Sebagai seorang pemudi yang sedang berkembang di negeri orang, ‘Aisyah Novakovich yang memiliki ayah beragama Kristen Ortodoks Yunani dan beribu muslim Indonesia menegaskan, “Kita sekarang harus menelaah mengapa sebagian orang rela bergabung dengan kelompok teroris.”
Kami menginginkan supaya para pembaca mendengarkan suara warga muslim Australia, berbincang dengan mereka, dan menyaksikan pengalaman serta rasa takut mereka.
Pesan mereka adalah “Islam adalah agama perdamaian bukan agama kekerasan”. Akan tetapi, menurut warga muslim Australia, menjadi seorang muslim sangat tidak mudah di Australia. Mereka sedang meregang dalam problematika dan pertikaian ideologi. Banyak wanita muslim diganggu dan dihina di jalanan lantaran mereka mengenakan hijab. Mereka telah menjadi korban kebodohan sebuah masyarakat yang tidak memahami agama mereka.
Menurut laporan Komisi HAM tahun lalu, warga muslim Australia senantiasa menyaksikan umpatan dan cemoohan berbau agama setiap hari. Dalam sebuah laporan tahunan diketahui, minimal satu perlima dan bahkan satu perempat warga Australia memiliki opini yang negatif dan sangat negatif terhadap warga muslim.
Warga muslim Australia telah kehilangan akses terhadap anak-anak, sahabat, teman sepekerjaan, kebebasan, dan tanggung jawab emokrasi. Sebagian dari mereka malah memilih orientasi radikal.
Keyakinan beragama dan hijab adalah sebagian dari hak demokratis warga muslim. Akan tetapi, mereka kehilangan hak ini.
(The-Age/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email