Pesan Rahbar

Home » , , , » Delapan Anak Tewas saat Pesawat Tempur Israel Membom Gaza tanpa Henti (Foto-foto Situasi Gaza Pasca Serangan Israel)

Delapan Anak Tewas saat Pesawat Tempur Israel Membom Gaza tanpa Henti (Foto-foto Situasi Gaza Pasca Serangan Israel)

Written By Unknown on Friday, 11 July 2014 | 23:27:00


Sembilan jam sejak posting ini diterbitkan, jumlah korban di Gaza telah mencapai empat puluh warga Palestina tewas sejak Selasa pagi (8/7). Al-Akhbar English telah menerbitkan daftar korban yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan di Gaza.

“Di antara mereka yang tewas, tiga belas orang berusia sekitar enam belasan tahun. Korban termuda, berusia delapan belas-bulan bernama Mohammed Malakiyeh, tewas bersama dengan ibunya berusia 27 tahun. Korban tertua, berusia delapan puluh tahun Naifeh Farjallah, tewas dalam serangan udara di kota Moghraqa, sebelah barat daya dari Kota Gaza,” Al-Akhbar melaporkan.

Defence for Children International Palestine (DCIP) telah mengoreksi berita yang disebutkan dalam postingan aslinya di bawah ini; seorang remaja delapan belas tahun, Ahmad Habib Mousa, tewas bersama sepupunya yang berusia 22 tahun ketika mengendarai sepeda motor di Kota Gaza pada Selasa, awalnya diidentifikasi oleh DCIP sebagai korban berusia enam belas tahun.

Postingan asli:
Kurang dari dua minggu setelah melaksanakan serangan militer terbesar selama lebih satu dekade terhadap Tepi Barat, Israel telah menyerang tanpa henti Jalur Gaza yang telah dikepung sejak Senin (7/7).
Pengeboman yang sedang berlangsung adalah kekerasan yang paling parah yang ditimbulkan oleh Israel di Gaza sejak serangan delapan hari pada bulan November 2012, di mana lebih dari 150 warga Palestina tewas, 33 di antaranya anak-anak.

Sebelumnya lebih dari 1.400 warga Palestina tewas di Gaza, termasuk 350 anak-anak, selama tiga minggu berturut-turut Israel dari serangan dari udara, darat dan laut selama musim dingin 2008-09.
Dua puluh lima jiwa tewas oleh serangan udara Israel di Gaza sejak Senin, termasuk sedikitnya delapan anak-anak, pesawat tempur Israel membom daerah di seluruh Gaza, yang ditempati oleh 1,7 juta warga Palestina yang hidup di bawah pengepungan ketat dan tidak dapat melarikan diri dan tak punya tempat untuk berlindung.

Komandan Jihad Islam, Hafiz Hamad (30) dan lima anggota keluarganya – Ibrahim Hamad (26), Mahdi Hamad (46), Fawzia Hamad (62), Mehdi Hamad (16) dan Suha Hamad (26) – tewas dalam serangan udara Zionis Israel di rumah mereka di Beit Hanoun di utara Jalur Gaza Selasa malam, menurut seorang juru bicara kementerian kesehatan Gaza, Ma'an News Agency yang berbasis di Bethlehem melaporkan.
Pada Selasa sore, enam anak tewas ketika sebuah rudal Israel menyerang rumah seorang yang diduga aktivis Hamas di kota selatan Khan Younis.

Kelompok hak asasi manusia Defence for Children International Palestine melaporkan:
Lima keluarga yang berada di dalam gedung dievakuasi segera setelah pesawat tak berawak Israel menembakkan rudal peringatan. Sejumlah tetangga, bagaimanapun, berkumpul di atap dalam upaya untuk mencegah pengeboman. Tak lama setelah jam 03:00 sore, serangan udara Israel meratakan gedung, dan menewaskan tujuh orang, termasuk lima anak-anak, di tempat dan melukai 28 lainnya.

Hussein Yousef Hussein Karawe, 13, Basem Salem Hussein Karawe, 10, Mohammad Ali Faraj Karawe, 12, Abdullah Hamed Karawe, 6, dan Kasem Jaber Adwan Karawe, 12, meninggal di tempat dan insya Allah syahid, menurut bukti yang dikumpulkan oleh DCIP, seorang korban cedera, Seraj Abed al-Aal, 8, meninggal karena luka-lukanya tadi malam.
 
DCIP mengkonfirmasi tewasnya dua remaja Palestina lainnya dalam serangan di Gaza. Serangan Israel menewaskan Ahmad Nael Mahdi, 15, dari lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, dan melukai dua temannya, salah satunya masih dalam kondisi kritis. Ahmad Habib Mousa, 16, (sudah dikoreksi, ternyata berusia 18 tahun) dari lingkungan Al-Shujaiyah kota Gaza, dan sepupunya berusia 22 tahun tewas saat mengendarai sepeda motor, kata sumber DCIP. 
 
DCIP mengkonfirmasikan laporan setidaknya tiga anak-anak lain tewas dalam serangan pada hari Selasa (8/7). 
 
Serangan Roket.
Israel menyatakan bahwa tujuan penyerangan yang intensif di Gaza adalah untuk menghentikan serangan roket dari Gaza.
Tetapi kelompok-kelompok jihad di Gaza membalas dengan menembakkan roket yang diarahkan ke utara Haifa di utara Israel saat ini.

Harian Israel Haaretz melaporkan: Sementara itu, untuk pertama kalinya sejak Operasi Pilar Pertahanan pada tahun 2012, sirene roket berdering di tengah Israel. Penangkis rudal Iron Dome mampu menembak jatuh roket. Namun sebagian besar roket dari Gaza mentargetkan selatan Israel, dengan lebih dari 100 roket ditembakkan. 
 
Serangan delapan hari terhadap Gaza pada bulan November 2012, dengan nama sandi Operasi Pilar Pertahanan, secara luas dipandang sebagai kekalahan militer Israel setelah sayap bersenjata Hamas mampu menunjukkan kekuatan yang berbeda, untuk pertama kalinya menembakkan roket jarak jauh yang mampu memukul Tel Aviv dan Jerusalem.

Sirene roket terdengar di kedua kota pada Selasa (8/7), memperingatkan warga untuk berlindung.
Sebuah video yang diunggah ke YouTube pada Selasa muncul untuk menunjukkan jamaah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem menyenandungkan nasyid memuji sayap bersenjata Hamas, Brigade al Qassam, dalam menanggapi sirene roket yang terdengar di kota-kota Israel:


Haaretz melaporkan bahwa roket meledak di daerah perkotaan di Hadera, utara dari Tel Aviv, lebih jauh daripada pencapaian sebelumnya, namun dilaporkan tidak menyebabkan kerusakan.
Sementara itu, tentara Israel mengklaim pasukannya menewaskan beberapa pejuang Palestina yang menyerang sebuah pangkalan militer di Israel saat ini melalui laut.

Haaretz menambahkan: “Pemerintah menyetujui panggilan hingga 40.000 tentara cadangan dalam persiapan untuk eskalasi lebih lanjut, setelah kabinet keamanan memutuskan pada hari Senin untuk mengintensifkan serangan terhadap Hamas.”

Brigade al Qassam pada hari Selasa menetapkan persyaratan untuk gencatan senjata dengan Israel, yaitu Israel harus mengakhiri serangan di Gaza dan komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada bulan November 2012, dan membebaskan semua tahanan yang telah dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada 2011 yang kemudian kembali ditangkap oleh Israel, dan mengakhiri campur tangan dalam pemerintahan Palestina yang baru dibentuk setelah perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani pada bulan April setelah tujuh tahun kebuntuan antara partai Fatah di Tepi Barat dan Hamas di Gaza.

Akhir pekan lalu pejabat senior Hamas Ahmad Yousef mengatakan kepada kantor berita Ma'an bahwa pihaknya tidak lagi bertanggung jawab untuk mencegah serangan roket terhadap Israel.
Ma'an melaporkan:
“Ditanya tentang peningkatan serangan roket terhadap Israel dalam beberapa pekan terakhir, Yousef mengatakan kepada Ma'an, Hamas tidak bertanggung jawab untuk mencegah serangan itu.”
“Dari sudut pandang politik, (Perdana Menteri di Ramallah) Rami Hamdallah bertanggung jawab dan ia dapat memberikan perintah kepada pasukan keamanan untuk campur tangan. Hamas tidak menguasai Jalur Gaza dan sehingga tidak bertanggung jawab untuk melindungi perbatasan.”
Ia mengatakan pasukan keamanan Palestina telah berusaha untuk mencegah serangan roket, tetapi belum terlalu sukses. 
 
“Agresi Israel menyebabkan beberapa respon balasan, dan kita tidak bisa meminta orang-orang yang tengah marah ini untuk berhenti,” kata Yousef. 
 
Tentara Israel meluncurkan kampanye pencarian besar-besaran di Tepi Barat terhadap tiga pemuda Israel yang hilang, dan menangkap ratusan orang Palestina dan menewaskan sedikitnya enam orang, dan dibalas dengan serangan roket oleh para pejuang di Gaza. 
 
Angkatan udara Israel telah merespon dengan serangan udara di Jalur Gaza yang telah terkepung.
Bulan lalu Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza saat angkatan udara yang mentargetkan anggota dari kelompok bersenjata yang tengah bepergian dengan sepeda motor di Jalur Gaza utara, dan langsung membunuh orang itu. Seorang anak berusia sepuluh tahun yang berada di tempat kejadian meninggal karena luka-lukanya tiga hari kemudian. Operasi 11 Juni ini adalah yang pertama sejak awal Maret.

Israel juga mengeksekusi dua pejuang Palestina di Jalur Gaza pada akhir Juni, dan menyerang Gaza dengan pesawat tempur sepanjang bulan itu. 

Asap dan api terlihat hasil dari serangan udara Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, 8 Juli. (Gambar Eyad Al Baba / APA)


 Warga Palestina memeriksa mobil yang ditargetkan dalam serangan udara Israel di pusat Kota Gaza, 8 Juli. (Gambar Ali Jadallah / APA) 





Warga Palestina berkumpul di sekitar sebuah rumah yang hancur dalam serangan udara Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 8 Juli. Delapan orang, termasuk enam anak-anak, tewas. (Gambar Ramadhan El-Agha / APA) 

Warga Palestina memeriksa sebuah kendaraan yang hancur setelah ditargetkan dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza utara, 8 Juli. (Gambar Mohammed Talatene / APA) 

Paramedis di sebuah rumah sakit di Khan Younis sedang merawat warga Palestina yang terluka dalam serangan udara Israel di sebuah rumah yang menewaskan delapan orang, 8 Juli. (Gambar Ramadhan El-Agha / APA)  

Kerabat Mohammed Shaaban, seorang komandan di sayap bersenjata Hamas, berkabung saat pemakaman di Jabaliya, Jalur Gaza utara, 8 Juli. Shaaban tewas ketika sebuah rudal Israel menghantam sebuah mobil yang ia tumpangi di Kota Gaza. (Gambar Ashraf Amra / APA)

Seorang wanita Palestina memeriksa rumahnya yang rusak dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di lingkungan di Kota Gaza, 8 Juli. (Gambar Ashraf Amra / APA)
  

Jejak asap terlihat saat roket diluncurkan dari timur Kota Gaza menuju Israel, 7 Juli. (Gambar Mohammed Asad / APA) 
 (e-intifada/muqawamah.com)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: