Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label India. Show all posts
Showing posts with label India. Show all posts

Tradisi Berbuka Puasa di India


Tradisi unik di Bulan Ramadan tidak hanya ada di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. India pun memilikinya. Negara tersebut memiliki tradisi berbuka puasa yang terbilang cukup unik.
 
Dikutip dari Skyscanner, umumnya masyarakat India berbuka puasa di masjid atau surau kecil. Untuk membangun kekeluargaan, berbuka puasa dilaksanakan di depan masjid dan bisa dinikmati oleh masyarakat umum.

Sementara, hidangan lezat yang disajikan merupakan hidangan yang diberikan oleh para donatur yang mereka bawa dari rumah. Menariknya, penjualan bihun selama Bulan Ramadan mengalami peningkatan.

Sebab, bihun merupakan menu yang kerap disuguhkan saat berbuka puasa bersama dengan buah-buahan manis.

Namun, masing-masing wilayah di India memiliki santapan yang berbeda untuk berbuka puasa. Di India Selatan, seperti di Tamil Nadu dan Kerala, kerap menikmati nombu kanji.

Nombu kanji merupakan bubur nasi yang dimasak bersama daging sapi atau domba dilengkapi dengan kacang hijau, bawang bombai dan rempah-rempah (kunyit, kayu manis, jintan, dan cengkih).

Umumnya, makanan ini disajikan bersama bonda, bajji dan vada (aneka gorengan khas India).

Sementara itu, haleem menjadi makanan yang kerap disantap di perbatasan India Utara dan India Selatan, Hyderabadi. Meski ini termasuk hidangan Arab, namun setelah dimodifikasi dengan aneka macam rempah khas India, makanan ini menjadi hyderabadi haleem.

Hyderabadi merupakan bubur yang terbuat dari gandum, daging sapi atau kambing, bawang bombai, garam masala, ketumbar, dan ghee. Kabarnya, makanan ini sangat spesial dan menjadi sajian yang cukup sering dikirim kepada umat muslim India yang berada di luar negeri.

Di sepanjang jalan menjelang buka puasa, aneka gorengan kerap dijajakan di India bagian utara. Gorengan seperti samosa dan pakoris merupakan yang paling favorit.

[Sumber: Sindo News]

Pemimpin Separatis Bantah ISIS-Taliban Ada di Kashmir-India


Pemimpin gerilyawan separatis Sayed Ali Geelani pada Kamis (11/6) membantah bahwa anggota ISIS dan Taliban ada di Kashmir yang dikuasai India.
 
"Organisasi seperti ISIS dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) tak ada di Kashmir yang dikuasai India dan nama ini digunakan dalam rancangan yang direncanakan dengan baik," demikian isi pernyataan yang dikeluarkan Geelani.

"Tujuan komplotan ini ialah menyebutkan perjuangan kemerdekaan murni dan adil warga Kashmir sebagai terorisme dan untuk membuktikan orang Kashmir juga kejam dan bukan kelompok tertindas," kata pernyataan itu, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Pernyataan Geelani telah dikeluarkan setelah munculnya psoter ancaman di Kota Kecil Sopore, sekitar 52 kilometer di sebelah barat-laut Kota Srinagar, Ibu Kota Musim Panas Kashmir yang dikuasai India.

Poster dalam bahasa Urdu tersebut, yang berisi nama kelompok gerilyawan yang tak dikenal Tehreek-e-Taliban dan Kashmir, mengancam pemilik stasiun pompa bensin yang menyediakan bahan bakar buat militer dan polisi India, penjual alkohol dan narkotika, operator televisi kabel, penjudi dan mereka yang menyediakan akomodasi buat pekerja migran.

Poster itu meminta warga melaksanakan ajaran Islam dan menetang perbuatan "orang non-Muslim".

Menurut Geelani, poster ancaman tersebut telah mempengaruhi kegiatan usaha banyak lapisan masyarakat.

"Poster ini memang mengeluarkan instruksi berdasarkan ajaran Islam dan Syariah (hukum Islam) tapi orang Muslim yang sederhana pun mengetahui kenyataan bahwa Islam tak disebarkan dengan bantuan kekerasan pada masa lalu juga tak mungkin untuk mengubah ideologi rakyat dengan menggunakan kekerasan pada masa depan," kata Geelani. "Islam sejak dulu menekankan pada prilaku moral dan akhlak yang mulia untuk menyentuh hari dan fikiran orang."

Sopore, kota kecil yang mudah bergolak di wilayah itu, seringkali menjadi berita akibat serangan gerilyawan terhadap tentara India dan terjadinya baku-tembak mematikan.

Pada Selasa (9/6), beberapa pria bersenjata menembak hingga tewas seorang pegawai pemerintah, yang mendukung Geelani. Geelani mengutuk pembunuhan tersebut dan menggambarkannya sebagai perbuatan agen India.

Namun juru bicara polisi mengatakan gerilyawan berada di belakang pembunuhan pegawai pemerintah itu.

Sejauh ini tak ada kelompok gerilyawan yang mengaku bertanggung-jawab atas pembunuhan tersebut.

Pada Mei, kelompok gerilyawan yang tak terlalu dikenal --Lashkar-e-Islam-- menyerang menara telepon genggam dan menewaskan dua orang yang memiliki hubungan dengan perusahaan telepon seluler dalam upaya mengganggu hubungan telepon genggam di Sopore. Geelani mengutuk serangan tersebut dan menggambarkan para penyerang sebgaai "orang pemerintah India".

Perang gerilya berkecamuk antara gerilyawan dan tentara India yang ditempatkan di wilayah itu sejak 1989.

Sumber: Antara

Ini alasan cuaca panas di India bunuh ribuan orang

Hawa Panas India. ©2015 Merdeka.com

India tengah mengalami gelombang panas hebat. Tercatat hingga kini, lebih dari 1.000 warganya tewas akibat bencana ini.

Gelombang panas yang kali ini terjadi di India rupanya lebih parah dari yang pernah terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2007. Kala itu, sebanyak lebih dari 100 orang warganya tewas akibat suhu udara yang mencapai 45 derajat Celsius.

Kejadian yang dulu terjadi di India utara dan tengah itu merupakan sejarah pertama kali kematian akibat cuaca amat panas. Negara bagian Uttar Pradesh, yang adalah negara bagian India termiskin dan paling banyak penduduk, mendapat serangan terburuk, dengan sembilan orang tewas akibat gelombang panas.
Sepekan terakhir, panas di India makin menjadi dan memakan korban hingga ribuan jiwa. Selain itu, dampak dari gelombang panas ini adalah aspal jalan yang meleleh.

Cuaca harian rata-rata mendekati 50 derajat celcius. Daerah terparah ada di selatan India. Kota Telangana menjadi wilayah paling panas, dengan catatan 48 derajat celcius. Disusul kemudian Negara Bagian Andhra Pradesh bersuhu 47 derajat celcius.

Korban tewas paling banyak, mencapai 853 orang, berasal dari Andhra Pradesh, 266 di Telangana dan 24 lainnya meninggal di Barat Bengal dan Orissa. Korban tewas paling banyak dari kalangan pekerja konstruksi, orang tua, dan tunawisma.

Suhu panas luar biasa ini sudah melanda sejak pertengahan April lalu. Rumah sakit di seantero Negeri Sungai Gangga telah menginstruksikan bahaya serangan cuaca panas ini. Otoritas India juga menegaskan agar warga - khususnya lansia - tetap di rumah bila tak punya urusan penting.

Penyebab meningkatnya suhu di India ini adalah pemanasan global yang semakin buruk. Sebuah penelitian terbaru dari Nature Climate Change menunjukkan peningkatan tekanan panas udah membatasi kepasitas tenaga kerja di India sehingga banyak dari mereka menjadi korban.

Sementara itu, sebuah studi terpisah menerangkan tekanan panas akan semakin meningkat, tak hanya di India, Amerika Serikat pun akan terkena dampaknya. Efek rumah kaca ini akibat polusi udara yang semakin meningkat.

Beberapa negara dengan penduduk yang banyak diharapkan waspada dengan peristiwa gelombang panas ini. Sebab polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor, hingga kurangnya ruang terbuka hijau menjadi penyebab utama gelombang panas tersebut.

Ruang terbuka hijau berfungsi untuk meredam tingginya polusi, sebab tumbuhan hijau menyerap karbon dioksida, sementara mengeluarkan oksigen yang dibutuhkan manusia untuk bernapas dan membuat udara semakin sejuk.

Penggunaan pendingin ruangan (AC) juga membuat udara alami berkurang, karena freon, bahan yang digunakan untuk mendinginkan AC tersebut dapat mengakibatkan pencemaran udara. Efek rumah kaca membuat lapisan ozon semakin tipis, hingga kondisi cuaca semakin tak menentu.

Diperkirakan, gelombang panas di India akan terus terjadi sepanjang musim kemarau. Musim penghujan yang seharusnya terjadi pada Juni mendatang, diprediksi akan mengalami keterlambatan.

(Source)

Penulis Hungaria Krasznahorkai menang 2015 Man Booker Prize

Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai, pemenang 2015 Man Booker Prize International

Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai telah memenangkan 2015 Man Booker International Prize untuk "prestasi dalam fiksi di panggung dunia."
Krasznahorkai mengalahkan 9 penulis lain terpilih untuk penghargaan tahun ini, termasuk Amitav Ghosh dari India, Ibrahim al-Koni dari Libya, Mia Couto dari Mozambik dan Fanny Howe dari Amerika Serikat.
Kepala panel juri Marina Warner dijelaskan Krasznahorkai sebagai "seorang penulis visioner intensitas yang luar biasa dan jangkauan vokal, yang menangkap tekstur keberadaan masa kini dalam adegan yang menakutkan, aneh, menggemparkan komik, dan sering shatteringly indah."
 
Penulis 61-tahun telah memutuskan untuk membagi hadiah £ 15.000 penerjemah diberikan secara terpisah antara dua penerjemah karyanya, penyair Inggris kelahiran Hungaria George Szirtes dan Hungaria kritikus sastra Ottilie Mulzet.
 
Krasznahorkai mulai terkenal setelah publikasi novel pertamanya, "Satantango," pada tahun 1985. Cerita komik muram kemudian diadaptasi untuk bioskop bekerjasama dengan pembuat film Hungaria diakui Bela Tarr.
"The Melancholy of Resistance" kemudian memenangkan Krasznahorkai Jerman Bestenliste Prize untuk yang terbaik karya sastra tahun pada tahun 1993.
 
Krasznahorkai juga telah memenangkan Kossuth Prize, penghargaan yang disponsori negara tahunan, yang diberikan oleh Majelis Nasional Hongaria mengakui prestasi pribadi dan kelompok yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya dan seni.
 
The Man Booker International Prize adalah senilai £ 60.000 dan diberikan setiap dua tahun untuk seorang penulis yang hidup kebangsaan manapun untuk tubuh bekerja diterbitkan dalam bahasa Inggris atau tersedia dalam terjemahan bahasa Inggris.(TE / HJL)

Korban Tewas akibat Gelombang Panas di India Capai 1.000 Orang

Selama sepekan terakhir gelombang panas yang menerjang India menyebabkan tak kurang dari 430 orang meninggal dunia. Di beberapa negara bagian suhu udara bisa mencapai 50 derajat Celcius.


Pemerintah India mengatakan, jumlah korban tewas akibat gelombang panas yang melanda seluruh kawasan di negara tersebut, pada hari Selasa (26/5/2015), telah mencapai 1.000 orang.

Di banyak kawasan suhu udara mencapai 50 derajat Celsius.
Sebagian besar korban berasal dari negara-negara bagian di India selatan, seperti Andhra Pradesh dan Telangana.

Gelombang panas melanda kawasan India selatan sejak pertengahan April. Namun, hampir semua kematian terjadi pada satu pekan terakhir.

"Pemerintah negara bagian mengeluarkan imbauan melalui televisi dan media lain, meminta anggota masyarakat untuk tidak keluar rumah tanpa penutup kepala. Masyarakat juga diminta untuk selalu membawa air minum," kata P Tulsi Rani, pejabat yang membidangi mitigasi bencana, seperti dikutip kantor berita AFP.

Pemerintah telah meminta sejumlah organisasi untuk mendirikan dan menyediakan pos-pos air, agar warga tidak mengalami dehidrasi.

Suhu udara yang tinggi diperkirakan akan berlanjut hingga akhir bulan.



Editor : Bayu Galih
Sumber: BBC Indonesia

(Source)

Pasukan dari 10 Negara Ikuti Parade Militer Moskow


Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia mengabarkan partisipasi pasukan dari 10 negara dalam parade militer Bundaran Merah Moskow (Moscow's Red Square).

Kantor berita Sputnik (7/5) melaporkan, Dmitry Peskov, Jubir Kantor Kepresidenan Rusia, Rabu (6/5) kepada media mengatakan, "Pasukan Azerbaijan, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, India, Mongolia, Serbia dan Cina, (9/5) akan berpartisipasi dalam parade militer memperingati berakhirnya Perang Dunia Kedua di Bundaran Merah, Moskow."

Peskov menambahkan, "2.300 personil militer yang terlibat dalam PD Kedua juga akan menghadiri acara ini."

Menurut Peskov, secara keseluruhan lebih dari 16.500 tentara, 194 unit perlengkapan perang termasuk tank Armata, 143 pesawat dan helikopter akan ditampilkan dalam parade kemenangan tersebut.

Peskov menjelaskan, parade militer ini adalah peluang yang baik bagi Moskow untuk memperkenalkan persenjataan terbarunya yang meliputi berbagai jenis kendaraan lapis baja pengangkut orang multifungsi dan rudal-rudal balistik lintas benua, yang sampai sekarang belum pernah diperlihatkan kepada publik. (IRIB Indonesia/HS)

Taj Mahal Selesai Dibangun


Tanggal 9 Mei tahun 1653, Taj Mahal, yang merupakan salah satu bangunan arsitektur Islam terindah di dunia, selesai dibangun.

Pada tahun 1631,  Raja Mongol India, Shahjahan melakukan perjalanan ke selatan dengan ditemani istrinya Mumtaz Mahal, namun istrinya itu meninggal di Burhanpur. Saat itu, Mumtaz Mahal baru berusia 39 tahun dan telah melahirkan empatbelas anak. Setelah itu, selama dua tahun Shahjahan mengurung diri di istananya dan tidak mengadakan perayaan apapun.

Untuk mengenang istri yang sangat dicintainya itu, makam Mumtaz Mahal dibangun dalam sebuah istana yang indah, di kota Agra, di utara Uttar Pradesh, di tepi sungai Yamuna. Pembangunan istana ini dimulai tahun 1633 dengan pekerja 20.000 orang dan masa pembangunan 17 tahun. Para ahli arsitektur, kaligrafi, dan pengrajin batu didatangkan dari berbagai negeri, termasuk arsitek Persia bernama Isa Isfahani. (IRIB)

Menurut Wikipedia

Taj Mahal
Taj Mahal, Agra, India edit3.jpg
Situs Warisan Dunia UNESCO
Negara  India
Tipe Budaya
Kriteria i
Nomor identifikasi 252
Kawasan UNESCO Asia-Pasifik
Tahun pengukuhan 1983 (sesi ke-17)
 
Tāj Mahal

Tāj Mahal (bahasa Urdu: تاج محل, Hindi: ताज महल) adalah sebuah monumen yang terletak di Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shāh Jahān, anak Jahangir, sebagai sebuah musoleum untuk istri Persianya, Arjumand Banu Begum, juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal. Pembangunannya menghabiskan waktu 22 tahun (1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal.

Shah Jahan, kaisar dari Kekaisaran Mughal memiliki kekayaan yang besar selama masa kejayaannya. Pada 1631 istri ketiganya dan merupakan istri yang paling dicintainya wafat sewaktu melahirkan putrinya Gauhara Begum, anak ke-14 mereka.

Pada tahun 1983 Taj Mahal diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Lokasi sesuai Google Earth:
Latitude 27°10'29.92"N Longitude 78° 2'32.08"E
== Sejarah Pembuatan raja yudhis al yusuf yang awalnya bernama Pangeran Khurram dilahirkan pada tahun 1592. Ia adalah anak dari Raja Jehangir (generasi ke-4 Kekaisaran Mughal) dan cucu dari Akbar the Great. Ketika ia sedang berjalan menyusuri Meena Bazaar, ia melihat seorang gadis sedang menjajakan kain sutera dan manik-manik kaca. Shāh Jahān jatuh hati pada pandangan pertama. Gadis ini adalah Mumtaz ul Zamani, cucu dari bangsawan Persia, Arjumand Banu Begum. Namun ia harus menunggu 5 tahun kemudian untuk menikahi Mumtaz ul Zamani, tepatnya tahun 1612.

Pada tahun 1628, Shāh Jahān naik menjadi raja dan Mumtaz ul Zamani diberi julukan Mumtaz Mahal yang memiliki arti "Jewel of the Palace” (Permata di Istana). Meskipun sebelumnya sang raja sudah memiliki dua istri, tetapi Mumtaz Mahal adalah yang paling dicintainya, ia menemani kemanapun sang raja pergi, baik di dalam istana maupun di tenda-tenda dalam perjalanan bersama sang raja.

Saat Mumtaz Mahal melahirkan anak ke-14 mereka tahun 1631, ia meninggal karena komplikasi. Shāh Jahān-pun berjanji bahwa dia tidak akan pernah menikah lagi dan akan membangun makam termegah di atas kuburannya[1].

Beberapa waktu setelah kematiannya, Shāh Jahān memerintahkan Ustad Ahmad membuat bangunan ini. Ustaz Ahmad mengumpulkan 20.000 orang pekerja yang terdiri dari tukang batu, tukang emas, dan pengukir yang termasyhur dari seluruh dunia.

Dengan bumbung, kubah dan menara yang buat dari marmer putih, serta seni mozaik yang indah, Taj Mahal merupakan salah satu dari Tujuh keajaiban di dunia. Sebanyak 43 jenis batu permata, termasuknya yaitu berlian, jed, kristal, topaz dan nilam telah digunakan untuk memper indah Taj Mahal. Taj Mahal dibangun dengan simetris dan makam Mumtaz Mahal berada tepat di tengah bangunan Taj Mahal. Satu-satunya yang tidak simetris adalah makam Shah Jahan yang terletak disebelah makam Mumtaz Mahal karena makam ini tidak ada dalam rencana awal pembangunan. Awalnya Shah Jahan berniat memdirikan Taj Mahal versi hitam untuk menunjukkan kesedihannya pada dunia sepeninggal Mumtaz Mahal dan juga sebagai tempat peristirahatan terakhir untuk dirinya. tetapi rencana ini digagalkan oleh putranya. Pembuatan Taj Mahal sendiri memakan masa selama 22 tahun.

Korban Tewas Gempa Nepal Bertambah, Kini 1.800 Orang

Narendra Shrestra/European Pressphoto Agency. 
Seorang warga diselamatkan dari reruntuhan bangunan di ibukota Nepal, Kathmandu menyusul gempa berkekuatan 7,9 skala richter yang mengguncang negeri Himalaya itu

Nepal, Minggu (26/4/2015), meningkatkan upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang ambruk setelah gempa bumi dasyat menghancurkan lembah Kathmandu yang padat penduduk kemarin. Gempa itu juga memicu longsor mematikan di Gunung Everest.

Gempa berkekuatan 7,9 tersebut menguncang pada Sabtu tengah hari pada jam sibuk. Korban tewas sejauh ini sedikitnya 1.800 orang. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah setelah penyelamatan semalam terhambat oleh sejumlah gempa susulan yang kuat, jalan raya yang terputus dan kurangnya peralatan.

Gempa bumi itu, yang berpusat sekitar 80 kilometer di sebelah timur Kota Pokhara, kota kedua terbesar di negara itu, sangat merusak karena tergolong dangkal.

Kantor berita Reuters melaporkan, di banyak tempat orang-orang menggunakan tangan kosong untuk menggali para korban yang berada di reruntuhan bangunan yang ambruk itu. Operasi penyelamatan di sejumlah kota di beberapa daerah terpencil bahkan belum dimulai.

Pemerintah Nepal pun telah meminta negara-negara lain untuk mengirim bantuan.

Reuters melaporkan, jenazah menumpuk di salah satu rumah sakit di Kathmandu, di mana polisi Sudan Shreshtha mengatakan bahwa timnya semalam telah membawa 166 jenazah. "Saya lelah dan letih, tetapi saya harus bekerja dan memiliki kekuatan," kata Shreshtha saat sebuah mobil ambulans membawa tiga korban ke Teaching Hospital Tribhuvan University.

Jenazah-jenazah itu ditumpuk di ruangan gelap di rumah sakit tersebut. Beberapa ditutupi kain tetapi beberapa yang lain dibiarkan terbuka. Jenazah seorang anak berusia sekitar tujuh tahun terlihat tergeletak, setengah wajahnya hilang dan perutnya membengkak seperti bola. Bau anyir kematian sangat menyengat.

Di luar rumah sakit, seorang perempuan 30 tahun yang sudah menjadi janda meratap, "Oh Tuhan, oh Tuhan, kenapa Kau hanya mengambil dia. Bawalah saya bersama dia juga?"

Pihak berwenang berupaya untuk menyediakan tempat penampungan di Ibukota Kathmandu bagi ribuan orang yang menghabiskan malam di luar rumah dalam suhu beku dan hujan. Mereka terlalu takut untuk kembali ke rumah mereka yang rusak. Minggu pagi, orang berkerumun di sekitar taman dan jalan-jalan yang penuh dengan puing-puing.

Pemerintah berencana untuk mendirikan tenda-tenda dan mengubah sekolah serta bangunan umum lainnya menjadi tempat penampungan, kata Rameshwor Dangal, pejabat di kementerian dalam negeri. Pihaknya juga akan membuka kembali jalan-jalan dan mengirim helikopter untuk menyelamatkan orang-orang.

Kementerian dalam negeri Nepal menyebutkan korban tewas mencapai 1.805, dengan sekitar 4.700 orang lainnya terluka. Setidaknya 300 orang tewas di Ibukota Kathmandu. Kota itu berpenduduk sekitar 1 juta orang dengan rumah-rumah yang umumnya sudah tua, berdinding tipis dan berdempetan.

Petugas penyelamat bekerja sepanjang malam dengan menggunakan buldoser, cangkul dan sekop untuk membebaskan orang-orang yang terjebak.

Sejumlah pendaki asing dan pemandu Nepal mereka di sekitar Gunung Everest juga terkena gempa itu. Sebanyak 17 jenazah ditemukan di base camp Gunung Everest dan 61 orang lain luka-luka ketika bagian dari base camp itu ditelan longsoran salju, kata Ang Tshering Sherpa, presiden Nepal Asosiasi Mountaineering.

Lebih dari 1.000 pendaki berada di Everest ketika bencana itu melanda. Pendaki Rumania Alex Gavan dalam tweet pada Sabtu menyatakan bahwa telah terjadi "gempa besar kemudian longsor besar" di base camp Everest. Hal itu memaksa dia untuk menyelamatkan diri.

Dalam tweet setelah itu ia meminta bantuan helikopter untuk terbang dan mengevakuasi para pendaki yang terluka. "Banyak yang tewas. Lebih banyak lagi yang terluka parah. Akan lebih banyak yang tewas jika helikopter tidak segara datang."

Di antara landmark Ibukota Kathamndu yang hancur dalam gempa bumi adalah Dharahara Tower setinggi 60 meter, yang dibangun tahun 1832 untuk ratu Nepal.

Kelompok bantuan internasional telah menyiapkan staf untuk pergi ke Nepal guna membantu menyediakan air bersih, sanitasi dan makanan darurat, sementara Amerika Serikat, Inggris dan Pakistan termasuk di antara negara-negara yang menyediakan para ahli pencarian dan penyelamatan.

India, negara tetangga Nepal, di mana 44 orang dilaporkan tewas dalam gempa itu dan sejumlah gempa susulan, mengirim pesawat militer, peralatan medis dan tim bantuan ke Nepal. India juga mengatakan telah mengirimkan 285 anggota pasukan tanggap benacananya.

Di Tibet, jumlah korban tewas naik menjadi 17, menurut sebuah tweet dari kantor berita China, Xinhua.

Nepal, yang terjepit di antara India dan China, sering dilanda bencana alam. Gempa terburuk di negara itu terjadi tahun 1934 yang menewaskan lebih dari 8.500 orang. (Source)

Gempa Nepal, Mengapa Bisa Begitu Mematikan?


Gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang Nepal pada Sabtu (25/4/2015). Hingga saat berita ini diturunkan, jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 1.800 orang. Gempa yang juga mengguncang Tibet dan India ini dinyatakan sebagai yang terburuk dalam 81 tahun.

Mengapa gempa Nepal kali ini begitu mematikan? Itu adalah paduan faktor alam dan kesiapan manusianya.

Dari faktor alam, pakar gempa dari Pusat Gempa dan Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengungkapkan bahwa jumlah lokasi pusat dan magnitudo gempa serta karakter lapisan tanah menyumbang peran besar pada keparahan dampak gempa.

Pusat gempa kali ini berada pada kedalaman 15 kilometer. Gempa memiliki mekanisme sesar naik dengan pergeseran maksimum 4 meter. Luas bidang yang bergeser 160 x 120 kilometer.

Dengan pusat gempa hanya 15 kilometer dari permukaan tanah, maka gempa ini termasuk gempa dangkal. Gempa dangkal juga pernah terjadi di Indonesia, yaitu gempa Yogyakarta pada tahun 2006. Gempa macam itu juga mengguncang Meksiko pada Mei 2014 lalu.

Aktivitas gempa mengakibatkan goncangan kuat. Goncangan pada gempa Nepal kali ini mencapai skala 9 MMI.

MMI (Modified Mercalli Intensity) menyatakan goncangan gempa dari skala 1 hingga 12. Dengan skala 9, maka gempa mengakibatkan goncangan sangat keras yang dapat menghancurkan bangungan yang dibangun tanpa kaidah rekayasa yang baik.

Goncangan pada gempa Nepal kali ini bisa sangat kuat karena pengaruh karakter tanah yang mengamplifikasi atau memperbesar gelombang gempa.

"Goncangan gempa diperkuat oleh adanya faktor amplifikasi di beberapa tempat terutama disekitar Katmandu, yang terbentuk dari lapisan tanah lunak yang dulunya berupa danau," kata Irwan kepada Kompas.com, Minggu (26/4/2015).

Berpadu dengan ketidaksiapan masyarakat setempat untuk menghadapi goncangan keras akibat gempa, maka gempa kali ini menjadi sangat mematikan.

Susan Hough, pakar gempa dari United States Geological Survey (USGS) yang bekerja untuk wilayah Nepal mengungkapkan, pemerintah Nepal sebenarnya sudah cukup peduli dengan soal gempa. Namun, masih ada masalah sumber daya untuk mewujudkan masyarakat tahan gempa.

"Orang Nepal membangun rumah dengan sumber daya yang mereka punya, mereka tidak bisa menjangkau struktur yang kuat dan rekayasa," katanya seperti dikutip Nature, Minggu.

Secara tektonik, Nepal memang salah satu negara yang paling rawan gempa. Nepal dibentuk oleh roses tumbukan lempeng benua India yang masuk dibawah benua Eurasia dengan kecepatan 45mm/tahun.

Nepal sendiri penrah diguncang gempa bermagnitudo 8 yang berdampak parah pada tahun 1984. Sejumlah 10.000 orang tewas akibat kala itu.

Indonesia lewat Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan. Namun tak kalah penting, warga Indonesia juga harus lebih waspada pada gempa. Wilayah Yogyakarta dan Bandung misalnya, punya potensi mengalami gempa yang sama dengan Nepal.(Kompas.com)

Album : Lebih dari 2.500 Orang Tewas dalam Gempa Kuat Nepal

Seorang pria Nepal menangis setelah petugas penyelamat menemukan tubuh ibunya di antara puing-puing setelah gempa bumi di Bhaktapur dekat Kathmandu, Nepal, Minggu 26 April 2015. © AP

Korban tewas akibat gempa kuat di Nepal telah melebihi 2.500 jiwa termasuk di negara-negara Himalaya, sementara operasi penyelamatan terus dilakukan di wilayah tersebut.

National Emergency Operation Centre Kathmandu menyebut jumlah korban di Nepal sebanyak 2.430 orang sementara sekitar 6.000 lebih orang terluka. Para pejabat di India mengatakan korban di wilayahnya sekitar 67, sementara media pemerintah Cina mengatakan 18 orang telah tewas di wilayah Tibet.

Selain itu, sedikitnya 17 orang tewas dalam longsoran salju di Gunung Everest Nepal, yang dipicu oleh gempa.

“Kami telah mengerahkan semua sumber daya kami untuk pencarian dan penyelamatan,” kata juru bicara polisi, Kamal Singh Bam, kepada AFP, menambahkan, “Helikopter telah dikirim ke daerah-daerah terpencil. Kami mengangkat puing-puing dari bangunan yang runtuh untuk melihat apakah masih ada korban. ”
Sementara itu, Geological Survey AS mengatakan gempa susulan 6,7 SR melanda wilayah timur laut ibukota pada hari Minggu (26/4/15), dimana para pendaki Gunung Everest melaporkan bahwa gempa baru memicu kembali longsor.

Pada Sabtu gempa menghancurkan sebagian besar bagunan lama di ibukota Nepal, Kathmandu dan gempa juga dirasakan di seluruh India, Bangladesh, wilayah China Tibet dan Pakistan.
Gempa dengan kekuatan 7,8 SR, dengan pusat gempa di luar Kahtmandu, merupakan yang terburuk untuk mengguncang negara ini lebih dari 80 tahun.

Sebuah bangunan yang rusak akibat gempa di ibukota Nepal Kathmandu, April 26, 2015 © AFP

Para penyelamat Nepal mengangkat puing-puing untuk mencari korban setelah gempa bumi di ibukota Nepal, Kathmandu, 25 April 2015. © AP

Relawan Nepal membawa anak yang terluka setelah menyelamatkannya dari bangunan yang rusak menyusul gempa di ibukota Kathmandu, 25 April 2015. © AP

Sebuah mobil sebagian terkubur di bawah reruntuhan di distrik Patan di ibukota Nepal Kathmandu akibat gempa kuat, 26 April 2015. © AFP


Para relawan membawa mayat dengan tandu, yang diambil dari puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di ibukota Nepal, Kathmandu, 25 April 2015. © AP

Reruntuhan bangunan Lapangan Durbar Kathmandu Nepal, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO, di daerah yang rusak parah akibat gempa pada 25 April 2015. © AFP

Seorang wanita tertimbun di puing-puing setelah petugas penyelamatnya dari sebuah bangunan runtuh menyusul gempa bumi di Bhaktapur dekat ibukota Nepal, Kathmandu, 26 April 2015. © AP


 seorang warga Nepal mendorong kursi roda dengan pria yang terluka dengan kursi roda ke daerah terbuka menyusul gempa dipinggiran ibukota, Kathmandu, 25 April 2015. © AFP


Korban yang terluka menerima perawatan di luar rumah sakit Medicare di Kathmandu, Nepal, Sabtu 25 April 2015. © AP


Seorang anak yang terluka menerima perawatan di luar rumah sakit Medicare di ibukota Nepal, Kathmandu, 25 April 2015. © AP


Petugas penyelamat Nepal memindahkan kotoran saat mereka mencari korban gempa bumi di Bhaktapur dekat ibukota Kathmandu, 26 April 2015. © AP
 

 Warga Nepal berusaha mengangkat puing-puing dari sebuah kuil di Durbar Square Hanumandhoka setelah gempa bumi di ibukota Kathmandu, 25 April 2015. © AP


Petugas penyelamat membersihkan puing-puing di Durbar Sqaure setelah gempa bumi di ibukota Nepal, Kathmandu, 25 April 2015. © AP

 Petugas penyelamat membawa orang yang terluka ke pesawat di Everest Base Camp pada 26 April 2015, sehari setelah longsor akibat gempa kuat yang menghancurkan lokasi itu. © AFP

Helikopter penyelamat datang untuk mendarat dan mengangkut orang terluka di Everest Base Camp pada 26 April 2015, sehari setelah longsor yang disebabkan gempa bumi yang menghancurkan lokasi itu. © AFP

Kebenaran Syi’ah Imamiyah Ditengah SPRITUALITAS DAN GLOBALISASI

Pendahuluan
Tema spiritualitas dan globalisasi sangat urgen untuk dibincangkan. Selain karena tugas mata kuliah spiritualitas dan kemodrenan, diskursus ini juga terkait dengan sebuah “era”, di mana kita hidup di dalamnya, dan kita termasuk makhluk yang menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual.
Apa hakekat globalisasi? Bagaimana sejarahnya? Apa yang dimaksud dengan spiritualitas? Bagaimana spiritualitas di era global? Deretan pertanyaan tersebut akan coba dijelaskan dalam makalah ini.


Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.[1]

Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.[2]

Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.[3]

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.[4]

Keterpesonaan akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai konsekwensi modernitas di era global ini, berakhir pada peniscayaan terhadap ratio yang membuat manusia memandang dan menghadirkan dunia dengan segala persoalannya sebagai realitas yang sederhana. Oleh Yasraf Amir Pilliang dunia seperti itu diistilahkan dengan dunia yang telah dilipat (2004).[5] Hal ini disebabkan oleh kenyataan betapa kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat aktivitas hidup manusia semakin efektif dan efisien.

Dunia yang telah dilipat muncul sebagai konsekwensi dari kehadiran berbagai penemuan teknologi mutakhir terutama transportasi, telekomunikasi dan informasi,  jarak-ruang semakin kecil dan semakin sedikit waktu yang diperlukan dalam pergerakan di dalamnya, inilah pelipatan ruang-waktu. Adalagi pelipatan waktu-tindakan, yakni pemadatan tindakan ke dalam satuan waktu tertentu dalam rangka memperpendek jarak dan durasi tindakan, dengan tujuan mencapai efisiensi waktu. Dahulu manusia melakukan satu hal dalam satu waktu tertentu, seperti memasak, menyetir, membaca, menelepon dan lain-lain. Kini, manusia dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu bersamaan, menyetir mobil sambil menelepon, mendengar musik, makan dan sambil bicara.

Pada bagian lain ada pula miniaturisasi ruang-waktu, dimana sesuatu dikerdilkan dalam berbagai dimensi, aspek, sifat dan bentuk lainnya. Realitas ditampilkan melalui media gambar, fotografi, televisi, film, video, dan internet. Sebagaimana yang dikatakan oleh Paul Virilio yang dikutip sebagaimana dikutip oleh Nurhamzah,[6] bahwa ruang saat ini tidak lagi meluas, tetapi mengerut di dalam sebuah layar elektronik. Jika ingin mengetahui sesuatu yang riil, manusia dapat mencari dan menyaksikan melalui video, film, dan televisi. Ingin tahu mendetail tentang sang bintang idola, maka orang tinggal mengklik satu situs dalam internet, kemudian tampillah sang bintang dengan ragam tentang dirinya, dan seterusnya. Demikianlah di antara beberapa gambaran tentang pelipatan dunia oleh perkembangan teknologi mutakhir di bidang transportasi, komunikasi dan informasi.

Sejarah globalisasi

Banyak sejarawan menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera maupun jalan laut untuk berdagang.[7]

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.[8]

Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.[9]

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.[10]

Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.[11]


Spiritualitas
Spiritualitas dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai kejiwaan, rohani, batin, mental; dan moral.[12] Term ini disejajarkan dengan istilah rúhaniyah. Muhammad Husain Abdullah dalam Mafahim Islamiyah mendefinisikan “rúhaniyah” sebagai idrak shillah billahi (kesadaran hubungannya dengan Allah SWT).[13] Sementara al-Farra` dan Abu Haitsam menyebutnya dengan istilah “ruh”, yaitu substansi kehidupan manusia dan tidak diketahui secara pasti eksestensinya.[14]

Ruh juga digunakan untuk wahyu, seperti pada surat al-Mukmin ayat 15. Wahyu ibarat nyawa bagi seorang Muslim, sebagaimana ruh menjadi nyawa bagi manusia.
Terlepas dari perbedaan istilah spritualitas dalam bahasa Arab, pendapat Nurcholis Madjid berikut kelihatannya mewakili arti diskursus ini, yaitu sesuatu yang hanya bisa dipahami dan dialami sendiri, bersifat individual dan berasal dari fitrah kemanusiaan.[15]

Sebagai fitrah kemanusiaan, spiritualitas, menurut Yasraf, adalah sesuatu yang mempunyai kekuatan otonom dan mampu menghidupi atau menggerakkan sesuatu yang lain di luar dirinya, baik yang bersifat ketuhanan maupun yang bukan. Dia mengidentikkan spiritualitas sebagai Sesuatu yang Tidak Diketahui dan Yang Tak Berhingga.[16]

Dimensi spiritual manusia tersebut dan kecenderungan-kecenderungan dasarnya adalah sebuah bukti yang gamblang  atas kefitrahan kepercayaan (spritualitas), dan termasuk salah satu dari empat perasaan yang populer dan mendasar yang akhir-akhir ini diintroduksi oleh sebagian psikolog dan psikoanalis sebagai dimensi spiritual manusia, yaitu perasaan kognitif atau kuriositas, perasaan estetik, perasaan etik dan perasaan religius (spritualitas).[17]

Di antara empat dimensi spritual manusia yang terkadang juga disebut sebagai kecenderungan kepada kesempurnaan mutlak, kecendrungan terakhir itu mengajak manusia kepada kesadaran akan keberadaan Tuhan, dan  keyakianan akan adanya Sumber Awal Yang Maha Agung.


Kebutuhan Spritualitas di Era Global
Era global adalah zaman ketika manusia menemukan dirinya sebagai kekuatan yang dapat menyelesaikan persoalan-persoalan hidup. Manusia dipandang sebagai makhluk yang hebat, yang independen dari Tuhan dan alam. Manusia di era global dan sebagai konsekwensi modernisasi, melepaskan diri dari keterikatannya dengan Tuhan (theomosphisme), untuk selanjutnya membangun tatanan manusia yang semata-mata berpusat pada manusia (antropomorphisme). Manusia menjadi tuan atas nasibnya sendiri, yang mengakibatkan terputusnya dari nilai-nilai spiritual. Akibatnya, manusia modern “Barat” pada akhirnya tidak mampu menjawab persoalan-persoalan hidup sendiri.
Modernisme akhirnya dirasakan membawa kehampaan dan ketidakbermaknaan hidup. Timbul berbagai kritik dan usaha pencarian baru. Manusia membutuhkan pola pemikiran baru yang diharapkan membawa kesadaran dan pola kehidupan baru. Dalam hal kesadaran manusia, secara praktis, timbul gejala pencarian makna hidup dan upaya penemuan diri pada kepercayaan-kepercayaan yang sarat dengan spiritualitas. “Organized Religion” (agama yang terorganisasi) tidak selamanya dapat memenuhi harapan. Oleh sebab itu, bermunculan kecenderungan untuk kembali kepada orisinalitas (fundamentalis), kharisma yang dapat menentukan (cults) dan fenomena-fenomena yang luar biasa (magic). Sebagaimana diungkapkan oleh Komaruddin Hiayat:
Dimensi spiritualitas dari faham dan penghayatan keberagamaan,  pada dasarnya merupakan sebuah perjalanan ke dalam diri manusia sendiri. Bisa jadi masyarakat modern di era global yang memiliki fasilitas transportasi canggih merasa telah melanglang buana, bahkan telah melakukan perjalanan ke planet lain, namun amat mungkin masih miskin dalam pengembaraannya dalam upaya mengenal dimensi batinnya, bahwa ia adalah makhluk spiritual. Pencapaian sains dan teknologi memang membuat manusia lupa bahwa dirinya adalah makhluk spiritual, sehingga ia menjadi terasing dari dirinya sendiri dan dari Tuhannya. Inilah yang disebut situasi kehampaan spiritual. Dan itu terjadi akibat gaya hidup serba kebendaan di zaman modern (era glogal) yang menyebabkan manusia sulit menemukan dirinya dan makna hidupnya yang terdalam.[18]

Namun, seperti senantiasa terjadi dalam sejarah kehidupan spiritual manusia, gagasan tentang spiritualitas yang murni selalu mengalami distorsi dan materialisasi yang bersifat fetis. Tak heran, spiritualitas dalam realitas kebudayaan kontemporer pun mengalami distorsi.[19]

Saat ini, spiritualitas telah mengalami titik balik, yaitu dari nilai spiritual ke terapi. Dahulu, apabila seseorang gelisah, maka mereka biasanya mencari penentram jiwanya dalam agama, sedang saat ini manusia lebih banyak lari ke terapi-terapi yang sifatnya adalah “pengobatan” sementara. Manusia konsumer, menurut Yasraf, tidak tertarik akan “keselamatan diri” lewat perenungan atau ibadat, melainkan tertarik terhadap ilusi-ilusi yang bersifat sementara, seperti kesehatan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan keamanan psikis lewat terapi; hanyut dalam berbagai bentuk terapi, seperti, yoga, latihan spiritual kilat, konser musik rock, astrologi populer, joging, pusat kebugaran, karaoke. Kondisi ini melahirkan suatu fenomena yang disebut Yasraf sebagai pospiritualitas, yaitu kondisi spiritualitas ketika yang suci bercampur aduk dengan yang profan, yang sakral bersimbiosis dengan yang permukaan, sehingga batas-batas di antara semuanya menjadi kabur.

Permasalahan yang agak pelik dan cukup licin tentang spiritualitas, apalagi dalam realitas kebudayaan kontemporer, adalah “makna” pengalaman spiritual itu sendiri. dalam masyarakat kontemporer, suatu pengalaman yang sifatnya sangat profan dan sekuler pun bisa dimaknai sebagai pengalaman “spiritual”. Inilah bentuk pos spiritualitas dalam masyarakat kontemporer. Yasraf, misalnya, mengutip sebuah pernyataan Madonna dari karya Akbar S. Ahmed, yang bisa merepresentasikan fenomena pospiritualitas tersebut:
“Saya religius“, “Saya spiritual”, katanya. Namun ketika ditanya tentang doa tersebut, ia berkata “Ya saya religius…, saya tidak mencoba membangun jembatan antara seks dan agama. Hanya gereja Katolik yang bersi¬keras memisahkan dan itu nonsens.”[20]

Pembicaraan tentang permasalahan spiritualitas dan apa yang disebut sebagai “pengalaman” spiritual memang sangat problematis. Selain sulit untuk diverifikasi—dan juga permasalahan “otoritas”—adalah masalah keserupaan dan tafsirannya. Misalnya, seseorang yang memakan obat-obatan psikotropika bisa saja menafsirkan bahwa dia pun “merasakan” pengalaman spiritual, entah berupa penglihatan, penampakan, atau bahkan bisikan-bisikan. Bahkan, pada tingkatan filosofis pun, hal tersebut tetap menjadi permasalahan yang tak terdamaikan, seperti yang diungkapkan oleh Dodi Salman:
Sufisme diharapkan dapat menjadi mesin “pencerahan” di tengah deru mesin hasrat kapitalisme dan masyarakat postmodern (era global) yang berputar tanpa henti. Akan tetapi, derasnya perputaran mesin hasrat tersebut—yang mewujud di dalam bentuk-bentuk komoditi, citra, gaya hidup, tontonan—telah menimbulkan kekhawatiran, jangan-jangan sufisme itu sendiri dapat terperangkap di dalam arus hasrat postmodern sehingga yang tercipta adalah semacam “sufi materialistik”, yaitu para sufi yang terperangkap di dalam pengaruh jagat materi dan gaya hidup masyarakat postmodern. Inilah misalnya, seorang wanita “sufi”, yang berkunjung ke sebuah mall mewah, mengendarai sendiri mobil build-up-nya yang terbaru, mengenakan setelan fesyen mutakhir rancangan Versace, memakai kacamata sunglass yang gelap; membawa handpone mutakhirnya yang trendi, sambil menenteng ke mana-mana “sertifikat sufi”, sebagai “citra” dan “legitimasi” diri di tengah belantara citra budaya postmodern yang bersifat paradoks.[21]

Perkembangan Spritualitas di Era Global
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, baik bersifat negatif maupun positif, termasuk di antaranya aspek budaya[22] dan spiritualitas.

Era ini, dan merupakan prestasi mutakhir modernisme, telah mengantarkan manusia pada supremasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme dan dogmatisme agama. Kenyataan ini dapat dipahami, karena abad modern dibangun atas dasar pemisahan antara ilmu pengetahuan dan filsafat dari pengaruh agama (sekularisme). Perpaduan antara rasionalisme dan empirisme dalam satu paket epistemologi melahirkan apa yang oleh Huxley disebut dengan metode ilmiah (scientific method).[23]

Kesimpulan
Spritualitas merupakan potensi kemanusian yang tidak mungkin hilang dalam kondisi dan situasi apa pun. Gaung spiritualitas akan tetap menggema kendatipun manusia telah bertahta di puncak rasionalitas, dan berada di sebuah “era”, disebut globalisai. Tuntutan spiritualitas manusia tidak terikat dengan ruang waktu, ia akan tetap eksis dan menggema dalam setiap situasi.



REFERENSI
Ahmed, Akbar S. and Hastings Donnan (ed.), Islam Globalization and Post Modernity, London and New York, Routledge, 1994
______________, Posmodernisme: Bahaya dan Harapan Bagi Islam, Bandung: Mizan, 1992
Armstrong, Karen, Sejarah Tuhan,.  Bandung: Mizan, 2003
Giddens, A., The Consequences of Modernity, Cambridge: Polity Press, 1990
Hidayat, Komaruddin, Kualifikasi Seorang Kiyai, http://tokohindonesia.com/ ensiklopedi/ k/ komaruddin-hidayat/biografi/02.shtml,, 2009
“Kesunyian dan Kegilaan: Sufisme dan Postmodernisme” dalam Yasraf Amir Piliang, Dunia yang Berlari: Mencari “Tuhan-tuhan” Digital, Jakarta: Grasindo, 2004
Maksum, Ali, Spiritualitas Abad Modern : Reposisi Islam dalam Kancah Kebangkitan Agama, http://www.geocities.com/HotSprings/6774/j-1.html, 2008
Mandhur, Ibn, Lisan al-Arab, Jilid 3, Kairo: Dar al-Hadits 2003
Mustafa, Mr., Pengertian dan Ciri-ciri Globalisasi, http://mustofasmp2. wordpress. Com / 2008
Nurhamzah, Absurditas Manusia Modern : Sebuah Rekonstruksi Spiritual Manusia Modern, E-mail : Hamzah_tuhankecil@yahoo.com, 2009
Pals, Daniel L. Seven Trories of Religion, Yogyakarta: Qalam, 2001
Pirages, Dennis, The New Context for International Relations: Global Ecopolitics, North Scituate, Massachusetts, tt.
Spiritualitas tak Bisa Diperoleh Lewat “Cyberspace, Jakarta, Kompas, Senin, 27 Maret 2000
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka cetakan 1990
Yakub, Husein, Muhammad, Mafahim Islamiyah, Kairo: Maktabah Syafa, 2000
Yasraf Amir Pilliang, Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan, Yogyakarta: Jalasutra, 2004
_________________, Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan, Yogyakarta: Jalasutra, 2004


[1].  Mr. Mustafa, Pengertian dan Ciri-ciri Globalisasi,(http://mustofasmp2. wordpress. Com / 2008/12/31/), h. 1

[2]. Dennis, Pirages, The New Context for International Relations: Global Ecopolitics, (North Scituate, Massachusetts, tt.), h. 4-6
[3]. Akbar S. Ahmed and Hastings Donnan (ed.), Islam Globalization and Post Modernity, (London and New York, Routledge, 1994), h. 1-3. Lihat: A. Giddens, The Consequences of Modernity, (Cambridge: Polity Press, 1990), h. 64
[4]. Ibid.
[5]. Yasraf Amir Pilliang, Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 23
[6]. Nurhamzah, Absurditas Manusia Modern : Sebuah Rekonstruksi Spiritual Manusia Modern, (E-mail : Hamzah_tuhankecil@yahoo.com, 2009), h. 3
[7] . Mr. Mustafa, h. 2
[8]. Ibid.
[9]. Ibid.
[10]. Ibid.
[11]. Ibid.
[12]. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka cetakan 1990), h. 857
[13]. Muhammad Husein Yakub, Mafahim Islamiyah, (Kairo: Maktabah Syafa, 2000), h. 17
[14]. Ibn Mandhur, Lisan al-Arab, Jilid 3, (Kairo: Dar al-Hadits 2003), h. 290
[15] . Spiritualitas tak Bisa Diperoleh Lewat “Cyberspace, (Jakarta, Kompas, Senin, 27 Maret 2000), h.1
[16]. Yasraf Amir Piliang, Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 503-504
[17]. Karen Armstrong, Sejarah Tuhan,.  (Bandung: Mizan, 2003), h. VII
[18]. Komaruddin Hidayat, Kualifikasi Seorang Kiyai, (http://tokohindonesia.com/ ensiklopedi/ k/ komaruddin-hidayat/biografi/02.shtml,, 2009), h. 3
[19]. Dikutip dari prolog Dunia yang Dilipat, Edisi 1, tidak dimuat lagi dalam Edisi II
[20]. Akbar S. Ahmed, Posmodernisme: Bahaya dan Harapan Bagi Islam, (Bandung: Mizan, 1992), h. 224.
[21]. “Kesunyian dan Kegilaan: Sufisme dan Postmodernisme” dalam Yasraf Amir Piliang, Dunia yang Berlari: Mencari “Tuhan-tuhan” Digital, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 204
[22]. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Daniel L. Pals, Seven Trories of Religion, (Yogyakarta: Qalam, 2001), h. 149
[23]. Ali Maksum, Spiritualitas Abad Modern : Reposisi Islam dalam Kancah Kebangkitan Agama,



Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?


1. Apakah ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan? 
2. Apakah ia akan terlunta-lunta di alam barzakh? 
3. Dalam al-Quran disebutkan manusia setelah kematian mengalami perpindahan. Perpindahan di sini maksudnya dari mana ke mana? Dan berada pada zaman apa?
Jawaban Global
Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga permulaan kiamat ia akan menjalani kehidupan di alam barzakh.

Alam barzakh yang terkadang disebut sebagai alam kubur dan alam arwah.  Alam barzakh adalah sebuah alam antara dunia dan akhirat. Dalil adanya alam seperti ini dapat ditemukan pada ayat-ayat al-Quran dan beberapa riwayat.

Jawaban Detil:
  1. Nasib manusia setelah kematian adalah sebuah masalah yang senantiasa menyita pikiran manusia dan memotivasinya untuk mencari tahu serta menemukan jawaban yang memuaskan dan argumentatif atas persoalan ini. Di antara sejumlah elaborasi dan penafsiran tentang kematian dan perpindahan ruh kita berhadapan dengan sebuah penafsiran yang terkenal sebagai teori reinkarnasi. Dalam teori reinkarnasi ini yang mengemuka adalah terputusnya hubungan ruh dari badan dan terikatnya ruh dalam bentuk manusia lainnya atau hewan atau makhluk lainnya. Keyakinan semacam ini semenjak masa lalu tersebar semenjak masa lalu pada sebagian belahan dunia. Sebagian filosof India dan Yunani meyakini bahwa ruh manusia setelah keluar dari bentuk pertamanya akan masuk pada bentuk lainnya yang sesuai dengan perilaku dan perangai orang tersebut. Pandangan ini memiliki pendukung dan proponen di pelbagai belahan dunia. Dalam dunia Islam, sebagian filosof dan teolog serta pelbagai aliran lainnya mengikut teori ini. Pada wilayah-wilayah terbatas dunia Arab khususnya Suriah dan Libanon Daruzi (firkah cabang Ismailiyah) dalam amal perbuatannya meyakini teori reinkarnasi.   
Reinkarnasi memiliki tipologi common dengan firkah-firkah Ghulat sepanjang sejarah. Para pemimpin firkah-firkah ekstrem ini melalui pandangan terhadap reinkarnasi yang dianut mereka memperkenalkan diri mereka sebagai imam, nabi dan bahkan Tuhan kepada para pengikutnya.

Orang-orang yang meyakini konsep reinkarnasi terbagai menjadi lima bagian:
1. Nasukhiyah yang meyakini bahwa manusia setelah kematian maka ruhnya akan mengikut sebuah badan, apabila ia merupakan manusia budiman maka ruhnya akan mengikut badan orang-orang budiman dan apabila ruhnya adalah ruh jahat maka ruhnya akan mengikut badan orang-orang jahat dan ahli maksiat. 
2. Masukhiyyah yang meyakini bahwa ruh manusia setelah kematian apabila ruhnya berasal dari orang-orang budiman maka ruhnya akan mengikut hewan-hewan baik seperti Bulbul, Merpati dan lain sebagainya. Namun apabila ruhnya jahat maka ruhnya akan mengikut pada hewan-hewan buruk seperti anjing, babi dan semisalnya. 
3. Fasukhiyyah yang berpandangan bahwa ruh manusia setelah kematian akan berpindah pada tumbuh-tumbuhan yang baik seperti bunga-bunga, buah-buah atau tumbuhan-tumbuhan pahit dan busuk seperti timun pahit dan semisalnya berdasarkan kebaikan dan keburukan yang dilakukan. 
4. Rasukhiyyah yang meyakini bahwa ruh manusia setelah kematian mengikut jamadat dan jiwa-jiwa baik. Ruh baik dalam keyakinan ini mengikut batu-batuan yang berharga seperti batu-batu permata. Adapun jiwa-jiwa buruk akan mengikut batu-batuan yang buruk.
5. Kelompok lainnya dari reinkarnasi (tanasukh) adalah orang-orang yang meyakini bahwa ruh manusia pada mulanya mengikut jamadat kemudian tumbuh-tumbuhan dan setelah itu hewan dan kemudian manusia.[1]
Perpindahan ini menurut para penyokong teori reinkarnasi senantiasa berlanjut dan tidak berujung. Pada hakikatnya surga dan neraka manusia dalam teori ini adalah perpindahan badan-badan baik atau buruk lainnya yang menjadi ganjaran atau balasan yang diperoleh. Rotasi ruh pada badan-badan sedemikian berlanjut sehingga ruh mengalami penyulingan dan beranjak naik ke langit-langit sehingga menjelma dalam bentuk malaikat dan termasuk bagian dari malaikat.[2]

Teori reinkarnasi adalah sebuah teori yang batil dan tertolak dalam pandangan Islam. Untuk telaah lebih jauh sekaitan dengan dalil-dalil absurditas reinkarnasi kami persilahkan Anda untuk merujuk pada pertanyaan No. 1099 (Site: 1154) Indeks: Pandangan Islam terkait dengan Reinkarnasi.

