Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label UNESCO. Show all posts
Showing posts with label UNESCO. Show all posts

Ratu Jordania Ajak Umat Muslim Bersama-sama Melawan ISIS


Ratu Rania dari Jordania, Sabtu (23/5/2015), menyerukan agar umat Muslim di seluruh dunia melawan Negara Islam Irak dan Suriah yang menurutnya ingin menghancurkan peradaban manusia.
Ratu Rania (44), salah seorang perempuan paling berpengaruh di dunia Arab, menyampaikan seruannya ini di saat ISIS mengancam akan menghancurkan kota kuno Palmyra, Suriah yang merupakan situs warisan dunia yang telah ditetapkan UNESCO.

"ISIS telah menyerang peradaban manusia. Ini adalah kejahatan terbaru yang dilakukan ISIS dan kelompok-kelompok sejenis," ujar sang ratu.

"Palmyra adalah salah satu harta terbesar kawasan ini dan dunia. Kondisi di sana menunjukkan bahwa kita sedang menghadapi ancaman global, tak hanya terhadap bangsa Arab dan umat Muslim, namun juga terhadap seluruh peradaban dunia," lanjut Rania.

Sebelumnya UNESCO sudah mengatakan bahwa penghancuran bangunan dan artefak kuno di Palmyra akan menjadi sebuah kerugian besar bagi kemanusiaan. Bahkan sejumlah pemimpin dunia, seperti Presiden Perancis Francois Hollande, sudah menyerukan aksi langsung untuk menyelamatkan Palmyra.

"Saya sangat setuju dengan itu (seruan Presiden Perancis)," kata Ratu Rania saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia di kota wisata Sweimeh di pesisir Laut Mati.

"Kita adalah penjaga peninggalan-peninggalan semacam itu. Dan kita tak bisa tinggal diam sementara banyak artefak budaya dihancurkan," lanjut dia.

"Situasi ini sangat menyedihkan, seperti halnya yang terjadi di Irak. Palmyra adalah warisan bagi dunia dan kemanusiaan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaganya," Rania menegaskan.

Lebih jauh Ratu Rania mengatakan perang melawan ISIS haruslah dipimpin umat Muslim dan bangsa Arab, tentu saja dengan dukungan komunitas internasional.

Dia menegaskan bahwa pesan perdamaian dan rekonsiliasi yang didukung umat Islam justru dimanipulasi ISIS dengan pemubunuhan dan aksi-aksi teror lainnya. Sehingga, lanjut Rania, sangat penting bagi dunia untuk melawan propaganda ISIS melalui berbagai cara termasuk lewat dunia maya.

"Ironi terbesar adalah ISIS menggunakan teknologi modern seperti media sosial untuk menyebarkan aksi-aksi brutalnya," ujar Rania.

ISIS saat ini sudah menguasai Palmyra, sebuah kota kuno yang berusia sekitar 2.000 tahun. Dengan menguasai Palmyra, ISIS kini sudah menduduki separuh dari seluruh wilayah Suriah.

[Sumber: Kompas.com]

Peninggalan Sejarah Hamadan akan Dicatat dalam Sejarah Dunia


Direktur Jenderal Warisan Budaya, Kerajinan, dan Pariwisata Provinsi Hamadan, mengabarkan tentang tercatatnya peninggalan-peninggalan bersejarah Hamadan dan tempat-tempat alami di provinsi ini dalam peninggalan sejarah dunia pada tahun 2017.
Reyhan Soroush Moghadam, Direktur Jenderal Warisan Budaya, Kerajinan dan Pariwisata Provinsi Hamadan kepada koresponden Shabestan mengatakan bahwa Warisan Budaya dan alam provinsi Hamadan akan tercatat dalam 10 peninggalan bersejarah dan alam tingkat dunia pada 2017.

Ia mengatakan kota Hegmataneh, prasasti Ganjnameh, Arg-e Nooshijan, kota Samen, struktur bersejarah kota Hamadan, pengaturan platens Arzanfurd, kota bawah benteng Jud, gua Alishadr, makam Baba Taher dan Avicenna merupakan sebagian dari peninggalan-peninggalan bersejarah yang akan tercatat.

Tentang kriteria pencatatan tingkat dunia ini, ia menjelaskan, Keunikan, ketiadaan kemiripan dengan yang lain dan kalayakannya, merupakan hal-hal yang menjadi kriteria pencatatan tingkat dunia.

Dalam percakapannya, ia mengatakan bahwa ada 17 peninggalan bersejarah di seluruh negara Iran yang masuk dalam rekor dunia. Menurutnya, Pada tahun 2015, kota Shush dan pada 2016, sejumlah kanal-kanal Iran telah tercatat dalam peninggalan bersejarah dunia.

Soroush Moghadam menyatakan, Situs Warisan Dunia sebenarnya merupakan nama perjanjian internasional yang disetujui oleh Konferensi Umum UNESCO pada 16 November 1972 dan berkecimpung dalam masalah pelestarian warisan sejarah, alam dan budaya yang dimiliki oleh semua manusia secara global, terlepas dari ras, agama dan kebangsaan yang spesifik.

(Shabestan)

Taj Mahal Selesai Dibangun


Tanggal 9 Mei tahun 1653, Taj Mahal, yang merupakan salah satu bangunan arsitektur Islam terindah di dunia, selesai dibangun.

Pada tahun 1631,  Raja Mongol India, Shahjahan melakukan perjalanan ke selatan dengan ditemani istrinya Mumtaz Mahal, namun istrinya itu meninggal di Burhanpur. Saat itu, Mumtaz Mahal baru berusia 39 tahun dan telah melahirkan empatbelas anak. Setelah itu, selama dua tahun Shahjahan mengurung diri di istananya dan tidak mengadakan perayaan apapun.

Untuk mengenang istri yang sangat dicintainya itu, makam Mumtaz Mahal dibangun dalam sebuah istana yang indah, di kota Agra, di utara Uttar Pradesh, di tepi sungai Yamuna. Pembangunan istana ini dimulai tahun 1633 dengan pekerja 20.000 orang dan masa pembangunan 17 tahun. Para ahli arsitektur, kaligrafi, dan pengrajin batu didatangkan dari berbagai negeri, termasuk arsitek Persia bernama Isa Isfahani. (IRIB)

Menurut Wikipedia

Taj Mahal
Taj Mahal, Agra, India edit3.jpg
Situs Warisan Dunia UNESCO
Negara  India
Tipe Budaya
Kriteria i
Nomor identifikasi 252
Kawasan UNESCO Asia-Pasifik
Tahun pengukuhan 1983 (sesi ke-17)
 
Tāj Mahal

Tāj Mahal (bahasa Urdu: تاج محل, Hindi: ताज महल) adalah sebuah monumen yang terletak di Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shāh Jahān, anak Jahangir, sebagai sebuah musoleum untuk istri Persianya, Arjumand Banu Begum, juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal. Pembangunannya menghabiskan waktu 22 tahun (1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal.

Shah Jahan, kaisar dari Kekaisaran Mughal memiliki kekayaan yang besar selama masa kejayaannya. Pada 1631 istri ketiganya dan merupakan istri yang paling dicintainya wafat sewaktu melahirkan putrinya Gauhara Begum, anak ke-14 mereka.

Pada tahun 1983 Taj Mahal diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Lokasi sesuai Google Earth:
Latitude 27°10'29.92"N Longitude 78° 2'32.08"E
== Sejarah Pembuatan raja yudhis al yusuf yang awalnya bernama Pangeran Khurram dilahirkan pada tahun 1592. Ia adalah anak dari Raja Jehangir (generasi ke-4 Kekaisaran Mughal) dan cucu dari Akbar the Great. Ketika ia sedang berjalan menyusuri Meena Bazaar, ia melihat seorang gadis sedang menjajakan kain sutera dan manik-manik kaca. Shāh Jahān jatuh hati pada pandangan pertama. Gadis ini adalah Mumtaz ul Zamani, cucu dari bangsawan Persia, Arjumand Banu Begum. Namun ia harus menunggu 5 tahun kemudian untuk menikahi Mumtaz ul Zamani, tepatnya tahun 1612.

Pada tahun 1628, Shāh Jahān naik menjadi raja dan Mumtaz ul Zamani diberi julukan Mumtaz Mahal yang memiliki arti "Jewel of the Palace” (Permata di Istana). Meskipun sebelumnya sang raja sudah memiliki dua istri, tetapi Mumtaz Mahal adalah yang paling dicintainya, ia menemani kemanapun sang raja pergi, baik di dalam istana maupun di tenda-tenda dalam perjalanan bersama sang raja.

Saat Mumtaz Mahal melahirkan anak ke-14 mereka tahun 1631, ia meninggal karena komplikasi. Shāh Jahān-pun berjanji bahwa dia tidak akan pernah menikah lagi dan akan membangun makam termegah di atas kuburannya[1].

Beberapa waktu setelah kematiannya, Shāh Jahān memerintahkan Ustad Ahmad membuat bangunan ini. Ustaz Ahmad mengumpulkan 20.000 orang pekerja yang terdiri dari tukang batu, tukang emas, dan pengukir yang termasyhur dari seluruh dunia.

Dengan bumbung, kubah dan menara yang buat dari marmer putih, serta seni mozaik yang indah, Taj Mahal merupakan salah satu dari Tujuh keajaiban di dunia. Sebanyak 43 jenis batu permata, termasuknya yaitu berlian, jed, kristal, topaz dan nilam telah digunakan untuk memper indah Taj Mahal. Taj Mahal dibangun dengan simetris dan makam Mumtaz Mahal berada tepat di tengah bangunan Taj Mahal. Satu-satunya yang tidak simetris adalah makam Shah Jahan yang terletak disebelah makam Mumtaz Mahal karena makam ini tidak ada dalam rencana awal pembangunan. Awalnya Shah Jahan berniat memdirikan Taj Mahal versi hitam untuk menunjukkan kesedihannya pada dunia sepeninggal Mumtaz Mahal dan juga sebagai tempat peristirahatan terakhir untuk dirinya. tetapi rencana ini digagalkan oleh putranya. Pembuatan Taj Mahal sendiri memakan masa selama 22 tahun.

Demo di Arab Saudi, Indikasi Kehancuran Keluarga al-Saud


Sayid Ali Wasif, penulis Arab Saudi mengkonfirmasikan bahwa keluarga al-Saud tengah berada di ambang kehancuran.


Seraya menyatakan demonstrasi anti penguasa di Arab Saudi setiap hari semakin meluas, Sayid Ali Wasif menandaskan, aksi demo di Arab Saudi ini akan memiliki dampak sangat luas di kawasan. Press TV melaporkan hari Jum'at (25/11/2011).


Menurutnya aksi demo rakyat Arab Saudi menjadi awal bagi keruntuhan keluarga kerajaan. Dijelaskannya, warga baik pria maupun wanita turun ke jalan-jalan menentang pemerintah.


Di bagian lain pernyataannya, Wasif terkait kekuasaan keluarga al-Saud terhadap dua kota suci umat Islam, Mekah dan Madinah mengatakan, kontrol terhadap dua kota suci ini harus dilepas dari keluarga al-Saud, karena mereka tidak memiliki legalitas untuk mengurusi kota tersebut.


Keluarnya Mekah dan Madinah dari kontrol keluarga al-Saud sepenuhnya sesuia dengan konvensi internasional dan UNESCO dapat menyerahkan pengaturan kedua kota suci ini kepada negara-negara Islam, tandas Wasif.


Sayid Ali Wasif menyikapi penumpasan terhadap para demonstran mengatakan, Dewan Hak Asasi Manusia PBB harus menyelidiki pelanggaran HAM oleh penguasa Saud karena gambar dan rekaman yang ada membuktikan hal ini.


Menurutnya, sikap Arab Saudi yang berani melanjutkan kejahatannya terhadap warganya sendiri karena Riyadh mendapat dukungan dari AS dan negara Eropa. Gelombang kebangkitan Islam di Arab Saudi tidak dapat dibendung dan keluarga al-Saud berada di ambang kehancuran, tegas Wasif.

Sumber: IRIB Indonesia

Suatu Malam, Melepas Sang Pangeran ke Pengasingan


Suasana takzim ketika pentas pembacaan dramatik oleh Landung Simatupang, “Sang Pangeran: Ke Pengasingan” selama 30 menit pada Rabu, 5 Maret 2014. Pentas singkat itu digelar di sebuah bekas kamar Dipanagara di Balai Kota Batavia, kini Museum Sejarah Jakarta, ketika Pengobar Perang Jawa itu menanti pengasingannya ke Manado. Pentas utuhnya digelar sehari kemudian di Bentara Budaya Jakarta. (Mahandis Y. Thamrin/NGI)

“Balai Kota Batavia, di mana Dipanagaratinggal dari 8 April sampai 3 Mei 1830,” lantun Landung Simatupang, seniman teater kawakan asal Yogyakarta.“Ia ditempatkan dalam dua kamar panjang di lantai atas permukiman kepala penjara atau cipiers woning Batavia yang berada langsung di atas penjara bawah tanah itu.”

Pentas pembacaan dramatik itu digelar di gedung bekas Balai Kota Batavia, kini Museum Sejarah Jakarta pada Rabu malam (5/3). Naskah yang dibacakan Landung bersumber dari Kuasa Ramalan karya sejarawan Inggris, Peter Brian Ramsay Carey, dan Babad Dipanagara yang sejak 2013 telah diakui UNESCO sebagai Memory of the World. Malam itu, Carey juga turut menghadirinya.

Landung membacakan kisah Dipanagara di sebuah kamar di lantai dua sayap barat Museum Sejarah Jakarta. Di kamar itu, pada 184 tahun silam, Dipanagara dan keluarganya pernah diinapkan selama hampir sebulan, sebuah penantian menuju ke pengasingannya di Manado.

Landung membacakan kisah “Sang Pangeran: Ke Pengasingan” selama 30 menit. Pentas ini merupakan bagian dari pertunukan utama yang digelar pada hari berikutnya 6 Maret 2014 di Bentara Budaya Jakarta, pukul 19.30-21.30 WIB.

Pembacaan kisah dramatik itu dipentaskan di empat kota. Pagelaran pada Maret ini merupakan pentas ketiganya. Sebelumnya dia berpentas di Magelang pada November 2013 dan di Yogyakarta pada Januari 2014. Rencana, pentas keempat digelar di Fort Rotterdam pada Juni mendatang. Kisah yang dibawakan Landung selalu mewakili sejarah Dipanagara yang berkait dengan tempat pementasannya.

“Museum sedang melakukan pembenahan berupa pembangunan dan konservasi, semoga pada 2014 ini dapat selesai,” ujar Enny Prihantini, Direktur Museum Sejarah Jakarta.  “Kami dirokemendasaikan untuk menyediakan ruang untuk Pangeran Dipanagara atau pahlawan-pahlawan nasional yang pernah dipenjara di sini.”

Enny sangat bangga dan terbantu atas peran Peter Carey dalam mewujudkan ruang pamer tentang Dipanagara. Kini, sebuah kamar yang dulunya pernah dihuni sang Pangeran itu bersama istri dan adik perempuannya telah disiapkan untuk mengabadikan jejak sejarah Dipanagara di Batavia.

Dalam kesempatan itu, Penerbit Buku Kompas meluncurkan buku “Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro” buah karya Peter B.R. Carey. Dia merupakan seorang  Profesor Emeritus di Trinity College, Oxford, Inggris. Kini, dia juga menjabat sebagai Adjunct Professor di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Buku tersebut merupakan biografi singkat Sang Pangeran—sekitar 400 halaman—versi ringkas dari buku “Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1755” yang telah diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia pada 2012.


Dalam peluncuran buku “Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)”, Peter Brian Ramsay Carey menyerahkan salinan dua surat tulisan tangan Dipanagara kepada Enny Prihantini, Direktur Museum Sejarah Jakarta. Surat aslinya masih disimpan di arsip akademi militer di Breda, Belanda. Surat ini ditulis Sang Pangeran tatkala dia berada di Studhuis, kini Museum Sejarah Jakarta, namun tidak pernah sampai ke penerimanya: Ibunda dan anak sulung Dipanagara. (Mahandis Y. Thamrin/NGI)

“Ini satu malam yang sangat spesial bagi saya,” ujar Carey. “Saya bisa menyaksikan dan menyambung lidah sejarah dari tuturan Mas Landung.” Sejarah telah dibuat sangat membosankan di sekolah, demikian katanya, dan pementasan pembacaan dramatik ini menunjukkan bagaimana sejarah bisa hidup di tengah kita.
“Kahlil Gibran pernah berkata,” ujarnya, “Setelah makan dan minum, kebetuhan kita selanjutnya adalah bertutur dengan cerita.” Pendapat ini ada benarnya. Menurut Carey, bangsa Indonesia mempunyai banyak kisah seperti Nagarakertagama gubahan Prapanca yang berkisah tentang masa jaya Majapahit, asal-usul orang Bugis dalam I La Galigo, dan otobiografi dalam Babad Dipanagara. “Kalau kita lupa akan sejarah, kita adalah betul-betul makhluk yang tidak akan berdaya.”

Malam itu, Carey juga memberikan salinan (hasil foto/pemindaian digital yang dicetak) dua lembar surat beraksara Jawa, masing-masing dalam bingkai pigura kaca, kepada Direktur Museum Sejarah Jakarta. Kedua surat itu merupakan salinan tulisan tangan Dipanagara sendiri tatkala dia berada di lantai dua gedung museum ini, sebagai seorang tawanan yang menanti pengasingannya ke Manado. Satu surat ditujukan kepada ibundanya, Raden Ayu Mangkarawati, dan surat lainnya kepada anak yang paling tua, Pangeran Dipanagara Muda.

“Prof. Peter Carey dengan dukungan YAD melakukan serangkaian penelitian bersama Prof. Wardiman untuk melacak jejak Pangeran Dipanagara sampai ke negeri Belanda,” ungkap Catrini Pratihari Kubontubuh dalam kesempatan terpisah. Dia merupakan Direktur Eksekutif dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD). “Surat original yang tersimpan rapi di Belanda telah berhasil di-copy dan salinannya diberikan kepada Kepala Museum Sejarah dan kepada Yayasan Arsari.”

“Dipanagara dengan sangat tergesea-gesa menulis, dan dia titip kepada Roeps—seorang perwira Belanda yang bertugas mengawalnya—untuk disampaikan kepada mereka,” kata Carey. Namun, “surat ini tidak pernah sampai.”

Sumber : National Geographic Indonesia

Terkait Berita: