Pesan Rahbar

Home » , , , , , , , , , » Wawancara IQNA dengan Cendekiawan Terkemuka Tunisia: Imperialisme Global dan Ketidaksadaran Akar Berbagai Konflik Antara Syiah dan Ahlus Sunnah

Wawancara IQNA dengan Cendekiawan Terkemuka Tunisia: Imperialisme Global dan Ketidaksadaran Akar Berbagai Konflik Antara Syiah dan Ahlus Sunnah

Written By Unknown on Monday, 2 February 2015 | 22:43:00


TUNISIA - Akar konflik antara Syiah dan Ahlus Sunnah harus dicari dari dua faktor eksternal (Imperialisme dan kekuatan-kekuatan global) dan internal (tidak adanya pengenalan dan ketidaksadaran antar mazhab).
Husein Qasim, cendekiawan muslim dan peneliti terkemuka Tunisia saat wawancara dengan IQNA, dengan menjelaskan hal ini mengatakan, Imperialisme dan upaya penjajahan dan kekuatan-kekuatan global untuk menciptakan konflik dan perpecahan di kalangan kaum muslimin termasuk faktor eksternal perselisihan dan konflik di kalangan umat Islam.

“Banyak sekali para pengikut mazhab-mazhab Islam tidak memiliki pengenalan terhadap doktrin dan ajaran-ajaran mazhab selainnya dan mereka dalam banyak kondisi tidak mengindahkan persamaan-persamaan penting, seperti Al-Quran Al-Karim, satu kiblat dan Rasulullah (Saw) dan mereka fokus terhadap masalah-masalah perselisihan kecil, yang menjadi sumber perselisihan dan konflik,” tambahnya.

Cendekiawan Islam Tunisia ini menjelaskan, kami sekarang ini menyaksikan bahwa sebagian orang dan kelompok-kelompok ekstrem menisbatkan dirinya kepada Ahlus Sunnah, karena pemikiran dan opini yang salah dan penyelewengan mereka melakukan pembunuhan terhadap para pengikut mazhab Syiah dan menganggap orang-orang Syiah sebagai kafir, Atheis dan telah keluar dari lingkup agama Islam.

Dia dengan menegaskan bahwa Syiah dan Ahlus Sunnah memiliki satu sumber, mengatakan, mazhab Syiah dan Ahlus Sunnah berasal dari satu muara, yaitu agama suci Islam; karena mereka memiliki Tuhan, Rasulullah (Saw), syariat, kiblat dan Al-Quran mereka satu.

Husein Qasim dalam kelanjutan wawancaranya menegaskan, para pengikut mazhab Islam dengan memperhatikan persamaan-persamaan penting yang mereka miliki, maka tidak ada justifikasi sama sekali untuk memperhatikan konflik dan perpecahan di kalangan mereka dan tidak semestinya terpengaruh di balik propaganda-propaganda gerakan dan kelompok algojo yang berafiliasi dengan arogansi, kekuatan-kekuatan global dan Imperialisme serta menganggap dirinya sebagai musuh selainnya dan melakukan pembunuhan selainnya, dengan tanpa memiliki pengetahuan satu sama lainnya.

“Umat Islam khususnya para remaja sekarang ini sangat membutuhkan sekali pengetahuan dan pemahaman keyakinan dan ideologi satu sama lain dan sangat penting sekali menjauhkan para remaja dari ketergelinciran dalam masalah-masalah partikel perselisihan yang dicari oleh arogansi dunia, karena Imperialisme senantiasa mencari penebaran benih perpecahan dalam tubuh kaum muslimin,” ucapnya.

Husein Qasim terkait terjeratnya perselisihan antara Syiah dan Ahlus Sunnah menegaskan, ketika kami berbicara tentang perpecahan mazhab, sejatinya perselisihan ini tidak ada, namun itu adalah segenggam ilusi dan tidak ada seorang pun dapat mengatakan kaum muslimin saling berselisih, meskipun dalam sebagian waktu mereka berupaya menonjolkan perselisihan yang ada diantara kaum muslimin dan pelbagai mazhab mereka sebagai perselisihan mazhab, namun jika sedikit kita renungkan masalah-masalah tersebut, maka kita akan memahami bahwa perselisihan yang muncul dikalangan umat Islam adalah perselisihan politik dan tidak terkait dengan agama dan mazhab.

Dia menganggap perselisihan kaum muslimin sifatnya dangkal dan seperti perselisihan dalam memilih pakaian. “Kita harus menghilangkan perselisihan-perselisihan ini dan meluruskan citra Syiah dan Ahlus Sunnah dan merintangi pembunuhan satu sama lainnya,” ucapnya.

Cendekiawan dan peneliti terkemuka Tunisia ini mengungkapkan, para pemikir dan cendekiawan dunia Islam memiliki kewajiban dengan menjelaskan ajaran toleransi Islam dan ajaran-ajaran agama suci ini yang berlandaskan interaksi dan saling menghormati, moderat mencegah menggunakan para pengikut mazhab-mazhab Islam untuk melakukan kekerasan dan menutup jalan untuk menuju penyelewengan dan mengajak umat Islam menuju jalan benar dan jalan lurus, yaitu menjaga persatuan dan empati.

Dia menegaskan, adapun pembunuhan, konflik, perselisihan di dunia Islam yang kita saksikan sekarang ini bersumber dari kebodohan, kesesatan dan konspirasi arogansi dunia, karena tindakan-tindakan radikal ini sama sekali tidak berkaitan dengan Islam dan ajaran-ajarannya.

Husein Qasim menganggap akar semua konflik di masyarakat Islam adalah konspirasi-konspirasi Amerika dan Zionis dan dia menegaskan peran penting media-media dunia Islam guna melawan konspirasi dan muslihat para musuh-musuh Islam.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: