Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Tunisia. Show all posts
Showing posts with label Tunisia. Show all posts

Festival Al-Quran Tehran Mengajak Muslimin Bersatu


Dr. Najm Abdullah Mathar adalah salah satu juri festival internasional al-Quran dan berasal dari Iraq.
Dalam kesempatan pertama kali berunjung ke Iran sebagai juri festival Qurani ini, Dr. Najm menunjukkan kepuasan yang luas biasa. Di samping, sebagai juri di berbagai festival seperti Malaysia, Suriah, dan Tunisia, ia juga pernah menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi dunia Islam seperti Suriah, Kuwait, dan Indonesia.

Dr. Najm juga merasa puas dengan sambutan para panitia penyelenggara festival al-Quran internasional Tehran. Menurutnya, rakyat Iran cinta tamu dan menyambutnya dengan penuh keakraban.

Sehubungan dengan festival kali ini, Dr. Najm menilai, festival Iran ini adalah kebanggaan dunia Islam. Semua program terlaksana dengan baik dan sesuai skedul.

Menurut Dr. Najm, festival internasional al-Quran ini adalah pembawa pesan persatuan Muslimin dunia. Seluruh negara Islam berkumpul menjadi satu di satu, dan ini adalah pesan yang paling penting.

(Shabestan)

Wawancara IQNA dengan Cendekiawan Terkemuka Tunisia: Imperialisme Global dan Ketidaksadaran Akar Berbagai Konflik Antara Syiah dan Ahlus Sunnah


TUNISIA - Akar konflik antara Syiah dan Ahlus Sunnah harus dicari dari dua faktor eksternal (Imperialisme dan kekuatan-kekuatan global) dan internal (tidak adanya pengenalan dan ketidaksadaran antar mazhab).
Husein Qasim, cendekiawan muslim dan peneliti terkemuka Tunisia saat wawancara dengan IQNA, dengan menjelaskan hal ini mengatakan, Imperialisme dan upaya penjajahan dan kekuatan-kekuatan global untuk menciptakan konflik dan perpecahan di kalangan kaum muslimin termasuk faktor eksternal perselisihan dan konflik di kalangan umat Islam.

“Banyak sekali para pengikut mazhab-mazhab Islam tidak memiliki pengenalan terhadap doktrin dan ajaran-ajaran mazhab selainnya dan mereka dalam banyak kondisi tidak mengindahkan persamaan-persamaan penting, seperti Al-Quran Al-Karim, satu kiblat dan Rasulullah (Saw) dan mereka fokus terhadap masalah-masalah perselisihan kecil, yang menjadi sumber perselisihan dan konflik,” tambahnya.

Cendekiawan Islam Tunisia ini menjelaskan, kami sekarang ini menyaksikan bahwa sebagian orang dan kelompok-kelompok ekstrem menisbatkan dirinya kepada Ahlus Sunnah, karena pemikiran dan opini yang salah dan penyelewengan mereka melakukan pembunuhan terhadap para pengikut mazhab Syiah dan menganggap orang-orang Syiah sebagai kafir, Atheis dan telah keluar dari lingkup agama Islam.

Dia dengan menegaskan bahwa Syiah dan Ahlus Sunnah memiliki satu sumber, mengatakan, mazhab Syiah dan Ahlus Sunnah berasal dari satu muara, yaitu agama suci Islam; karena mereka memiliki Tuhan, Rasulullah (Saw), syariat, kiblat dan Al-Quran mereka satu.

Husein Qasim dalam kelanjutan wawancaranya menegaskan, para pengikut mazhab Islam dengan memperhatikan persamaan-persamaan penting yang mereka miliki, maka tidak ada justifikasi sama sekali untuk memperhatikan konflik dan perpecahan di kalangan mereka dan tidak semestinya terpengaruh di balik propaganda-propaganda gerakan dan kelompok algojo yang berafiliasi dengan arogansi, kekuatan-kekuatan global dan Imperialisme serta menganggap dirinya sebagai musuh selainnya dan melakukan pembunuhan selainnya, dengan tanpa memiliki pengetahuan satu sama lainnya.

“Umat Islam khususnya para remaja sekarang ini sangat membutuhkan sekali pengetahuan dan pemahaman keyakinan dan ideologi satu sama lain dan sangat penting sekali menjauhkan para remaja dari ketergelinciran dalam masalah-masalah partikel perselisihan yang dicari oleh arogansi dunia, karena Imperialisme senantiasa mencari penebaran benih perpecahan dalam tubuh kaum muslimin,” ucapnya.

Husein Qasim terkait terjeratnya perselisihan antara Syiah dan Ahlus Sunnah menegaskan, ketika kami berbicara tentang perpecahan mazhab, sejatinya perselisihan ini tidak ada, namun itu adalah segenggam ilusi dan tidak ada seorang pun dapat mengatakan kaum muslimin saling berselisih, meskipun dalam sebagian waktu mereka berupaya menonjolkan perselisihan yang ada diantara kaum muslimin dan pelbagai mazhab mereka sebagai perselisihan mazhab, namun jika sedikit kita renungkan masalah-masalah tersebut, maka kita akan memahami bahwa perselisihan yang muncul dikalangan umat Islam adalah perselisihan politik dan tidak terkait dengan agama dan mazhab.

Dia menganggap perselisihan kaum muslimin sifatnya dangkal dan seperti perselisihan dalam memilih pakaian. “Kita harus menghilangkan perselisihan-perselisihan ini dan meluruskan citra Syiah dan Ahlus Sunnah dan merintangi pembunuhan satu sama lainnya,” ucapnya.

Cendekiawan dan peneliti terkemuka Tunisia ini mengungkapkan, para pemikir dan cendekiawan dunia Islam memiliki kewajiban dengan menjelaskan ajaran toleransi Islam dan ajaran-ajaran agama suci ini yang berlandaskan interaksi dan saling menghormati, moderat mencegah menggunakan para pengikut mazhab-mazhab Islam untuk melakukan kekerasan dan menutup jalan untuk menuju penyelewengan dan mengajak umat Islam menuju jalan benar dan jalan lurus, yaitu menjaga persatuan dan empati.

Dia menegaskan, adapun pembunuhan, konflik, perselisihan di dunia Islam yang kita saksikan sekarang ini bersumber dari kebodohan, kesesatan dan konspirasi arogansi dunia, karena tindakan-tindakan radikal ini sama sekali tidak berkaitan dengan Islam dan ajaran-ajarannya.

Husein Qasim menganggap akar semua konflik di masyarakat Islam adalah konspirasi-konspirasi Amerika dan Zionis dan dia menegaskan peran penting media-media dunia Islam guna melawan konspirasi dan muslihat para musuh-musuh Islam.

RAKYAT TUNISIA DUKUNG PEMERINTAH DAN RAKYAT SYRIA


(ASSAD: PEMERINTAH MELINDUNGI SELURUH RAKYAT DARI EKSTREMIS).

Sebuah gerakan politik baru telah muncul di Tunisia untuk mendukung perjuangan pemerintah dan rakyat Syria melawan zionisme dan takfirisme (wahabiisme/salafiisme).

"National Movement to Support Syrian Resistance Against the Foreign-backed Insurgency", demikian nama gerakan ini. Dideklarasikan di ibukota Tunisia tgl 28 Desember oleh sekelompok politisi dan ilmuwan Arab Tunisia yang peduli dengan nasib bangsa Syria yang mereka sebut tengah mendapatkan serangan dari zionis internasional dan para takfiris. Mereka menyebut apa yang terjadi di Syria sebagai bagian dari proyek neo-kolonialisme yang bertujuan menghancurkan dunia Islam dengan terorisme sekaligus memperkuat keberadaan Israel.

Dalam misinya tersebut gerakan baru ini akan menggalang kekuatan bersama partai-partai politik dan ormas-ormas di Tunisia.

Menurut para penggiat gerakan ini, rakyat Tunisia telah meyakini bahwa kesatuan yang solid antara rakyat dan pemerintah Syria telah berhasil menggagalkan serangan yang dilancarkan para zionis dan takfiris. Dan kini mereka menghendaki pemulihan hubungan antara Tunisia dengan Syria dengan membuka kembali kantor diplomatik Syria di Tunisia.

Pada bulan Februari 2012 lalu ratusan demonstran Tunisia melakukan aksi menentang pertemuan "Friends of Syria", pertemuan internasional yang digagas Amerika untuk membantu kampanye penggulingan pemerintahan Syria. Aksi demonstrasi berlangsung keras sehingga sempat membuat menlu Amerika Hillary Clinton harus diamankan ke hotelnya dan pertemuan pun terlambat dari jadwalnya.

PESAN ASSAD KEPADA VATIKAN.

Sementara itu Presiden Syria Bashar al-Assad menyatakan bahwa pemerintah Syria bertekad untuk melindungi seluruh rakyat Syria dari semua golongan dan agama, melawan para militan takfiri yang berada di Syria. Hal itu disampaikan Assad melalui delegasi pemerintah Syria dalam pertemuan dengan Sekretaris Gereja Romawi Pietro Parolin dan Menlu Dominique Mamberti di Vatikan, Sabtu (28/12).

"Pemerintah Syria bertekad untuk menegakkan kewajibannya untuk melindungi semua warga negara Syria, apapun agamanya, terhadap kejahatan yang dilakukan kelompok-kelompok takfiri yang menyerang rumah-rumah mereka, rumah-rumah ibadah mereka dan pemukiman mereka," demikian bunyi pesan yang disampaikan Assad.

Assad juga menegaskan bahwa krisis yang terjadi di Syria hanya bisa diselesaikan melalui dialog nasional antar sesama warga Syria tanpa campur tangan asing, karena rakyat Syria adalah satu-satunya pihak yang berhak menentukan nasibnya sendiri dan juga menentukan kepemimpinannya.

Assad juga mengecam beberapa negara tetangga atas dukungan yang diberikannya kepada para teroris takfiri di Syria.

Sebelumnya pada pidato Misa Natal yang disampaikannya, Sri Paus juga menyinggung krisis yang melanda Syria.

"Terlalu banyak kehidupan yang hancur dalam konflik yang tengah terjadi di Syria, menciptakan kebencian dan balas dendam," kata Paus Fransiscus dalam pidatonya.

"Mari kita terus berdoa kepada Tuhan untuk menghentikan beban penderitaan rakyat Syria tercinta, dan agar kelompok-kelompok yang bertikai menghentikan permusuhannya dan menjamin akses bantuan kemanusiaan," tambah Sri Paus.



REF:
"Tunisians back Syria in war against Takfiri militants"; Adnen Chaouachi, Press TV, 29 Desember 2013
"Syria protects people of all faiths against militants: Assad"; Press TV; 29 Desember 2013

Jihad Sex Layani 100 Pria, Sejumlah Wanita Tunisia Hamil Pulang dari Suriah

Mujahidin Wanita – ILUSTRASI

Pernikahan dalam Islam hanya membolehkan seorang wanita memiliki hanya 1 Suami. Bukan 100 Suami. Kalau lebih dari 1 suami pada saat yang sama, itu pelacuran.Zina! Selain itu ada masa Iddah selama 3 bulan. Setelah cerai dari suami pertama, tunggu dulu 3 bulan baru bisa nikah dgn pria lain. Jika hamil, tunggu hingga bayinya lahir. Ini untuk memastikan siapa ayah si bayi.Nah kalau dgn 100 suami, paling tidak ada 300 bulan / 27 tahun masa iddah. Padahal perang Suriah baru 3 tahun.

Nabi perang tidak lebih dari 3 bulan. Sementara Khalifah Umar ra membatasi seorang prajurit perang tak lebih dari 4 bulan setelah mendengar keluhan istri seorang prajurit.Benar-tidak benar, dengan berita yang menyebar ke mana2, Jihad Sex ini harus diluruskan. Harus ditegaskan ini bukan ajaran Islam.Perang Suriah bikin malu Islam saja.
 
Selain kebiadaban makan manusia, ada juga “Jihad Sex” di mana seorang wanita melayani 20, 30, bahkan 100 Pejuang Suriah. Mendagri Tunisa, Lotfi ben Jeddou menyatakan bahwa banyak wanita Tunisia yang hamil saat pulang dari Suriah.
 
Nikah kontrak Mut’ah dan Misyar di mana seorang wanita berpasangan dgn 1 pria saja sudah kontroversial.
Bagaimana dgn 1 wanita melayani 100 pria? Pakai masa Iddah tidak? Rasanya dgn masa Iddah 3 bulan, untuk 100 pria saja sudah perlu 300 bulan atau 27 tahun. Jelas “Jihad Sex” ini sudah melanggar hukum Islam.
 
Mudah2an kita terhindar dari fitnah ini.
Kalau jihad sex ini lebih parah dari nikah mut’ah. Kalau nikah mut’ah 1 wanita melayani 1 pria dan tetap ada iddah 3 bulan. Nah Jihad sex ini 1 wanita bisa melayani 100 pria. Artinya tidak pakai Iddah lagi.Ini sudah pelacuran dgn kedok agama.
 
Perang zaman Nabi itu paling lama 3 bulan. Khalifah Umar ra membatasi perang paling lama 4 bulan. Lebih dari itu, seorang prajurit diganti. Nah ini 3 tahun tidak diganti2.
 
Nikah Mut’ah meski menurut Sunni haram dan Nabi akhirnya mengharamkannya, namun sempat dibolehkan. Tapi kalau Jihad sex di mana 1 wanita melayani 100 pria, itu tidak pernah ada di AL Qur’an dan Hadist. Sahih Muslim:
 
وَ عَنْهُ قَالَ : أَََمَرَناَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم باِلْمُتْعَةِ عَامَ اْلفَتْحِ حِيْنَ دَخَلْنَا مَكَّةَ ثُمَّ لَمْ نَخْرُجْ حَتَّى نَهَاناَ عَنْهَا
 
Dari beliau, juga berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mut’ah pada masa penaklukan kota Mekkah, ketika kami memasuki Mekkah. Belum kami keluar, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengharamkannya atas kami”.
 
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلَأكْوَع ِرضى الله عنه قَالَ: رَخَّصَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَامَ أَوْطاَس فِي اْلمُتْعَةِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ثُمَّ نَهَى عَنْهَا
 
Dari Salamah bin Akwa`Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan keringanan dalam mut’ah selama tiga hari pada masa perang Awthas (juga dikenal dengan perang Hunain), kemudian beliau melarang kami”.
 
Berita Detik.com yg dikonfirmasi dgn berbagai Media Massa lain termasuk dari Lebanon.
Catatan: Foto yang dimuat di Detik.com (dari Al Arabiya) adalah Mujahidin Wanita Suriah. Bukan Mujahidin Seks asal Tunisia.
http://www.merdeka.com/foto/dunia/153184/sosok-um-jaffar-pejuang-cantik-tentara-pembebasan-suriah-002-mudasir.html
 
Pemberontak Suriah menyatakan bahwa berita Jihad Sex tidak benar dengan mengatakan bahwa foto Mujahidin Sex Tunisia itu ternyata Mujahidin Suriah.
 
Ada yg hoax seperti foto Ummu Ja’far mujahidin Suriah yg disebut sbg Mujahidin sex Tunisia dan Fatwa Jihad Sex dari Al Arifi. Tapi ada juga kebenaran seperti pernyataan Mendagri Tunisia Lotfi Ben Jeddou, Mantan Mufti Tunisia Syeikh Othman Battikh yg videonya ada di atas dsb. Yg jelas karena dimuat di Media bergengsi Dunia macam AFP, Time, The Telegraph, Al Arabiya, Gulf News, Detik, dsb, ya harus diluruskan demi ISLAM. Bukan firqoh/golongan. Ini video Jihad Al Nikah dari Mantan Mufti Tunisia:
 
 
Video Mendagri Tunisia Lotfi ben Jeddou tentang wanita2 Tunisia yang hamil karena Jihad Sex (Jihad Al Nikah):
 
 
 
Meski demikian, berita Jihad Sex dari Tunisia (terlepas foto yang dipakai sebagian Media ternyata tidak benar) ada di berbagai Media Massa yg berbeda. Detik.com, Merdeka, AFP, Time, Gulf News, The Telegraph, Daily Mail, bahkan Al Arabiya. Apa mereka Media Syi’ah semua? Bohong semua? Dari Lebanon, Tunisia, Indonesia, Inggris, dsb. Ibarat Hadits itu Mutawattir. Tak mungkin mereka semua sepakat bohong. Dari Al Arabiya, Media Arab Saudi yang pro Pemberontak Suriah juga ada:
http://english.alarabiya.net/en/variety/2013/09/20/Tunisia-says-sexual-jihadist-girls-returned-home-from-Syria-pregnant.html
 
Jihad seks, mereka menyebutnya Jihad Al-Nikah, kini menjadi perbincangan hangat di Tunisia. Koran Tunisia melaporkan bahwa seorang pria muda Tunisia menceraikan istrinya setelah sang istri ketahuan menyeberang ke negara itu untuk bergabung dengan wanita lainnya menghibur pejuang oposisi Suriah.
Ulama setempat, Noureddine Al- Khadimi, menolak fatwa jihad ini. Ia mendesak warga Tunisia dan lembaga negara untuk tidak menanggapinya.
http://id.berita.yahoo.com/dari-sini-awal-isu-jihad-seks-di-suriah-082529237.html

Ditipu di Suriah, Sejumlah Wanita Tunisia Pulang Dalam Kondisi Hamil

Tunis – Menteri Dalam Negeri Tunisia menyebut adanya sejumlah wanita Tunisia yang menjalani misi jihad ke Suriah. Namun usai melakukan jihad ini, para wanita Tunisia tersebut pulang dalam keadaan hamil.
Menteri Dalam Negeri Tunisia, Lofti Bin Jeddo menuturkan adanya jaringan kriminal yang menipu para wanita ini dengan dalih menjalani jihad di Suriah. Sebanyak 86 orang yang terlibat dalam jaringan ini telah ditangkap.
“Wanita-wanita tersebut berganti-ganti antara 20, 30, dan 100 pemberontak dan mereka kembali menanggung buah hubungan seksual dalam nama jihad seksual
Ini beritanya dari AFP:

Tunisian women ‘waging sex jihad in Syria’

Ini beritanya dari The Telegraph Inggris:

Sex Jihad raging in Syria, claims minister

A Tunisian minister has revealed local women are travelling to Syria to undertake ‘sex jihad’ by giving battlefield comfort to Islamist fighters battling the regime.
 
TUNIS: Tunisian women have travelled to Syria to wage “sex jihad” by comforting Islamist fighters battling the regime there, Interior Minister Lotfi ben Jeddou has told MPs.
“They have sexual relations with 20, 30, 100″ militants, the minister told members of the National Constituent Assembly on Thursday.
“After the sexual liaisons they have there in the name of ‘jihad al-nikah’ — (sexual holy war, in Arabic) — they come home pregnant,” Ben Jeddou told the MPs.
(The Daily Star :: Lebanon News :: http://www.dailystar.com.lb/)

Tunisian women ‘provide pleasure’ to Syria Jihadists

Tunisian girls ‘head to Syria to offer themselves to Islamic fighters as part of sexual jihad’
Reports spread on internet calling for girls to offer themselves to fighters
Tunisian media said 13 girls travelled to rebel-held Northern Syria
Politicians in Tunisia appeal to girls not to be influenced by Islamic preachers
 
“Jihad Nikah” Ternyata Dilakukan oleh Wanita Syiah Tunisia
http://www.lppimakassar.com/2013/09/jihad-nikah-ternyata-dilakukan-oleh.html

Pelaku ‘Jihad Seks’ Sesungguhnya adalah Wanita Syi’ah
Tidak hanya terjadi kasus pemberitaan di Tunisia mengenai “jihad seks”, ternyata juga terjadi di Bahrain. Bahrain adalah negara yang mayoritasnya adalah warga Syi’ah namun dipimpin oleh penguasa Sunni.
http://news.fimadani.com/read/2013/09/23/pelaku-jihad-seks-adalah-wanita-syiah

LPPI itu saya lihat Wahabi. Ada pun Fimadani itu jaringan Media Ikhwanul Muslimin/PKS yang beritanya kerap mengandung fitnah/dusta. Jadi tak layak dipercaya. Harusnya ada berita dari Media lain yg bukan dari kelompok Takfiri macam Wahabi /Ikhwanul Muslimin:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/09/25/fitnah-nikah-mutah-khatami-dari-jaringan-media-pks-ikhwanul-muslimin/

Foto Ummu Ja’far yg diberitakan sbg Mujahidin Sex dari Tunisia ternyata tidak benar. Menurut kabar dia Mujahidin Suriah. Arifi menyangkal menganjurkan fatwa jihad sex meski dia di TV menyakan Aisyah menikah dgn Nabi umur 7 tahun untuk membenarkan bahwa boleh menikah dgn gadis kecil. Yg jelas Mendagri Tunisia Lotfi ben Jeddou mengatakan Jihad Sex itu ada dan gadis Tunisia hamil. Sejumlah Ulama TUnisia juga mengharamkan fatwa Jihad Sex dan ini ramai diberitakan di koran2 Tunisia. Pemberontak Wahabi menyangkal adanya Isyu Jihad Sex. Tapi dgn pernyataan LPPI bahwa Jihad Sex dilakukan oleh Syi’ah, itu menandakan Jihad Sex ada meski mereka mengkambing hitamkan kaum Syi’ah sbg pelakunya. Statistik ini menyatakan Syi’ah tidak ada di Tunisia (0%):

Tunisia
Pop.: 9,974,722
% Shia: –
% Sunni: 98%
http://www.pbs.org/wnet/wideangle/episodes/red-lines-and-deadlines/map-sunni-and-shia-the-worlds-of-islam/2539/

98% penduduk Tunisia adalah Muslim. Boleh dikata sebagian besar adalah Sunni dari mazhab Maliki. Hampir tidak ada Syi’ah di situ. Jumlah pejuang Hizbullah di Suriah pun cuma 2000-an dan pejuang di sana tinggal di Lebanon atau di Suriah. Jadi bisa kembali ke keluarganya tanpa harus berzina. Sementara jumlah Mujahidin Asing yg berpihak pada pemberontak Suriah itu Wahabi/IM. Jumlahnya sekarang 100 ribuan. Dan jauh dari Suriah termasuk dari Indonesia dan Tunisia. Dari Tunisia, Mujahidin yg tewas saja 50 orang. Artinya jika Jihad Seks memang ada, ya kelompok Mujahidin itulah pelakunya. Harusnya jika memang Syi’ah yg melakukan Jihad Sex, maka pelaku Jihad Sex tsb dari Lebanon, Iraq, atau Iran yang memang Syi’ah jumlahnya cukup besar. Bukan dari Tunisia yg boleh dikata nyaris tidak ada Syi’ah sama sekali:
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/07/28/mqnaci-dikabarkan-55-pejuang-dari-indonesia-tewas-di-suriah

Bahrain meski Syi’ah 70%, tapi penduduknya kurang dari 700 ribu. Pemerintahnya Sunni. Jadi tidak mungkin mereka bisa Jihad Sex ke Suriah. Dan beritanya cuma ada di jaringan Wahabi / Ikhwanul Muslimi. TIdak mendunia sebagaimana Mujahidin Sex Tunisia. Jadi beritanya kemungkinan besar fitnah:

Bahrain
Pop.: 677,886
% Shia: 70%
% Sunni: 30%
http://www.pbs.org/wnet/wideangle/episodes/red-lines-and-deadlines/map-sunni-and-shia-the-worlds-of-islam/2539/

Kalau pun katanya jihad sex untuk pemberontak Syi’ah di Bahrain, untuk apa? Toh mereka ada di negara mereka. Di rumah mereka sendiri. Kenapa tidak memakai pernikahan yang sudah ada? Kenapa harus pakai Jihad Sex segala? Kenapa beritanya tidak mendunia. Jelas kemungkinan besar berita tsb Fitnah belaka.

Terkait Berita: