Gelombang panas yang kali ini terjadi di India rupanya lebih parah dari yang pernah terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2007. Kala itu, sebanyak lebih dari 100 orang warganya tewas akibat suhu udara yang mencapai 45 derajat Celsius.
Kejadian yang dulu terjadi di India utara dan tengah itu merupakan sejarah pertama kali kematian akibat cuaca amat panas. Negara bagian Uttar Pradesh, yang adalah negara bagian India termiskin dan paling banyak penduduk, mendapat serangan terburuk, dengan sembilan orang tewas akibat gelombang panas.
Sepekan terakhir, panas di India makin menjadi dan memakan korban hingga ribuan jiwa. Selain itu, dampak dari gelombang panas ini adalah aspal jalan yang meleleh.
Cuaca harian rata-rata mendekati 50 derajat celcius. Daerah terparah ada di selatan India. Kota Telangana menjadi wilayah paling panas, dengan catatan 48 derajat celcius. Disusul kemudian Negara Bagian Andhra Pradesh bersuhu 47 derajat celcius.
Korban tewas paling banyak, mencapai 853 orang, berasal dari Andhra Pradesh, 266 di Telangana dan 24 lainnya meninggal di Barat Bengal dan Orissa. Korban tewas paling banyak dari kalangan pekerja konstruksi, orang tua, dan tunawisma.
Suhu panas luar biasa ini sudah melanda sejak pertengahan April lalu. Rumah sakit di seantero Negeri Sungai Gangga telah menginstruksikan bahaya serangan cuaca panas ini. Otoritas India juga menegaskan agar warga - khususnya lansia - tetap di rumah bila tak punya urusan penting.
Penyebab meningkatnya suhu di India ini adalah pemanasan global yang semakin buruk. Sebuah penelitian terbaru dari Nature Climate Change menunjukkan peningkatan tekanan panas udah membatasi kepasitas tenaga kerja di India sehingga banyak dari mereka menjadi korban.
Sementara itu, sebuah studi terpisah menerangkan tekanan panas akan semakin meningkat, tak hanya di India, Amerika Serikat pun akan terkena dampaknya. Efek rumah kaca ini akibat polusi udara yang semakin meningkat.
Beberapa negara dengan penduduk yang banyak diharapkan waspada dengan peristiwa gelombang panas ini. Sebab polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor, hingga kurangnya ruang terbuka hijau menjadi penyebab utama gelombang panas tersebut.
Ruang terbuka hijau berfungsi untuk meredam tingginya polusi, sebab tumbuhan hijau menyerap karbon dioksida, sementara mengeluarkan oksigen yang dibutuhkan manusia untuk bernapas dan membuat udara semakin sejuk.
Penggunaan pendingin ruangan (AC) juga membuat udara alami berkurang, karena freon, bahan yang digunakan untuk mendinginkan AC tersebut dapat mengakibatkan pencemaran udara. Efek rumah kaca membuat lapisan ozon semakin tipis, hingga kondisi cuaca semakin tak menentu.
Diperkirakan, gelombang panas di India akan terus terjadi sepanjang musim kemarau. Musim penghujan yang seharusnya terjadi pada Juni mendatang, diprediksi akan mengalami keterlambatan.