Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label KBRI. Show all posts
Showing posts with label KBRI. Show all posts

Indonesia Masuk Komite Urusan Konstitusi dan Hukum FAO


Indonesia masuk dalam Komite Urusan Konstitusi dan Hukum Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Keterpilihan ini membuka peluang diplomasi Indonesia lebih lanjut di FAO.
 
Dubes/Watap RI untuk FAO di Roma, August Parengkuan menyambut baik keberhasilan Indonesia mendudukkan wakilnya dalam salah satu komite bergengsi dalam lembaga PBB itu.

"Ini menunjukkan komitmen sangat kuat untuk memperjuangkan berbagai kepentingan RI melalui jalur diplomasi multilateral," ujar Dubes melalui keterangan pers, Selasa (16/6/2015).

Menurut Dubes, keberhasilan Indonesia tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak terkait, termasuk dukungan dari negara-negara lain. "Sebagai anggota Dewan FAO tugas Indonesia tidak mudah. Tugas berat dalam diplomasi di bidang pangan dan pertanian masih harus terus dilakukan secara berkesinambungan," kata Dubes.

Secara terpisah, Minister Counsellor Multilateral KBRI Roma Taswin Hanif mengatakan bahwa kunci terpilihnya Indonesia pada Konferensi ke-39 FAO ditentukan pada momen penting Pertemuan Dewan FAO pada Senin (15/6) kemarin.

Setelah dikukuhkan kembali sebagai anggota, semua anggota Dewan telah melakukan pembahasan mengenai penetapan komite-komite kerja di dalam FAO, seperti Komite Program, Komite Keuangan dan Komite Urusan Konstitusi dan Hukum.

Indonesia diusung untuk duduk dalam salah satu komite kerja. Komite tersebut bertugas untuk membantu Dewan dalam melakukan perumusan dan monitoring berbagai kebijakan FAO terkait program, keuangan dan masalah-masalah hukum yang ada.

"Karena kepercayaan dan dukungan yang sangat besar tersebut, Indonesia akhirnya maju dalam pencalonan CCLM FAO," terang Tazwin.

Dengan berbagai pertimbangan, khususnya mempertimbangkan latar belakang dan keahlian di bidang hukum, Indonesia mencalonkan Royhan Nevy Wahab untuk duduk dalam CCLM dimaksud.

"Hasilnya, alhamdulillah Royhan Wahab dikukuhkan menjadi satu-satunya wakil dari Asia dan disahkan dalam pertemuan ke-152 Dewan FAO siang tadi,” imbuh Tazwin.

Berdasarkan catatan FAO, diplomat muda Royhan merupakan orang Indonesia kedua yang berhasil masuk dan dikukuhkan sebagai anggota CCLM sejak disepakati pembentukannya pada 1957.

Rangkaian pelaksanaan Konferensi ke-39 FAO di Roma telah ditutup, Sabtu (13/6). Penutupan didahului pidato Presiden Meksiko dan Presiden Kolombia, yang dinilai menjadi penyemangat untuk terus memperjuangkan kepentingan global dalam mengatasi kelaparan, kemiskinan, dan peningkatan nutrisi.

Indonesia sendiri, menurut Minister Counsellor Pensosbud Nindarsari Utomo, pada pertemuan tingkat tinggi tersebut telah menerima penghargaan dari FAO sebagai penegasan kembali atas keberhasilan Indonesia mengatasi dan menurunkan tingkat masyarakat yang mengalami kelaparan dan kemiskinan.

Indonesia juga telah memainkan peran kepemimpinannya dalam dunia diplomasi multilateral dengan berhasil kembali masuk sebagai anggota Dewan FAO untuk periode 2015-2018.

(Sumber: detiknews.com)

4 WNI Lolos dari Hukuman Mati di Malaysia

Ilustrasi hukuman mati. (DailyStar) 

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, empat WNI lolos dari ancaman hukuman mati di Malaysia. Mereka adalah Karni, Sujoko, Sunanto, dan Sudaryono.

Keempatnya bebas setelah Hakim Makamah Tinggi Taiping, Perak, Jumat (15/5), memutuskan membebaskan Karni dan kawan-kawan dari ancaman hukuman mati dalam kasus pembunuhan.
"Saat ini, keempat WNI tersebut dalam proses penyerahan dari polis mahkamah ke polisi penyelidik. Kemudian akan serahkan ke imigrasi," ujar Iqbal di Jakarta, Minggu (17/5).

Sebelumnya, empat warga Lampung itu dituduh melakukan pembunuhan terhadap pencuri yang masuk rumah majikan mereka pada 23 Juni 2010. Hakim memutuskan untuk melepaskan, namun tidak membebaskan mereka (discharged not amounting to acquittal) pada 22 Mei 2013. Keputusan tersebut karena jaksa gagal menghadirkan saksi utama dalam tuduhan pembunuhan pada mereka.

Namun pada Juni 2013, jaksa menuntut ulang atas kesalahan yang sama, dengan alasan telah ditemukan saksi utama sehingga persidangan bisa dilanjutkan. Setelah melalui beberapa proses persidangan dengan didampingi pengacara retainer Gooi & Azura, pada 15 Mei 2013, hakim memutuskan untuk melepaskan dan membebaskan (discharged amounting to acquittal) keempat WNI tersebut.

Alasannya, saksi yang diajukan jaksa kurang kuat untuk mendukung dakwaan. Jaksa, kata Iqbal, kemungkinan akan ajukan banding lagi atas putusan terakhir hakim terhadap empat WNI tersebut. Namun, pemerintah Indonesia tetap berusaha memulangkan keempatnya ke Tanah Air.

"Satgas sedang berupaya agar mereka diserahkan langsung ke KBRI, untuk selanjutnya dipulangkan," pungkas Iqbal.

(Source)

KBRI di Yaman Kena Rudal Koalisi, 2 Staff Terluka

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L. P. Marsudi mengatakan 17 orang warga negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari staf KBRI Sana'a, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI yang sedang mengungsi. Tidak ada korban jiwa, namun ada dua staf KBRI dan satu WNI yang terluka ringan.


Menurut Kantor Berita ABNA, Serangan bom yang terjadi di Sana'a, Yaman mengakibatkan terlukanya beberapa staf diplomat Indonesia dan rusaknya gedung Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) serta seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut. Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan bom itu.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L. P. Marsudi mengatakan 17 orang warga negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari staf KBRI Sana'a, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI yang sedang mengungsi. Tidak ada korban jiwa, namun ada dua staf KBRI dan satu WNI yang terluka ringan.
"Kementerian Luar Negeri telah menginstruksikan kepada KBRI dan tim evakuasi di Sanaa untuk segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengamankan keselamatan warga negara Indonesia yang berada di sana," ujar Menlu dalam jumpa pers di Balai Sidang Jakarta, Senin (20/4/2015).

Pemerintah Indonesia mendesak agar semua pihak segera menghentikan aksi kekerasan. Indonesia juga meminta agar jeda kemanusian segera diterapkan sehingga warga negara sipil termasuk warga negara asing dapat segera keluar dari Yaman serta bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Yaman.

Pemerintah juga menegaskan, pengeboman tersebut hanyalah bukti penyelesaian masalah dengan tindak kekerasan hanya mengakibatkan korban dari warga sipil yang tak bersalah. Indonesia menekankan kembali bahwa penyelesaian secara damai melalui diplomasi dan perundingan merupakan satu-satunya jalan terbaik.
Indonesia meminta agar semua pihak yang bertikai menghormati aturan dan hukum internasional khususnya terkait perlindungan warga sipil termasuk berbagai resolusi PBB yang berkaitan dengan hal perdamaian tersebut. Bom yang menghantam KBRI Sana'a tersebut sebenarnya ditujukan untuk depot amunisi yang berada di kawasan itu. Akibat serangan tersebut, jalan di sekitar KBRI rusak parah dan banyak korban jiwa dari warga sipil setempat yang berada di dekat lokasi itu.

Arab Saudi sejak bulan lalu melancarkan serangan udara bersama negara Liga Arab untuk melumpuhkan pemberontak Houthi yang menguasai Sanaa sejak September tahun lalu. [Source]

Menlu Retno Panggil Dubes Saudi Soal Serangan KBRI di Yaman

KBRI di Yaman Terkena bom – Foto: Kemenlu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Al Mubarak dalam sela-sela pertemuan Konferensi Asia Afrika ke-60. Pemanggilan ini ditujukan untuk meminta penjelasan mengenai serangan yang mengenai KBRI di Sanaa, Yaman pada 20 April 2015.

“Saya meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi pada tanggal 20 April kemarin, jadi apa yang terjadi kemarin saya minta penjelasan dari beliau,” kata Retno di Gedung Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Selasa 21 April 2015.

Retno menyayangkan terjadinya insiden tersebut. Sebab, jauh hari sebelum peristiwa yang menyebabkan bangunan KBRI rusak parah itu, Pemerintah sudah meminta agar militer Arab Saudi menjauhi serangan dari tempat milik Indonesia serta warga negara Indonesia.

“Pada tanggal 26 Maret, pemerintah Indonesia sudah memberikan informasi mengenai longitude dan latitude dari perwakilan kita di sana, baik KBRI maupun wisma Indonesia, kita sudah berikan koordinatnya dengan harapan bahwa karena ini adalah misi diplomatik, maka harus dilindungi,” jelas Retno.

KBRI di Sanaa Yaman terkena ledakan bom pada 20 April 2015 pukul 10.45 waktu setempat. Serangan tersebut mengakibatkan 2 staf diplomat dan seorang WNI terluka. Pengeboman ini juga merusak Gedung KBRI Sanaa dan seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sempat mengatakan, kantor KBRI di Sanaa, Yaman bukan target utama. KBRI terkena imbas serangan markas militer.(Liputan6.com)

Saudi Diminta Bertanggungjawab Atas Hancurnya KBRI Sanaa

Menlu Retno Marsudi – Foto: Metrotvnews.com

Sekitar 70 hingga 80 persen gedung KBRI di Sanaa, Yaman, hancur terkena imbas serangan koalisi negara Arab pada Senin 20 April 2015 kemarin. Dua staf KBRI juga terluka terkena pecahan kaca.

“Kami meminta penjelasan apa yang akan dilakukan (Arab Saudi) terhadap kerusakan KBRI di Sanaa,” sebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, di sela-sela Konferensi Asia Afrika 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa 21 April 2015.

RI meminta ganti rugi karena sudah memberitahukan misi diplomasinya di Yaman pada Arab Saudi.
“Karena pada tanggal 26 Maret, RI sudah menginformasikan longitude dan latitude di Sanaa, sudah berikan koordinat (KBRI) ke Arab Saudi,” ungkap Menlu Retno.

Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim berjanji menyampaikan keluhan Indonesia ke pemerintahan pusat di Riyadh.

Bom dari pasukan koalisi Arab Saudi menghantam sebuah depot senjata yang letaknya tidak jauh dari gedung KBRI Sanaa. Sebagian kaca dari jendela gedung rusak parah dan mengenai beberapa diplomat Indonesia.

Ketika bom menyebabkan imbas kerusakan pada KBRI, 17 WNI berada di dalamnya. Empat di antaranya adalah tim evakuasi dari jakarta, satu staf setempat, lima local staf lokal, lima buruh migran Indonesia dan dua mahasiswa.(Metrotvnews.com)

Presiden Jokowi: KBRI Seharusnya Tidak Jadi Sasaran Serangan


Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan telah mendapat laporan dari Kementerian Luar Negeri, tentang hancurnya gedung Kedutaan Besar RI (KBRI) di Sanaa, Yaman, akibat serangan bom pada Senin, 20 April 2015.

Pada siaran pers yang dikeluarkan Kementerian Sekretariat Negara, Jokowi menyebut insiden itu sebagai imbas konflik yang tengah melanda Yaman. Ledakan merusak sebagian besar gedung KBRI dan melukai dua staf.

"KBRI seharusnya bukan menjadi sasaran serangan dalam konflik bersenjata tersebut," katanya dalam keterangan resmi. Jokowi juga menyampaikan simpati kepada para staf KBRI Yaman dan keluarganya yang terimbas.

Dia disebut telah menginstruksikan pada Menlu RI Retno Marsudi, agar semua pihak yang terimbas insiden itu mendapat penanganan yang baik, serta agar terus memantau dan melaporkan situasi di Yaman.

Jokowi meminta Menlu memastikan keselamatan seluruh warga negara Indonesia di Yaman.

Sumber: IRIB Indonesia

Ini Dia Reaksi Jokowi Setelah Tahu KBRI di Yaman Hancur Terkena Serangan Bom


Dua orang staf dan seorang WNI terluka saat KBRI Sanaa, Yaman, terkena bom dalam serangan udara. Presiden Joko Widodo prihatin karena salah satu aset milik Indonesia itu rusak parah.

"Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Kedutaaan besar Republik Indonesia seharusnya bukan menjadi sasaran serangan dalam konflik bersenjata tersebut," ujar Jokowi dalam siaran pers yang dikeluarkan Kementerian Sekretariat Negara, Senin (20/4/2015).

Jokowi secara khusus juga prihatin dengan adanya korban dalam serangan udara tersebut. Jokowi minta agar para korban segera ditangani dengan baik.

Jokowi juga memberi perintah kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk terus memberi laporan terkini situasi di sana. Dan yang paling utama adalah memastikan seluruh warga Indonesia di negara tersebut harus segera dipastikan keselamatannya.

Ada 17 WNI di KBRI Sanaa, Yaman, saat bom menghancurkan gedung tersebut. Ke-17 WNI tersebut selamat, dan akan dievakuasi ke Kota Hudaidah. Beruntung tidak ada korban jiwa.

"Alhamdulillah tidak terdapat korban jiwa," kata Retno dalam kesempatan terpisah. (detik.com)

Pemerintah Indonesia Kecam Keras Serangan Bom Saudi ke KBRI Yaman

Suasana bagian dalam KBRI yang hancur akibat serangan bom. Sanaa, Yaman, 20 April 2015. – Foto: Aji Surya/Kemenlu

Serangan bom yang terjadi di Sana’a, Yaman mengakibatkan terlukanya beberapa staf diplomat Indonesia dan rusaknya gedung Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) serta seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut. Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan bom itu.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L. P. Marsudi mengatakan 17 orang warga negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari staf KBRI Sana’a, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI yang sedang mengungsi. Tidak ada korban jiwa, namun ada dua staf KBRI dan satu WNI yang terluka ringan.
“Kemlu mengecam keras serangan bom yang terjadi di Yaman pada 20 April 2015 pukul 10.45 waktu setempat,” tulis keterangan pers Kemlu  Jakarta, Senin 20 April 2015.

Menlu dalam jumpa pers di Balai Sidang Jakarta, Senin 20 April 2015, mengatakan Kementerian Luar Negeri telah menginstruksikan kepada KBRI dan tim evakuasi di Sanaa untuk segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengamankan keselamatan warga negara Indonesia yang berada di sana.
Pemerintah Indonesia mendesak agar semua pihak segera menghentikan aksi kekerasan. Indonesia juga meminta agar jeda kemanusian segera diterapkan sehingga warga negara sipil termasuk warga negara asing dapat segera keluar dari Yaman serta bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Yaman.

Pemerintah juga menegaskan, pengeboman tersebut hanyalah bukti penyelesaian masalah dengan tindak kekerasan hanya mengakibatkan korban dari warga sipil yang tak bersalah. Indonesia menekankan kembali bahwa penyelesaian secara damai melalui diplomasi dan perundingan merupakan satu-satunya jalan terbaik.
Indonesia meminta agar semua pihak yang bertikai menghormati aturan dan hukum internasional khususnya terkait perlindungan warga sipil termasuk berbagai resolusi PBB yang berkaitan dengan hal perdamaian tersebut.

Bom yang menghantam KBRI Sana’a tersebut sebenarnya ditujukan untuk depot amunisi yang berada di kawasan itu. Akibat serangan tersebut, jalan di sekitar KBRI rusak parah dan banyak korban jiwa dari warga sipil setempat yang berada di dekat lokasi itu.

Arab Saudi sejak bulan lalu melancarkan serangan udara bersama negara Liga Arab untuk melumpuhkan milisi Houthi yang menguasai Sanaa sejak September tahun lalu. (Merdeka.com)

Terkait Berita: