Orang awam bertanya : “ Kenapa mazhab syi’ah imamiyah itsna asyariah
memakai sejumlah hadis Aisyah, Ibnu Umar dan Abu hurairah dalam
berhujjah padahal itu hadis aswaja dan ketiganya memusuhi Ali ?”
Jawab :
Secara internal : “literatur/maraji’ syi’ah sudah mencukupi bagi
pengikut syi’ah , kami sama sekali tidak perlu bergantung pada hadis
aswaja”….
Lalu kenapa syi’ah terkadang mengutip hadis aswaja : “
hadis aswaja sunni kami kutip hanya untuk membuktikan bahwa kebenaran
syi’ah ada terselip dalam kitab hadis aswaja”
__________________________
KREDiBiLiTAS PERAWi HADiS.
Bukhari hidup sezaman dengan Imam Al Jawad, Imam Al Hadi dan Imam Al Askari ( imam 9,10, 11 )..
Bukhari tidak mau mengambil hadis dari imam imam ahlul bait yang jujur
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Hadis-hadis yang dinisbatkan pada Nabi SAW
dan Imam Ali bukan semua hadis Nabi SAW dan hadis Imam Ali yang asli
tapi juga mengandung REKAAN ORANG ORANG TERTENTU YANG DiNiSBATKAN PADA
NABi SESUAi DENGAN SELERA PERAWi dan MAZHAB nya…
Bukhari menulis
hadis dari 1.080 guru tapi hadis yang dimuat dalam kitab Bukhari hanya
diriwayatkan oleh 289 guru.. Apakah semua gurunya terjamin jujur ????
dan MENGAPA TiDAK ADA GURU DARi AHLUL BAiT ????
Al-Bukhari
meriwayatkan dari `Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi saw , melarang menikahi
wanita dengan nikah mut’ah dan makan daging keledai piaraan pada waktu
Khaibar.’ ( HR. Al-Bukhari (no. 5115) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1406)
kitab an-Nikaah, at-Tirmidzi (no. 1135) kitab an-Nikaah, Ibnu Majah
(no. 1961) kitab an-Nikaah.)
Surat an-nisa 24 itu jelas hukum
tentang HALALNYA nikah mut’ah, TIDAK ADA KERAGUAN LGI OLEH PARA ULAMA
AHLI TAFSIR SUNNI MAUPUN SYIAH dalam kitab2 mereka.. Dalil tafsirnya
lengkap sudah dijelaskan dlm topik Nikah Mut’ah dalam Quraan (harap ente
baca kitab2 pendukungnya oleh ulama sunni sendiri yg saya sebutkan nama
kitabnya)…
Imam Ali tidak akan dan tidak pernah berdusta, oleh
sebab itu beliau tidak akan mungkin MENGHARAMKAN apa yg DIHALALKAN ALLAH
sampai akhir kiamat… Jadi justru perawi hadis itu yg berdusta, siapa
perawi hadis itu??? (ente coba cari tau siapa perawinya??? disitu ente
akan mengetahuinya bahwa perawi tersebut sangat membenci imam Ali,
bagaimana mungkin seorg yg membenci Imam Ali dpt dipercaya meriwayatkan
hadis dari Imam Ali??)…
Bukhari tidak mau mewawancarai Imam
az Zaki al’ Askari (yang sezaman dengannya, 232260 H/840870 M), cucu
Rasul Allah saw dan sedikit pun juga tidak berhujah dengan Imam Ja’far
Shidiq, Imam alKazhim, Imam arRidha, Imam alJawad dan tidak dari alHasan
bin alHasan, Zaid bin Ali bin alHusain,Yahya bin Zaid, anNafsu
azZakiyah, ‘Ibrahim bin Abdullah,Muhammad bin Qasim bin Ali (sezaman
dengan Bukhari) dan tidak dari keturunan ahlu’lbait mana pun. Tetapi
Bukhari misalnya meriwayatkan dari seribu dua ratus kaum Khawarij yang
memusuhi ahlu’lbait,dan tokohtokoh yang terkenal jahil terhadap keluarga
Rasul Allah saw.
Hadis hadis yang disampaikan Abu Hurairah,
menurut Abu Muhammad bin Hazm berjumlah 5.374 buah. Bila dibandingkan
dengan seluruh hadis yang disampaikan oleh keempat Khulafa’urRasyidin,
jumlah ini sangat banyak. Abu Bakar, misalnya, menyampaikan 142 hadis ,
Umar 537 hadis (yang dianggap shahih 50), Utsman 146 (Muslim memasukkan
Muslim 5), dan Ali 586 hadis (yang dianggap shahih 50); semuanya hanya
1.411 hadis, dan itu berarti cuma 2l% dari jumlah hadis yang disampaikan
Abu Hurairah seorang diri. Dan jumlah ini hampir sama dengan jumlah
ayat ayat alQur’an.
Sebagai perbandingan, maka seluruh hadis yang
disampaikan Abu Bakar selama 20 tahun pergaulannya dengan Rasul, hanya
diperoleh Abu Hurairah dalam 16,7 hari duduk di Shuffah setelah ia
menganut Islam, Umar dalam 63,1 hari, Utsman dalam 17,1 hari, Ali dalam
68,9 hari, Thalhah bin Ubaidillah dalam 4,4 hari, Salman atFarisi dalam 7
hari, Zubair bin ‘Awwam dalam 1,1 hari, Abdurrahman bin ‘Auf dalam 1
hari.
Penghuni shuffah yang lain seperti Hajjah bin Amr alMazini.
al Anshari Hajjah bin Amr alMazini atAnshari, Hazib bin Armalah,
Tinkhafah bin alQais alGhifari, Zaid bin Khaththab alAdawi,Abdullah bin
Qaridzah alTumali dan Furat bin Hayyan bin al-Ali masing-masing hanya
meriwayatkan 1 (satu) hadis. Safinah, sahaya Rasul Allah saw
meriwayatkan 14 hadis, satu hadis diriwayatkan oleh Muslim. Syarqan,
juga sahaya Rasul Allah saw hanya meriwayatkan 1 (satu) hadis dan
diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Dan mayoritas hadis Abu hurairah baru
diucapkannya hampir 30 tahun sesudah Rasul Allah saw wafat sebagaimana
pengakuannya, karena sekembalinya, dari Bahrain dia tidak diperkenankan
mengobral hadisnya.
Kita ambi sebagai sampel : Dalam kitab hadis Bukhari ada minimal 7068 hadis
- Aisyah meriwayatkan 1250 hadis ( 17,68% )
– Abu Hurairah meriwayatkan 1100 hadis ( 15,56 % )
– Abdullah bin Umar meriwayatkan 1100 hadis ( 15,56 % )
Anehnya :
– Imam Ali cuma meriwayatkan 79 hadis ( 1,11% ) Dalam kitab hadis Bukhari, versi Syi’ah ; tidak semua shahih !!!!!
- Umar bin Khattab meriwayatkan 50 hadis ( 0,71% ) Dalam kitab hadis Bukhari
- Ummu Salamah meriwayatkan 48 hadis ( 0,68 % ) Dalam kitab hadis Bukhari
- Abubakar meriwayatkan 22 hadis
- Mu’awiyah meriwayatkan 10 hadis ( 0,14% ) Dalam kitab hadis Bukhari
- Usman bin Affan meriwayatkan 9 hadis
- Hasan bin Ali meriwayatkan 8 hadis ( 0,11% ) Dalam kitab hadis Bukhari
- Ali bin Husain meriwayatkan 6 hadis ( 0,08% ) Dalam kitab hadis Bukhari
- Husain bin Ali meriwayatkan 2 hadis ( 0,03% ) Dalam kitab hadis Bukhari
____________________________
Siapakah ABDULLAH BiN UMAR ????
Jawab :
1. Pada masa Nabi SAW wafat,ia berusia 20 tahun
2.Abdullah bin Umar adalah sahabat yang paling keras menolak
kekhalifahan imam Ali tetapi begitu setia mendukung pengangkatan
Mu’awiyah sebagai khalifah
3.Abdullah bin Umar adalah sahabat yang mendukung Yazid
4.Abdullah bin Umar adalah sahabat yang mendukung Khalifah Marwan bin Hakam
5.Abdullah bin Umar adalah sahabat yang mendukung Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi seorang pembunuh berdarah dingin…
Bagaimana mungkin Anda mematuhi para pemimpin yang dilantik oleh Bani
Umawiyah atau Bani Abbasiah lalu meninggalkan para imam yang telah
dilantik oleh Rasulullah SAWW lengkap dengan jumlah nya yang 12
orang….Mencengangkan Sikap Ibnu Umar yang membai’at Yazid :
Shahih Bukhari | No. 6744 | KITAB FITNAH-FITNAH (UJIAN/SIKSAAN)
Dari Nafi’ (maula Ibnu Umar), dia berkata: Ketika penduduk Madinah
ingin menanggalkan (menurunkan jabatan) Yazid ibn Mu’awiyah, Ibnu Umar
mengumpulkan jama’ahnya dan putra-putranya, lalu di berkata: “Sungguh
aku mendengar Nabi saw. bersabda: “Akan dipasang sebuah bendera bagi
setiap pengkhianat pada hari kiamat”. Dan sungguh kita telah
membai’atkan laki-laki (Yazid) ini atas dasar berbai’at kepad Allah dan
Rasul-Nya, dan sungguh aku tidak mengetahui suatu pengkhianatan yang
lebih besar dari pada bai’atnya seorang laki-laki atas dasar berbai’at
kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian dia menyatakan berperang kepadanya.
Dan sungguh aku tidak mengetahui seorang dari kamu yang menanggalkan dia
(Yazid) dan tidak berbai’at (kepada seseorang) dalam urusan
(kepemimpinan) ini kecuali adalah pemisah antara aku dengan dia (seorang
dari kamu)”.
Abdullah bin Umar, yang sering disebut Ibnu Umar,
anak khalifah Umar bin Khaththab, tidak mau membaiat Ali, tapi ia
membaiat Mu’awiyah setelah ‘Tahun Persatuan’, Yazid dan ‘Abdul Malik. Ia
juga shalat di belakang Hajjaj bin Yusuf, gubernur ‘Abdul Malik.
Diceritakan tatkala ia mengulurkan tangan untuk membaiat Hajaj, Hajjaj
bin Yusuf memberikan kakinya. Ibnu Umar adalah pembuat hadis terbanyak
sesudah Abu Hurairah. Ummu’l mu’minin Aisyah nomor empat.
Ibnu Umar juga dituduh menghidupkan ijtihad ayahnya. Beberapa hadisnya mengenai kuutamaan (fadha’il) akan dikemukakan disini:
Ibnu Umar berkata: ‘Kami tidak memilih milih antara sesama kami dizaman
Rasul saw dan kami memilih Abu Bakar, kemudian Unar bin Khaththab
kemudian Utsman bin ‘Affan ra’. 177
Dan di bagian lain 178 :
‘Kami di zaman Nabi saw tidak mendahulukan Abu Bakar dengan siapapun,
kemudian Umar kemudian Utsman, kemudian kami meninggalkan sahabat Nabi
yang lain, kami tidak saling mengutamakan di antara mereka’ dan lain
lain. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Thabrani dari Ibnu Umar: ‘Kami
berbicara pada saat Rasul Allah saw masih hidup: ‘Yang paling utama di
antara manusia adalah Nabi saw, setelah beliau Abu Bakar, kemudian Umar
dan kemudian Utsman. Rasul Allah mendengarnya dan beliau tidak mengingkarinya. 179
Ibnu Umar tidak menyebut Ali karena ia tidak membaiat Ali.
Ibnu Umar baru berumur 15 tahun waktu pecah perang Khandaq. Oleh karena
itu Ali bin alJa’d misalnya mengatakan: Lihat anak itu, mengurus istri
saja tidak bisa, lalu dia berani mengatakan ‘Kami mengutamakan..! 180
Karena itulah Syi’ah hanya menerima sebagian hadis aswaja….
Maka bila ada hadis yang berpasangan, misalnya, yang satu untuk Ali dan
yang satu lagi untuk ‘Abu Bakar atau Umar atau Utsman maka telitilah.
Lihatlah konteks keluarnya hadis itu. Misalnya ada hadis ‘Rasul menutup
semua pintu kecuali pintu (bab) untuk Ali. Tapi ada pula hadis serupa
‘Rasul menutup semua pintu kecuali pintu (Khaukhah) untuk Abu Bakar.
Atau hadis yang diucapkan Rasul pada saat akan wafat: ‘Bawalah kemari
tinta dan kertas agar kutuliskan bagimu surat agar kamu tidak akan
pernah tersesat sepeninggalku’.
Hadis di atas ada pasangannya
yang dimuat dalam shahih Bukhari, Muslim dan shahih shahih lain yang
diriwayatkan Aisyah bahwa Rasul saw pada saat sakit berkata kepadanya:
‘Panggil ayahmu, aku akan menulis untuk Abu Bakar sebuah surat, karena
aku takut seseorang akan mempertanyakan atau menginginkan
(kekhalifahan), karena Allah dan kaum mu’minin menolakinya, kecuali Abu
Bakar’. 181
177 Shahih Bukhari dalam Kitab alManaqib, bab
Keutamaan Abu Bakar sesudah Nabi, dari jalur ‘Abdullah bin ‘Umar, jilid
5, hlm. 243.
178 Shahih Bukhari dalam Kitab alManaqib, bab Keutamaan ‘Utsman, dari jalur ‘Abdullah bin ‘Umar jilid 5, hlm. 262.
179 Fat’halBari, jilid 7, hlm. 13.
180 Khatib, Tarikh, jilid 11, hlm. 363.
181 Lihat juga Ibn AbilHadid,Syarh Nahju’lBalaghah,jilid 6, hlm. 13
________________________
PERTANYAAN :
Banyak website salafi wahabi menulis sbb : “
– 44.000 riwayat dari kutubul arba’ah syiah cuma 644 (1.5%) saja riwayat yg sanadnya sampai ke Nabi?
– 44.000 riwayat dari kutubul arba’ah syiah cuma 690 saja riwayat yg sampai ke Imam Ali?
-44.000 riwayat dari kutubul arba’ah syiah tidak ada satupun riwayat yg sampai ke Sayyidah Fatimah?
– 44.000 riwayat dari kutubul arba’ah syiah cuma 21 saja riwayat yg sampai ke Imam Hassan?
– 44.000 riwayat dari kutubul arba’ah syiah cuma 7 saja riwayat yg sampai ke Imam Hussein?
Sedangkan di 9 kitab hadits Sunni :
– Imam Ali ra = 1.583 riwayat
– Abu Bakar ra = 210 riwayat
– Umar bin Khattab ra = 977 riwayat
– Utsman bin Affan ra = 313 riwayat
– Fatimah ra = 11 riwayat
– Hasan bin Ali ra = 35
– Hussein bin Ali ra = 43
Terlihat, kitab2 Sunni lebih banyak meriwayatkan hadits dengan sanad
sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Ahlul Bait Utama
beliau daripada kitab2 hadits Syiah… why???
“””mayoritas hadits
dalam Al Kafi adalah Ahad yang tidak dapat dijadikan pegangan dalam
masalah akidah –menurut syi’ah sendiri.. Jumlah riwayat yang ada dalam
empat kitab syi’ah di atas adalah 44 ribu riwayat lebih sedikit, tetapi
riwayat yang berasal dari Nabi SAW hanya ada 644, atau hanya sekitar 1.5
% saja. Itu saja banyak yang sanadnya terputus dan tidak shahih.. Yang
lebih mengherankan, dalam kitab Al Kafi yang haditsnya berjumlah 16199,
hanya ada 92 riwayat dari Nabi SAW, sementara riwayat dari Ja’far As
Shadiq berjumlah 9219.. Sementara riwayat dari Ali bin Abi Thalib dalam
empat kitab syi’ah di atas hanya berjumlah 690 riwayat, kebanyakan
terputus sanadnya dan tidak shahih, sepertinya fungsi pintu ilmu sudah
diambil alih oleh orang lain…Sementara riwayat dari Imam Hasan bin Ali
bin Abi Thalib yang ada dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya
berjumlah 21 riwayat…Empat kitab literatur utama hadits syi’ah tidak
memuat riwayat dari Fatimah Az Zahra..Riwayat Imam Husein yang tercantum
dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 7 riwayat
saja. “”
Jawaban :Jawaban :Jawaban :Jawaban :Jawaban :
Itu
akibatnya kalau belajar syiah dari ulama salafy. Sebagusnya meneliti
syiah kalau memang mau ya dari orang syiah sendiri. MEREKA BERDUSTA
!!!!!!!! MEREKA BERDUSTA !!!!!!!!!!!
Tidak benar apa yang mereka
sampaikan !!!!!!!! Sebagai ulama syi’ah yang sudah bertahun tahun
belajar syi’ah saya mengatakan bahwa : “YANG MEREKA HiTUNG CUMA YANG
DiSEBUT NAMA, SEMENTARA YANG MENYEBUT GELAR TiDAK MEREKA HiTUNG, KALAU
CARA BEGiNi MENGHiTUNG HADiS JUSTRU DALAM SELURUH KiTAB ASWAJA TiDAK ADA
SATUPUN HADiS MUHAMMAD SAW KARENA TiDAK ADA HADiS YANG DiSEBUT DENGAN
NAMA NABi TAPi DiSEBUT DENGAN GELAR ‘
ANGKA YANG MEREKA SEBUTKAN
DiATAS CUMA YANG DiSEBUT DENGAN NAMA, PADAHAL MASiH BANYAK YANG DiSEBUT
DENGAN GELAR !!!!!!!!!!!!!!!!!!
KENAPA BANYAK HADiS DARi Imam
Ja’far Shadiq ????? Itu wajar karena yang menyampaikan hadis dengan mata
rantai sampai ke Nabi SAW kan Imam Ja’far !!!!!!!!!! tapi dengan hal
ini justru hadis syi’ah lebih terjaga karena disampaikan dari jalur {
Nabi SAW- Ali- Hasan- Husain- Zainal- Baqir- Ja’far } mereka adalah
keluarga jadi tidak mungkin menipu !!!!!!!!
hadis hadis syi’ah
biasanya dengan redaksi misalnya : Dalam Al KAfi ada hadis : Zurarah
mendengar Abu Abdillah ( Ja’far Ash Shadiq ) bersabda : Amirul Mu’minin (
Imam Ali ) bersabda “hiburlah hatimu agar ia tidak menjadi keras”.
Hadis seperti tadi banyak dalam kitab syi’ah… Yang diteliti adalah
sanad dan matannya dari Zurarah sampai dengan Kulayni, sementara dari
Imam Ja’far sampai dengan Imam Ali tidak diperiksa lagi karena dari
Ja’far sampai dengan Imam Ali sanad nya pasti bersambung oleh tali
kekeluargaan dan tidak mungkin Imam Ja’far mendustai ayahnya, kakek,
buyut hingga Imam Ali.
Sanad hadis kulaini benar benar otentik karena benar benar bersambung pada Imam Imam hingga Nabi SAW..
Yang meriwayatkan hadis bisa keturunan Nabi SAW yaitu ahlul bait, bisa
pengikut atau pendukung ahlul bait dan bisa murid murid ahlul bait….
Bisakah rawi rawi sunni diterima riwayatnya ??? ya bisa asal riwayatnya
benar dan orangnya jujur ( hanya saja riwayatnya paling tinggi
statusnya HASAN )
Adapun hadis hadis dha’if dalam kitab syi’ah
bukanlah hadis Nabi SAW tapi ucapan ucapan yang dinisbatkan pada Imam
imam… Dalam kitab syi’ah tidak ada hadis Nabi SAW yang dha’if apalagi
pemalsuan atas nama Nabi SAW.
TAPi hadis sunni disampaikan dengan
jalur antara mata rantai satu dengan berikutnya dan seterusnya jarang
yang ada ikatan keluarga (itrah) tapi diduga hanya saling bertemu…KALAU
MODEL HADiS ASWAJA iNi DALAM METODE Syi’AH DiANGGAP DHAiF ATAU
MUWATSTSAQ SAJA KARENA MATA RANTAi SANADNYA HANYA DUGA DUGA !!!!!!!!!!
Hadis Nabi SAW, Imam Ali disampaikan oleh Imam Ja’far secara bersambung seperti ..dari Abu Abdillah (ja’far) dari Ayahnya ( Al Baqir ) dari kakeknya ( zainal ) dari Husain atau dari Hasan dari Amirul Mu’minin
( Imam Ali ) yang mendengar Nabi SAW bersabda …] ada lebih dari 5.000 hadis
Setahu saya, ulama syiah tidak menjadikan kitab pegangan mereka seperti
Al Kafi sebagai kitab yang semuanya shahih oleh karena itu mereka tidak
menyebut kitab mereka kitab shahih seperti Sunni menyebut kitab shahih
Bukhari dan Muslim. Coba saja hitung hadis yg diriwayatkan oleh Ali
misalnya dg hadis yg diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam Sahih Bukhori,
pasti lebih banyak Abu Hurairah. Tidak kurang dari 446 hadis yg berasal
dari Abu Hurairah yg terdapat dlm Sahih Bukhori. Sementara hadis Ali
cuma 50 yg dianggap sahih atau 1.12 % dari jumlah hadis Abu Hurairah.
Padahal Aisyah menuduh Abu Hurairah sbg pembohong dan Umar mengancamnya
dg mencambuk kalau masih meriwayatkan hadis2..Apanya yg dirujuk ? Wong
Sunni lebih banyak ngambil hadis dari Abu Hurairah dan org2 Khawarij
atau dari Muqatil bin Sulaiman al-Bakhi? Kalo ngomong jangan asbun.
Al Kulayni tidak pernah menyatakan semua hadits dalam al kahfi shahih, bisa berarti:
bisa maksudnya adalah: ada yang shahih dan tidak shahih.
Di Al Kafi, Al Kulaini menuliskan riwayat apa saja yang dia dapatkan
dari orang yang mengaku mengikuti para Imam Ahlul Bait as. Jadi Al
Kulaini hanyalah sebagai pengumpul hadis-hadis dari Ahlul Bait as. Tidak
ada sedikitpun pernyataan Al Kulaini bahwa semua hadis yang dia
kumpulkan adalah otentik.
beliau hanya melakukan koleksi, maka
beliau tentunya tidak melakukan penelitian baik sanad ataupun matan dr
hadits tsb, krn jika melakukannya maka beliau tentunya akan
mengkategorikannya sesuai penelitian beliau (minimal melakukan
catatan2).
Jadi 50 % hadis lemah itu bukanlah masalah bagi Syiah,
karena mereka memiliki para ulama yang menyaring hadis-hadis tersebut.
Kayaknya cuma Mas deh yang menganggap itu masalah.
Saya lebih
suka menganalogikan Al Kafi itu dengan kitab Musnad Ahmad atau bisa juga
dengan Ashabus Sunan yaitu Sunan Tirmidzi, Nasai Abu dawud dan Ibnu
Majah. Tidak ada mereka secara eksplisit menyatakan semua isinya shahih,
tetapi kitab mereka menjadi rujukan… metode yang dilakukan
Saya
rasa itulah tugas para ulama setelahnya, mereka memberi penjelasan atas
kitab Al Kafi, baik menjelaskan sanad hadis Al Kafi … …. Artinya bagi
saya adalah bahwa secara implisit mereka sudah mengklaim bhw hadits2
mereka tulis bukan sekedar koleksi tapi melewati filtrasi dg menggunakan
metode yang mereka yakini.
setiap pilihan ada resikonya, cara
Bukhari bisa dipandang bermasalah ketika diketahui banyak hadis yang
menurut orang tertentu tidak layak disandarkan kepada Nabi tetapi
dishahihkan Bukhari, kesannya memaksa orang awam untuk percaya “la kan
shahih”. Belum lagi beberapa orang yang mengakui perawi-perawi Bukhari
yang bermasalah, jadi masalah selalu ada.
tidak ada yg mengatakan
alkulayni superman atau ma’shumin, ia hanya orang yang mencatat hadist2
tanpa mengklaim sepihak keshahihan hadist2nya…. ingat, alkafi bukan
satu2nya kitab yg dimiliki Syiah mas, itulah bedanya kita…perkembangan
zaman selalu menuntut adanya perkembangan pemikiran shg Syiah selalu
memiliki marja’ disetiap zaman utk memutuskan suatu hal yg boleh jadi
berbeda di setiap zaman, dan kitab rujukan utama Syiah adalah Alquran,
belajar lgsg dari orgnya dong mas…
Kulaini tidak mensyaratkan
membuat kitab yang 100% shahih ia hanya mengumpulkan hadis. Di sisi
Syiah tidak ada kitab hadis 100% shahih. Jadi masalah akurat dan tidak
akurat harus melihat dulu apa maksudnya Al Kulaini menulis kitab hadis.
Ulama-ulama syiah telah banyak membuat kitab penjelasan Al Kafi dan
sanad-sanadnya seperti Al Majlisi dalam Miratul Uqul Syarh Al Kafi,
dalam kitab ini Majlisi menyebutkan mana yang shahih dan mana yang
tidak.
Secara metodologis ini tdk menjadi masalah, para imam
mazhab dan Bukhari serta perawi lain juga hadir jauh setelah kehadiran
Rasulullah saw sebagai pembawa risalah. Toh masih dianggap sebagai
perwakilan penyambung syareat Nabi saw.
Memang bukan kitab shahih
tetapi bukan berarti seluruhnya dhaif. Jumlah hadis yang menurut Syaikh
Ali Al Milani shahih dalam Al Kafi jumlahnya hampir sama dengan jumlah
seluruh hadis dalam shahih Bukhari. Dengan cara berpikir anda hal yang
sama bisa juga dikatakan pada kitab hadis sunni semisal Musnad Ahmad,
Sunan Daruquthni, Musnad Al Bazzar, Mu’jam Thabrani Shaghir dan Kabir,
Al Awsath Thabrani dan lain-lain yang banyak berisi hadis dhaif. Anehnya
kutub as sittah sendiri terdapat hadis-hadis dhaif dan palsu seperti
yang ada pada Ashabus Sunan, kalau gak salah Syaikh Albani membuat kitab
sendiri tentang itu (Dhaif Sunan Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i, Abu
Dawud) dan celakanya menurut syaikh Al Albani dan Daruquthni dalam
Shahih Bukhari dan Muslim juga terdapat hadis dhaif.
Atau contoh
lain adalah kitab Shahih Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Khuzaimah dan
Mustadrak Shahihain, itu nama kitab yang pakai kata “shahih” dan anehnya
banyak hadis-hadis dhaif bahkan palsu. Dengan semua data itu apakah
anda juga akan berkata sedangkan kitab-kitab pegangan sunni banyak
dinyatakan ulama sunni sendiri gak sahih (banyak diragukan bersumber
dari Rasulullah SAW). Silakan direnungkan
Jawabannya sederhana kok,
berpegang teguh kepada ahlul bait dalam arti merujuk kepada mereka dalam
agama diantaranya akidah dan ibadah.
Memang banyak hadits dha’if
yang terdapat dalam berbagai kitab, entah dlm kitab sunni maupun syi’ah.
Yang penting esensi ajarannya, seperti para Imam Ahlul Bayt yg
konsisten mengawasi dan meluruskan terhadap penyimpangan para penguasa
yg zalim.
Makanya jangan sok tau. Dalam Syi’ah, fungsi Imam yg 12
adalah BUKAN sbg pembuat hal2 baru dlm agama (bida’ah). Mereka hanyalah
pelaksana sekaligus penjaga/pengawal syariat Islam yg dibawa nabi
Muhammad saw. Kalau ente menemukan Imam Ja’far bersabda….begini dan
begitu.. artinya dia hanya mengutip apa yg disabdakan oleh nabi saw
melalui jalur moyangnya spt Ali bin Abi Talib, Hasan, Husein, Ali bin
Husein dan Muhammad bin Ali. Dus ucapan para Imam = ucapan Nabi saw.
He he he…dasar sok tau. Kalau para ulama Syi’ah selalu mengatakan bahwa
hadis2 yg terdapat dlm Al-Kafi umpamanya masih banyak yg dhaif, itu
bukan berarti kebanggaan. Pernyataan mereka itu lebih kpd sikap jujur
dan terbuka dan apa adanya. ………Sudah ane jelaskan bahwa Syi’ah tdk
membeda-bedakan sumber hadis apakah itu dari Ali, Fatimah, Hasan, Husein
atau para Imam yg lainnya. Apa yg diucapkan oleh Imam Ja’far umpamanya,
itu juga yg diucapkan oleh Imam Ali bin Muhammad kmdn juga oleh Ali bin
Husein, Husein bin Ali, Ali bin Abi Talib, Fatimah dan Nabi saw.
Substansinya bukan pada jumlah yg diriwayatkan Fatimah atau Imam Hasan
lebih sedikit dibanding Imam Ja’far atau imam yg lainnya tetapi pada
kesinambungan periwayatan dari Rasulullah saw smp kpd Imam yg terakhir.
hadis2 Rasulullah saw selalu terjaga dibawah pengawasan langsung para
Imam zaman dan para pengikut Ali masih bisa berkomunikasi dg para Imam
Zaman.
________________________
SYi’AH iMAMiYAH MENDHA’iFKAN RiBUAN HADiS
KARENA SYi’AH SANGAT KETAT DALAM iLMU HADiS.
Dalam Rasa’il fi Dirayat Al Hadits jilid 1 hal 395 disebutkan mengenai
syarat hadis dinyatakan shahih di sisi Syiah yaitu apa saja yang
diriwayatkan secara bersambung oleh para perawi yang adil dan dhabit
dari kalangan Imamiyah dari awal sanad sampai para Imam maksum dan
riwayat tersebut tidak memiliki syadz dan illat atau cacat………..
Dalam kitab Masadir Al Hadits Inda As Syi’ah Al Imamiyah yang ditulis
oleh Allamah Muhaqqiq Sayid Muhammad Husain Jalali.. Beliau
mengklasifikasikan hadis dalam kitab Al Kafi Kulaini dengan perincian
sebagai berikut :
Jumlah hadis secara keseluruhan : 1621 ( termasuk riwayat dan cerita )
Hadis lemah / dha’if : 9485
Hadis yang benar / hasan : 114
Hadis yang dapat dipercaya / mawtsuq : 118
Hadis yang kuat / Qawi : 302
Hadis shahih : 5702
Dari hadis-hadis dalam Al Kafi, Sayyid Ali Al Milani menyatakan bahwa
5.072 hadis shahih, 144 hasan, 1128 hadis Muwatstsaq(hadis yang
diriwayatkan perawi bukan syiah tetapi dipercayai oleh syiah), 302 hadis
Qawiy(kuat) dan 9.480 hadis dhaif. (lihat Al Riwayat Li Al Hadits Al
Tahrif oleh Sayyid Ali Al Milani dalam Majalah Turuthuna Bil 2 Ramadhan
1407 H hal 257). Jadi dari keterangan ini saja dapat dinyatakan
kira-kira lebih dari 50% hadis dalam Al Kafi itu dhaif. Walaupun begitu
jumlah hadis yang dapat dijadikan hujjah(yaitu selain hadis yang dhaif)
jumlahnya cukup banyak, kira-kira hampir sama dengan jumlah hadis dalam
Shahih Bukhari.
Kitab ini disusun dalam jangka waktu yang cukup
panjang, selama 20 tahun yang tidak ada bandingannya. Al-Kulaini
meriwayatkan hadis yang sangat banyak jumlahnya dari berbagai ulama ahl
al-bait. Hadis-hadis yang termuat dalam al-Kafi berjumlah 16.199 buah
hadis, yang mencapai tingkat sahih, berjumlah 5.702 buah hadis, tingkat
hasan 144 buah hadis, tingkat muwassaq 1.128 buah hadis, tingkat qawiy
302 buah hadis, dan tingkat dha’if 9.485 buah hadis.[sumber :Ayatullah
Ja’far Subhani, “Menimbang Hadis-hadis Mazhab Syi’ah; Studi atas Kitab
al-Kafi” dalam al-Huda: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Islam, diterbitkan oleh
Islamic Center, Jakarta, vol II, no. 5. 2001, hlm. 36].
Menurut pengakuan Fakhruddin At Tharihi ada 9845 hadits yang dhaif dalam kitab Al Kafi, dari jumlah 16119 hadits Al Kafi.
Kenapa banyak sekali hadis dha’if ??? Apa kulaini lemah dalam keilmuan ????
Jawab:
Syi’ah imamiyah itsna asyariah sangat ketat dalam ilmu hadis, sehingga
ribuan hadis berani kami dha’if kan .. Tindakan pendha’ifan ribuan hadis
ini menunjukkan bahwa kami SANGAT SANGAT SERiUS DALAM menilai
keshahihan sesuatu yang dinisbatkan pada agama….Tidak ada kompromi dalam
hal seleksi hadis… Pertanyaannya adalah Sunnah mana yang asli dan mana
yang bukan…..
Apa yang dimaksud dengan hadis lemah/dha’if ????
Jawab :
Jika salah satu seorang dari rantai penulis hadis itu tidak ada, maka
hadis itu lemah dalam isnad tanpa melihat isinya… Ada hadis dalam Al
Kafi yang salah satu atau beberapa unsur dari rangkaian periwayatnya
tidak ada, oleh sebab itu hadis hadis demikian isnad nya dianggap lemah.
Jika seseorang membawa sebuah hadis yang lemah dari USHUL AL KAFi dan
kemudian mengarti kan hadis tersebut secara salah sebagai alat
propaganda kesesatan syi’ah, maka hal itu tidak menggambarkan keyakinan
syi’ah !!!!!
Apakah dengan modal empat kitab hadis syi’ah maka kita sudah dianggap berpedoman pada TSAQALAiN ???
jawab :
Yang dimaksud dengan berpedoman pada tsaqalain adalah mengikuti
petunjuk Al Quran dan orang orang terpilih dari ahlul bait…SEMENTARA
EMPAT KiTAB HADiS TERSEBUT ADALAH CATATAN CATATAN REKAMAN UCAPAN,
PERBUATAN, DAN AKHLAK AHLUL BAiT.. YANG NAMANYA CATATAN MEREKA TENTU ADA
YANG AKURAT DAN ADA YANG TiDAK AKURAT… YANG AKURAT DiNiLAi SHAHiH DAN
YANG TiDAK AKURAT DiNiLAi DHA’iF
Adakah hadis aneh aneh dalam kitab syi’ah ????
Jawab :Jika ada hadis yang bertentangan dengan Al Quran maka kami
menilainya tidak shahih maka masalahnya selesai !!!! Kalau ada hadis
hadis aneh dalam kitab kitab mu’tabar syi’ah maka setelah meneliti sanad
dan matannya maka ulama syi’ah langsung memvonisnya dha’if dan hadis
tersebut tidak dipakai !!!!
Al Kafi adalah kitab hadis Syiah yang
ditulis oleh Syaikh Abu Ja’far Al Kulaini pada abad ke 4 H. Kitab ini
ditulis selama 20 tahun yang memuat 16.199 hadis. Al Kulaini tidak
seperti Al Bukhari yang menseleksi hadis yang ia tulis. Di Al Kafi, Al
Kulaini menuliskan riwayat apa saja yang dia dapatkan dari orang yang
mengaku mengikuti para Imam Ahlul Bait as. Jadi Al Kulaini hanyalah
sebagai pengumpul hadis-hadis dari Ahlul Bait as.
Tidak ada
sedikitpun pernyataan Al Kulaini bahwa semua hadis yang dia kumpulkan
adalah otentik. Oleh karena Itulah ulama-ulama sesudah Beliau telah
menseleksi hadis ini dan menentukan kedududkan setiap hadisnya.
Semua keterangan diatas sudah cukup membuktikan perbedaan besar di
antara Shahih Bukhari dan Al Kafi. Suatu Hadis jika terdapat dalam
Shahih Bukhari maka itu sudah cukup untuk membuktikan keshahihannya.
Sedangkan suatu hadis jika terdapat dalam Al Kafi maka tidak bisa
langsung dikatakan shahih, hadis itu harus diteliti sanad dan matannya
berdasarkan kitab Rijal Syiah atau merujuk kepada Ulama Syiah tentang
kedudukan hadis tersebut.
Peringatan:
Oleh karena cukup
banyaknya hadis yang dhaif dalam Al Kafi maka seyogyanya orang harus
berhati-hati dalam membaca buku-buku yang menyudutkan syiah dengan
menggunakan riwayat-riwayat Hadis Syiah seperti dalam Al Kafi. Dalam hal
ini bersikap skeptis adalah perlu sampai diketahui dengan pasti
kedudukan hadisnya baik dengan menganalisis sendiri berdasarkan Kitab
Rijal Syiah atau merujuk langsung ke Ulama Syiah.
Dan Anda bisa
lihat di antara buku-buku yang menyudutkan syiah dengan memuat riwayat
syiah sendiri seperti dari Al Kafi tidak ada satupun penulisnya yang
bersusah payah untuk menganalisis sanad riwayat tersebut atau
menunjukkan bukti bahwa riwayat itu dishahihkan oleh ulama syiah.
Satu-satunya yang mereka jadikan dalil adalah Fallacy bahwa Al Kafi itu
di sisi Syiah sama seperti Shahih Bukhari di Sisi Sunni. Padahal
sebenarnya tidak demikian, sungguh dengan fallacy seperti itu mereka
telah menyatakan bahwa Syiah itu kafir dan sesat. Sungguh Sayang sekali.
Peringatan ini jelas ditujukan kepada mereka yang akan membaca
buku-buku tersebut agar tidak langsung percaya begitu saja. Pikirkan dan
analisis riwayat tersebut dengan Kitab Rijal Syiah(Rijal An Najasy atau
Rijal Al Thusi). Atau jika terlalu sulit dengarkan pendapat Ulama Syiah
perihal riwayat tersebut. Karena pada dasarnya mereka Ulama Syiah lebih
mengetahui hadis Syiah ketimbang para penulis buku-buku tersebut.
Dr. Muhammad At-Tîjâni as-Samâwie –seorang Sunni yang kemudian membelot
ke Syi’ah, ketika melakukan kajian komparatif antara Sunnah dan Syi’ah,
memberikan judul bukunya tersebut: Asy-Syî’ah Hum Ahlu Sunnah.
dalam beberapa hal, metodologi hadis Syi’ah amat berlainan dengan
metodologi Ahlu Sunnah. Kajian tentang metodologi hadis dalam Syi’ah
Imamiah telah menjadi objek sebuah risalah doktoral di fakultas
Ushuluddin Universitas al Azhar. Pada penghujung tahun 1996, risalah
tersebut telah diuji dan dinyatkan lulus.
Dalam kalangan Syi’ah,
kitab-kitab hadis yang dijadikan pedoman utama -dan berfungsi seperti
kutub sittah dalam kalangan sunni- ada sebanyak 4 buah kitab.
Kitab al Kâfi. Disusun oleh Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub al Kulayni
(w.328 H.). Kitab tersebut disusun dalam 20 tahun, menampung sebanyak
16.090 hadis. Di dalamnya sang penyusun menyebutkan sanadnya hingga al
ma’shum. Dalam kitab hadis tersebut terdapat hadis shahih, hasan,
muwats-tsaq dan dla’if.
Kitab Ma La Yahdluruhu al Faqih. Disusun
oleh ash-Shadduq Abi Ja’far Muhammad bin ‘Ali bin Babawaih al Qummi
(w.381 H.). Kitab ini merangkum 9.044 hadis dalam masalah hukum.
Kitab at-Tahzib. Kitab ini disusun oleh Syaikh Muhammad bin al Hasan
ath-Thusi (w.460 H.). Penyusun, dalam penulisan kitab ini mengikuti
metode al Kulayni. Penyusun juga menyebutkan dalam setiap sanad sebuah
hakikat atau suatu hukum. Kitab ini merangkum sebanyak 13.095 hadis.
Kitab al Istibshar. Kitab ini juga disusun oleh Muhammad bin Hasan al
Thusi. Penysusun kitab at-Tahzib. Kitab ini merangkum sebanyak 5.511
hadis.
Di bawah derajat ke empat kitab ini, terdapat beberapa kitab Jami’ yang besar. Antara lain:
Kitab Bihârul Anwâr. Disusun oleh Baqir al Majlisi. Terdiri dalam 26 jilid.
Kitab al Wafie fi ‘Ilmi al Hadis. Disusun oleh Muhsin al Kasyani.
Terdiri dalam 14 juz. Ia merupakan kumpulan dari empat kitab hadis.
Kitab Tafshil Wasail Syi’ah Ila Tahsil Ahadis Syari’ah. Disusun oleh al
Hus asy-Syâmi’ al ‘Amili. Disusun berdasarkan urutan tertib kitab-kitab
fiqh dan kitab Jami’ Kabir yang dinamakan Asy-Syifa’ fi Ahadis al
Mushthafa. Susunan Muhammad Ridla at-Tabrizi.
Kitab Jami’ al
Ahkam. Disusun oleh Muhammad ar-Ridla ats-Tsairi al Kâdzimi (w.1242 H).
Terdiri dalam 25 jilid. Dan terdapat pula kitab-kitab lainnya yang
mempunyai derajat di bawah kitab-kitab yang disebutkan di atas.
Kitab-kitab tersebut antara lain: Kitab at-Tauhid, kitab ‘Uyun Akhbâr
Ridla dan kitab al ‘Amali.
Kaum Syi’ah, juga mengarang
kitab-kitab tentang rijal periwayat hadis. Di antara kitab-kitab
tersebut, yang telah dicetak antara lain: Kitab ar-Rijal, karya Ahmad
bin ‘Ali an-Najasyi (w.450 H.), Kitab Rijal karya Syaikh al Thusi, kita
Ma’alim ‘Ulama karya Muhammad bin ‘Ali bin Syahr Asyub (w.588 H.), kitab
Minhâj al Maqâl karya Mirza Muhammad al Astrabady (w.1.020 H.), kitab
Itqan al Maqal karya Syaikh Muhammad Thaha Najaf (w.1.323 H.), kitab
Rijal al Kabir karya Syaikh Abdullah al Mumaqmiqani, seorang ulama abad
ini, dan kitab lainnya.
Satu yang perlu dicatat: Mayoritas hadis
Syi’ah merupakan kumpulan periwayatan dari Abi Abdillah Ja’far
ash-Shadiq. Diriwayatkan bahwa sebanyak 4.000 orang, baik orang biasa
ataupun kalangan khawas, telah meriwayatkan hadis dari beliau. Oleh
karena itu, Imamiah dinamakan pula sebagai Ja’ fariyyah. Mereka berkata
bahwa apa yang diriwayatkan dari masa ‘Ali k.w. hingga masa Abi Muhammad
al Hasan al ‘Askari mencapai 6.000 kitab, 600 dari kitab-kitab tersebut
adalah dalam hadis.
________________________
Di dalam Syi’ah, ada 4 kitab hadits, yang terdiri dari:
Al-Kafi.
Hadits-hadits dalam kitab dikumpulkan oleh Syaikh Abu Ja’far Muhammad
bin Ya’qub al-Kulaini ar-Razi. Ia adalah cendekiawan Islam yang sangat
menguasai ilmu hadits. Wafat tahun 329 Hijriah Terdapat sekitar 16000
hadits yang berada dalam kitab al-Kafi, dan merupakan jumlah terbanyak
yang berhasil dikumpulkan.
Kitab Syi’ah yang terbaik
Man la yahdarul fiqh.
Ditulis oleh Syaikh Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Husein Lahir tahun
305 Hijriah dan wafat tahun 381 Hijriah..Terdapat sekitar 6000 hadits
tentang Syariah…
Tazhibul Ahkam.
Ditulis oleh Syaikh Abu
Ja’far Muhammad bin Hasan al-Tusi Lahir di Khurasan tahun 385 Hijriah,
dan wafat pada tahun 460 Hijriah Terdapat sekitar 13590 Hadits dalam
kitab ini.
Al-Istibshar fima Ikhtilaf minal Akhbar Ditulis oleh
Syakih Abu Ja’far Muhammad bin Hasan al-Tusi..Lahir di Khurasan tahun
385 Hijriah, dan wafat pada tahun 460 Hijriah..Terkumpul sekitar 5511
hadits dalam kitab ini.