Dalam sebuah hadis panjang dari Imam Shadiq yang bersabda, “Orang-orang yang meyakini reinkarnasi telah meninggalkan jalan dan metode agama dan menghiasi dirinya dengan kesesatan serta menjerumuskan dirinya pada liang syahwat…tidak ada surga dan tidak ada neraka. Tidak ada orang-orang yang dibangkitkan dan tidak ada hari ketika manusia dikumpulkan … dan kiamat bagi mereka adalah keluarnya ruh dari bentuknya (yang semula) dan masuk ke bentuk yang lain.[3]

Dalam pandangan Islam kematian adalah titik akhir kehidupan duniawi dan perpisahan ruh dari badan materi. Pada masa ini ruh dengan mengikut bentuk mitsali mengawali kehidupannya pada alam barzakh.
Jasmani dan badan mitsali mirip dengan jasmani materi namun tidak memiliki tipologi badan materi. Imam Shadiq As bersabda, “Tatkala Allah Swt mencabut ruh orang beriman, Dia meletakkannya pada bentuk badan duniawinya..[4]
  1. Adapun sehubungan dengan nasib apakah yang akan dijumpai manusia setelah kematian harus dikatakan bahwa sejatinya manusia mengalami dua kehidupan dan dua kematian. Al-Quran menyinggung masalah ini dengan menyatakan, “Mereka menjawab, “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?” (Qs. Al-Ghafir [40]:11) Sebagian ahli tafsir berkata bahwa maksud dari dua kali dimatikan dan dihidupkan pada ayat yang dimaksud adalah pematian mereka pada saat-saat paling akhir kehidupan dunia dan menghidupkan di alam barzakh dan kemudian dimatikan di alam barzakh dan dihidupkan pada hari kiamat untuk perhitungan.[5]
Namun apa yang dimaksud dengan barzakh?
Barzakh adalah batasan pemisah dan penghalang serta perantara antara dua hal (materi dan ruh) dan alam mitsal disebut sebagai alam barzakh karena batas pemisah antara benda-benda katsifah (materi) dan alam arwah non-materi serta batas penghalang antara dunia dan akhirat.[6] Alam barzakh yang juga terkadang disebut sebagai alam kubur dan alam arwah merupakan alam terminal antara dunia dan akhirat. Dalil adanya alam seperti ini disebutkan dalam beberapa ayat al-Quran dan sebagian riwayat dari para maksum.

Dalam beberapa ayat, al-Quran menyebutkan tentang kehidupan barzakh pasca kematian. Misalnya pada ayat yang menyatakan, “agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang ia ucapkan saja. Dan di hadapan mereka terdapat alam Barzakh sampai hari mereka dibangkitkan” (Qs. Al-Mukminun [23]:100) Secara lahir ayat ini mengukuhkan adanya alam seperti ini di antara alam dunia dan akhirat.

Di antara ayat-ayat yang secara lugas menetapkan adanya alam seperti ini adalah yang menyangkut kehidupan para syahid, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (Qs. Ali Imran [3]:169) tidak hanya orang-orang beriman yang memiliki kedudukan tinggi seperti para syahid di alam barzakh, bahkan terkait dengan hukuman bagi orang-orang yang menyombongkan diri seperti Fir’aun dan para pengikutnya juga secara lugas disebutkan dalam al-Quran, " Mereka (Fir’aun dan para pengikutnya) setiap pagi dan malam berhadapan dengan api dan tatkala tiba hari kiamat keluar perintah yang menyatakan supaya Alu Fir’aun (keluarga Fir’aun) dihukum seberat-beratnya.”[7]

Sebagaimana yang telah disinggung, ayat-ayat di atas di samping menandaskan kehidupan barzakh setelah kematian, dengan sedikit cermat kita dapat menemukan bagaimana kehidupan orang-orang saleh dan para pendosa yang dikandung dalam ayat-ayat ini.

Terdapat banyak riwayat yang juga dengan kandungan sama dari para Imam Maksum As yang mencakup penjelasan tentang bagaimana proses kehidupan barzakh seluruh manusia.

Dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq As kita membaca, “Barzakh adalah alam kubur yang merupakan ganjaran dan hukuman antara dunia dan akhirat. Demi Allah! Tiada yang kami takutkan akan kalian kecuali (yang menyangkut alam) barzakh.”[8] Demikian juga dalam hadis lainnya dari Imam Shadiq As dalam menjawab sebuah pertanyaan tentang arwah orang-orang beriman, “Mereka berada pada kamar-kamar surga, menyantap makanan-makanan surgawi, meminum minuman-minuman surgawi dan berkata, “Tuhan kami!” Tolong segerakan kiamat dan penuhilah janji-janji telah Engkau berikan kepada kami.”[9]

Namun, alam barzakh adalah kediaman sementara dan persiapan bagi hari kiamat, surga dan neraka abadi. Di alam barzakh tidak akan ditelusuri perhitungan seseorang secara total dan tidak akan keluar hukum dan ganjaran pasti terhadap apa yang telah dilakukan. Di samping masalah keabadian (khulud) yang mengemuka di hari kiamat, bagaimana azab dan ganjaran merupakan salah satu perbedaan dua alam ini.

Al-Quran dalam hal ini menyatakan, “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang. Dan pada hari kiamat terjadi (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fira‘un dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”” (Qs. Al-Ghafir [40]:46) ayat ini memandang azab orang-orang barzakh adalah api dan azab kiamat masuk di dalamnya. Demikianlah perbedaan antara nikmat-nikmat alam barzakh dan surga.

Sesuai dengan nukilan sebagian riwayat pada alam ini sekelompok orang beriman yang meyakini kebenaran dan melakukan perbuatan dosa di dunia namun tidak memperoleh taufik untuk bertaubat maka ia akan merasakan azab di alam barzakh sehingga dirinya disterilisasi secara total dan memiliki kelayakan untuk memasuki surga abadi.[10]
Untuk telaah lebih jauh kami persilahkan untuk melihat beberapa indeks terkait berikut:
Mencari Tahu tentang KOndisi Orang-orang Mati di Alam Barzakh 1150 (Site: 1172)
Meraih Kesempurnaan di Alam Barzakh 23458 (Site: fa6124)
Barzakh dan Kehidupan Alam Barzakh, 3891 (Site: 4160)
Ganjaran dan Hukuman di Alam Barzakh, 5673 (Site: id5901)

[1]. Sayid Abdulhusain Thayyib, Kalim al-Thayyib dar Taqrir ‘Aqâid Islâm, hal. 638, Cetakan Ketiga, Intisyarat Kitabpurusyi Islam.  
[2]. Sayid Murtadha Hasani Razi, Tabshirat al-Awwâm fi Ma’rifat Maqâlât al-Anam, hal. 89, Cetakan Kedua, Intisyarat-e Asathir, 1364 S.  
[3]. Ahmad bin Ali Thabarsi, al-Ihtijâj, jil. 2, hal. 344, Nasyr al-Murtadha, Masyhad Muqaddas, 1403 H.  
[4]. Muhammad Ya’qub Kulaini, al-Kâfi, jil. 3, hal. 245, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 H.  
[5]. Sayid Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 17, hal. 475, Cetakan Kelima, Daftar Intisyarat Islami, Qum, 1417 H.
[6]. Silahkan lihat, Sayid Ja’far Sajjadi, Farhang ‘Ulum Falsafi wa Kalâmi, Cetakan 1357 H; Natsr Thuba atau Dairat al-Ma’arif Lughat Qur’an.   
[7]. Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 14, hal. 316, Cetakan Pertama, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1374 S.
[8]. Al-Kâfi, jil. 3, hal. 242.
[9]. Al-Kâfi, jil. 3, hal. 244.  
[10]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 7, hal. 81, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.

Terkait Berita: