Pesan Rahbar

Home » » Komersialisasi Produk-produk Halal; Kebutuhan Terkini Iran/ Negara-negara Non Islam Lebih Maju Dari Kita

Komersialisasi Produk-produk Halal; Kebutuhan Terkini Iran/ Negara-negara Non Islam Lebih Maju Dari Kita

Written By Unknown on Tuesday 16 May 2017 | 18:23:00


Atase kebudayaan Iran di Malaysia dengan menjelaskan bahwa Iran dalam ranah komersialisasi produk-produk halal, yang semestinya tidak nampak mengatakan, sebagian negara-negara non Islam telah melakukan aktivitas-aktivitas menonjol dalam ranah ini dan lebih maju dari kita.

Ali Mohammad Sabiqi, atase kebudayaan Iran di Malaysia saat wawancara dengan IQNA, yang dilaksanakan sejalan dengan lawatan dewan Jihad Akademis dan markas perkembangan tekonologi dan seni Quran lembaga ini ke Malaysia guna menyelenggarakan konferensi para pengusaha Islam di Kuala Lumpur mengungkapkan, Mohamad Kavand, seniman Iran yang bermukim di Malaysia yang aktif dalam ranah seni ubin Iran Islam, diundang untuk ikut berpartisipasi dalam konferensi ini, yang diselenggarakan Kamis (11/5), di Kuala Lumpur.


Konferensi Para Pengusaha Islam; Kinerja Tepat Jihad Akademis di Malaysia

Ia menambahkan, kerjasama markas perkembangan teknologi dan seni Quran Jihad Akademis dalam penyelenggaraan konferensi semacam ini merupakan kinerja yang tepat dan jika para penyelenggara dapat menjalin komunikasi secara benar dan mengidentifikasi para pengusaha Islam dan tidak membatasi aktivitas-aktivitas terkait ranah ini pada hari-hari penyelenggaraan konferensi semata, maka akan memiliki hasil yang bagus dan sukses dalam kemajuan tujuan-tujuannya.

Ali Mohammad Sabiqi lebih lanjut menjelaskan, komersialisasi produk-produk Islam selain topik para pengusaha Islam juga mencakup topik yang lebih penting, yaitu masalah produk-produk halal, berdasarkan taksiran yang dilakukan setiap tahunnya angka komersil halal mencapai 500 – 600 miliar dolar dan karenanya negara-negara non Islam juga aktif dalam bidang ini dan mendapatkan lisensi halal untuk produk-produknya guna memiliki andil dalam pasar ini.


Malaysia; Inovator Industri Halal

Inovator industri produk-produk halal dan sebuah negara yang mencatat merek halal di tingkat dunia adalah Malaysia dan Malaysia mendapatkan keuntungan melimpah lewat cara ini; karena seluruh perusahaan-perusahaan yang ingin mendapatkan manfaat dari tanda industri halal harus memberikan banyak uang ke Malaysia sehingga dikeluarkan lisensi halal untuknya. Malaysia juga memiliki labolatorium lengkap dalam kancah halal, dimana produk-produk negara non Islam yang berhasrat memiliki aktivitas dalam kancah halal, akan dikaji dan diteliti dalam labolatorium ini secara mendetail dan jika memiliki standar-standar cukup maka akan dikeluarkan lisensi halal untuknya selama bahan makanan yang ada kesemuanya halal.


Negara-negara Non Islam dalam Industri Halal Lebih Maju dari Kita

Sabiqi dengan menjelaskan bahwa negara-negara non Islam dalam industri halal lebih maju dari kita menegaskan, negara-negara besar Islam seperti Iran tidak aktif dalam ranah ini dan tidak menguasai pasar-pasar halal, dalam sebuah pameran yang baru-baru ini diselenggarakan dengan topik produk-produk halal di Malaysia, sejumlah negara non Islam seperti Jepang, Korea Selatan, Cina, dan bahkan Austria juga memiliki kehadiran aktif dan memperkenalkan produksi serta aktivitas-aktivitasnya dalam kancah halal dalam pameran ini; sementara Iran berpartisipasi hanya lewat dua orang secara probadi dalam pameran tersebut dan dua orang ini memaparkan produk-produk dengan kualitas yang rendah.


Kemampuan Tinggi Iran dalam Produksi-produksi Halal

Atase kebudyaaan Iran di Malaysia menjelaskan bahwa Iran dari aspek produksi bahan makanan dan produk-produk makanan halal serta saham yang dapat dimiliki di pasar halal memiliki kemampuan yang tinggi, namun lalai akan masalah ini. Ia mengatakan, Para pengurus terkait di Iran dan sejumlah perusahaan yang memproduksi bahan makanan Iran yang ingin mengekspor ke luar negeri dapat memanfaatkan kesempatan ini; namun ironisnya ranah semacam ini belum terbentuk dan kita bahkan kita lebih mundur dari Korea Selatan dan Jepang; Jepang berupaya memikat wisatawan muslim dengan mengetengahkan sejumlah fasilitas seperti membangun tempat ibadah di kawasan pariwisata, menentukan arah kiblat di sejumlah hotel, servis makanan halal dan berdasarkan statistik yang baru-baru ini dipublikasikan, jumlah wisatawan Indonesia dan Malaysia mengalami peningkatan 30% di Jepang, yang didapat dari fasilitas-fasilitas halal semacam ini.

Ali Mohammad Sabiqi menjelaskan, di Iran kita tidak perlu membangun hotel halal; namun kita dapat menggunakan pasar pariwisata halal dan apa-apa yang kita miliki kita perkenalkan kepada masyarakat dunia, kita memiliki kehadiran aktif di sejumlah seminar dan konferensi internasional dengan topik-topik halal. Ini semua adalah solusi dimana kita juga dapat memperkuat industri pariwisata dan juga memajukan industri makanan halal dan mengekspor produk-produk halal ke negara-negara dunia.

Sabiqi melanjutkan, demikian juga kita dapat menghubungkan para pengusaha Iran yang aktif dalam ranah produksi-produksi seni Islam ke pasar-pasar global; selama belum ada relasi dan tidak ada mereka Islam negara Iran dalam proses pasar global, maka dipastikan kemajuan dalam industri halal, pariwisata dan pengusaha yang diharapkan tidak akan diperoleh.


Urgensi Masuknya Divisi Khusus dalam Komersil Halal

Ia mengatakan, Iran memiliki produk-produk Islam yang bagus untuk komersialisasi, hanya saja kita harus lebih sering melatih mekanisme pemaparan dan masuk dalam siklus pasar global, sehingga semua aktifis kancah ini, khususnya divisi khusus masuk dalam siklus ini, para aktivis ekonomi mendapatkan keuntungan dan orang-orang yang memproduksi secara Islami dan Qurani juga bisa mendapat manfaat dari kancah ini.

Atase kebudayaan Iran di Kuala Lumpur di penghujung dengan mengisyaratkan kehadiran sejumlah seniman negara Iran dalam sejumlah konferensi dan acara-acara internasional di Timur Tengah mengingatkan, karya seni sebagian seniman di pasar seni kawasan setiap darinya dijual dengan ratusan ribu dolar, yang menjadi bukti baik akan masuknya karya seniman-seniman Iran ke pasar seni global dan pendapatan yang diperoleh darinya bukan semata untuk keuntungan sang pembuat karya; namun nama dan tanda ke kewarganegaraan Iran dipaparkan di negara-negra lain, dan semoga syarat-syaratnya terpenuhi dan kita menyaksikan kegemilangan sejumlah seniman dan produsen-produsen Iran di pelbagai kancah lainnya.

Konferensi dan pameran internasional para pengusaha Islam diselenggarakan Kamis (11/5), dengan kerjasama markas teknologi dan seni Quran Jihad Akademis Iran di Kuala Lumpur.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: