TUNISIA - Akar konflik antara
Syiah dan Ahlus Sunnah harus dicari dari dua faktor eksternal
(Imperialisme dan kekuatan-kekuatan global) dan internal (tidak adanya
pengenalan dan ketidaksadaran antar mazhab).
Husein Qasim, cendekiawan muslim dan peneliti terkemuka Tunisia saat
wawancara dengan IQNA, dengan menjelaskan hal ini mengatakan,
Imperialisme dan upaya penjajahan dan kekuatan-kekuatan global untuk
menciptakan konflik dan perpecahan di kalangan kaum muslimin termasuk
faktor eksternal perselisihan dan konflik di kalangan umat Islam.
“Banyak sekali para pengikut mazhab-mazhab Islam tidak memiliki
pengenalan terhadap doktrin dan ajaran-ajaran mazhab selainnya dan
mereka dalam banyak kondisi tidak mengindahkan persamaan-persamaan
penting, seperti Al-Quran Al-Karim, satu kiblat dan Rasulullah (Saw) dan
mereka fokus terhadap masalah-masalah perselisihan kecil, yang menjadi
sumber perselisihan dan konflik,” tambahnya.
Cendekiawan Islam Tunisia ini menjelaskan, kami sekarang ini
menyaksikan bahwa sebagian orang dan kelompok-kelompok ekstrem
menisbatkan dirinya kepada Ahlus Sunnah, karena pemikiran dan opini yang
salah dan penyelewengan mereka melakukan pembunuhan terhadap para
pengikut mazhab Syiah dan menganggap orang-orang Syiah sebagai kafir,
Atheis dan telah keluar dari lingkup agama Islam.
Dia dengan menegaskan bahwa Syiah dan Ahlus Sunnah memiliki satu
sumber, mengatakan, mazhab Syiah dan Ahlus Sunnah berasal dari satu
muara, yaitu agama suci Islam; karena mereka memiliki Tuhan, Rasulullah
(Saw), syariat, kiblat dan Al-Quran mereka satu.
Husein Qasim dalam kelanjutan wawancaranya menegaskan, para pengikut
mazhab Islam dengan memperhatikan persamaan-persamaan penting yang
mereka miliki, maka tidak ada justifikasi sama sekali untuk
memperhatikan konflik dan perpecahan di kalangan mereka dan tidak
semestinya terpengaruh di balik propaganda-propaganda gerakan dan
kelompok algojo yang berafiliasi dengan arogansi, kekuatan-kekuatan
global dan Imperialisme serta menganggap dirinya sebagai musuh selainnya
dan melakukan pembunuhan selainnya, dengan tanpa memiliki pengetahuan
satu sama lainnya.
“Umat Islam khususnya para remaja sekarang ini sangat membutuhkan
sekali pengetahuan dan pemahaman keyakinan dan ideologi satu sama lain
dan sangat penting sekali menjauhkan para remaja dari ketergelinciran
dalam masalah-masalah partikel perselisihan yang dicari oleh arogansi
dunia, karena Imperialisme senantiasa mencari penebaran benih perpecahan
dalam tubuh kaum muslimin,” ucapnya.
Husein Qasim terkait terjeratnya perselisihan antara Syiah dan Ahlus
Sunnah menegaskan, ketika kami berbicara tentang perpecahan mazhab,
sejatinya perselisihan ini tidak ada, namun itu adalah segenggam ilusi
dan tidak ada seorang pun dapat mengatakan kaum muslimin saling
berselisih, meskipun dalam sebagian waktu mereka berupaya menonjolkan
perselisihan yang ada diantara kaum muslimin dan pelbagai mazhab mereka
sebagai perselisihan mazhab, namun jika sedikit kita renungkan
masalah-masalah tersebut, maka kita akan memahami bahwa perselisihan
yang muncul dikalangan umat Islam adalah perselisihan politik dan tidak
terkait dengan agama dan mazhab.
Dia menganggap perselisihan kaum muslimin sifatnya dangkal dan seperti
perselisihan dalam memilih pakaian. “Kita harus menghilangkan
perselisihan-perselisihan ini dan meluruskan citra Syiah dan Ahlus
Sunnah dan merintangi pembunuhan satu sama lainnya,” ucapnya.
Cendekiawan dan peneliti terkemuka Tunisia ini mengungkapkan, para
pemikir dan cendekiawan dunia Islam memiliki kewajiban dengan
menjelaskan ajaran toleransi Islam dan ajaran-ajaran agama suci ini yang
berlandaskan interaksi dan saling menghormati, moderat mencegah
menggunakan para pengikut mazhab-mazhab Islam untuk melakukan kekerasan
dan menutup jalan untuk menuju penyelewengan dan mengajak umat Islam
menuju jalan benar dan jalan lurus, yaitu menjaga persatuan dan empati.
Dia menegaskan, adapun pembunuhan, konflik, perselisihan di dunia Islam
yang kita saksikan sekarang ini bersumber dari kebodohan, kesesatan dan
konspirasi arogansi dunia, karena tindakan-tindakan radikal ini sama
sekali tidak berkaitan dengan Islam dan ajaran-ajarannya.
Husein Qasim menganggap akar semua konflik di masyarakat Islam adalah
konspirasi-konspirasi Amerika dan Zionis dan dia menegaskan peran
penting media-media dunia Islam guna melawan konspirasi dan muslihat
para musuh-musuh Islam.