terhadap Irak:

Madeleine Albright
“Kami telah mendengar bahwa setengah juta anak meninggal. Maksudku, itu lebih banyak dari anak yang meninggal di Hiroshima. Lalu, anda tahu, bahwa harga itu sepadan?”
Jawaban Duta Besar Madeleine Albright adalah:“Menurut saya itu pilihan yang sangat sulit, tapi harga itu sepadan”.

Komentarnya tersebut tidak menimbulkan protes dari publik. Sesungguhnya, Holocaust setengah jutan Irak secara positif dikagumi oleh Pemerintah Amerika Serikat. Karena kurang dari 8 bulan kemudian, Presiden Bill Clinton menunjuk Madeleine Albright sebagai Menteri Luar Negeri.

Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan:


Marlon Brando
“Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Hollywood dimiliki oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang persoalan yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka eksploitasi kepada orang-orang itu”.
Akibat pernyataan ini, Jewish Defense League (Liga Pertahanan Yahudi) langsung meminta agar Marlon Brando dibuang dari Hollywood Walk of Fame. Tapi, karena takut diprotes publik, Hollywood Chamber of Commerce (Majelis Perdagangan Hollywood) menolak melakukannya.

Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai kehidupan Amerika, di antaranya:
Washington Post melaporkan bahwa intelijen Amerika Serikat telah menyadap sebuah percakapan. Di dalam percakapan tersebut, dua Pejabat Israel membahas kemungkinan mendapatkan surat rahasia yang telah ditulis oleh Sekretaris Bendahara Luar Negeri waktu itu, Warren Christopher, kepada Pemimpin Palestina, Yasser Arafat.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Martin Indyk, mengeluh secara pribadi kepada Pemerintah Israel tentang pengawasan tidak bijaksana yang dilakukan oleh Badan Intelijen Israel.

Agen-agen Israel memasang penyadap pada telepon seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus anak seorang Rabi, Monica Lewinsky, di Watergate dan mereka menyadap sesi seks telepon antara wanita itu dan Presiden Bill Clinton. Laporan Ken Starr menegaskan bahwa Clinton memperingatkan Lewinsky bahwa percakapan mereka direkam, dan kemudian Clinton mengakhiri perselingkuhan tersebut.

Kofi Annan

Nane Lagergren

Kofi Annan menjadi Sekretaris Jenderal PBB yang bermarkas di New York City. Isterinya adalah Nane Lagergren, seorang Rothschild dari Swedia, yang dinikahi pada tahun 1984.
Di Los Angeles, sebuah penyelidikan narkoba besar tingkat lokal, telah membuat daerah dan negara menjadi bermasalah. Tersangka dalam penyelidikan ini adalah jaringan kejahatan Israel yang beroperasi di New York, Miami, Las Vegas, Kanada, Israel dan Mesir. Jaringan kejahatan Israel ini terlibat dalam pengedaran narkoba dan ekstasi, begitu juga penipuan kartu kredit dan komputer yang rumit terhadap golongan pekerja kantoran. Yang mengagetkan para opsir penyelidikan, orang-orang Israel yang diselediki ternyata mengawasi pager/beeper, ponsel bahkan telepon rumah para penyelidik. Para penyelidik kemudian mencari tahu dari mana informasi ini mungkin berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini bersangkutan dengan Firma Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa rekening telepon di Amerika Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil telepon mereka sendiri tentang bagaimana mereka disadap, mereka menemukan bahwa kontraktor utama mereka adalah Converse Infoys, Firma Israel lainnya yang bekerja dekat dengan Pemerintah Israel.




Bill Clinton

1998: Pada 31 Oktober, berdasarkan instruksi dari kelompok PNAC (Project for a New American Century – Proyek untuk Abad Amerika Baru), Presiden Bill Clinton menandatangani Hukum H. R. 4655, yaitu “Iraq Liberation Act (Undang-Undang Pembebesan Irak)” yang mendukung usulan perubahan rezim di Irak.
Bagaimana pun, sejarah memberi tahu kita kelompok PNAC sebenarnya tidak kreatif. Memang, pada Februari 1990, seorang Sayan Mossad di New York menjejalkan suatu cerita palsu ke ABC Television bahwa Saddam Husein punya pabrik uranium di Irak untuk menarik perhatian atas “Senjata Pemusnah Masal” Saddam Husein, satu tahun sebelum perang Amerika di Irak.


2000: Pada bulan April, Jacob “Cookie” Orgad, sebagai mantan agen Mossad ditangkap karena menjalankan salah satu operasi penyelundupan ekstasi terbesar dalam sejarah Amerika. Operasi ini mengantarkan ratusan juta Dollar dalam bentuk narkoba illegal yang diproduksi di Belanda, ke kota-kota di seluruh Amerika Serikat.

Di Argentina, IMF mengharuskan negara ini mengurangi defisit anggaran pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada saat itu menjadi 4,2 miliar Dollar pada tahun berikutnya, 2001, yang menyebabkan pengangguran di Argentina sebesar 20 % penduduk usia kerja. Lalu mereka menambah tuntutannya menjadi defisit harus dihapuskan. IMF menawari Argentina beberapa gagasan untuk mencapai ini, dengan mengurangi program ketenagakerjaan darurat pemerintah dari 200 Dollar perbulan menjadi 160 Dollar sebulan.

Mereka juga meminta pemotongan gaji 12 % – 15 % bagi pegawai negeri dan pemotongan pensiun bagi orang tua sebanyak 13 %. Keduanya berdampak bagi banyak orang. Pada Desember 2001, orang-orang Argentina kelas menengah (secara harfiah) muak berburu di jalanan mencari sampah untuk dimakan. Mereka mulai rusuh dan membakar Buenos Aires.


2001: Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11 September, yaitu serangan terhadap WTC (World Trade Center) dan Pentagon yang disusun dengan hati-hati oleh Israel dengan keterlibatan Inggris dan Amerika, dibawah perintah Keluarga Rothschild. Kejadian ini mereka lakukan untuk mengkambinghitamkan Muslim sebagai “Teroris”. Ini adalah babak pertama untuk memicu Dunia Barat agar berperang dengan Dunia Arab, demi Yahudi. Dan perang melawan teroris di negara-negara Muslim pun dimulai.

Mereka menggunakan serangan-serangan ini untuk mendapatkan kendali atas beberapa negara di dunia yang tidak mengizinkan bank-bank sentral Rothschild. Dengan demikian, kurang dari sebulan setelah kejadian ini, Amerika Serikat menyerang Afghanistan, satu dari hanya tujuh negara pada saat itu di dunia yang tidak memiliki bank sentral yang dikendalikan oleh Rothschild. Negara ini didominasi penduduk Muslim yang menolak ikut serta dalam sistem simpan-pinjam uang (Riba), sesuatu yang telah membuat orang-orang Israel gusar selama ratusan tahun.


Jack Abramoff


Mohamed Atta
Kurang dari seminggu setelah serangan 11 September, tepatnya pada 5 September 2001, orang yang katanya Ketua Pembajak, Mohamed Atta, dan beberapa pembajak lainnya melakukan kunjungan ke salah satu perahu kasino seorang pelobi pro-Israel, seorang Yahudi Ashkenazi bernama Jack Abramoff. Tidak ada penyelidikan dilakukan tentang apa yang mereka lakukan di sana. Menariknya, 7 orang dari 19 orang (yang katanya) pembajak yang disalahkan melakukan serangan pada 11 September, ternyata masih hidup. Beberapa orang malahan muncul di Kedutaan Besar Amerika Serikat di negara-negara Arab.
Pada serangan 11 September juga, terdapat 5 orang Israel yang menyamar dalam pakaian Arab ditangkap karena menari dan bersorak sambil merekam menara WTC yang runtuh. Disewa oleh Urban Moving System (Sistem Perpindahan Kota), sebuah daerah Mossad Israel, orang-orang Israel ini tertangkap punya banyak paspor, satu van teruji positif mengandung peledak dan banyak uang tunai. Akibat penangkapan ini, Walikota Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri Israel), Ehud Olmert, secara pribadi menelepon Walikota New York City, Rudi Giuliani, menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan serangan teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.

Dua dari lima orang Israel ini belakangan terungkap ternyata Mossad, bertentangan dengan klaim Olmert, ketiga orang lainnya dengan kuat dicurigai Mossad juga. Begitu laporan-laporan saksi melacak kegiatan orang-orang Israel itu, terungkap bahwa mereka terlihat di Taman Liberty pada saat tubrukan pertama. Laporan ini menduga bahwa mereka sudah tahu apa yang akan terjadi.

Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh FBI, lalu diam-diam dikirim kembali ke Israel. Para petugas yang menangkap mereka dari Departemen Kepolisian New Jersey diperintahkan agar tidak membahas penangkapan mereka.

Kelima orang Israel yang menari dan menyoraki runtuhnya WTC, belakangan muncul di radio dan televisi Israel. Di sana mereka menyatakan bahwa mereka berada di New York City pada 11 September untuk “mendokumentasikan peristiwa tersebut” karena Amerika belum pernah mengalami serangan seperti itu di daratannya.

Dua jam sebelum serangan 11 September, Odigo, sebuah perusahaan Israel dengan kantor-kantornya yang bertempat hanya beberapa blok dari menara WTC, menerima sebuah peringatan pendahuluan akan serangan tersebut lewat pesan instan internet. Manajer New York Office memberikan FBI alamat IP pengirim pesan tersebut, tapi FBI tidak menindaklanjutinya.

Sekitar 200 orang Israel yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan pemindahan Israel, yang dicurigai merupakan garis depan intelijen Israel, yang sangat aktif di WTC beberapa bulan sebelum serangan, lalu ditangkap karena dicurigai terlibat ketika sisa ban ditemukan di beberapa van pembuangan yang mereka gunakan. Namun, di bawah perintah langsung Pejabat Departemen Peradilan Amerika Serikat, Michael Chertoff, mereka dideportasi ke Israel akibat “Pelanggaran Visa”. Chertoff adalah seorang warga negara ganda AS/Israel yang ayahnya seorang Rabi dan ibunya adalah salah satu pekerja pertama Mossad, lalu kemudian dia memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim yang tidak berkaitan dengan kejadian WTC.

Dr. Philip Zack
Pada 12 September, The Yerussalem Post diam-diam memperingatkan kemungkinan teurngkapnya Israel sebagai pelaku serangan 11 September. Surat kabat tersebut menampilkan sebuah cerita bahwa 2 orang Israel meninggal pada saat pesawat terbang dibajak, dan 4.000 orang menghilang di WTC. Seminggu kemudian, sebuah stasiun televisi Beirut melaporkan bahwa 4.000 pegawai WTC yang merupakan orang Israel tidak hadir pada hari serangan itu. Ini tampaknya menegaskan cerita di the Yerussalem post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa nama yang berisi virus antraks dikirim ke berbagai politisi dan eksekutif media. Akibat terjangkit virus antraks dalam surat-surat ini, 5 orang meninggal dunia. Seperti serangan 11 September, serangan ini langsung disalahkan kepada Al-Qaeda, sampai diketahui bahwa virus antraks yang dijadikan senjata tersebut, dibuat oleh laboratorium militer Amerika Serikat.

FBI kemudian mengetahui bahwa tersangka utama surat-surat antraks ini adalah orang Yahudi Ashkenazi, Dr. Philip Zack, yang pernah dicerca beberapa kali oleh para pegawainya akibat kata-katanya yang ofensif tentang orang-orang Arab. Dr. Philip Zack tertangkap kamera sedang memasuki daerah penyimpanan tempat dia bekerja di Fort Detrick. Di sanalah antraks disimpan. Pada titik ini, baik FBI mau pun media berhenti membuat pernyataan publik apa pun mengenai kasus ini.

Seminggu sebelum serangan WTC, Zim Shipping Company (Perusahaan Pengapalan Zim) memindahkan kantor-kantornya di WTC, melapaskan kontrak sewanya yang memakan biaya 50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut. Tidak ada alasan yang pernah diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping Company, setengahnya dimiliki oleh negara Israel.

Akibat serangan 11 September disalahkan kepada Osama bin Laden, Amerika Serikat menginvansi Afghanistan dan menumbangkan para penguasa Taliban di sana. Tentu saja alasan sebenarnya terjadi invansi itu menjadi terang. Karena alasan sesungguhnya adalah pemimpin Taliban, Mullah Omar, telah melarang produksi opium pada Juli 2000. Dengan demikian, panen opium pada tahun itu hancur.

Dalam sejarah, bisnis opium merupakan bisnis illegal yang digerakkan oleh Keluarga Rothschild seperti yang terjadi di China pada tahun 1839. Ketika Kaisar Manchu di China memerintahkan penghancuran opium. Lalu Keluarga Rothschild memerintahkan tentara Inggris untuk pergi ke sana untuk memerangi China demi melindungi bisnis narkobanya yang sedang berjalan.

Itulah tepatnya apa yang sedang terjadi. Afghanistan adalah sumber 75 % heroin dunia. Akibat Mullah Omar menghancurkan laba 2001, maka terjadilah invansi pada Oktober 2001. Segera sesudahnya, media melaporkan panen besar opium pada Maret 2002.

Ariel Sharon
Pada 3 Oktober, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, membuat pernyataan berikut ini kepada seorang Yahudi Ashkenazi, Simon Peres, sebagaimana dilaporkan di Radio Kol Yisrael:
“Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan berkata Amerika akan melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda sesuatu yang sangat jelas. Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap Israel. Kita orang-orang Yahudi mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu”.
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph Stiglitz, mantan Chief Economist Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan Penasehat Ekonomi Presiden Clinton secara publik mengungkapkan “Strategi 4 Langkah” Bank Dunia yang dirancang untuk memperbudak negara-negara kepada para bankir. Ke-4 Strategi tersebut adalah:
Privatisasi, di sini para pemimpin ditawarkan komisi 10 % ke rekening-rekening Bank Swiss rahasia mereka sebagai ganti mereka memangkas beberapa miliar Dollar dari harga aset negara, seperti maraknya terjadi suap dan korupsi.



Profesor Joseph Stiglitz

Pembebasan Pasar Modal, ini pencabutan hukum bahwa uang pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi di negara itu mulai menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung dari luar sehingga ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu membutuhkan bantuan IMF. Dan IMF memberikannya dengan syarat mereka menaikkan suku bunga antara 30 % dan 80 %. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya.
Penentuan Harga Berdasarkan Pasar, di sini harga makanan, air dan gas domestik dinaikkan yang diperkirakan dapat menyebabkan huru-hara sosial di masing-masing negara, sekarang lebih umum disebut dengan “Hura-Hara IMF”.

Perdagangan Bebas, di sini perusahan-perusahaan internasional menyerbu Asia, Amerika Latin dan Afrika. Pada saat yang sama Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka sendiri terhadap pertanian dunia ketiga. Mereka juga mengenakan tarif yang menjulang tinggi yang harus dibayar oleh negara-negara ini untuk obat-obatan bermerek, menyebabkan melejitnya rasio kematian dan penyakit.

Ada banyak pihak yang akan kalah dalam sistem ini, kecuali satu pemenang, yaitu sistem perbankan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Yahudi. Sebenarnya IMF dan Bank Dunia telah membuat syarat pinjaman bagi penjualan sistem listrik, air, telepon dan gas setiap negara berkembang. Ini diperkirakan mencapai 4 Triliun Dollar aset milik publik.

Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz diberi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.

2002: Kamus Internasional Baru Ketiga Webster (Lengkap) dicetak ulang, menyediakan satu definisi baru tentang Anti-Semit. Definisi belum dimutakhirkan pada 1956. Definisi barunya adalah:
“Anti-Semitisme: (1) permusuhan terhadap orang-orang Yahudi sebagai kelompok minoritas agama atau ras, sering disertai diskriminasi sosial, politik dan ekonomi; (2) menentang Zionisme; (3) simpati untuk musuh-musuh Israel”.Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat sebelum Amerika memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel.
Thomas Stauffer, seorang Konsultan Ekonomi di Washington, memperkirakan bahwa sejak 1973, Israel telah menghabiskan uang Amerika Serikat sekitar 1,6 Triliun Dollar, yang kalau dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2002, setiap orang akan mendapatkan lebih dari 5.700 Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat perlakuan Yahudi yang didukung dana besar Keluarga Rothschild, menggerakkan orang seperti Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan:
“Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan orang lain. Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka”.
Obama – AIPAC
2004: Penyelidikan FBI berlanjut kepada American Israel Public Affairs Committee (AIPAC, Komite Urusan Publik Israel Amerika), kelompok lobi politik terbesar di Amerika Serikat dengan lebih dari 65.000 anggota yang tugasnya adalah memimpin pemerintah Amerika Serikat demi Israel. FBI dilaporkan percaya bahwa AIPAC adalah garis depan mata-mata Israel.

Dov Zakheim

Pada awal Maret, warga negara ganda AS/Israel sekaligus Rabi Yahudi bernama Dov Zakheim mengundurkan diri sebagai Pengawas Keuangan Pentagon sekaligus Kepala Petugas Keuangan, ketika terungkap dalam sebuah audit anggaran Pentagon bahwa dia tidak bisa mempertanggungjawabkan hilangnya 2,6 juta Dollar, termasuk inventaris pertahanan 56 pesawat terbang, 32 tank dan 36 satuan peluncuran komando misil Javelin.
Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat pernyataan tentang kendali AIPAC terhadap Amerika:

Senator Ernest Hollings
“Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain yang diberikan oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar di antaranya, tapi saya juga telah menolak menandatangani surat-surat dari waktu ke waktu untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan kepada kalian bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari Republik atau Demokrat, mendadak AIPAC akan memberitahunya persis kebijakan apa yang harus diambil”.
Pada tahun ini juga, Mel Gibson merilis filmnya “The Passion of the Christ (Hasrat Kristus)”. Untuk menjaga keasliannya, dialog film itu disajikan sepenuhnya dalam Bahasa Ibrani dan teks Latin. Namun, ada satu teks yang tidak muncul. Kalimat itu diucapkan tapi untuk alasan tertentu teksnya dibuang. Tentu saja ini akibat tekanan dari media Yahudi. Adegan yang teksnya dibuang itu adalah ketika Pilate berusaha membuat orang-orang Yahudi berhenti menyeru agar Yesus Kristus disalib. Dan apa kata orang-orang Yahudi sebagai tanggapan Pilate sampai-sampai lobi Yahudi setengah mati ingin menyensornya?:
“Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak kami”.

George Bush
Pada 16 Oktober, Presiden Bush menandatangani pengesahan hukum Global Anti-Semitism Preview Act (Undang-Undang Tinjauan Anti-Semitisme Global) yang dirancang untuk memaksa seluruh dunia agar tidak pernah mengkritik dunia Yahudi, apapun yang mereka lakukan. Undang-undang ini menetapkan sebuah departemen istimewa di dalam Departemen Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat untuk menguasai anti-semitisme global yang akan memberikan laporan tahunan kepada Konggres.

Bersambung ....
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: